Anda di halaman 1dari 4

Bentuk bentuk Status Sosial

1. Stratifikasi usia (age stratification), dalam sistem ini anggota masyarakat yang
berusia lebih muda mempunyai hak dan kewajiban berbeda dengan anggota
masyarakat yang lebih tua. Misalnya, dalam adat orang Jawa, anak sulung
memperoleh prioritas dalam pewarisan harta atau kekuasaan.
2. Stratifikasi dalam bidang pekerjaan (occupational stratification), misalnya
hubungan erat antara usia karyawan dengan pangkat mereka dalam organisasi,
atau persamaan usia antara karyawan yang memangku jabatan sama. Tidak
heran bila kita menjumpai bahwa jabatan yang dipangku dosen di dalam struktur
organisasi perguruan tinggi negeri memperlihatkan hubungan erat dengan usia
para pemangku jabatan.
3. Stratifikasi jenis kelamin (sex stratification), sejak lahir laki-laki dan perempuan
memperoleh hak dan kewajiban yang berbeda dan perbedaan tersebut sering
mengarah kesuatu hierarki. Status laki-laki lebih tinggi daripada perempuan,
laki-laki sering memperoleh pendidikan formal lebih daripada perempuan,
sedangkan perempuan tak perlu terlalu tinggi karena ada yang beranggapan
nantinya mereka hanya akan menjadi ibu rumah tangga.
4. Stratifikasi atas dasar kekerabatan, perbedaan hak dan kewajiban antara ibu,
ayah, anak, dan sebagainya sering mengarah pada suatu hierarki.
5. Stratifikasi pendidikan (education stratification), pembedaan warga masyarakat
sering membeda-bedakan atas dasar tingkat pendidikan formal yang berhasil
mereka raih.
6. Stratifikasi ekonomi (economic stratification), pembedaan warga masyarakat
berdasarkan penguasaan dan pemilikan materi. Penghasilan dan kekayaan
membuat masyarakat terstratifikasi menjadi kelas atas, kelas menengah, dan
kelas bawah.

Unsur unsur Status Sosial

Unsur dalam status social masyarakat :


1. Kedudukan (status), masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam
kedudukan, yaitu ascribed-status , yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat
tanpa meperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Achieved-status
adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha yang disengaja.
2. Peranan (role), merupakan aspek dinamis kedudukan, apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia
menjalankan suatu peranan. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan.

Faktor penghambat Status Sosial

Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat status sosial, antara lain
sebagai berikut:

a) Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, di
mana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka
yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai
penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson
Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan. Barack
Husen Obama, terpilih menjadi presiden Amerika Serikat.
b) Agama, seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta.
c) Diskriminasi kelas, sistem kelas terbuka dapat menghalangimobilitas ke atas.
Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu
mendapatkannya. Contoh, jumlah anggota DPR RI yang dibatasi hanya 400-500
orang, sehingga hanya 400-500 orang yang mendapat kesempatan untuk
menaikkan status sosialnya menjadi anggota DPR RI.
d) Kemiskinan, dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang
dan mencapai suatu sosial tertentu. Contoh, Si “A” memutuskan untuk tidak
melanjutkan sekolahnya karena kedua orang tuanya tidak bisa membiayai,
sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.
e) Perbedaan jenis kelamin, dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi,
kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan
status sosialnya.

Dampak mobilitas sosial

Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi


tertentu terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu
kemudian mendatangkan berbagi reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada
berbagai macam konflik. Ada berbagai macam konflik yang muncul dalam
masyarakat sebagai akibat terjadinya mobilitas. Dampak negatif mobilitas sosial
adalah sebagai berikut

a) Konflik antarkelas. Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial yang


disebabkan oleh ukuran-ukuran, seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan.
Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi
perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam
mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contoh, demonstrasi buruh
yang menuntut kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan
pengusaha.
b) Konflik anatrkelompok sosial. Di dalam masyarakat terdapat pula kelompok
sosial yang beraneka ragam, di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideology,
profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai
kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh, tawuran
pelajar atau perang antarkampung.
c) Konflik antargenerasi. Konflik antargenerasi terjadi antara generasi tua yang
mempertahankan nilai-nilai lama dengan generasi muda yang ingin mengadakan
perubahan. Contoh, pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di
Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tuas.
d) Penyusaian kembali. Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau
mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik, bila menyadari bahwa
konflik itu lebih banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian
kembali yang di dasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai.
Penyesuaian semacam ini disebut akomodasi.

Sedangkan dampak positif


a) Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena
adanya kesempatan berpindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau
bersaing dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh, seorang anak
miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan di masa depan.
b) Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat
ke arah yang lebih baik. Contoh, Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari
masyarakat agraris ke masyarakat industrialis. Perubahan ini agar lebih cepat
terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu di
dukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai