Anda di halaman 1dari 7

Budidaya dan Pakan Ayam Buras

Oleh : Supriadi
Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

PENDAHULUAN

Ayam kampung atau ayam bukan ras (BURAS) sudah banyak dipelihara
masyarakat khususnya masyarakat di perdesaan dengan pola pemeliharaan di umbar
(ekstensif). Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem
semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem
tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau
dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong
tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil
yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya
memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Bibit

Bibit mempunyai kontribusi sebesar 70% dalam keberhasilan suatu usaha


peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan
membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan
menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas
kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas.
Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai
berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap
sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.

Disampaikan pada siaran langsung programa II RRI Prof. Kepulauan Riau Tgl 10 Maret 2014
2. Pakan

Pakan mempunyai kontribusi sebesar 70% dalam keberhasilan suatu usaha.


Pakan untuk ayam kampung sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita
beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa
diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa
dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang
terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah memperhatikan
kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi
metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
 umur 1 minggu: 7 gram/per hari
 umur 2 minggu : 19 gram/per hari
 umur 3 minggu : 34 gram/per hari
 umur 4 minggu : 47 gram/per hari
 umur 5 minggu : 58 gram/per hari
 umur 6 minggu : 66 gram/per hari
 umur 7 minggu : 72 gram/per hari
 umur 8 minggu : 74 gram/per hari

Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap
awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.

Cara Pemberian Pakan

a. Untuk anak ayam umur 1 – 6 hari (kutuk), pakan ditabur atau sediakan pada wadah
yang mudah terjangkau, jenis pakan yang dipakai adalah ransum ayam ras starter
(pakan komersial).

b. Ayam umur 7 hari s/d 1 bulan dapat diberikan pakan campuran yaitu pakan ayam
ras starter dicampur dengan katul dan dedak halus, dengan perbandingan 1: 1 atau
jagung giling dan katul dengan perbandingan 2 : 1 dan dapat di tambah protein
hewani.

Disampaikan pada siaran langsung programa II RRI Prof. Kepulauan Riau Tgl 10 Maret 2014
c. Ayam umur 2-4 bulan dan seterusnya, diberikan pakan campuran, dedak halus,
jagung giling, dan pakan komersil dengan perbandingan 3:1:1 dan dapat di
tambahan gabah, gaplek dan tepung ikan.

1. Susunan Ransum Ayam Buras Periode Produksi

Ransum campuran yang terdiri dari 3 bagian ransum komersial, 6 bagian


dedak halus dan 4 bagian jagung giling ditambah grit dan vitamin B-12 (sistem
intensif). Ransum campuran yang terdiri dari 1 bagian ransum komersial, 4 bagian
dedak halus dan 3 bagian jagung giling ditambah grit dan hijauan.
Ransum dengan campuran 3 bagian ransum komersial, 4 bagian dedak halus dan 3
bagian jagung giling terutama sistem pemeliharaan dalam kandang sistem baterai.

Susunan ransum ayam buras betina dewasa

Ransum ayam buras betina dewasa untuk 100 kg adalah sebagai berikut :
jagung giling 28,2 kg, dedak halus 58,5 kg, tepung ikan 6,3 kg, tepung kapur 6,5 kg,
garam 0,2 kg dan premix A 0,3 kg. Kandungan zat nutrisi tersebut diatas adalah
protein kasar 15%; dan energi metabolis 2.312kkal/kg.

2. Susunan Ransum Ayam Dara Umur 12-20 Minggu

Terdapat 4 jenis ransum ayam buras. Salah satunya diantaranya adalah sebagai
berikut: jagung giling 41 kg, dedak halus 53 kg, tepung ikan 2 kg, bungkil kedelai 0,9
kg, tepung tulang 0,8 kg, tepung kapur 1,75 kg, premix A 0,25 kg, garam 0,2 kg dan
lisin 0,1 kg.

Kandungan zat nutrisi ransum ayam dara adalah sebagai berikut : protein kasar
10-14% , energi metabolis 2.700 kkal/kg ransum, lemak 5-7%, serat kasar 9-10%,
Kalsium (Ca) 1-1,2% dan fospor ( P) 0,28 -0,95%.

3. Ransum Anak Ayam Umur 1 Hari-12 Minggu

Jagung giling 36 kg; dedak halus 45 kg, bungkil kelapa 9 kg, bungkil kedelai 7
kg, tepung kapur 2,5 kg, premix A 0,2 kg, garam 0,2 kg dan lisin 0,03 kg. Kandungan
zat nutrisi ransum anak ayam muda adalah : protein kasar 14-15%, energi metabolis

Disampaikan pada siaran langsung programa II RRI Prof. Kepulauan Riau Tgl 10 Maret 2014
2.300-2.900 kkal/kg ransum, lemak 5-8 %, serat kasar 6,7%, kalsium (Ca) 1-2,5% dan
fospor (P) 0,9-1,5%.

BEBERAPA ZAT MAKANAN BERDASARKAN SUMBER PAKAN

1. Sumber Energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan
protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%.
Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energy dibedakan menjadi empat
kelompok, yaitu:
a. Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
b. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c. Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d.Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput
benggala dan rumput setaria).

2) Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai
kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanama)
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan
sebagai hasil sampingan (daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
b. Kelompok hijauan yang sengaja ditanam (Leguminosa), misalnya lamtoro, turi
kaliandra, gamal dan sentro
c. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan
sebagainya).

3) Sumber vitamin dan mineral


• Hampir semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun
hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat
bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan,
jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa

Disampaikan pada siaran langsung programa II RRI Prof. Kepulauan Riau Tgl 10 Maret 2014
perlakuan seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan
akan mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.
• Saat ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di
pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap
digunakan sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan
beberapa mineral.

3. SISTEM PERKANDANGAN AYAM BURAS

Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m,


tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik.
Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau
tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.

Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai


usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak
membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang
ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi
ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih
dari 70 m. Ukuran kandang 2 x 5 m dapat menampung 40 ekor anak ayam buras
berumur 2-3 bulan, atau 30 ekor ayam dewasa. Pagar keliling dapat disesuaikan
menurut luas . Luas kandang 2 x 5 m, ukuran pagar keliling cukup 6 x 10m. Yang
perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter
persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2
minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.

Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang
dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15
cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada
lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.

Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur
1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya

Disampaikan pada siaran langsung programa II RRI Prof. Kepulauan Riau Tgl 10 Maret 2014
digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal
yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada
fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam
broiler.

Peralatan Kandang

Tempat pakan dan air minum diusahakan terbuat dari bahan yang tidak
berkarat, seperti papan, belahan bambu, plastik atau belahan paralon. Tempat pakan
dibuat berbentuk V akan lebih efisien, karena makanan terkumpul di bagian bawah
sehingga ternak sulit untuk mencakarnya. Penempatan tempat air minum untuk sistem
intensif harus di dalam kandang dan berada kira-kira 10 cm di atas permukaan lantai,
sedangkan sistem semi intensif penempatan pakan atau air minum dapat diletakan di
dalam atau di halaman kandang asalkan tidak terkena air hujan atau sinar matahari
langsung.

4. Manajemen Pemeliharaan

Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam


keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan
yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila
manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada
ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :

 Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan


 Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol
pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
 Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan
dengan ketat

Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang
lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat
dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di
sini.

Disampaikan pada siaran langsung programa II RRI Prof. Kepulauan Riau Tgl 10 Maret 2014
5. Pengendalian Penyakit

Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Pencegahan


penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :

1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya


2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
3. Melakukan vaksinasi secara teratur
4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
5. Manajemen pemeliharaan yang baik
6. Kontrol terhadap binatang lain

Disampaikan pada siaran langsung programa II RRI Prof. Kepulauan Riau Tgl 10 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai