Anda di halaman 1dari 39

Dian ayu lestari

1102015059
1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan
1.1 Pembuahan :Proses Fertilisasi, Nidasi, Plasentasi, dan Perkembangan Janin

a. Fertilisasi
Fertiisasi (konsepsi) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) & spermatozoa yang
berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke ovum,fusi sperma dan
ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik
Saat ovulasi, sel telur berada pada tahapan pembelahan meiosis II. Sel telur dikelilingi oleh
lingkaran proteinaseosa yang disebut sebagai zona pellucida. Sel granulosa yang menempel pada
permukaan zona pellucida dan dikeluarkan bersama sel telur yang tetap menempel sebagai corona
radiata. Sperma yang pada akhirnya mengadakan fertilisasi terlebih dulu harus melalui lapisan
disekeliling telur sebelum mengadakan penetrasi ke dalam membran sel telur. Oosit akan bertahan
hidup 6 – 24 jam pasca ovulasi.
Mayoritas sperma keluar dari vagina setelah pengenceran cairan semen dan hanya sebagian
kecil yang mampu menembus servik dalam hitungan menit . Sperma tak dapat melewati kanalis
servikalis bila mukosa servik dalam keadaan tidak siap. Kesiapan servik biasanya terjadi pada
pertengahan siklus ketika kadar estrogen mencapai puncaknya dan kadar progesteron paling
rendah.
Pada kondisi optimal, sperma memerlukan waktu 2 – 7 jam untuk bergerak melalui uterus
menuju lokasi fertilisasi dalam saluran tuba falopii. Spermatozoa dapat bertahan 24 – 48 jam dalam
saluran reproduksi wanita. Sperma yang baru dikeluarkan saat ejakulasi belum mampu membuahi
sel telur. Mereka harus mengalami kapasitasi. Kapasitasi adalah periode pengondidsisan di
saluran reproduksi wanita yang beralngsung sekitar 7 jam. Kapasitasi dapat pula di induksi
secara in vitro dengan kultur yang sesuai. Selama kapasitasi, selubung glikoprotein yang
menempel pada membran sel spermatozoa dilepaskan dan menyebabkan perubahan pada
permukaan membran sperma dan mengadakan reorganisasi pada membran sperma tersebut.
Kapasitasi sperma memungkinkan terjadinya reaksi akrosom. Reaksi akrosom melalui 3 fase :
1) penetrasi corona radiata,sperma yang mengalami kapasitasi bebas menembus corona
radiata.
2) Penetrasi Zona pelusida. Enzym proteolytic yang dilepaskan akrosom (akrosin)
memungkinkan penetrasi zona pellucida oleh sperma yang bergerak seperti cambuk.
Penetrasi zona pelucida memerlukan waktu sekitar 15 menit. Sperma pertama yang
mencapai ovum, memicu suatu perubahan kimiawi melalui pelepasan enzim lisosom dari
granula korteks sehingga membran yang mengelilingi ovum tidak lagi dapat ditembus oleh
sperma lain. Fenomena ini dikenal sebagai block to polispermy
3) Fusi membran sel sperma dan oosit. Kepala sperma yang berfusi secara bertahap tertarik
ke dalam sitoplasma ovum oleh suatu kerucut tumbuh yang menelannya. Dalam proses ini
ekor sperma sering lenyap, tetapi kepala sperma yang membawa informasi genetik yang
krusial. Penetrasi sperma ke dalam sitoplasma memicu pembelahan meiosis akhir oosit
sekunder. Dalam satu jam, nukleus sperma dan ovum menyatu. Selain menyumbang
separuh dari kromosom ke ovum yang dibuahi, yang sekarang disebut zigot, sperma

1
pemenang ini juga mengaktifkan enzim-enzim ovum yang esensial untuk program
pengembangan embrionik dini.

Hasil utama fertilisasi adalah sebagai berikut:

1. Pemulihan jumlah diploid kromosom (zigot mengandung kombinasi kromosom ayah dan
ibu)
2. Penentuan jenis kelamin (bergantung dari kromosom seks yang dibawa sperm X atau Y)
3. Inisiasi pembelahan (tanpa pembuahan,oosit biasanya berdegenerasi 24 jam post ovulasi)

Pembelahan mitotik pada zygote ( dikenal sebagai segmentasi atau pembelahan ) akan
menghasilkan dua sel anak yang disebut blastomere. Pembelahan awal menghasilkan tahap “dua
sel” yang selanjutnya menghasilkan tahap “empat sel” dan tahap “delapan sel”. Pembelahan
semacam ini terus berlangsung selama embrio berada dalam tuba falopii. Selanjutnya terbentuklah
bola sel padat yang berisi 16 blastomer disebut morula.
Morula memasuki uterus pada hari ke 3 – 4 pasca fertilisasi. Akumulasi cairan diantara
blastomere menyebabkan terbentuknya rongga berisi cairan (blastokel) yang mengubah bentuk
morula menjadi blastokis. Sekelompok sel padat berkumpul di dalam blastokis dinamakan inner
cell mass yang kelak akan menghasilkan embrio. Pinggiran luar blastokis membentuk sel
trofoektoderm yang kelak akan menjadi plasenta. Sejak trofobls terbentuk, produksi hCG
dimulai untuk mempersiapkan implantasi.

Proses Perubahan Zigot Menjadi Blastokista

b. Nidasi
Implantasi biasanya terjadi di uterus bagian atas (fundus uteri )dan lebih sering pada
dinding posterior. Selama dalam tuba falopii, hasil konsepsi tetap diselubungi zona pelucida.
Setelah 2 hari dalam uterus, blastokista melepaskan diri dari zona pellucida. Setelah peristiwa
pelepasan tersebut, sel trofoectoderm blastokista mulai berdiferensiasi menjadi sel
trofoblas.Proses yang simultan ini memungkinkan sel trofoblas berhubungan langsung dengan
endometrium. Dalam beberapa jam, endometrium dibawah blastokista akan terkikis dan lisis
sehingga substrat-substrat metabolik primer yang dihasilkan akan digunakan untuk kehidupan
blastokista. Endometrium yang mengalami perubahan biokimia dan morfologi yang hebat itu
disebut sedang mengadakan proses desidualisasi, suatu proses yang dimulai saat terjadinya
implantasi dan menyebar dalam bentuk gelombang konsentris yang berpusat dari tempat

2
implantasi . Sel- sel desidua ini besar-besar dan mudah dihancurkan oleh trofoblas. Endometrium
mengontrol invasi trofoblas dengan mensekresi faktor aktif setempat yaitu inhibitor cytokines dan
protease . Endometrium sekitar hasil implantasi akan kembali pulih sehingga seluruh hasil
implantasi tertanam dalam endometrium( hari ke 11 dan 12 post konsepsi). Bersamaan dengan
invasi embrio ke jaringan ibu, sel trofoblas kemudian ber diferensiasi menjadi 2 jenis sel : sel
sitotrofoblas dan sel sinsitiotrofoblas. Sel sinsitiotrofoblas adalah sel berukuran besar dan
multinuklear yang berkembang dari lapisan sitotrofoblas. Sel ini aktif mengeluarkan hormon
plasenta dan mentrasfer zat makanan dari ibu ke janin. Sekelompok sel sitotroblas memiliki sifat
invasif , melewati stroma endometrium untuk mencapai pembuluh darah ibu, termasuk arteri
spiralis endometrium.
Faktor-faktor yang diperlukan agar proses implantasi berlangsung dengan baik:
1. Leukemia inhibiting factor , suatu sitokin
2. Integrin,(untuk perlekatan) dan selektin (untuk penangkapan) yang dikeluarkan trofoblas
3. Transforming growth factor beta, stimulasi pembentukan sinsitium dan menghambat
invasi trofoblas

c. Plasentasi
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin
perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari
ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10. Dinding blastosis merupakan lapisan luar
dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari
ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion)
dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di
dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding
rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Struktur yang disebut villi
chorialis ini terendam dalam darah ibu. Dengan kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili
chorialis menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan cepat untuk membentuk
percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis membentuk percabangan yang
berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis yang
disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan bebas dalam darah ibu sehingga
memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat
pada jaringan maternal dan disebut sebagai "anchoring villi".
Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta,
sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari
janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi
plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500
gram.

d. Perkembangan Janin
Minggu ke-4 - Janin sudah mulai membentuk struktur manusia dimana sel-sel mula bergabung
dan pada masa itu embrio sudah mulai memanjang kira-kira 1/4 inci (6 mm = sebesar biji
tembikai). Pada masa ini sudah kelihatan pembentukan otak dan tulang belakang serta anggota lain
seperti jantung yang memompa darah ke paru-paru dan aorta.

