Anda di halaman 1dari 3

I.

DASAR TEORI
A. Pengertian Sirup
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup
yang hamper jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali
dinyatakan lain. (Syamsuni, 2006).
Dalam Farmakope Indonesia edisi III,Sirup adalah sediaan cair berupa larutan
yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,kadar sakarosa,C12H22O11, tidak
kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari
gula atau perngganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat
(Ansel, 1989).
Selain sukrosa dan gulalain, pada larutan oral ini dapat ditambahkan senyawa
poliol seperti sorbitol dam gliserin untuk menghambat penghamburan dan mengubah
kelarutan, rasa dan sifat lain zat pembawa. Umumnya juga ditambahkan zat antimikroba
untuk mencegah pertunbuhan bakteri, jamur, dan ragi.(Syamsuni, 2006)
Larutan oral yang tidak mengandung gula, tetapi bahan pemanis buatan seperti
sorbitol atau aspartame dan bahan pengental seperti gom selulosa sring digunakaran
untuk penderita diabetes.
Ada 3 macam sirup, yaitu :
a. Sirup simpleks: mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v.
b. Sirup obat: mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan
dan digunakan untuk pengobatan.
c. Sirup pewangi: tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau zat
penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak
enak dan bau obat yang tidak enak.(Syamsuni, 2006)

B. Klorfeniramin Maleat
Klorfeniramin maleat adalah turunan alkilamin yang merupakan antihistamin
dengan indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan
toksisitas yang relatif rendah (Siswandono, 1995).
Klorfeniramin maleat merupakan obat golongan antihistamin penghambat
reseptor H1 (AH1) (Siswandono, 1995). Pemasukan gugus klor pada posisi para cincin
aromatik feniramin maleat akan meningkatkan aktifitas antihistamin. Berdasarkan
struktur molekulnya, memiliki gugus kromofor berupa cincin pirimidin, cincin benzen,
dan ikatan – C=C- yang mengandung elektron pi (π) terkonjugasi yang dapat
mengabsorpsi sinar pada panjang gelombang tertentu di daerah UV (200-400 nm),
sehingga dapat memberikan nilai serapan. Spektrum serapan UV klorfeniramin maleat
bergantung kepada pelarutnya. Pada suasana netral klorfeniramin maleat memberikan
serapan maksimum pada panjang gelombang 261 nm, sedangkan dalam metanol
klorfeniramin maleat memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 250-275
nm (Siswandono, 1995).
Klorfeniramin maleat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
100,5% C6H19ClN2.C4H4O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan
memiliki berat molekul 390,67. Klorfeniramin maleat berupa serbuk hablur, putih; tidak
berbau, larutan mempunyai pH antara 4 dan 5, mudah larut dalam air, larut dalam etanol
dan kloroform; sukar larut dalam eter dan dalam benzena (Farmakope IV, 1995).
Mekanisme kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1,
klorfeniramin maleat akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan
bermacam-macam otot polos; selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang maupun
menghambat susunan saraf pusat (Tjay, 2002).
Klorfeniramin maleat memberikan efek samping walaupun juga bersifat serius
dan kadangkadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang sering terjadi
adalah sedatif, gangguan saluran cerna, mulut kering, kesukaran miksi. Kontraindikasi
dari klorfeniramin maleat ini menimbulkan aktivitas antikolinergik yang dapat
memperburuk asma bronkial, retensi urin, glaukoma. Klorfeniramin memiliki interaksi
dengan alkohol, depresan syaraf pusat, anti kolinergik (Tjay, 2002).
Chlorpeniramine maleat diabsorpsi baik melalui pemakaian oral, walaupun obat
ini mengalami metabolisme substansial pada mukosa gastrointestinal sebelum diabsorpsi
dan mengalami reaksi first pass metabolisme di hati. Obat antihistamine H1 sering
digunakan sebagai obat pilihan pertama untuk mencegah atau mengobati gejala reaksi
alergi. Pada rhinitis alergi dan urtikaria dengan histamin sebagai mediator utama,
antagonis H1 adalah obat pilihan (drug of choice) dan sering sangat efektif. Namun pada
asma bronchial yang melibatkan beberapa antagonis H1 sangat tidak efektif (Katsung,
1997).
Larutan oral chlorpheniramine maleat harus disimpan pada tempat yang kedap
cahaya. Chlorpheniramine maleat umumnya disimpan pada temperatur kurang dari 40oC,
lebih baik lagi pada suhu 15-30oC. Didapar pada pH 2, 4, 6, dan 8. Larutan oral
chlorpheniramine maleat harus disimpan pada tempat yang rapat .
C. Keuntungan dan Kerugian Sirup
Sirup sediaan memiliki kekurangan dan kelebihan, diantaranya adalah
a. Keuntungan
1. Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson,
anak - anak).
2. Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak - anak karena
rasanya lebih enak dan warna lebih menarik.
3. Sesuai untuk yang bersifat sangat higroskopis dan deliquescent.

b. Kerugian
1. Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.
2. Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya
campuran/kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya
tidak dibutuhkan oleh pasien. Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat
resep puyer racikan individu untuk pasien.
3. Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit
(sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).
4. Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense
atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol,
suspense stabilitasnya lebih rendah tergaantung ormulasi dan suspending egent
yang digunakan.
5. Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk
emulsi yang mana stabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta
emulsifying agent yang digunakan).
6. Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya
dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul,
stabilitas setelah dilarutkan haInya beberapa hari).
7. Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang
khusus pula.

Anda mungkin juga menyukai