Anda di halaman 1dari 6

A.

Kata Pengantar segala kerendahan hati kami menyampaikan


Puji syukur kepada tuhan yang maha esa banyak terima kasih.
karena atas pertolongan-nya sehingga kami PENDAHULUAN
dapat menyusun dokumen upaya pengelolaan 1.1. Identitas Pemrakarsa
dan pemantauan lingkungan “ Industri Usaha A. Identitas Pemrakarsa
Tahu “ di kelurahan jambula, Kecamatan Pulau 1. Nama Perusahan
Ternate, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara : UD. Kawisari
Studi UKL/UPL merupakan kewajiban 2. Alamat : Jln.
pemrakarsa sebelum melakukan kegiatan Pertamina Kelurahan Jambula,
dengan tujuan, agar dampak baik positif Kecamatan Pulau Ternate, Kota
maupun negatif dapat terungkap selanjutnya Ternate, Provinsi Maluku Utara
dilakukan pengelolaan dan pemantauan, 3. Telp/HP
sehingga kegiatan tersebut sesuai dengan : 081242709424
program pembangunan yang berkelanjutan. 4. Penganggung Jawab
Pasal 22 undang-undang Nomor 32 Tahun a. Nama
2009 tentang perlindungan dan pengelolaan : H. Slamet Mudjito
lingkungan hidup menetapkan bahwa setian b. Jabatan
usahan dan/atau kegiatan yang tidak : Pemilik
berdampak penting, maka sesuai pasal 34 UU B. Tim Penyusun
Nomor 32 Tahun 2009 diwajibkan untuk memiliki Susunan Tim Studi/Penyusun upaya
upaya pengelolaan lingkungan – upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
pemantauan lingkungan (UKL/UPL) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) “
Penyusunan dokumen UKL/UPL ini Industri Usaha Tahu”
mengacu pada sistemika penulisan atau
penyusunan dokumen UKL/UPL berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2012 tentang pedoman penyusunan
dokumen lingkungan hidup. Penyusunan
dokumen UKL/UPL juga dimaksudkan untuk
memenuhi ketaatan pengelolaan dan
pemantauan dampak lingkungan yang akan
timbul akibat kegiatan ini sebagaimana diatur
dalam peraturan perundangan lingkungan hidup.
Kepada pihak-pihak yang telah memberikan
kontribusi pemikiran, ide dan tenaganya
sehingga dokumen ini deapat tersusun, dengan
TINJAUAN PUSTAKA RT 001/RW.01. Kecamatan Pulau Ternate Kota
2.1. Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan Ternate, Provinsi Maluku Utara.
Nama Usaha dan atau kegiatan adalah kegiatan
“Industri Usaha Tahu” tahu merupakan salah
satu jenis makanan sumber protein dengan
bahan dasar kacang kedelai yang sangat
digemari oleh masyarakat Indonesia pada
umumnya dan Maluku utara
khususnya.sebagian besar produk tahudi
Indonesia dihasilkan oleh industry skala kecil.
Industry tersebut berkembang pesat sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk.
2.2. Lokasi Rencana Usaha dan/Atau
Kegiatan
Kota Ternate termasuk bagian wilayah
administratif Provinsi Maluku Utara. Kota
Ternate terletak antara 3 derajat Lintang Utara
dan 3 derajat Lintang Selatan serta 124 - 129
derajat Bujur Timur. Wilayak Kota Ternate di
sebelah Utara, selatan dan Barat berbatasan
dengan Laut Maluku, dan di sebelah Timur
berbatasan dengan Selat Halmahera. Sebagai
Kota Kepulauan, Kota Ternate terdiri atas 8
(delapan) pulau, yakni: Pulau Ternate sebagai
pulau yang utama, Pulau Hiri, Pulau Moti, Pulau
Mayau, dan Pulau Tifure merupakan lima pulau
yang berpenduduk, sedangkan terdapat tiga
pulau lain seperti Pulau Maka, Pulau Mano dan
Pulau Gurida merupakan pulau berukuran kecil
yang tidak berpenghuni. Luas wilayah Kota
Ternate 5.795, 4 km², terdiri dari luas perairan
5.544,55 km² dan luas daratan 250,85 km². Gambar 2.1

(Monografi Kota Ternate, 2019). Lokasi Letak Lahan Berdasarkan Citra Setelit

Kegiatan Industri Usaha Tahu terletak pada GoogleEARTH, 2019

koordinat : 00o 45’17.73” N -127o 19’ 26.15” E,


berada pada jalan pertamina kelurahan Jambula
2.3. Skala Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan dengan wilayah administrasi kelurahan Kastela,
2.3.1. Luas Area Perencanaan Foramadiahi, Rua, Afe, Taduma, Dorpedu,
Luas Lahan untuk industri usaha tahu di jalan Togafo, Loto, Takome, Sulamadaha, Tobololo,
pertamina kelurahan jambula RT.001/RW.01 Bulan dan Kulaba berada pada BWK – IV
Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, sebagai kawasan pendukung kegiatan pusat
Provinsi Maluku Utara seluas ±1306 M 2. kota memiliki pusat BWK di kelurahan Jambula.
Sebelumnya kegiatan industry Usaha Tahu telah
beroperasi yang diawali dengan kegiatan pra
konstruksi, konstruksi serta operasi yang telah
memiliki surat pernyataan pengelolaan
lingkungan hidup (SPPL) dengan nomor.
660.1/020-SPPL/BLH-TTE/II/2010.
2.3.2. Jarak Terdekat Kegiatan Dengan
Kegiatan Sekitar
Kegiatan ini akan menimbulkan dampak
terhadap lingkungan sekitar tapi bukanlah
merupakan dampak penting apabila dikelola
dengan baik. Batas tapak proyek kegiatan
industry usaha tahu dengan sekitarnya.
Bagian Utara :Berbatasan dengan Jalan Raya
Pertamina
Bagian selatan : Berbatasan dengan laut
Bagian Timur : Berbatasn dengan Lahan
Kosong
Bagian Barat : Berbatasan dengan
Brangka/kali. Gambar 2.2
2.4.Garis Besar Komponen rencana kegiatan Kegiatan Industri Usaha Tahu Dalam Peta
Secara administrasi, lokasi kegiatan Industri Rencana Struktur Ruang
Usaha Tahu berada di Jalan Pertamina
kelurahan Jambula RT.001/RW.01. Berdasarkan 2.5. Tahapan Rencana Usaha dan Atau
Buku Induk Rencana Tata Ruang Wilayah Kegiatan
(RTRW) Kota Ternate 2012-2032 yang disusun 2.5.1.Konsep Perencanaan Bangunan
oleh Badan Perencanaan Pembangunan 2.5.1.1 Pertimbangan Perencanaan
Daerah Kota Ternate tahun 2012, pada BAB III Pada dasarnya peraturan yang berlaku dalam
Rencana Struktur Tata Ruang Kota Ternate, sub mendirikan bangunan telah disusun sedemikian
bab 3.1.2, Rencana Sistem dan Fungsi rupa agar bangunan yang akan didirikan
Perwilayahaan, Kelurahan Jambula bersama mimilikikelayakan yang baik sehingga tercipta
tatanan lingkungan yang nyaman dan juga Tahu adalah makanan yang dibuat dari kacang
teratur. Bangaunan yang di selenggarakan kedelai yang difermentasikan dan diambil
berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, sarinya, sering kita dengar istila fermentasi.
keseimbangan dan harmonisasi dengan Fermentasi adalah terjadi karena adanya
lingkungannya. aktifitas mikroba penyebab fermentasi pada
substrat organic yang sesuai.
2.5.1.2 Deskripsi Rencana Kegiatan Adapun cara pembuatan tahu secara teoritis
Kegiatan Industri Usaha Tahu oleh UD adalah sebagai berikut :
Kawisari sudah beroperasi sekitar 20 tahun a. Memilih kedelai
silam di Jalan Pertamina Kelurahan Jambula b. Meredam kedelai
RT.001/RW.01 Kecamatan Pulau Ternate, Kota c. Menggiling kedelai
Ternate, Provinsi Maluku Utara, seluas ±1306 d. Penggodogan bubu kedelai
M2. e. Menyaring bubur
f. Menimbulkan tahu
Tabel 2.2 g. Mencetak tahu
Deskripsi Industri Usaha Tahu (UD. Kawisari)
Proses produksi tahu secara rinci dapat di lihat
Nama Industri Industri Usaha Tahu
pada diagram alir proses produksi tahu.
(UD. Kawisari)
Alamat Jalan Pertamina
Kelurahan Jambula
RT.001/RW.01
Kecamatan Pulau
Ternate, Kota
Ternate, Provinsi
Maluku Utara,
Jumlah Tenaga 10 Orang
Bahan Baku Kedelai
 Asal Surabaya
 Jumlah 600 kg per hari
Waktu Produksi Berlangsung selama
8 jam per hari
Sumber energi
 Kayu baka Digunakan untuk
merebus kedelai
 Listrik 2000Kwh/KVa
Gambar 2.3
 Air PDAm dan Air Sumur
Diagram Alir Proses Produksi Tahu
Sumber: UD.Kawisari
Sumber: KLH, 2006
2.5.2. Konsep Perencanaan Prasarana b. Pencemaran Limbah Industri tahu
2.5.2.1 Pengelolaan Sanitasi Limbah Industri Tahu pada umumnya dibagi
a. Penyediaan Air Bersih menjadi dua bentuk limbah, yaitu limbah padat
Pemenuhan kebutuhan air diperhitungkan dan limbah cair. Limbah padat Industri
dengan mempertimbangkan kapasitas produksi pengelolaan Tahu berupa kotoran hasil
tahu di tambah jumlah karyawan sebanyak 10 pembersihan kedelai (Batu, Tanah, Kulit
orang, serta kebetuhan yang di perlukan Kedelai, dan benda padat lain yang menempel
lainnya. pada kedelai). Sedangkan limbah cair pada
Tabel 2.2 proses produksi Tahu berasal dari proses
Laporan Hasil Pengujian Kualitas Air Industri peredam, pencucian kedelai, pencucian
Usaha Tahu (UD. Kawisari) peralatan proses produksi Tahu, penyaringan
dan pengepresan/pencetakan Tahu.
Adapun informasi-informasi pencemaran
lingkungan tersebut diantaranya adalah :
1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran tanah

