ACARA I
KUALITAS AIR
Semester:
Genap 2019
Oleh:
Azzam Afiq Naufal
A1D017199
Rombongan10
PJ Asisten: Simbar Sulanjari Susanto
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)
Dari segi parameter fisika yaitu suhu, tingkat kecerahan, tingkat kekeruhan dan
tingkat kedalaman. Parameter kimia yaitu Ph, O2 terlarut dan CO2 bebas, sedangkan
untuk parameter biologi yaitu plankton dan bentos. Pengukuran kualitas air dilakukan
pada ekosistem perairan seperti kolam waduk, sungai, laut, danau, teluk, delta,
lingkungan sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan
manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi
ikan. Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah
pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2
2
Dalam pengukuran kualitas air secara umum, menggunakan metode purposive
air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran
panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh
faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di
anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas
yang berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan
hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung.
Oleh karena itu, kualitas air irigasi menjadi hal yang harus diperhatikan dengan baik
agar produksi pertanian dapat memenuhi standar kuantitas maupun kualitas. Kualitas
air untuk pertanian ini, harus tetap dijaga baik sebelum maupun sesudah memasuki
areal pertanian.
B. Tujuan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan regulator yang universal dimana hampir berbagai macam zat
terlarut di dalamnya dan berinteraksi langsung dengan sistem yang terdapat dalam
setiap organisme hidup. Kualitas air merupakan salah satu aspek yang semakin
banyak mendapatkan perhatian dan pengelolaan sumber daya air. Kualitas air secara
umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan ke
kegiatan lain. Sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan
kualitas air untuk keperluan air minum. Kualitas air mengacu pada kandungan
polutan yang terkandung dalam air dan kaitannya untuk menunjang kehidupan
ekosistem yang ada di dalamnya. Dalam memahami kualitas air, kita perlu
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu
parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia
(pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi
air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air
dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, Konduktivitas,
4
Parameter Fisika, Suhu: Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan
udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan
oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola temperatur
oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik,
dan kadar alkali dari sebuah contoh cairan. Kadar pH dinilai dengan ukuran antara 0-
14. Sebagian besar persediaan air memiliki pH antara 7,0-8,2 namun beberapa air
memiliki pH di bawah 6,5 atau diatas 9,5. Air dengan kadar pH yang tinggi pada
umumnya mempunyai konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat
dalam air. Pada siang hari jika oksigen naik akibat fotosintesa fitoplankton, maka pH
juga naik. Pada pagi jika pH kurang dari 7, hal ini menunjukan bahwa tambak atau
unsur P dalam air dan mempengaruhi daya racun amoniak dan H2S dalam air
perliukan oleh semua organisme untuk respirasi dan sebagai zat pembakar dalm
5
proses metabolisme. Oksigen juga sangat dibutuhkan mikro organisme (bakteri)
untuk proses dekomposisi. Kandungan oksigen dalam air yang ideal adalah antara 3-7
ppm. Jika kandungan oksigen kurang dari 3 ppm, maka ikan maupun udang akan
berada di permukaan air bahkan bagi udang yang sedang molting, jika oksigen 1-2
ppm, udang bisa mati, demikian pula jika oksigen terlalu tinggi, ikan maupun udang
air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan
terlebih dahulu. 2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air
minum. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan. 4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan
pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. Secara
global dinyatakan bahwa hanya 3% dari total air di bumi adalah air bersih. Sisanya
adalah laut atau lautan. Dari 3% tersebut 79% merupakan es dan gletser, dan hanya
1% yang merupakan air permukaan. Dari air permukaan ini 52% terdapat di danau,
1% di sungai, 38% di dalam tanah (soil moisture), 8% adalah uap air dan sisanya air
yang ada dalam kehidupan organism. Tiap tahun, 40.000 km3 tersedia untuk
keperluan manusia, kira-kira sekitar 4.000 km3 yang benar-benar di eksplorasi (water
withdrawal). Untuk keperluan pertanian 70%, industri 22% dan domestik (keperluan
rumah tangga) 8%. Dalam pengelolaan sumber daya air terdapat beberapa masalah
6
pokok yang sangat serius sebagai berikut: (1) kecenderungan penggunaan air yang
belum efisien, (2) kerusakan lahan di daerah tangkapan hujan, (3) erosi dan
sedimentasi, (4) fluktuasi debit pada musim kemarau dan musim hujan, (5)
Air irigasi didistribusikan ke petak pertanian dengan jumlah dan kualitas air
tempat lain hingga tidak merusak tanaman. Air irigasi yang cukup dengan kualitas air
yang sesuai dengan peruntukan tanaman dapat mendukung pertanian sehat. Salah satu
parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air adalah baku mutu air, yaitu
batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar dalam air tetapi masih
Lingkungan Hidup Negara tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, air
irigasi termasuk golongan D yang diperuntukkan bagi pertanian dan dapat pula
digunakan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik tenaga air. Persyaratan kualitas
air golongan D ini lebih rendah disbanding golongan A, B, dan C yang berturut-turut
diperuntukkan bagi air minum, mandi, serta peternakan dan perikanan. Berbagai
persyaratan tersebut meliputi sifat fisik, kimia dan biologi. Sifat fisik memuat seperti
kekeruhan dan warna kekeruhan air terkait padatan yang tersuspensi, sementara sifat
kimia diantaranya adalah derajat keasaman, kadar O2 terlarut, serta padatan terlarut
seperti nitrat fosfat dan residu pestisida. Untuk sifat biologi, parameter yang
7
digunakan adalah jumlah mikroorganisme pathogen yang ada di dalam air
(Suriawiria, 2005).
air dikelompokkan menjadi empat, yaitu dari bahan organik, anorganik, zat kimia,
dan limbah. Bahan buangan organik biasanya berupa limbah yang dapat terdegradasi
Sementara itu, bahan buangan anorganik berupa limbah yang tidak dapat membusuk
berasal dari logam-logam seperti ion kalsium (Ca), ion timbal (Pb), ion magnesium
(Mg), ion arsen (As), dan air raksa (Hg). Bila logam-logam tersebut mencemari air,
maka akan menimbulkan akumulasi yang pada akhirnya menyebabkan air menjadi
sadah dan mengganggu kesehatan manusia. Bahan buangan yang berasal dari zat
kimia dihasilkan oleh sabun, pestisida, zat warna kimia, larutan penyamak kulit, dan
zat radioaktif. Limbah adalah zat, energi atau komponen lain yang dikeluarkan/
dibuang akibat sesuatu kegiatan baik industry maupun non-industri. Limbah bisa
Masalah yang ditimbulkan oleh air irigasi terkait kualitasnya dapat berupa
salinitas, daya hantar listrik (EC), kandungan lumpur, pH, akumulasi Na+. Cl-, dan
BO3- yang bersifat racun, serta kandungan N yang tinggi. Kesemuanya itu dapat
menurunkan kuantitas maupun kualitas hasil panen atau bersifat korosif terhadap alat-
alat pertanian. Salinitas terjadi bila garam-garam yang berasal dari air tanah yang
8
dangkal dan salin atau dari garam-garam yang terlarut dalam air irigasi terakumulasi
pada zona perakaran sehingga tanaman tidak mampu menyerap air dari tanah dalam
jumlah cukup banyak untuk memenuhi kebutuhannya. Apabil penyerapan air sangat
menurun maka tanaman akan memperlihatkan gejala kekeringan dan bila tidak segera
Kriteria air yang bagus digunakan dalam sektor pertanian, antara lain air
tersebut tidak memiliki konsentrasi garam yang tinggi karena dengan tingginya
itu, air yang bagus digunakan untuk pertanian juga harus memiliki kandungan sodium
yang rendah karena sodium terdapat di koloid tanah dan akan berfluktuasi sesuai
penambahan air irigasi atau air hujan dan sistem koloid tanah, sebab air yang baik
bagi pertumbuhan tanaman adalah yang bersodium rendah. Kriteria lain adalah nilai
pH berkisar antara 6,5 – 8,4 atau pH netral, karena apabila pH tinggi atau lebih dari
8,5 sering ada HCO3- dan CO3- dalam konsentrasi tinggi atau disebut alkalinity.
