Anda di halaman 1dari 1

BAB 3

KESIMPULAN

Kusta yang juga dikenal sebagai lepra atau morbus Hansen merupakan

penyakit infeksi yang kronik dan penyebabnya ialah Mycobacterium leprae yang

bersifat intraselular obligat. Cara penularannya pun belum diketahui pasti, hanya

berdasarkan anggapan yang klasik yaitu melalui kontak langsung antar kulit yang

lama dan erat. Tanda dan Gejala cardinal kusta ialah timbulnya bercak pada

kulit yang mengalami mati rasa, adanya penebalan pada saraf tepi yang

juga disertai dengan rasa nyeri dan gangguan pada fungsi saraf yang terkena

dan pada pemeriksaan hapusan jaringan kulit (slit skin smear) dapat ditemukan

yaitu bakteri tahan asam (BTA) positif. Disamping penegakan diagnosis kusta

menggunakan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, terdapat juga pemeriksaan

penunjang kusta lain seperti pemeriksaan bakteriologis, histopatologis,

serologik seperti MLPA, ELISA dan pemeriksaan imunologis seperti tes

lepromin. Untuk tatalaksana kusta, Obat antikusta yang paling banyak dipakai

pada saat ini adalah DDS (diaminodifenil sulfon) kemudian klofazimin, dan

rifampisin. Untuk mencegah resistensi, pengobatan kusta telah menggunakan

multi drug treatment (MDT) yang didalamnya mengandung obat-obat tersebut

diatas. Penderita kusta yang terlambat didiagnosis dan tidak mendapat MDT

mempunyai resko tinggi untuk terjadinya kerusakan saraf atau cacat kusta pada

tangan, kaki dan mata. Selain itu, penderita dengan reaksi kusta, terutama reaksi

reversal, lesi kulit multiple dan dengan saraf yang membesar atau nyeri juga

memiliki resiko tersebut.

Anda mungkin juga menyukai