c. Dampak Pencemaran Limbah Industri


Tahu Terhadap Lingkungan
Analisasi Resiko Lingkungan hidup juga
merupakan perangkat pencegahan yang baru
diadopsi dalam undang-undang 32/09.
Menganalisa resiko lingkungan hidup di
wajibkan bagi perusahaan dan / atau
pemrakarsa yang berpotensi menimbulkan
dampak penting terhadap lingkungan hidup,
ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan
dan kesehatan, keselamatan manusia.

d. Karakteristik Limbah Cair


Parameter yang digunakan untuk menunjukan
karakter air buangan industry pangan adalah:
1. Parameter Fisika, seperti kekeruhan,
suhu, zat padat, bau dan lain-lain.
2. Parameter kimia
e. Pengelolaan Limba Industri Tahu
Karakteristik fisik dalam air limbah padat dilihat
dari parameter total suspended solids (TTS),
pH, temperature, warna, baud an potensial
reduksi.sedangkan kontaminan spesifik dalam
air limbah padat berupa senyawa organic atau
inorganic. Pengelolaan air limbah tersebut dapat
dibagi menjadi 5 (Lima) tahap, yaitu :
1. Pengelolaan air limbah awal
2. Pengelolaan air limbah tahap pertama
3. Pengelolaan air limbah tahap kedua
4. Pengelolaan limbah air tahap ketiga
5. Pengelolaan lumpur.

f. Pemanfatan Limbah Industri Tahu


Industri Tahu yang menghasilkan limbah
merupakan salah satu sumber pencemaran
udara berupa bau busuk dan pencemaran
sungai/brangka yang ada disekitar pabrik.
Limbah yang dihasilkan pabrik Tahu berupa kulit
kedelai, ampas dan air tahu masi dapat
dimanfaatkan menjadi produk-produk yang
bermanfat salah satunya limbah padat tersebut
diambil oleh masyarakat sekitar untuk makanan
ternak.

g. Pengelolaan Sampah
Kebersihan dan estetika menyangkut system
pengelolaan sampah, oleh industry Usaha Tahu
merencanakan akan menerapkan pola komunal
langsung yaitu pengumpulan di bin / tong
sampah berbahan plastic (Polyethyline) dengan
daya tamping 50 liter.

Anda mungkin juga menyukai