Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

“HIPERTENSI”
STASE KMB RUANG PDP
RSUD ULIN BANJARMASIN

OLEH:
NADIYAH
NPM. 1914901110049

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2019
Laporan Pendahuluan MDS (Sindrom mielodiplastik)
Definisi
Etiologi Sindrom myelodiplastik (myelodyplastic syndrome) adalah kelainan darah langka dan berpotensi
MDS timbul dalam dua keadaan yang berbeda: fatal yang terjadi karena produksi abnormal sel-sel darah di sumsum tulang. Sel darah yang
1. MDS idiopatik atau primer terutama terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 dihasilkan menjadi mati dan abnormal begitu mereka memasuki aliran darah, sehingga tidak dapat
tahun dan sindrom ini sering berkembang secara perlahan. menjalankan fungsi normal dan penting seperti mengangkut oksigen melalui tubuh (eritrosit) dan
2. MDS yang berkaitan dengan terapi merupakan komplikasi terapi dengan obat yang melawan infeksi (leukosit). Pada tahap awal pemyakit, hanya ada sedikit gejala. Seiring waktu,
bersifat mielosupresif atau radioterapi dan biasanya sindrom ini baru muncul dalam perdarahan yang tidak biasa, bintik-bintik kulit merah dan anemia dapat terjadi. Individu dengan
waktu 2 hingga 8 tahun sesudah terapi. sindrom myelodiplastik cenderung memiliki infeksi berulang (kamuskesehatan.com).

Klasifikasi

ManifestasiKlinis PemeriksaanPenunjang Penggolongan MDS menurut kriteria FAB PenatalaksanaanMedis


Keluhan dan gejala secara umum: Pemeriksaan Laboratorium adalah: Pasien dengan klasifikasi RA dan RAEB pada umumnya
- Cepat lelah, lesu yang disebabkan anemia. 1. Penurunan kadar Hb, jumlah 1. Refractory Anemia (RA)
bersifat indolent sehingga tidak perlu pengobatan spesifik,
leukosit, dan jumlah trombosit. 2. Refractory Anemia with Ringed
- Perdarahan dan mudah memar karena cuma suportif saja.
Sideroblast (RARS)
trombositopenia 2. Hasil pemeriksaan yang paling 1. Cangkok Sumsum Tulang (Bone Marrow
3. Refractory Anemia with Excessive
- Infeksi atau demam yang dikaitkan dengan khas adalah kelainan Transplatation)
Blast (RAEB)
leukopenia/neutropeni. diferensiasi (displasia) yang 2. Kemoterapi
4. RAEB in Transformation to
mengenai ketiga garis-turunan 3. GM-CSF atau G-CSF
- Pada sebagian kecil dan sangat jarang dari Leukemia (RAEBt)
sel darah (eritroid, mieloid dan 5. Chronic Myelo-Monocytic
pasien terjadi splenomegali atau hepatomegali.
megakariosit). Leukemia (CMML).
Patways

Usia > 50 tahun


Konsumsi obat-obatan radioterapi

SINDROM MIELODISPLASIA

Kerusakan sumsum-sumsum
Tulang belakang

Sel darah mati atau


Berfungsi abnormal

Hemoglobin menurun
Terjadi trombostitopenia Leukosit menurun

Resiko perdarahan Tubuh mudah terserang penyakit

Resiko tinggi infeksi

Suplai oksigen berkurang

Penurunan nafsu makan

Perfusi jaringan tidak efektif Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
DIAGNOSA & INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan dan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Kriteria Hasil
1 Perfusi jaringan tidak NOC : NIC :
efektif b/d penurunan Circulation status Intrakranial Pressure (ICP)
konsentrasi Hb dan darah, Tissue Prefusion : Monitoring (Monitor tekanan
suplai oksigen berkurang cerebral intrakranial)
Kriteria Hasil : - Berikan informasi kepada keluarga
1. Mendemonstrasik - Set alarm
an status sirkulasi - Monitor tekanan perfusi serebral
yang ditandai - Catat respon pasien terhadap stimuli
dengan : Tekanan - Monitor tekanan intrakranial pasien dan
systole respon neurology terhadap aktivitas
dandiastole dalam - Monitor jumlah drainage cairan
rentang yang serebrospinal
diharapkan, Tidak - Monitor intake dan output cairan
ada ortostatik - Restrain pasien jika perlu
hipertensi. Tidak - Monitor suhu dan angka WBC
ada tanda tanda - Kolaborasi pemberian antibiotik
peningkatan - Posisikan pasien pada posisi semifowler
tekanan - Minimalkan stimuli dari lingkungan
intrakranial (tidak Peripheral Sensation Management
lebih dari 15 (Manajemen sensasi perifer)
mmHg) - Monitor adanya daerah tertentu yang
2. Mendemonstrasik hanya peka terhadap
an kemampuan panas/dingin/tajam/tumpul
kognitif yang - Monitor adanya paretese
ditandai dengan: - Instruksikan keluarga untuk
berkomunikasi mengobservasi kulit jika ada lsi atau
dengan jelas dan laserasi
sesuai dengan - Gunakan sarun tangan untuk proteksi
kemampuan - Batasi gerakan pada kepala, leher dan
menunjukkan punggung
perhatian, - Monitor kemampuan BAB
konsentrasi dan - Kolaborasi pemberian analgetik
orientasi - Monitor adanya tromboplebitis
memproses - Diskusikan menganai penyebab
informasi perubahan sensasi
membuat
keputusan dengan
benar
3. Menunjukkan
fungsi sensori
motori cranial
yang utuh : tingkat
kesadaran
mambaik, tidak
ada gerakan
gerakan involunter
2. Ketidakseimbangan nutrisi NOC : NIC :
kurang dari kebutuhan b/d Nutritional Status : - Nutrition Management
penurunan nafsu makan food and Fluid - Kaji adanya alergi makanan
Intake - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Kriteria Hasil: menentukan jumlah kalori dan
- Adanya nutrisi yang dibutuhkan pasien.
peningkatan - Anjurkan pasien untuk
berat badan meningkatkan intake Fe
sesuai dengan - Anjurkan pasien untuk
tujuan meningkatkan protein dan vitamin
- Berat badan C
ideal sesuai - Berikan substansi gula
dengan tinggi - Yakinkan diet yang dimakan
badan mengandung tinggi serat untuk
- Mampu mencegah konstipasi
mengidentifikasi - Berikan makanan yang terpilih (
kebutuhan nutrisi sudah dikonsultasikan dengan ahli
- Tidak ada tanda gizi)
tanda malnutrisi - Ajarkan pasien bagaimana
- Tidak terjadi membuat catatan makanan harian.
penurunan berat - Monitor jumlah nutrisi dan
badan yang kandungan kalori
berarti - Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
- Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitorin

- BB pasien dalam batas normal


- Monitor adanya penurunan berat
badan
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
- Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
- Monitor lingkungan selama
makan
- Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
- Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
- Monitor makanan kesukaan
- Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

3. Resiko infeksi NOC : NIC :


Definisi : Peningkatan Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
resiko masuknya Risk control · Bersihkan lingkungan setelah dipakai
organisme patogen Kriteria Hasil : pasien lain
Faktor-faktor resiko : Klien bebas dari · Pertahankan teknik isolasi
- Prosedur Infasif tanda dan gejala · Batasi pengunjung bila perlu
- Ketidakcukupan infeksi · Instruksikan pada pengunjung untuk
pengetahuan untuk Menunjukkan mencuci tangan saat berkunjung dan
menghindari paparan kemampuan untuk setelah berkunjung meninggalkan pasien
patogen mencegah timbulnya · Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
- Trauma infeksi tangan
- Kerusakan jaringan dan Jumlah leukosit · Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
peningkatan paparan dalam batas normal tindakan kperawtan
lingkungan Menunjukkan · Gunakan baju, sarung tangan sebagai
- Ruptur membran amnion perilaku hidup sehat alat pelindung
- Agen farmasi · Pertahankan lingkungan aseptik selama
(imunosupresan) pemasangan alat
- Malnutrisi ·Ganti letak IV perifer dan line central
- Peningkatan paparan dan dressing sesuai dengan petunjuk
lingkungan patogen umum
- Imonusupresi · Gunakan kateter intermiten untuk
- Ketidakadekuatan imum menurunkan infeksi kandung kencing
buatan · Tingktkan intake nutrisi
- Tidak adekuat pertahanan · Berikan terapi antibiotik bila perlu
sekunder (penurunan Hb, Infection Protection (proteksi terhadap
Leukopenia, penekanan infeksi)
respon inflamasi) ·Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
- Tidak adekuat pertahanan dan lokal
tubuh primer (kulit tidak ·Monitor hitung granulosit, WBC
utuh, trauma jaringan, ·Monitor kerentanan terhadap infeksi
penurunan kerja silia, ·Batasi pengunjung
cairan tubuh statis, ·Saring pengunjung terhadap penyakit
perubahan sekresi pH, menular
perubahan peristaltik) ·Partahankan teknik aspesis pada pasien
- Penyakit kronik yang beresiko
·Pertahankan teknik isolasi k/p
·Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
·Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
·Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·Dorong masukan cairan
·Dorong istirahat
·Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
·Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
·Ajarkan cara menghindari infeksi
·Laporkan kecurigaan infeksi
·Laporkan kultur positif
4. Resiko Injury b/d NOC : Risk Kontrol NIC : Environment Management
kecenderungan perdarahan Kriteria Hasil : (Manajemen lingkungan)
sekunder Klien terbebas dari Sediakan lingkungan yang aman untuk
cedera pasien
Klien mampu Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
menjelaskan sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi
cara/metode kognitif pasien dan riwayat penyakit
untukmencegah terdahulu pasien
injury/cedera Menghindarkan lingkungan yang
Klien mampu berbahaya (misalnya memindahkan
menjelaskan factor perabotan)
resiko dari Memasang side rail tempat tidur
lingkungan/perilaku Menyediakan tempat tidur yang nyaman
personal dan bersih
Mampumemodifikasi Menempatkan saklar lampu ditempat yang
gaya hidup mudah dijangkau pasien.
untukmencegah Membatasi pengunjung
injury Memberikan penerangan yang cukup
Menggunakan Menganjurkan keluarga untuk menemani
fasilitas kesehatan pasien.
yang ada Mengontrol lingkungan dari kebisingan
Mampu mengenali Memindahkan barang-barang yang dapat
perubahan status membahayakan
kesehatan Berikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan penyebab
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, A.H. (2015). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan


Diagnosa NANDA NIC-NOC dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta:
MediAction.
Richard N. Mitchel. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotran.
Jakarta : EGC.

NANDA. (2005). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2005-2006.


Philadelphia: NANDA International.

http://kamuskesehatan.com/arti/sindrom-myelodisplastik/ diperoleh tanggal 9


November 2019

Wicaksono, Emirza Nur. 6 April 2014. Myelodisplasia Sindrom (Myelodysplastic


Syndrome.
http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2014/04/06/myelodisplasia-
sindrom/ diperoleh tanggal 9 November 2019

Banjarmasin, 20 November 2019

Reseptor Klinik, Ners Muda,

(Helda Iriani, S.Kep., Ns) (Nadiyah, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai