Anda di halaman 1dari 4

F1- UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENYULUHAN DIABETES MELITUS DI POSYANDU DESA AMBULU

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer

Program Internship Dokter Indonesia

Disusun Oleh:
Dr. Gilang Pradana

Pendamping :
dr. Humiraz Ely Darma S

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


UPT PUSKESMAS LOSARI
KAB. CIREBON
2019
PENYULUHAN DIABETES MELITUS DI POSYANDU DESA AMBULU

A. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Diabetes
adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari empat
penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin
dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade
terakhir. (WHO Global Report, 2016)

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kenaikan gula dalam darah.
Ditandai dengan gejala klasik berupa poliuria, poliphagia, polidipsia dan penurunan berat
badan disertai dengan kenaikan gula darah puasa >126mg/dl, gula darah sewaktu >200 mg/dl
dan gula darah 2 jam setelah makan >200 mg/dl. Diabetes melitus. Diabetes melitus
merupakan kasus nomor 10 yang tersering di tahun 2018 sebanyak 270 kasus yang tercatat.
Oleh karena itu sangat penting meningkatkan pengetahuan tentang apa itu Diabetes melitus,
pencegahan, pengobatan hingga perubahan pola hidup yang baik untuk penderita ataupun
orang yang beresiko terkena diabetes melitus. DM juga merupakan salah satu penyebab
utama penyakit ginjal dan kebutaan pada usia di bawah 65 tahun, dan juga amputasi
(Marshall dan Flyvbjerg, 2006 dalam Hill, 2011)

Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular pada tahun 2004
yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian penyakit menular, yaitu
sebesar 47,50%. Bahkan penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian nomor satu di
dunia (63,50%). (Faktor Risiko Diabetes Mellitus di Indonesia (Analisis Data Sakerti 2007),
Dita Garnita, FKM UI, 2012).Sebagai bagian dari agenda untuk Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan 2030, negara anggota telah menetapkan target untuk mengurangi angka
kematian akibat penyakit tidak menular (termasuk diabetes), menjadi sepertiganya, agar dapat
mencapai Universal Health Coverage (UHC) dan menyediakan akses terhadap obat-obatan
esensial yang terjangkau pada tahun 2030.Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa
hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980.
Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua
kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang
dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan
atau obesitas. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes meningkat lebih
cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara berpenghasilan
tinggi.

WHO memperkirakan bahwa, secara global, 422 juta orang dewasa berusia di atas 18
tahun hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Jumlah terbesar orang dengan diabetes
diperkirakan berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung sekitar setengah kasus
diabetes di dunia. Di seluruh dunia, jumlah penderita diabetes telah meningkat secara
substansial antara tahun 1980 dan 2014, meningkat dari 108 juta menjadi 422 juta atau sekitar
empat kali lipat.

Meskipun faktor risikonya sering dikaitkan dengan gaya hidup, namun jumlah kematian
akibat penyakit kardiovaskular dan diabetes cenderung lebih banyak terjadi di negara
berkembang dibandingkan dengan negara maju. Menurut data WHO tahun 2008, jumlah
kematian yang disebabkan diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular di negara maju
seperti Jepang, Inggris, Swedia, dan Amerika Serikat lebih sedikit dibandingkan dengan di
negara berkembang seperti di Laos, Kamboja, dan Myanmar.

Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari
batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan
risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta
kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh
diabetes yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi.
(WHO Global Report, 2016).

B. Rumusan Masalah
Diabetes dan komplikasinya membawa kerugian ekonomi yang besar bagi penderita
diabetes dan keluarga mereka, sistem kesehatan dan ekonomi nasional melalui biaya
medis langsung, kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Termasuk komponen biaya utama
adalah rumah sakit dan perawatan rawat jalan, faktor lain yang membutuhkan biaya besar
adalah kenaikan biaya untuk insulin analog 1 yang semakin banyak diresepkan
meskipun sedikit bukti bahwa insulin tipe tersebut memberikan efek yang signifikan
dibandingkan insulin manusia yang lebih murah.

Kejadian diabetes melitus di Desa Ambulu selalu masuk dalam sepuluh daftar penyakit
terbanyak di puskesmas Losari dan pada tahun 2018. Penyakit diabetes melitus masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dampak dan komplikasi yang ditimbulkan
sangat besar terhadap penderita, salah satunya yaitu penyakit gagal ginjal, jantung, stroke,
dan lain-lain. Pengetahuan mengenai penyakit DM di Desa Ambulu masih tergolong kurang,
terutama dari kesadaran masyarakat mengenai pencegahan penyakit DM. Masyarakat desa
Ambulu cenderung masih melakukan pola hidup yang kurang sehat sehingga dapat
meningkatkan resiko terjadinya DM. Golongan masyarakat resiko tinggi juga belum
sepenuhnya sadar akan pentingnya pola hidup sehat. Hal ini menjadi perhatian penting untuk
dilakukan upaya penyuluhan agar masyarakat dapat mengetahui tentang pencegahan penyakit
DM.

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Upaya untuk mengendalikan DM di area sekitar Puskesmas Losari Jawa Barat salah satunya
dengan melakukan upaya kesehatan, baik berupa promotif, preventif, dan kuratif. Upaya
promosi kesehatan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta menurunkan kejadian DM terutama kasus
hiperglikemi dan hipoglikemi, berserta komplikasi yang ditimbulkannya. Upaya promosi
kesehatan dalam pengendalian penyakit DM bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan tindakan masyarakat dalam upaya pengendalian DM. Penyuluhan mengenai
hipertensi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan sasaran yang tepat yaitu
masyarakat sekitar, terutama lansia.

Berdasarkan permasalahan di atas maka saya bermaksud untuk mengadakan penyuluhan


tentang “Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Mengenai Pencegahan Penyakit
Hipertensi”. Penyuluhan diberikan kepada masyarakat yang hadir diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan kesadarannya mengenai pencegahan penyakit hipertensi.

D. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan penyakit tidak menular mengenai DM ini dilaksanakan di
rumah warga Desa Ambulu Kecamatan Losari Cirebon Jawa Barat.

Hari / Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2019


Tempat : Posyandu di Rumah Warga Desa Ambulu
Waktu : 09.00 WIB – selesai
Sasaran Penyuluhan : Masyarakat sekitar

Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pembagian leaflet, serta tanya jawab dan diskusi
dengan peserta.

E. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan penyuluhan dilakukan kepada masyarakat sekitar di Posyandu Desa Ambulu.
Setelah melakukan penimbangan dan pencatatan, peserta dikumpulkan untuk kemudian
diberikan penyuluhan. Penyuluhan dibuka oleh narasumber dan menjelaskan maksud
diadakannya penyuluhan. Sebelum menyampaikan tentang materi Upaya Peningkatan
Pengetahuan Masyarakat Mengenai Pencegahan Penyakit DM, narasumber mengajukan
beberapa pertanyaan pada peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta mengenai
pencegahan DM. Materi penyuluhan yang diberikan mengenai DM terdiri atas definisi
penyakit hipertensi, gejala, penyebab atau faktor risiko, komplikasi, pengobatan. Pada
penyuluhan sangat ditekankan pada cara pencegahan DM serta penjelasan mengenai dampak
dan komplikasi apabila hDM tidak dicegah atau tidak segera ditangani. Setelah pemberian
materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan, peserta
diharapkan dapat mengerti mengenai cara pencegahan penyakit DM sehingga peserta tersadar
untuk menerapkan pola hidup sehat. Kemudian acara dilanjutkan dengan imunisasi dasar bagi
balita yang belum, serta dilakukan pelayanan balai pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai