FAKULTAS FARMASI ISTN – JAKARTA PENGERTIAN ANTIMIKROBA • Obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan atau bersifat patogen, sedangkan toksisitas bagi manusia relatif rendah. • Turunan zat yang dibuat secara semi sintetis termasuk kelompok dalam antimikroba dan senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri biasa disebut dengan antibiotika (Ganiswarna, 1999). • Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, seperti kelompok bakteri dan fungi yang dapat berfungsi menghambat atau dapat membasmi mikroba yang ditentukan memiliki toksisitas selektif setinggi mungkin terhadap mikroba lain. ANTIBAKTERI
• Senyawa yang digunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan bakteri yang merugikan. • Bertujuan mencegah penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroba pada inang yang terinfeksi dan mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroba (Sulistyo, 1971). • Dalam bidang farmasi, bahan antibakteri/antifungi dikenal juga dengan antibiotik. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, pembagian antimikroba menjadi : 1. Aktivitas bakteriostatis ; menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara penghambatan sintesis protein atau mengikat ribosom. Dimana jumlah sel total maupun sel hidup tetap 2. Aktivitas bakterisidal ; membunuh sel mikroba tanpa terjadi lisis sel atau pecah sel. Dimana jumlah sel total tetap sedangkan jumlah sel hidup menurun 3. Aktivitas bakteriolitik ; menyebabkan sel menjadi lisis atau pecah sel sehingga jumlah sel berkurang atau terjadi kekeruhan setelah penambahan antimikroba. ANTIFUNGI (ANTIJAMUR) • Merupakan zat berkhasiat yang digunakan untuk penanganan penyakit fungi. Umumnya suatu senyawa dikatakan sebagai antifungi apabila senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan fungi (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Berdasarkan sifat toksisitas selektif, pembagian antifungi menjadi : 1. Aktivitas fungisida ; senyawa mampu membunuh fungi sehingga dinding sel fungi hancur karena lisis hingga tidak dapat bereproduksi kembali. 2. Aktivitas fungistatik ; senyawa mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan fungi sehingga jumlah sel fungi yang hidup relatif tetap. Pertumbuhan fungi akan berlangsung kembali bila kontak dengan obat dihentikan. MEKANISME KERJA OBAT ANTIFUNGI : 1. Berikatan kuat dengan sterol, yang terdapat pada membran sel fungi. Menyebabkan kebocoran membran sel, sehinga terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada sel fungi. Contoh ; nistatin dan amfoteresin 2. Masuk dalam sel fungi dengan bantuan sitosin deaminsi dan sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminase menjadi 5-fluorourasil. Sintesis protein terganggu. Contohnyan ; flusitosin. 3. Menghambat mitosis fungi dengan mengikat protein mikrotubuler dalam sel. Contoh griseofulvin. 4. Menimbulkan gangguan terhadap sintesis asam nukleat atau penimbunan peroksid dalam sel fungi sehingga trjadi kerusakan dinding sel yang mengakibatkan permeabilitas terhadap berbgai zat intrasel meningkat. Contoh ; imidazole (mikonazol dan klotrimazol) • Muncul ketahanan tanaman secara alami terhadap mikroba menyebabkan pengembangan sejumlah senyawa yang berasal dari tanaman yang mempunyai kandungan antibakteri dan anti fungi. • Kemudian kemajuan ilmu berkembang kembali istilah mikroba endofit, yang merupakan mikroba (bakteri atau fungi) yang bersimbiosis dalam jaringan tanaman, yang diduga dapat menghasilkan atau memproduksi senyawa aktif mirip dengan tanaman inang yang dtumpangi. MIKROBA ENDOFIT • Merupakan mikroba yang mempunyai habitat hidup di dalam organ (jaringan) tanaman dalam kurun waktu tertentu, dapat berkolonisasi di dalam jaringan tanaman tanpa merugikan tanaman inangnya. • Mikroba ini dpat bersimbiosis dengan tanaman inang dan dapat menghasilkan metabolit sekunder termasuk metabolit sekunder yang memiliki biaktivitas, seperti enzim, zat pengatur tumbuh, zat antibakteri, antifungi dan antikanker (Kumala, 2014). Ketentuan isolasi mikroba endofit yang mampu menghasilkan senyawa bioaktif yang potensial diantaranya :
1. Tanaman inang mikroba endofit merupakan
tanaman yang tumbuh pada lingkungan yang khas. 2. Tanaman tersebut memiliki sejarah etnobotani yang berhubungan erat dengan penggunaan spesifik tanaman tersebut oleh penduduk asli atau daerah. 3. Tanaman inang merupakan tanaman endemik pada suatu daerah 4. Tanaman inang mikroba endofit tumbuh pada daerah yang memiliki biodiversitas yang tinggi. (Prihartiningtias dan Wahyuningsih, 2005). Contoh fungi endofit penghasil antimikroba
Banyak kelompok fungi endofit yang mampu
memproduksi senyawa antibiotik yang aktif melawan bakteri maupun fungi patogen terhadap manusia, hewan dan tumbuhan. Contohnya ; 1. Plerophomopsis sp. dan Cryptosporiopsis sp. dri tanaman Cardamin heptaphylla menghasilkan penisillin N dan Sporiofungin sehingga memiliki aktivitas antimikroba tinggi 2. Penicillium janthinellum yang diisolasi dari buh Milea azedarach mengandung senyawa “pliketida critinin” sebagai antibakteri terhadap Leishmania sp. dan Xylaria sp.