3
Minggu ke-5 - Embrio akan terus membesar. Terdapat 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan
dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas. Ektoderm akan membentuk sistem saraf
pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan
mesoderm pula yang berada pada lapisan tengah akan membentuk organ penting yang asas yaitu
jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Sistem peredaran darah adalah yang
pertama terbentuk dan berfungsi. Terakhir ialah lapisan endoderm yaitu lapisan paling dalam yang
akan membentuk organ dalaman seperti usus, hati, pankreas dan kandung kemih.

Minggu ke-6 - Kita akan dapat melihat janin sudah membentuk kepada dan badan. Biasanya
getaran jantungnya juga sudah mulai Nampak.

Minggu ke-7 – Pembentukan bayi semakin jelas terbentuk. Kepala bayi seolah-olah tertunduk dan
berada dalam air ketuban atau amnotic sac yang akan memberikan keperluan bayi semasa dalam
kandungan.

Minggu ke-8:
Seluruh organ tubuh utama bayi telah terbentuk meskipun belum berkembang sempurna. Mata dan
telinga mulai terbentuk. Jantung berdetak kuat. Dengan ultrasound kita dapat melihat jantung janin
berdenyut.

Minggu ke-9:
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan
mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa
mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4
gram.

Minggu ke-10 :
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat
dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti
manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai
tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan,
termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan
ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung,
atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan
tersendiri.

Minggu ke-12:
Panjang janin sekarang sekitar 6,5 cm dan bobotnya sekitar 18 gram. Kepala bayi menjadi lebih
bulat dan wajah telah terbentuk sepenuhnya. Jari-jari tangan dan kaki terbentuk dan kuku mulai
tumbuh. Bayi mulai menggerak-gerakkan tungkai dan lengannya, tetapi ibu belum dapat
merasakan gerakan-gerakan ini.

4
Minggu ke-13 :Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen ,
nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang
sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.

Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar
untuk mengejar pembesaran kepala.

Minggu ke-14 :
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin
panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai
tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari
rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal
karena belum ada lapisan lemak.

Minggu ke-15 :
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda
perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat
tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang
113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya
masih tertutup.
Minggu ke-16 :

Dengan bantuan scan, kita dapat melihat kepala dan tubuh bayi, kita juga dapat melihatnya
bergerak-gerak. Ia menggerak-gerakkan seluruh tungkai dan lengannya, menendang dan
menyepak. Inilah tahap paling awal di mana ibu dapat merasakan gerakan bayi. Rasanya seperti
ada seekor kupu-kupu dalam perutmu. Tetapi, ibu tidak perlu khawatir jika belum dapat merasakan
gerakan ini. Jika si bayi adalah anak pertama, biasanya ibu agak lebih lambat dalam merasakan
gerakannya.

Minggu ke-17 :
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai
berkembang, untuk menjaga suhu tubuh bayi setelah lahir. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai
tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.

Minggu ke-18 :
Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut
bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika
Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140
gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen
dan Progesteron semakin meningkat.

Minggu ke-19 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak
bayitelah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti
menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

5
Minggu ke-20 :

Bayi masih berenang-renang dalam lautan air ketuban. Ia tumbuh dengan pesat, baik dalam bobot
maupun panjangnya yang sekarang telah mencapai 25 cm, yaitu separuh dari panjangnya ketika ia
dilahirkan nanti dan bobotnya sudah sekitar 340 gram. Bayi membuat gerakan-gerakan aktif yang
dapat dirasakan ibu. Mungkin ibu memperhatikan ada saat-saat di mana bayi tampaknya tidur, dan
saat-saat lain di mana ia melakukan banyak gerak.

Minggu ke-21 :
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari
cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan menuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan
karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm

Minggu ke-22 :
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya
semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.

Minggu ke-23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak
keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan
“berolahraga”, menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur.
Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga
terbentuk sempurna.

Minggu ke-24 :

Sekarang panjang bayi sekitar 32 cm dan bobotnya 500 gram. Ibu dapat merasakan bagian-bagian
tubuh bayi yang berbeda yang menyentuh dinding perutnya. Otot rahim ibu meregang dan
terkadang ibu merasakan sakit di bagian perutnya.

Minggu ke-25 :
Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-
paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan
fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena
di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-
670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

Minggu ke-26 :
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas
otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi. Berat
badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.

Minggu ke-27 :
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus
dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai

6
terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang
mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.

Minggu ke-28 :
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan
meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh.
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena
beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya
melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum
sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan
hidup.
Minggu ke-29 :
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini
akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu
yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya,
rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari
bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-
1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

Minggu ke-30 :
Kepala bayi sekarang sudah proporsional dengan tubuhnya. Ibu mungkin mengalami tekanan di
bagian diafragma dan perut. Sekarang bobot bayi sekitar 1700 gram dan panjangnya sekitar 40 cm.

Minggu ke-31 :
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan
bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban.
Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang
akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya.
Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat
penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase
ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan
bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560
gram dengan tinggi 41-43 cm.

Minggu ke-32 :
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di
kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian
masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm,
kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu
ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah
terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan
sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai
bisa bermimpi .

7
Minggu ke-33 :Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi
semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara
lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi
sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa
mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki
maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat 1800-1900 gram, dengan
tinggi badan sekitar 43-45 cm.

Minggu ke-34 :
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan
tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi
melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan
proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat
Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.

Minggu ke-35 :
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat
pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada
tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi
bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram,
dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

Minggu ke-36 :

Bayi sudah hampir sepenuhnya berkembang. Sewaktu-waktu ia dapat turun ke rongga pinggul ibu.
Kulit bayi sudah halus sekarang dan tubuhnya montok. Apabila ia bangun, matanya terbuka dan
ia dapat membedakan antara terang dan gelap. Sekarang panjang bayi sekitar 50 cm dan bobotnya
berkisar antara 2500 hingga 4500 gram.

Minggu ke-37-42:
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah
jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna.
Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk
mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan
walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800
gram, dengan tinggi 48-49 cm. Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu khawatir jika bayinya tidak lahir
tepat pada waktu yang telah diperkirakan. Persentasenya hanya 5% bayi lahir tepat pada tanggal
yang diperkirakan.

Fisiologis Ibu Hamil


Pada kehamilan, terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat
genitalia eksterna dan interna dan pada payudara (mamma). Dalam hal ini, hormone
somatomammotropin, estrogen, dan progesterone mempunyai peranan penting. Perubahan yang
terdapat pada wanita hamil ialah antara lain sebagai berikut :

8
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesterone
yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos
uterus, disamping itu, serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Selanjutnya,
pada akhir kehamilan, uterus kembali ke bentuk semula, lonjong seperti telur ayam.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi
fundus :
 Normal : sebesar buah peer
(30g)
 Kehamilan 12 minggu : 3 jari diatas simphisis
 Kehamilan 16 minggu : Pertengahan antara
pusat dan simphisis
 Kehamilan 20 minggu : Setinggi umbilikus
(sepusat)
 Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat
xyphpoid
 Kehamilan 32 minggu : pertengahan antara
umbilikus dan processus xyphoideus dan
menjadi segmen bawah uterus

2. Cervix uteri
Cervix uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen. Jika
corpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka cervix lebih banyak mengandung
jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi cervix menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar cervix juga
mengalami proliferasi hebat. Segera setelah konsepsi, terbentuk suatu bekuan mucus yang sangat
kental yang menyubat canalis cervicis uteri. Pada saat partus/sebelumnya, sumbatan mucus akan
terlepas dan menimbulkan bloody slow.

3. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuknya
plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Corpus luteum graviditas mulai mengecil setelah
plasenta terbentuk. Corpus ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone, yang lambat
laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta. Selama kehamilan ovarium beristirahat. Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulaasi dan tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.

4. Vagina dan vulva


Vagina dan vulva akibat hormone estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan
(livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna portio pun tampak livide.

5. Mammae

9
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammatropin, estrogen, dan
progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi system
saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mamma. Somatomammatropin
mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel
sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin.
Disamping itu, di bawah pengaruh progesterone dan somatomammatropin, terbentuk lemak di
sekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamma menjadi lebih besar. Papilla mammae
akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol d permukaan areola
mammae.

6. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini
disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini
adalah salah satu hormone yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat
deposit pigmen di dahi, pipi, dan hidung, dikenal ebagai kloasma gravidarum.
Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga areola mammae. Linea
alba pada pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit
perut seolah-olah retak, warnanya agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae livide. Setelah
partus, striae albikantes. Pada seorang multigravida, sering tampak striae livide bersamaan dengan
striae albikantes.

7. Sistem reproduksi
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih kurang 30 gram.
Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000 gram. Perubahan uterus
adalah sebagai berikut: pada minggu ke-16 dari luar, fundus uteri kira-kira terletak diantara
setengah jarak pusat ke simfisis, pada minggu ke-20 fundus uteri terletak kira-kira dipinggir bawah
pusat, pada minggu ke-24 fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat, pada minggu ke-28 fundus
uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat ke prosessus xifodeus,
pada minggu ke-39 fundus uteri terletik diantara setengah jarak pusat dari prosessus xifodeus, pada
minggu ke-36 fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prosessus xifodeus, pada minggu ke-
40 fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prosessus xifodeus. Hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul.

10
Tinggi Fundus Uteri Menurut Lamanya (minggu) Kehamilan

Vagina, terjadi pembuluh darah vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya
membiru (tanda Chadwick), kekenyalan (elastis). Vagina bertambah artinya daya direnggang
bertambah, sebagai persiapan persalinan.

8. Hematologi
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan
darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan
puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak
kira-kira 30%. Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu,
ibu tang mempunya penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.
Eritropoiesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport zat
asam yang sangat dibutuhkan dalam kehamilan.

9. Sistem respiratorius
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa
sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-
usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian bawah thoraksnya juga melebar ke sisi, yang
sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.

10. Sistem urinarius


Pada bulan-bulan pertama kehamilan, vesica urinaria tertekan oleh uterus yang mulai
membesar, sehingga frekuensi berkemih meningkat. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin
mulai turun ke bawah pintu-atas panggul, keluhan sering berkemih akan timbul lagi karena vesica
urinaria mulai tertekan kembali

11. Sistem digestivus


Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek/mual (nausea). Mungkin ini
akibat kadar hormone estrogen yang meningkat. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun,
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang.
Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis).
Biasanya terjadi pagi hari, dikenal dengan morning sickness. Emesis bila terlampau sering dan
terlalu banyak dikeluarkan, disebut hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologik.

12. Metabolisme dalam kehamilan


Pada wanita hamil, basal metabolic rate (BMR) meninggi, system endokrin juga
meningkat, dan tampak lebih jelas galndula thyroid-nya. BMR meningkat hingga 15-20% yang
umumnya ditemukan pada trimester terakhir. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300
kal/hari dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1g/kgbb/hari untuk menunjang
pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat samapi 300 g/100ml. Ferum dibutuhkan
sampai kadar 800mg.

Memahami dan Menjelaskan Anemia pada Kehamilan


11
Macam-macam Anemia pada Kehamilan

Status Kehamilan Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)

Tidak Hamil 12,0 36

Hamil

 Trimester 1 11,0 33

 Trimester 2 10,5 32

 Trimester 3 11,0 33

Tabel 1. Nilai batas untuk anemia pada perempuan menurut CDC


1) Anemia Defisiensi Besi
Anemia jenis ini paling banyak dijumpai. Penyebab anemia defisiensi besi adalah kurang
gizi, kurang besi dalam diet, malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak seperti persalinan
yang lalu, haid, dll, serta dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit kronik meliputi tbc,
paru, cacing usus, malaria dll.
Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester terakhir.
Apabila masuknya besi tidak ditambah dalam trimester terakhir. Apabila masuknya besi
tidak ditambah selama hamil, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-lebih pada
kehamilan kembar.
2) Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik biasanya disebabkan karena kekurangan asam folat. Jarang sekali
akibat kekurangan vitamin B12. Selama masa hamil, asupan folat yang direkomendasikan
setiap hari ialah 0,4 mg asam folat.
Gejala klinis megaloblastik anemia antara lain mual, muntah, cepat lelah, sering pusing,
dan sinkop (kurangnya kesadaran secara mendadak, biasanya diakibatkan kurangnya aliran
darah) ditambah kulit yang kasar dan glositis. Terapi asam folat dapat diberikan kepada
ibu hamil yang menderita anemia megaloblastik sebanyak 1 gr/hari per oral.
Apabila penderita mencapai masa nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan,
maka anemianya akan sembuh dan tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena
dengan lahirnya anak keperlian akan asam folat jauh berkurang.
3) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat
dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
a. Factor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia
sel sickle (sabit), hemoglobin, C,D,G,H,I dan paraksismal nocturnal hemoglobinuria
b. Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracunan zat logam, dan dapat
beserta obat – obatan, leukemia, penyakit endoktrin dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah

12
darah. Namun, pada beberapa jenis obat-obatan , hal ini tidak memberikan hasil. Maka
transfusi darah yang berulang dapat membantu penderita ini.

4) Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplasitk disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel
darah baru. Penyebabnya belum diketahui, kecuali yang disebabkan oleh infeksi berat
(sepsis), keracunan, dan sinar rontgen atau radiasi. Karena obat-obat penambah darah tidak
memberi hasil, maka satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah tranfusi
darah yang perlu sering diulang sampai berkali-kali.

Tatalaksana

1. Anemia Defisiensi Besi


Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu,
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan
adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb
sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mgbesi
dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,
dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau
masakehamilannya tua. Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak
1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb
lebih cepat yaitu 2 gr%.
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa.
Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang
dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan
yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sachli dapat digolongkan sebagai
berikut:
 Hb 11 gr% : Tidak anemia
 Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
 Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
 Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan
untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8 – 10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori
akan menghasilkan sekitar 20 – 25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan
perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga
kebutuhan zat besimasih kekurangan untuk wanita hamil.

13
2. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
a. Asam folik 15– 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikantransfusi darah.

3. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah
merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah
darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah
darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga
transfuse darah berulang dapat membantu penderita ini.

Komplikasi

1) Anemia defisiensi besi : kelahiran kecil untuk masa kehamilan (KMK) atau small-for-
gestasional age (SGA), kelahiran premature, mortalitas perinatal.
2) Anemia defisiensi asam folat : defisiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan
anomaly kongenital janin, terutama defek pada penutupan tabung neural (neural tube
defect). Selain itu, defisiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan pada jantung, saluran
kemih, alat gerak, dan organ lainnya. Mutasi gen yang mempengaruhi enzim-enzim
metabolism folat, terutama mutasi 677C → T pada gen MTHFR, juga berpredisposisi
terhadap kelainan kongenital.

Pengaruh anemia terhadap kehamilan


1) Bahaya selama hamil :
 Dapat terjadi abortus
 Persalinan prematuritas
 Hambatan tumbuh kembang janin dan Rahim
 Mudah terjadi infeksi
 Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%)
 Mola hidatidosa
 Hiperemis gravidarum

14
 Perdarahan antepartum
 Ketuban pecah dini
2) Bahaya saat persalinan :
 Gangguan his – kekuatan mengejan
 Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar
 Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan
 Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum karena
atonia uteri
 Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri
3) Pada kala nifas :
 Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan post partum
 Memudahkan infeksi pueperium
 Pengeluaran ASI berkurang
 Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
 Anemia kala nifas
4) Bahaya terhadap janin :
 Abortus
 Terjadi kematian intrauterine
 Persalinan prematuritas tinggi
 Berat badan lahir rendah
 Kelahiran dengan anemia
 Dapat terhadi cacar bawaan
 Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal
 Intelegensi rendah

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan untuk kegiatan
rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta menjaga keseimbangan segala proses
dalam tubuh. Sedangkan pada wanita dewasa yang sedang hamil maka di samping untuk proses
yang rutin juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin,
plasenta, uterus serta kelenjar mamae.
Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga kebutuhan akan aneka
macam zat gizi bisa terpenuhi. Kebutuhan yang meningkat ini untuk mendukung persiapan kelak
bayi dilahirkan. Cara makan yang berlebihan harus dihindari, karena dapat merugikan sendiri.
Bagaimanapun juga penambahan jumlah gizi harus disesuaikan dengan keperluannya.
Kebutuhan lemak pada ibu hamil tidak perlu dikurangi, apalagi sayur-sayuran serta buah
segar. Bila berat badan si ibu tetap saja atau mungkin menurun, mka dianjurkan mengkonsumsi
semua jenis makanan. Sebagai pedoman dalam pengawasan akan kecukupan gizi ibu hamil adalah

15
bagaimana kenaikan pertambahan berat badan si ibu. Dengan berpegangan pada nilai ini maka jika
terjadi kelebihan berat badan maka dianjurkan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat serta gula-
gula.
Pada ibu hamil yang kekurangan gizi maka perlu pemberian kalori tambahan agar tubuh
segera mengalami kondisi yang ideal, meskipun berbagai literatur menyebutkan bahwa ibu hamil
kurang gizi, bisa melahirkan anak tanpa ada kelainan apapun. Akan tetapi risiko kehamilan serta
saat melahirkan tentunya lebih tinggi dibandingkan ibu hamil dengan kondisi gizi yang sempurna.
Pada ibu hamil terutama pada pertengahan usia kandungannya, sering mengalami
pembengkakan pada kakinya. Hal ini bisa di atasi dengan mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung ion Natrium dan Klorida.
Kebutuhan tambahan gizi pada ibu hamil harus benar-benar diperhitungkan, sehingga tidak
mengakibatkan kelebihan yang bisa berakibat merugikan. Adapun makanan yang sangat
dianjurkan pada masa kehamilan adalah susu, telur, sayur, buah, mentega, margarin, serta vitamin,
utamanya vitamin A, D dan C.
Jaminan terbaik dari konsumsi kalori yang cukup selama hamil adalah peningkatan berat
badan sesuai dengan pertambahan usia kehamilan, peningkatan berat badan optimal tergantung
pada tinggi badan ibu hamil, struktur tulang dan status gizi sebelum hamil. Pola peningkatan berat
badan juga penting, pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil adalah adanya
peningkatan 1 –2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata 0,4 kg per minggu
selama akhir dua semester. Selama trimester kedua umumnya peningkatan berat badan
menandakan peningkatan volume darah, pembesaran payudara, uterus (rahim) dan berhubungan
dengan jaringan dan cairan serta simpanan lemak ibu hamil.
Peningkatan berat badan yang tidak sesuai (< 1 kg per bulan) selama trimester dua dan tiga
atau peningkatan berat badan yang berlebihan (> 3 kg per bulan) harus dievaluasi dan perlu
mendapatkan konseling nutrisi. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan
yang tidak diinginkan pada ibu hamil. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus,
partus prematour, insersia uteri, hemorgia postpartum, sepsis puerperalis, dan sebagainya.
Sedangkan makan secara berlebihan karena ibu hamil sering salah mengerti dengan arti makan
untuk “dua orang” dapat menyebabkan bayi terlalu besar. Sebaiknya ibu hamil makan secukupnya
sesuai dengan kebutuhan selama kehamilannya. Makanan tidak perlu mahal akan tetapi
mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui kebutuhan nutrisi selama
kehamilan adalah meningkat. Adapun kebutuhan tersebut digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta (ari-ari), pertambahan volume darah, pertumbuhan kelenjar susu sebagai persiapan untuk
menyusui dan metabolisme tubuh yang meningkat.
Makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah makanan yang mengandung zat
pertumbuhan atau pembangun yaitu protein, selama itu juga perlu tambahan vitamin dan mineral
untuk membantu proses pertumbuhan itu. Sesuai dengan usia pertumbuhan kehamilan mulai dari
trimester pertama hingga ketiga banyak keluhan ibu hamil yang mempengaruhi keinginan untuk
makan.

a. Makronutrien
16
1) Protein
Protein merupakan bagian pentin dari tulang, otot dan kulit. Protein mempunyai banyak
fungsi, antara lain adalah membantu memecah nutrisi untuk menjadi energy, sebagai
struktur bangunan dalam tubuh, dan menghancurkan racun. Beberapa sumber protein yang
sangat baik antara lain meliputi, ikan, kerang, daging ungags, daging merah (sapi, babi,
domba), telur, kacang – kacangan, selai kacang, biji bijian produk dari kedelai (tahu,
tempe), susu dan produk yang terbuat dari susu (keju, keju cottage, yoghurt).
Kebutuhan Protein pada kondisi Ibu Hamil dan Menyusui
a) Hamil trimester I :
- Kebutuhan tambahan energy : 180 kkal
- kebutuhan tambahan protein 17 gr
b) Hamil trimester II :
- Kebutuhan tambahan energy : 300 kkal
- Kebutuhan tambahan protein 17 gr
c) Hamil trimester III :
- Kebutuhan tambahan energy : 300 kkal
- Kebutuhan tambahan protein 17 gr
d) Menyusui anak 0 s/d 6 bulan :
- Kebutuhan tambahan energy : 500 kkal
- Kebutuhan tambahan protein 17 gr
e) Menyusui anak usia 7 s/d 12 bulan :
- Kebutuhan tambahan energy : 550 kkal
- Kebutuhan tambahan protein 17 gr
2) Lemak
Lemak yang baik untuk kita konsumsi adalah lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated)
dan lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated). Beberapa makanan yang mengandung lemak
tak jenuh tunggal antara lain adalah minyak zaitun, minyak kacang, minyak canola, dan
alpukat. Dan beberapa makanan yang memiliki kandungan lemak tak jenuh jamak tinggi
antara lain adalah minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak kedelai. Sedangkan
lemak yang kurang baik untuk kesehatan kita adalah lemak jenuh, dan beberapa contoh
makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi antara lain daging merah (sapi, babi,
domba), daging ungags, mentega, susu, minyak kelapa, minyak kelapa sawit. Sedangkan
lemak trans dapat kita jumpai pada beberapa makanan yang digoreng seperti kerupuk,
donat dan kentang goreng.

3) Karbohidrat
Jenis – jenis karbohidrat antara lain :
a. Gula
Gula secara alami ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan susu. Makanan seperti
kue dan biscuit memiliki pemanis buatan atau juga disebut dengan gula tambahan.

17
b. Zat Tepung
Zat tepung dalam tubuh kita dipecah menjadi gula. Zat tepung dapat ditemukan dalam
sayuram tertentu, seperti kentang, buncis, kacang polong, dan jagung. Ia juga
ditemukan dalam roti, sereal dan biji-bijian.
c. Serat
Serat adlah karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh kita. Serat membantu
menyingkirkan lemak berlebih dalam usus, yang membantu mencegah penyakit
jantung. Makanan tinggi serat adalah buah – buahan, sayuran, kacang-kacangan,
kacang polong, biji – bijian dan gandum makanan (seperti roti gandum, oatmeal, dan
beras merah).

b. Mikronutrien
1) Vitamin
Vitamin adalah zat yang ditemukan dalam makanan yang dibutuhkan tubuh kita untuk
pertumbuhan dan kesehatan.
 Vitamin A
Berfungsi melindungi tubuh kita dari beberapa infeksi, serta membantu menjaga kulit
kita agar tetap sehat. Dapat ditemukan pada makanan seperti brokoli, bayam, wortel,
ubi jalar, hati, labu, telur, susu.

Vitamin B1

Berfungsi membantu tubuh kita dalam mencerna karbohidrat serta baik dalam menjaga
system saraf. Ditemukan pada makanan seperti hati, kacang, sereal, roti dan susu
 Vitamin B2
Berfungsi menjaga kesehatan kulit. Ditemukan pada hati, telur, keju, susu, makanan
hijau, kacang polong, dan gandum
 Vitamin B3
Berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan protein, lemak, dan karbohidrat.
Ditemukan dalam hati, ragi, kacang, daging, ikan dan unggas
 Vitamin B5
Berfungsi membantu dalam proses penggunaan karbohidrat dan lemak dan membantu
dalam produksi sel darah merah. Ditemukan dalam dagin sapi, ayam, lobster, susu,
telur , kacang dll.
 Vitamin B6
Berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan protein dan lemak, dan
membantu dalam proses transportasi oksigen serta sangat baik untuk kesehatan saraf
kita. Ditemukan dalam hati, biji – bijian, kuning telur, kacang, pisang, wortel dan ragi
 Vitamin B9 (asam folat)
Berfungsi dalam produksi sel baru dan memeliharanya, serta dapat mencegah cacat
lahir. Terdapat pada makanan hijau, hati, ragi, kacang, jeruk, sereal dan gandum.

18
 Vitamin B12
Membantu dalam produksi sel darah merah dan sangat baik untuk kesehatan saraf.
Terdapat pada susu, telur, hati, ungags, kerang, sarden dan telur
 Vitamin C
Bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang , kulit dan pembuluh darah. Terdapat pada
jeruk, tomat, kentang, papaya, stroberi, kubis
 Vitamin D
Menjaga kesehatan tualng. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin D kita cukup berjemur
atau terkena matahari selama 5 – 30 menit minimal 2 kali dalam seminggu.
 Vitamin E
Memelihara sel tubuh kita dari kerusakan, memperlancar aliran darah serta mampu
memperbaiki jaringan tubuh. Terkandung dalam kuning telur, hati sapi, ikan, susu,
brokoli, dan bayam
 Vitamin H (Biotin)
Membantu tubuh dalam menggunakan karbohidrat dan lemak serta membantu dalam
pertumbuhan sel. Terdapat pada hati, kuning telur, tepung kedelai, sereal, ragi, kacang
polong, buncis, tomat, susu.

Vitamin K

Membantu dalam proses pembekuan darah dan pembentukan tulang. Terdapat pada
bayam, kubis, keju, brokoli, kubis, tomat.
2) Mineral
 Kalsium
Membantu dalam pembentukan tulang dan gigi serta membantu menjalankan fungsi
otot dan saraf. Terkandung dalam ikan salmon, sarden, keju, susu, yoghurt, kubis Cina,
kangkung, lobak ,sawi, brokoli dan jeruk.
 Klorida
Berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Terdapat dalam garam, rumput
laut, gandum, tomat, selada, seledri, buah zaitun
 Yodium
Membantu menjalankan fungsi kelenjar tiroid. Terkandung dalam seafood dan garam
beryodium
 Zat Besi
Membantu sel darah merah dan mengantarkan oksigen keseluruh jaringan tubuh serta
membantu menjalankan fungsi otot. Terdapat dalam daging merah, unggas, ikan, hati,
tepung kedelai, telur, kacang-kacangan, bayam,kerang dan sereal
 Fosfor
Berfungsi membentuk tulang dan gigi serta memelihara syaraf dan otot agar tetap
normal. Dapat ditemukan dalaam susu, yoghurt, keju, daging merah, unggas, telur,
ikan.

19
 Seng (zinc)
Berfungsi dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu dalam penyembuhan luka.
Selain itu seng juga berfungsi membantu tubuh kita untuk melawan penyakit. Terdapat
pada hati, telur, makanan laut, daging merah, tiram, telur,kacang-kacangan, biji-bijian,
sereal, gandum, dan biji labu.
Kebutuhan makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil bila kondisi badan si ibu tidak
terganggu, maka jumlah atau besar makanan yang dapat dimakan adalah :
1. Pada trimester I
Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi berat badan menurun. Hal ini disebabkan
adanya gangguan pusing, mual, muntah. Untuk itu ibu dianjurkan porsi makan kecil tapi sering.
2. Trimester II
Nafsu makan membaik, maka makanan yang baik diberikan 3 kali sehari ditambah 1 kali
makanan selingan, hidangan lauk pauk hewan seperti telur, ikan, daging, hati.
3. Pada trimester III, yaitu kehamilan umur 6-7 bulan, dimana pada trimester ini makanan harus
disesuaikan dengan keadaan ibu, bila ibu hamil mempunyai berat badan lebih, maka makanlah
yang mengandung sumber energi dan lemak harus dikurangi dan memperbanyak
mengkonsumsi sayur dan buah yang segar.

Beberapa prinsip makanan yang baik selama kehamilan (Suririnah, 2004) :


1. Rubahlah cara makan, meskipun sudah makan dengan baik, ibu hamil sebaiknya
membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori (untuk energi). Vitamin dan mineral
seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan bayi.
2. Hindari makanan yang dapat membahayakan ibu dan janin seperti : daging dan telur
mentah, keju lunak, alkohol, juga kafein.
3. Jangan diet selama kehamilan, kehamilan bukan masa yang tepat untuk diet, hanya akan
membahayakan ibu dan bayi.
4. Makan dengan porsi kecil tapi sering, pada trimester pertama biasanya terdapat keluhan
mual muntah (Morning Sickness), cobalah atasi dengan makan dengan porsi kecil tapi
sering, hindari makanan pedas dan berminyak.

5. Minum vitamin ibu hamil secara teratur.

6. Minum air yang cukup gelas sehari.


7. Makanlah makanan yang berserat, buah-buahan dan sayuran.

Masalah Nutrisi pada Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekuragan gizi selama hamilakan menimbulkan masalah, baik
pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain:
anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2. Terhadap Persalinan

20
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan suit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian nenonatal, caat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan
yang rendah.

. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Persalinan Normal


2.1 Pimpinan Persalinan Normal

SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN


1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi
janin dari plasenta berkurang.
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin merangsang
terjadinya kontraksi.
4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan estrogen
mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
rangsangan untuk proses persalinan.

KEBERHASILAN SUATU PERSALINAN PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3


FAKTOR “P” UTAMA
1. Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan kardiovaskular
respirasi metabolik ibu.
2. Passage
Keadaan jalan lahir
3. Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik mayor)
(ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya : Psikologi, Penolong dan Posisi). Dengan
adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal
diharapkan dapat berlangsung.

HIS / KONTRAKSI UTERUS


His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut
didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut. Resultante efek gaya
kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis

21
servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar. His dapat terjadi
sebagai akibat dari :
1. Kerja hormon oksitosin
2. Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
3. Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.

His dikatakan baik dan ideal apabila :

1. Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus


2. Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
4. Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his

Table 1. His Sesungguhnya dan His Palsu


His Sesunggunya His Palsu

1. Rasa sakit : 1. Rasa sakit :

- teratursemakin sering, berlangsung selama - tidak teratur dan tidak sering (kontraksi
30-70 detik Braxton Hicks)

- Interval makin pendek - interval panjang

- semakin lama semakin kuat - kekuatan tetap

- dirasakan paling sakit di - dirasakan kuat di daerah

daerah punggung perut

- intensitas makin kuat kalau - tak ada perubahan walaupun

penderita berjalan. penderita berjalan

2. Keluar “show” 2. Tidak keluar “show”

3. Serviks membuka dan menipis. 3.Serviks tertutup dan tak ada pembukaan.

Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan
tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar
(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :


1. Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus
diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri

22
2. Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi
rangsang nyeri.
3. Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4. Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress

Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :


1. Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat,
bagian kedua penurunan agak lambat.
2. Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
3. Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).

PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN

Kala 1 : disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan serviks
sampai lengkap
Kala II : disebut juga kala pengeluaran, terjadi pengeluaran bayi
Kala 3 : disebut juga kala uri, terjadi pengeluaran plasenta
Kala 4 : merupakan masa 1 jam setelah persalinan/partus, terutama untuk observasi

KALA I – PERSALINAN :
 Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin
lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang
tidak lebih banyak daripada darah haid.
 Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio
serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir
kala I.

Terdapat 2 fase pada Kala I ini, yaitu :


1. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6
jam.

Fase aktif terbagi atas :


 Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
 Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement)


pada primigravida dan multipara :
 Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya,
sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.

23
 Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium eksternum
(inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada
multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti garis lebar)
 Periode Kala I pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam)
karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan
waktu lebih lama.

Sifat His pada Kala I :


 Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks terbuka
sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
 Kala I lanjut (fase aktif) sampai kala I akhir
 Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali
/ 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap (+10cm).

Peristiwa penting Kala I :


1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang
selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler
serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini
jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

KALA II PERSALINAN :

 Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir
lengkap.
 Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban
mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu
untuk keseluruhan proses Kala II pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.

Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga akibat stimulasi
dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus dan
rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan
diafragma, berusaha untuk mengeluarkan bayi.

Peristiwa penting pada Kala II :


1. Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2. Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
3. Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai
sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.

24
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi).

Proses pengeluaran janin pada Kala II (persalinan letak belakang kepala) :


1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah
fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding
perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun
kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia
interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah
simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi
tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah
simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah.
Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

25
Skema 1. Mekanisme Kala II Persalinan
Rekomendasi Pimpinan Persalinan Kala I dan II Normal pada Wanita tanpa Faktor Risiko
Anestetik, Medis atau Obstetris
1. Tanda vital ibu diperiksa sekurang-kurangnya setiap 4 jam.
2. Pemeriksaan vagina periodik menggunakan pelumas larut-air dan steril; hindari antiseptik
povidon-iodin dan heksaklorofen.
3. Diizinkan untuk minim cairan jernih, kadang-kadang potongan es batu, sedikit demi sedikit
dan memakai pelembab bibir. Hidrasi intravena diindikasikan bila persalinan memanjang.
4. Si ibu harus mempunyai pilihan untuk dapat berjalan-jalan selama persalinan kala I.
5. Pereda nyeri harus bergantung pada kebutuhan dan keinginan si ibu.

KALA III PERSALINAN :


 Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
 Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran
plasenta dari kavum uteri.
 Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai
perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
 Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat
adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.

26
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas
pusat.

Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun. Plasenta dapat
lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap menempel (retensio) dan
memerlukan tindakan aktif (manual aid).

Pemotongan Tali Pusat


Tali pusat dipotong di antara dua klem seperti yang dipasang 4 atau 5 cm dari abdomen janin dan
kemudian satu klem tali pusat dipasang 2 atau 3 cm dari abdomen janin. Sebaiknya dalam memilih
klem, gunakan klem plastik yang aman, efisien, mudah disterilkan.

Saat yang tepat mengklem tali pusat


Jika setelah lahir, bayi ditempatkan setinggi introitus vagina atau di bawahnya selama 3
menit dan sirkulasi fetoplasenta tidak segera disumbat dengan klem tali pusat, sekitar 80 ml darah
dapat berpindah dari plasenta ke janin. Satu keuntungan dari transfusi plasenta tersebut adalah
fakta bahwa hemoglobin pada 80 ml darah plasenta yang berpindah ke bayi tersebut, memberikan
50 mg besi sebagai simpanan bayi dan tentu saja mengurangi frekuensi anemia gizi besi pada masa
bayi.

Pada percepatan perusakan eritrosit, seperti yang terjadi pada alloimunisasi ibu, bilirubin yang
terbentuk dari eritrosit tambahan tersebut ikut memperberat bahaya hiperbilirubinemi.Meskipun
secara teori risiko beban sirkulasi yang berlebihan akibat hipervolemia berat mengkhawatirkan,
terutama pada bayi prematur dan pertumbuhan terhambat, tambahan darah plasenta ke dalam
sirkulasi bayi tersebut biasanya tidak menimbulkan kesulitan. Oleh karena itu mengklem tali
pusat setelah pembersihan saluran nafas bayi pertama kali selesai biasanya memerlukan waktu
30 detik. Bayi tidak dinaikkan di atas introitus pada persalinan pervaginam, juga tidak terlalu
tinggi di atas dinding abdomen ibu pada seksio sesarea.

KALA IV PERSALINAN :
Dimulai pada saat plasenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.

Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4 persalinan :


1. Kontraksi uterus harus baik
2. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4. Kandung kencing harus kosong
5. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
6. Resume keadaan umum ibu dan bayi

Penanganan

27
 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20- 30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi,
otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat
mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
 Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya.
 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
 Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi
yang nyaman.
 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayinya.
 Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan
ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3
jam pascapersalinan.
 Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
 bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
 Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

Nilai Apgar
Nilai Apgar adalah suatu cara praktis untuk menilai keadaan bayi baru lahir. Nilai Apgar

Mekanisme Persalinan

Turunnya kepala
Bila his cukup kuat kepala akan turun, dan mulai masuk kedalam rongga panggul.
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat terbagi atas dua keadaan
1. Sinklitismus, yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas
panggul.
2. Asinklitismus ialah, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas
panggul.
Asinklitismus terbagi atas dua bagian :
- Asinklitismus anterior: menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut
lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
- Asinklitismus posterior: menurut Litzman; yaitu keadaan sebaliknya dari asinklitismus
anterior.

Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme turunnya


kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah
lebih luas dibandingkan ruangan pelvis di daerah anterior. Hal asinklitismus lebih penting,
apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.

28
 Fleksi
Flexi disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir
pintu atas panggul, cervix, dinding panggul dan dasar panggul.
 Rotasi (putaran paksi dalam)
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his
yang berulang-ulang. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar
kearah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis.
 Defleksi / ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil dibawah simfisis, maka
dengan suboksipot sebagai hipomoklion, kepala akan mengadakan gerakan defleksi untuk
dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak.
Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan
his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan
akhirnya dagu. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya kebawah dan
satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya keatas.
 Putaran paksi luar
Adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan
kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam
keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu
akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih
dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih
dahulu, baru trokanter belakang. Kemudian bayi lahir sepenuhnya.

29
30
31
Pimpinan Persalinan Normal

CARA MEMIMPIN PERSALINAN NORMAL


A. Persiapan
1. Pasien
2. Instrumen dan medikamentosa
3. Bayi
4. Penolong
B. Pengenalan kala II
1. His datang 4-5 kali dalam 10 menit
2. Ibu mengedan terus menerus,anus membuka, perinium menonjol
3. Pada periksa dalam (PD) didapatkan :

- Pembukaan lengkap, porsiotidak teraba


- Penurunan Hodge III (+)
- Denominator UUK kiri atau kanan atas
- Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
C. Pimpinan kala II
1. Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase akme atau puncak his dan minta ibu
untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat siku agar tekanan abdomen
menjadi efektif.
3. Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakan kemnbali tungkai ibu di atas ranjang
persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu terdebut (tiap 5 menit).
4. Pimpin berulang- ulang sampai bayi maju kearah vulva
( bila langka episiotomi diperlukan, lanjutkan ke langkah D dan bila episiotomi tidak
diperlukan, lanjutkan ke langkah E )

D. EPISIOTOMI
Episiotomy adalah sebuah irisan bedah melalui perineum yang dilakukan unuk
memperlebar vagina dengan maksud untuk membantu proses kelahiran bayi. Perlebaran
ini dapat dilakukan di garis tengah ("midline") atau dari sebuah sudut dari ujung belakang
dari vulva, dijahit kembali setelah melahirkan.Ini merupakan suatu prosedur umum dalam
kedokteran yang dilakukan kepada wanita.

E. EKSPULSI KEPALA
1. Pada his berikut minta pasien untuk untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk mengedan
sekuat mungkin.
2. Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi kepala), letakkan
telapak tangan lain pada perineum dengan membentangkan telunjuk dan ibu jari sehingga
bagian di antara kedua jari tersebut, dapat mendorong perineum untuk membantu lahirnya
berturut-turut UUB, mata,hidung, mulut dan dagu (hilangkan tahanan pada belakang
kepala secara bertahap).
3. Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum, perhatikan proses putaran paksi
luar (UUK kembali kearah punggung bayi).

32
4. Ambil kain/handuk bersi, seka muka, mulut, hidung dan kepala bayi dari dara, air ketuban
atau ferniks kaseosa. Bersikan pula lipat paha, perineum dan daerah di sekitar bokong ibu.
F. MELAHIRKAN BAYI.
1. Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi secara biparietal (ibu jari pada pipi
depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari manis dan kelingking pada belakang
leher dan bawah kepala). Sambil meminta ibu untuk mengedan, gerakan bayi kebawah
sehingga lahir bahu depan.
2. Gerakan bayi keatas sehingga lahir bahu belakang.

Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada dan lengan, perut,
pinggul dan tungkai.
Perhatikan:
Pada pertolongan persalinan dengan meja/ranjang persalinan yang dapat dilepas atau meja
ginokologi ( bagian bokong atau kaki), setelah kedua bahu lahir, topangkan badan bayi
pada lengan bawa kanan, tangan kiri memegang bagian belakang tubuh bayi).
Letakan bayi di antara kedua paha ibu (untuk ranjang atau meja ginekologi, letakan bayi di
atas perut ibu dan minta asisten untuk memegangnya agar tidak terjatuh).

G. MANAJEMEN AKTIF KALA III (lihat prosedur manajemen aktif kala III).
Bila plasenta telah lepas, lahirkan plasenta secara BRANDT –ANDREW:
1. Penolong pada sisi kanan ibu.
2. Regangkan tali pusat dengan menarik klem penjepit dengan salah satu tangan.
3. Dengan 4 jari tangan lain, dorong korpus uteri ke dorsokranial hingga plasenta masuk
ke segmen bawah rahim dan lumen vagina.
4. Regangkan lagi tali pusat,tekan suprasimfisis secara simultan agar plasenta terdorong
keluar.
5. Lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat. Tampung plasenta dengan tangan kiri (atau
mangkok logam).

Penegangan Tali Pusat Terkendali


1. Memindahkan klem pada tali pusat.
2. Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
3. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus
dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati
untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-
40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
 Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seseorang anggota keluarga untuk
melakukan rangsangan puting susu.

Mengeluarkan Plasenta
1. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.

33
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva.
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
 Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M
 Menilai kandungan kemih dan lakukan kateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
 Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
 Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
 Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.
2. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut.
 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan
memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau
klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang
tertinggal.

Pemijatan Uterus
1. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai pendarahan
1. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
 Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil
tindakan yang sesuai.
2. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang
mengalami pendarahan aktif.

H. PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI


MENJAHIT LASERASI PERINEUM ATAU EPISIOTOMI
Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan kembali
jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(memastikan hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke dalam jaringan tubuh,
jaringan akan terluka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh
sebab itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomi gunakan benang yang cukup panjang
dan gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis.

Keuntungan-keuntungan teknik penjahitan jelujur:


 Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua jenis simpul)
 Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan

34
 Menggunakan lebih sedikit jahitan

 Mempersiapkan penjahitan:
 Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada di tepi tempat tidur atau
meja. Topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota keluarga untuk
memegang kaki ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi.
 Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.
 Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bisa dilihat dengan
jelas.
 Gunakan teknik aseptik pada saat memeriksa robekan atau episiotomi, memberikan
anestesi lokal dan menjahit luka (Lihat Bab 1).
 Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
 Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau yang steril.
 Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan dan bahan-bahan disinfeksi
tingkat tinggi untuk penjahitan (peralatan dan bahan-bahan ini tercantum di lampiran 5)
 Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan mudah dilihat dan
penjahitan bisa dilakukan tanpa kesulitan.
 Gunakan kain/kasa disinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk menyeka vulva, vagina dan
perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai
dalam dan luasnya luka.
 Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Pastikan bahwa laserasi/sayatan
perineum hanya merupakan derajat satu atau dua (lihat Bab 5). Jika laserasinya dalam
atau episiotomi telah meluas, periksa lebih jauh untuk memeriksa bahwa tidak terjadi
robekan derajat tiga atau empat. Masukkan jari yang bersarung tangan ke dalam anus
dengan hati-hati dan angkat jari tersebut perlahan-lahan untuk mengidentifikasi sfingter
ani. Raba tonus atau ketegangan sfingter. Jika sfingter terluka, ibu mengalami laserasi
derajat tiga atau empat dan harus dirujuk segera. Ibu juga dirujuk jika mengalami laserasi
serviks.
 Ganti sarung tangan dengan sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril yang baru
setelah melakukan pemeriksaan rektum.
 Berikan anestesia lokal (kajilah teknik untuk memberikan anestesia lokal di bawah ini.
 Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih) dan benang. Gunakan
benang kromik 2-0 atau 3-0. Benang kromik bersifat lentur, kuat, tahan lama dan paling
sedikit menimbulkan reaksi jaringan.
 Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90 derajat, jepit dan jepit jarum
tersebut.

Memberikan anestesia local


Berikan anestesia lokal pada setiap ibu yang memerlukan penjahitan laserasi atau
episiotomi.Penjahitan sangat menyakitkan dan menggunakan anestesia lokal merupakan
asuhan sayang ibu.Jika ibu dilakukan tindakan episiotomi dengan anestesia lokal, lakukan
pengujian pada luka untuk mengetahui bahwa bahan anestesia masih bekerja.Sentuh luka
dengan jarum yang tajam atau cubit dengan forseps atau cunam.Jika ibu merasa tidak
nyaman, ulangi pemberian anestesia lokal.

35
Gunakan tabung suntik steril sekali pakai dengan jarum ukuran 22 panjang 4 cm.
Jarum yang lebih panjang atau tabung suntik yang lebih besar bisa digunakan, tapi, jarum
harus berukuran 22 atau lebih kecil tergantung pada tempat yang memerlukan anestesia.
Obat standar untuk anestesia lokal adalah 1% lidokain tanpa epinefrin (silokain). Jika
lidokain 1% tidak tersedia, gunakan lidokain 2% yang dilarutkan dengan air steril atau
normal salin dengan perbandingan 1:1 (sebagai contoh, larutkan 5 ml lidokain 2% dengan
5 ml air steril atau normal salin untuk membuat larutan lidokain 1%).

- Jelaskan pada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantu ibu merasa santai.
- Hisap 10 ml larutan lidokain 1% ke dalam alat suntik sekali pakai ukuran 10 ml (tabung
suntik yang lebih besar boleh digunakan, jika diperlukan). Jika lidokain 1 % tidak tersedia,
larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1 bagian normal salin atau air steril yang sudah
disuling.
- Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4 cm ke tabung suntik tersebut.
- Tusukkan jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan lain tarik jarum sepanjang tepi
luka (ke arah bawah di antara mukosa dan kulit perineum).
- Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di
dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke tabung suntik, jangan suntikkan lidokain dan
tarik jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.

Alasan:Ibu bisa mengalami kejang dan kematian bisa terjadi jika lidokain disuntikkan ke
dalam pembuluh darah.

- Suntikkan anestesia sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik perlahan-
lahan.
- Tarik jarum hingga sampai ke bawah tempat di mana jarum tersebut disuntikkan.
- Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah luka dan ulangi langkah ke-4. Tusukkan jarum
untuk ketiga kalinya seperti yang ditunjukkan di Gambar L-4.1 dan sekali lagi ulangi
langkah ke-4 sehingga tiga garis di satu sisi luka mendapatkan anestesia lokal. Ulangi
proses ini di sisi lain dari luka tersebut. Setiap sisi luka akan memerlukan kurang lebih 5
ml lidokain 1% untuk mendapatkan anestesia yang cukup.
- Tunggu selama dua menit dan biarkan anestesia tersebut bekerja dan kemudian uji daerah
yang dianestesia dengan cara dicubit dengan forseps atau disentuh dengan jarum yang
tajam. Jika ibu merasakan jarum atau cubitan tersebut, tunggu dua menit lagi dan kemudian
uji kembali sebelum mulai menjahit luka.

Penjahitan laserasi pada perineum

- Cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Ganti sarung tangan jika sudah terkontaminasi, atau jika tertusuk jarum maupun peralatan
tajam lainnya.
- Pastikan bahwa peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penjahitan
sudah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril.
- Setelah memberikan anestesia lokal dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah di
anestesi, telusuri dengan hati-hati menggunakan satu jari untuk secara jelas menentukan

36
batas-batas luka. Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka. Dekatkan
tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya menjadi satu dengan mudah.
- Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di bagian dalam vagina.
Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih
pendek dan ikatan.
- Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen.
- Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke bawah
cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi. Periksa bagian antara jarum di perineum
dan bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.
- Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur, hingga
mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu untuk melakukan
satu atau dua lapis jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan/atau
mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
- Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan,
menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi
jahitan lapis ke dua Periksa lubang bekas jarum. Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan
luka yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan menutup dengan
sendirinya pada saat penyembuhan luka.
- Tusukkan jarum dan robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang
cincin himen.
- Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung benang dan sisakan
sekitar 1,5 cm. Jika ujung benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan laserasi
akan membuka.
- Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau
peralatan yang tertinggal di dalam.
- Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke dalam anus. Raba apakah ada jahitan pada
rektum. Jika ada jahitan yang teraba, ulangi pemeriksaan rektum enam minggu
pascapersalinan. Jika penyembuhan belum sempurna (misalkan jika ada fistula
rektovaginal atau jika ibu melaporkan inkontinensia alvi atau feses), ibu segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan rujukan.
- Cuci daerah genital dengan lembut dengan sabun dan air disinfeksi tingkat tinggi,
kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman.
- Nasehati ibu untuk:
 menjaga perineumnya selalu bersih dan kering
 hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya
 cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai empat kali per
hari
 kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu harus kembali lebih
awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah
lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
Ingat:
- Tidak usah menjahit laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan dan men-dekat
dengan baik.
- Gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mendekatkan jaringan dan memastikan
hemostasis.

37
- Selalu gunakan teknik aseptik.
- Jika ibu mengeluh sakit pada saat penjahitan dilakukan, berikan lagi anestesia lokal untuk
memastikan kenyamanan ibu, inilah yang disebut asuhan sayang ibu.

Penjahitan episiotomy
Secara umum prosedur untuk menjahit episiotomi sama dengan menjahit laserasi perineum.
Jika episiotomi sudah dilakukan, lakukan penilaian secara hati-hati untuk memastikan
lukanya tidak meluas.Sedapat mungkin, gunakan jahitan jelujur.Jika ada sayatan yang
terlalu dalam hingga mencapai lapisan otot, mungkin diperlukan penjahitan secara terputus
untuk merapatkan jaringan.

I. PEMANTAUAN KALA IV.


- Ganti baju ibu dengan baju bersi dan kering. Pasang pispot datar dan lebar pada
bagian bokong untuk memantau dara yang keluar.
- Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut.
- Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit hingga 2 jam pasca kala
III.
- Beri obat-obatan yang di perlukan dan minum secukupnya.
- Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan kasa penyerap
dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu. Bawa keruang perawatan dan lakukan rawat
gabung sesegera mungkin.

1. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Hukum Puasa Ramadhan


pada Ibu Hamil
Hamil dan menyusui adalah dua kondisi berat yang dialami hampir semua wanita.
Dalam hal inilah kewajiban berpuasa bagi wanita hamil dan menyusui agak berbeda dari
kaum muslimin pada umumnya. Kesukaran yang mereka hadapi diibaratkan orang yang
sakit ditengah ketidakberdayaanya melawan penyakit. Sebab itu, wanita hamil dan
menyusui diberikan keringanan (rukhshah) untuk tidak berpuasa.

‫ﻓﻣﻦﺍ ﻜﺍﻦ ﻣﻧﻜﻡ ﻣﺭﻴﺿﺍﺍﻮﻋﻠﻲ ﺳﻓﺮﻓﻌﺪﺓ ﻣﻦ ﺍﻴﺍﻡ ﺍﺧﺮﻮﺍﻠﺬﻴﻦ ﻴﻂﻴﻗﻮﺬﻪ ﻂﻌﺍﻡ ﻣﺴﻛﻴﻦ‬
”Diwajibkan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) untuk membayar fidyah, yaitu dengan memberi makan seorang miskin.” (QS.
Al- Baqarah : 184).
Sedang hadist Nabi SAW, ”Sesungguhnya Allah telah memaafkan setengah
nilai shalat dari para musafir serta memberikan kemurahan bagi wanita hamil dan
menyusui. Demi Allah. Rasulullah telah mengatakan keduanya, salah satu atau
keduanya.” (HR. Nasai dan Tirmidzi).

Hukumnya kembali ke asal, yakni wajib. Sepanjang mereka tidak merasa berat,
yakin sanggup menjalani serta tidak sampai membahayakan kondisi kesehatan diri dan
janinnya.

38
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, yang secara garis besar terbagi menjadi
empat pandangan :
Keduanya (wanita hamil maupun menyusui) harus mengganti puasa dan tidak perlu
membayar fidyah. Ini adalah pendapat Mazhab Hanafi , Abu Tsaur dan Abu Ubaid.
Dalilnya adalah mengqiyaskan wanita hamildan menyusui dengan orang sakit. Orang sakit
boleh tidak puasa, dan harus meng-qadha (mengganti) di hari lain, sebagaimana jelas dalam
Al- Qur’an surah Al- Baqarah ayat 184 dan 185. Pendapat ini disokong oleh ulama asal
Mekkah, Syekh Muhammad bin Shalih Al- Utsaimin. Menurutnya penjelasan tentang
membayar fidayah bagi yang meningglakan puasa karena uzur tidak ada dalam Al- Qur’an
maupun Sunnah (Hadist).
Bila dia hanya khawatir akan dirinya saja, maka dia harus meng-qadha, tapi bila
mengkhawatirkan pula keselamatan bayinya kalau berpuasa, maka dia harus meng-qadha
plus membayar fidyah.

39

Anda mungkin juga menyukai