Selain itu, air yang baik untuk pertanian juga harus memilih nutrisi yang tidak
berlebih karena apabila nutrisinya berlebih maka akan mengurangi kualitas hasil
9
III. METODE PRAKTIKUM
Adapun bahan dan alat yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan praktikum
acara 1 tentang kualitas air. Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah air
irigasi. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain ember, erlenmeyer,
gelas ukur, corong, pH paper, TDS meter, DO meter, EC meter, turbidimeter, kertas
saring, aquades.
B. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari acara 1 tentang kualitas air anata lain sebagai
berikut:
1. Persiapan Contoh
Contoh air irigasi diambil dari lapangan sebelum dianalisis terlebih dahulu
diperiksa label dan nomor. Diulang sebanyak 3 kali dan masing-masing disiapkan
dan pH paper.
Peralatan yang dibutuhkan antara lain erlenmeyer, gelas ukur, kertas saring
dibutuhkan adalah aquades. Cara kerja: Kertas saring berlipat yang sudah
10
diketahui bobotnya (A mg) disimpan diatas corong yang beralas erlenmeyer. Gelas
ukur yang berisi air irigasi sebanyak 250 ml disaring diatas kertas saring sampai
habis. Kemudian kertas saring dipanaskan pada suhu 105 0C selama 1-3 jam.
Dimana:
Peralatan yang dibutuhkan antara lain EC meter, erlemeyer 100 ml, tissue.
Pereaksi yang digunakan antara lain aquades. Cara Kerja: Alat EC meter
dinyalakan, elektrode dicuci dengan aquades lalu keringkan dengan tisue. Alat
(kira-kira 50 ml) dan dibaca setelah angka mantap. Setiap akan mengukur contoh
elektrode dicuci dan dikeringkan dengan tisu. Setelah selesai elektrode dicuci
11
Peralatan yang dibutuhkan antara lain TDS meter, erlemeyer 100 ml, tissue.
Pereaksi yang digunakan antara lain aquades. Cara Kerja: Alat TDS meter
Elektrode dimasukkan ke dalam contoh yang akan diukur (kira-kira 50 ml) dan
dibaca setelah angka mantap. Setiap akan mengukur contoh elektrode dicuci dan
dikeringkan dengan tisu. Setelah selesai elektrode dicuci dengan aquades dan dilap
Peralatan yang dibutuhkan antara lain DO meter, erlemeyer 100 ml, tissue.
Pereaksi yang digunakan antara lain aquades. Cara Kerja : Alat DO meter
Elektrode dimasukkan ke dalam contoh yang akan diukur (kira-kira 50 ml) dan
dibaca setelah angka mantap. Setiap akan mengukur contoh elektrode dicuci dan
dikeringkan dengan tisu. Setelah selesai elektrode dicuci dengan aquades dan dilap
tissue. Pereaksi yang digunakan antara lain aquades. Cara Kerja: Contoh air
berkedip 10 kali kemudian dicatat nilai yang keluar. Alat dimatikan. Setelah
selesai tabung turbidi dicuci dengan aquades dan dilap sampai kering.
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
13
4. TDS Meter Untuk mengukur partikel TDS Meter di nyalakan,
padatan terlarut yang kemudian di masukan ke
tidak tampak oleh mata. dalam larutan yang akan
di ukur, baca angka
Satuan: µs/cm setelah angka mantap.
TDS Meter di matikan,
kemudian di cuci dengan
cara di masukkan ke
dalam aquades.
5. DO Meter Untuk mengukur kadar DO meter di nyalakan di
oksigen terlarut di dalam masukan ke dalam larutan
air atau larutan. yang akan di ukur, baca
angka setelah mantap. DO
Satuan: % meter di matikan
kemudian di cuci dengan
cara di masukan ke dalam
aquades.
2. TDS Meter 163 ppm 165 ppm 162 ppm 163,33 ppm
Keterangan :
EC Meter
< 500 (baik)
500 – 2000 (sedang)
>2000 (jelek)
14
TDS Meter
<1000 (baik)
1000 – 2000 (sedang)
>2000 (jelek)
pH Meter
6,5–7,5 (baik)
5,5–6,4/7,6–8,5 (sedang)
<5,5/8,5 (jelek)
Turbidimeter
65 (baik)
5,25 (sedang)
>25 (jelek)
Kesimpulan :
1. Tingkat kejenuhan air dari tiga sampel diperoleh rata-rata sebesar 3,04 NTU yang
2. Kandungan terlarut pada air dari tiga sampel diperoleh rata-rata sebesar 163,33
ppm. Hal ini berarti kandungan terlarut pada sampel menunjukkan kualiatas baik.
3. Kandungan pH pada air pada tiga sampel diperoleh rata-rata 6,1. Hal ini berarti
4. Daya hantar listrik (DHL) dari tiga sampel diperoleh rata-rata sebesar 205,33
µs/cm. Hal ini berarti DHL pada sampel menunjukkan kualitas baik.
15
B. Pembahasan
Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain di dalam air (Sahabuddin et al., 2014). Kualitas air secara umum
ditunjukkan oleh mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau
keperluan tertentu. Kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain,
sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk
keperluan air minum (Sudaryono, 2004). Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian
air untuk dipergunakan bagi pemenuhan kebutuhan tertentu bagi kehidupan manusia,
seperti untuk mengairi tanaman, minuman ternak, dan kebutuhan langsung untuk
diminum, mandi, mencuci, dan sebagainya. Kualitas air ditentukan oleh kandungan
sedimen tersuspensi dan bahan kimia yang terlarut di dalam air tersebut (Arsyad
2000).
Kualitas air adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain di dalam air (Yudo, 2010)). Kualitas air secara umum ditunjukkan
oleh mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan
tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan
lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air
industri, rekreasi dan sebagainya. Kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk
16
menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat
diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang
biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen
lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter
fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH,
oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi
Kualitas air memiliki standar sesuai dengan tujuan digunanakannya air tersebut.
Standar kualitas air yang ditetapkan Pemerintah Indonesia diatur melalui Peraturan
Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini klasifikasi mutu air ditetapkan
menjadi IV kelas.
1. Kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku, air minum, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
2. Kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana atau
Sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
3. Kelas III, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan lain
17
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan
terlebih dahulu. 2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air
minum. 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan. 4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan
1. pH meter
di dalam air, besarannya dinyatakan dalam minus logaritma dari konsentrasi ion
2005).
18
Fungsinya adalah digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau
untuk mengukur pH zat semi padat). PH meter yang biasa terdiri dari
elektronik yang mengukur dan menampilkan pH membaca. Prinsip kerja alat ini
yaitu semakin banyak electron pada sampel maka akan semakin bernilai asam
begitu sebaliknya, karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah
benar, diantaranya:
2. Sebelum di ukur, terlebih dahulu perhatikan kadar suhu larutan yang akan di
keduanya harus sama, misalnya jika suhu larutan yang sudah dikalibrasi
sebesar dua puluh derajat celcius,maka suhu cairan yang akan diukur juga
harus sama.
4. Hidupkan alat pH, lalu celupkan elektroda ke dalam cairan yang akan diukur,
19
5. Kemudian tekan tombol yang bertuliskan MEAS lantas akan muncul kata
HOLD di layar. Lalu tunggu beberapa saat hingga muncul angka PH yang
menunjukan kadar ph pada cairan tersebut. Setelah itu matikan alat tersebut.
2. EC meter
yang sama. Fungsi pengukuran DHL didasarkan pada kemampuan kation dan
anion untuk menghantarkan arus listrik yang dialirkan ke dalam air. Oleh
semakin tinggi pula nilai DHL. Besarnya nilai DHL bergantung kepada
Prinsip kerja alat ini adalah banyaknya ion yang terlarut dalam contoh air
berbanding lurus dengan daya hantar listrik. Cara kerja alat ini yaitu alat EC
20
meter dinyalakan, alat ditunggu sampai “Ready”, elektrode dicuci dengan
yang akan diukur. Setelah angka yang muncul stabil, kemudian dicatat.Setiap
3. TDS meter
TDS atau jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids) adalah bahan
padat yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada
dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas
yang terlarut. Kandungan total dissolved solids pada portable water biasanya
berkisaran antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai suatu pedoman
kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua
bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan
21
Fungsi TDS Meter ini adalah untuk mengukur kualitas cairan yang
air reverse osmosis, air aki, air limbah, air sadah, budidaya hidroponik, koloid
perak, proses kimia, Air destilasi air pada kolam renang, dan juga untuk
mengetahui air minum mana yang aman dikonsumsi tubuh serta biasa juga
untuk mengetahui kualitas air murni. Terlebih dahulu sediakan air yang akan
diuji pada sebuah tempat atau gelas. Selanjutnya celupkan TDS meter kedalam
air tersebut. Selanjutnya akan terbaca angka yang berubah ubah pada layar
displaynya. Pada saat seperti itu sebaiknya ditunggu terlebih dahulu sekitar 2
hingga 3 menit sampai angka digital menjadi stabil. Terdapat beberapa fitur
yang secara otomatis dapat menutup setelah 10 menit tidak digunakan, dengan
demikian mampu menghemat baterai; tampilan besar dan mudah dibaca layar
LCD.
22
Gambar 3.1 TDS meter
4. Turbidimeter
yang biasanya dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air.
Salah satu parameter mutu yang sangat vital adalah kekeruhan yang kadang-
kadang diabaikan karena dianggap sudah cukup dilihat saja atau alat ujinya
yang tidak ada padahal hal tersebut dapat berpengaruh terhadap mutu. Oleh
sebab itu untuk mengendalikan mutu dilakukan uji kekeruhan dengan alat
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai
suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang
sample (air keran toilet, air tadah hujan, dan air sungai), kemudian sebagian
23
diserap dan sebagian diteruskan, cahaya yang diserap itulah yang merupakan
tingkat kekeruhan. Maka jika semakin banyak cahaya yang diserap maka
5. DO meter
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam
bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam
suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut
memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui
sejauh mana badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan
banyaknya oksigen dalam air. Prinsip kerja Dissolve oxygen meter yaitu
24
berdasarkan fenomena palarografi, yang terjadi kepada dua elektrode katode
dan anode. Cara penggunaan Dissolved oxygen meter cukup mudah hanya
dengan mencelupkan alat Dissolved oxygen meter kedalam sampel air lalu
melihat hasil skala yang sudah tertera pada layar DO Meter (Fauzi et al., 2003).
Kriteria air yang bagus digunakan dalam sektor pertanian, antara lain air
tersebut tidak memiliki konsentrasi garam yang tinggi karena dengan tingginya
itu, air yang bagus digunakan untuk pertanian juga harus memiliki kandungan sodium
yang rendah karena sodium terdapat di koloid tanah dan akan berfluktuasi sesuai
penambahan air irigasi atau air hujan dan sistem koloid tanah, sebab air yang baik
bagi pertumbuhan tanaman adalah yang bersodium rendah. Kriteria lain adalah nilai
pH berkisar antara 6,5 – 8,4 atau pH netral, karena apabila pH tinggi atau lebih dari
8,5 sering ada HCO3- dan CO3- dalam konsentrasi tinggi atau disebut alkalinity.
Selain itu, air yang baik untuk pertanian juga harus memilih nutrisi yang tidak
25
berlebih karena apabila nutrisinya berlebih maka akan mengurangi kualitas hasil
potensial osmotis dan pertumbuhan tanaman. Salinitas air irigasi dinyatakan dalam
jumlah kandungan garam terlarut (tingkat salinitas air irigasi berbeda-beda, ada yang
rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi), sedangkan menurut (Redyy,1993). Salinitas
menunjukkan kadar senyawa kimia yang terlarut dalam tanah. Tanah salin adalah
tanah yang mengandung senyawa organik seperti (Na+, Mg2+, K+, Cl+, SO42-,
HC03-, dan CO32-) dalam suatu larutan sehingga menurunkan produktivitas tanah.
Salinitas tanah yang tinggi, akan merusak kesuburan tanah, karena akan mematikan
organisme penyubur tanah seperti bakteri dan cacing tanah. Pada wilayah pertanian
maju cacing tanah diupayakan agar tetap hidup melalui rekayasa lingkungan,
Sodisitas adalah kandungan sodium dalam air yang dapat menimbulkan efek
beracun bagi tanaman. Sedangkan menurut (FAO, 1976), Karakteristik lahan yang
dinyatakan dalam nilai exchangeable sodium percentage atau ESP (%) yaitu dengan
yang memperburuk pertukaran gas, dispersi material koloid tanah, struktur tanah,
serta pH tanah menjadi lebih tinggi karena kompleks serapan dipenuhi oleh ion Na+
26
Toksisitas adalah kandungan ion yang spesifik yang dapat menimbulkan
gangguan pada tanaman selain cadmium (boron, Chlor dan beberapa logam berat.
Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam
Menurut Sahabuddin et al. (2014), kualitas air yaitu sifat air dan kandungan
makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dapat
diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang
biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi atau uji kenampakan (bau dan warna).
Kualitas air dapat dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu parameter fisika
(suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen
terlarut, BOD, COD dan sebagainya) dan parameter biologi (keberadaan plankton,
Manfaat mengetahui kualitas air bagi bidang pertanian adalah sebagai patokan
atau informasi primer dalam menentukan berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat
produksi pertanian seperti menentukan tanaman yang cocok baik spesies maupun
kultivar/ varietasnya. Contohnya, pH yang ditolerir oleh cabe tidaklah sama dengan
padi dan bahkan dalam 1 spesies (cabe keriting dan rawit) pun akan berbeda. Selain
itu, kualitas air juga menentukan tahan atau tidaknya tanaman untuk bertahan dalam
cekaman toksin (racun) pada air. Lalu, air yang berkualitas bagi bidang pertanian juga
diharapkan merupakan air yang “subur” yakni air yang mengandung zat organik dan
anorganik atau mikroorganisme baik (positif) sehingga secara tidak langsung dapat
27
menentukan banyaknya biaya untuk membeli pupuk tambahan (Ayers dan Westcot.
1989).
Pengujian kualitas air perlu dilakukan karena pemantauan kualitas air pada
perairan atau irigasi memiliki tujuan sebagai berikut menurut Meynendonckx et al.
(2006) :
1. Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia dan biologi.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam air irigasi adalah masalah kualitas
airnya, oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian kualitas air. Pentingnya
mempelajari kualitas air irigasi karena dapat menentukan batasan dan pengunaan dari
air irigasi untuk pertanian, dan juga mengetahui apakah air tersebut tercemar dan
tidak baik digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari juga sebagai air pertanian. Air
irigasi berperan sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan
Air irigasi yang baik menurut Nawawi (2001), yaitu air tersebut tidak memiliki
konsentrasi garam yang tinggi (salinitas) karena dengan tingginya tingkat konsentrasi
penghambatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, air yang bagus
digunakan untuk pertanian juga harus memiliki kandungan sodium yang rendah
(sodivitas) karena sodium terdapat di koloid tanah dan akan berfluktuasi sesuai
28
penambahan air irigasi atau air hujan dan sistem koloid tanah, sebab air yang baik
bagi pertumbuhan tanaman adalah yang bersodium rendah. Kriteria lain adalah nilai
pH berkisar antara 6,5 – 8,4 atau pH netral, karena apabila pH tinggi atau lebih dari
8,5 sering ada HCO3- dan CO3- dalam konsentrasi tinggi atau disebut alkalinity.
Selain itu, air yang baik untuk pertanian juga harus memilih nutrisi yang tidak
Air yang digunakan sebagai sumber irigasi harus memenuhi syarat atau baku
mutu kualitas air tertentu agar tidak membahayakan tanaman dan tidak
mempengaruhi hasil tanaman dalam jangka waktu tertentu. Kualitas air irigasi ini
dipengaruhi oleh kandungan sedimen dan unsur-unsur kimia yang terkandung di air.
Karakter fisik seperti suhu juga memiliki pengaruh yang cukup besar bagi
Karakter atau ciri air irigasi yang baik bagi tanaman yaitu setiap bentuk
penggunaan air memerlukan standar kualitas air yang berbeda sehingga indikator
yang diperlukan tidak sama. Indikator kimia yang diukur antara lain meliputi
keasaman, salinitas, beberapa bentuk oksigen, fosfor, nitrogen, pestisida dan logam
berat. Kelompok yang termasuk indikator fisika adalah suhu, kekeruhan dan
29
Penetapan kadar oksigen, tingkat kejenuhan air, kandungan terlarut, dan daya
Electrical Conductivity (EC) merupakan karakteristik penting dari air atau air
pencemarannya. EC dapat dikatakan sama dengan DHL karena memiliki arti yang
sama. Fungsi pengukuran DHL didasarkan pada kemampuan kation dan anion untuk
menghantarkan arus listrik yang dialirkan ke dalam air. Oleh karena itu, semakin
banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL.
Besarnya nilai DHL bergantung kepada kehadiran ion-ion anorganik, valensi, suhu,
Prinsip kerja EC meter adalah banyaknya ion yang terlarut dalam contoh air
berbanding lurus dengan daya hantar listrik. Cara kerja alat ini yaitu alat EC meter
dinyalakan, alat ditunggu sampai “Ready”, elektrode dicuci dengan aquades dan
dikeringkan dengan tissue. Elektrode dimasukkan kedalam air yang akan diukur.
Setelah angka yang muncul stabil, kemudian dicatat.Setiap selesai mengukur, alat
TDS atau jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids) adalah bahan padat
yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103°C-
105°C dalam portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk terlarut
yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut. Kandungan
30
total dissolved solids pada portable water biasanya berkisaran antara 20 sampai
dengan 1000 mg/l dan sebagai suatu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya
total solids, disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut
dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran (sutrisno,
1991).
Terlebih dahulu sediakan air yang akan diuji pada sebuah tempat atau gelas.
Selanjutnya celupkan TDS meter kedalam air tersebut. Selanjutnya akan terbaca
angka yang berubah ubah pada layar displaynya. Pada saat seperti itu sebaiknya
ditunggu terlebih dahulu sekitar 2 hingga 3 menit sampai angka digital menjadi stabil.
Terdapat beberapa fitur yang dimiliki diantaranya adalah sangat akurat dan tepat
yang secara otomatis dapat menutup setelah 10 menit tidak digunakan, dengan
demikian mampu menghemat baterai; tampilan besar dan mudah dibaca layar LCD.
biasanya dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air. Salah satu
parameter mutu yang sangat vital adalah kekeruhan yang kadang-kadang diabaikan
karena dianggap sudah cukup dilihat saja atau alat ujinya yang tidak ada padahal hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap mutu. Oleh sebab itu untuk mengendalikan mutu
dilakukan uji kekeruhan dengan alat turbidimeter. Turbidimeter merupakan salah satu
31
alat yang berfungsi untuk mengetahui/mengukur tingkat kekeruhan air (Effendi,
2003).
sample (air keran toilet, air tadah hujan, dan air sungai), kemudian sebagian diserap
dan sebagian diteruskan, cahaya yang diserap itulah yang merupakan tingkat
kekeruhan. Maka jika semakin banyak cahaya yang diserap maka semakin keruh
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk
konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air.
Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas
yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah
tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu
menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme (Fauzi et al., 2003). Cara
penggunaan Dissolved oxygen meter cukup mudah hanya dengan mencelupkan alat
Dissolved oxygen meter kedalam sampel air lalu melihat hasil skala yang sudah
jenis alat ukur. Pengamatan dilakukan 3 kali ulangan pada pengujian yang dilakukan
menggunakan alat. Berikut adalah hasil pengukuran dari praktikum yang dilakukan:
32
Hasil pengukuran daya hantar listrik menggunakan EC meter termasuk dalam
kategori baik yaitu sebesar 205,33 𝜇𝑠. Menurut Morgan (2009), EC meter
memberikan indikasi mengenai larutan yang terkandung dalam nutrisi yang akan
diserap akar. Larutan yang kaya nutrisi, nilai Ecnya akan lebih besar daripada larutan
yang hanya memiliki sedikit nutrisi. Selain nutrisi, konsentrasi ion dan suhu larutan
kategori baik yaitu sebesar 163,33 ppm. Menurut Frick (1990), kualitas air yang baik
dengan batas maksimal kandungan TDS nya adalah 2000 ppm. Nilai TDS digunakan
sebagi umpan boiler pada jaringan sistem. Hasil pH yang dihasilkan apabila kurang
dari 6,5 atau lebih dari 9,2 akan menyebabkan beberapa persenyawaan kimia berubah
yaitu sebesar 6,1. Hasil pengukuran tingkat kejenuhan air menggunakan turbidimeter
termasuk dalam kategori yang baik yaitu sebesar 3,04 NTU. Penyediaan air bersih,
selain kuantitasnya, kualitasnya harus memenuhi standar yahg berlaku. Air bersih,
dengari sifat baku mutu air tertentu (standar kualitas air). Memperoleh gambaran
yang nyata tentang karakteristik air baku, diperlukan untuk pengukuran sifat-sifat air
atau biasa disebut parameter kualitas air, yang beraneka ragam. Formulasi-formulasi
yang dikemukakan dalam angka-angka standar tentu saja memerlukan penelitian yang
33
kritis dalam menetapkan sifat-sifat dari tiap parameter kualitas air (Hildebrandt, G &
W. Schott. 2001). Parameter kualitas air secara fisik dan kimia, misalnya oksigen
terlarut, (DO), pH air, kandungan organik total, temperatur air, kandungan ion-ion
(Pennak, 1953).
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
sedang yaitu sebesar 6,1. Daya hantar listrik termasuk kategori baik yaitu sebesar
205,33 𝜇𝑠. Kandungan zat terlarut dalam air termasuk kategori baik yaitu 163,33 ppm
, yang artinya tidak banyak kandungan zat beracun. Serta kejenuhan air termasuk baik
B. Saran
Saran untuk praktikum kedepannya alat yang sudah rusak secepatnya diganti
dengan yang baru. Praktikan diharapkan memperhatikan dengan baik dan seksama
35
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Serial Pustaka IPB Press, Bogor. Barus,
T. A, 2003. Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA USU, Medan
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.
Hardjojo, B dan Djokosetiyanto, 2005, Pengukuran dan Analisis Kualitas Air. Edisi
Kesatu, Modul 1- 6, Universitas Terbuka, Jakarta.
Harker, D. B., P.A. Chambers., A.S. Crowe., G.L. Fairchild., dan E. Kienholz,
2004. Understanding Water Quality. In The health of Our Water Toward
Sustainable Agriculture in Canada. Ed. Coote, D.R. and Gregorich,
L.J.Research Branch Agriculture and Agri-Food Canada.
Haslam, S.M. 1995. River Pollution and Ecological Perpective. John Wiley and
Sons, Chichester.
Hildebrandt, G dan W. Schott. 2001. Comparison of direct colony count methods and
the MPN-methode for quantitative detection of Listeria in model and field
conditions. Berliner und Munchener tierarztliche Wochhenschrift. 114 (12) :
453-64.
Kurnia, U. 2004. Prospek pengairan pertanian tanaman semusim lahan kering. Jurnal
Litbang pertanian. 23 (4) : 130-138.
Linsley, R. K., dan J. B. Franzini. 1996. Teknik Sumberdaya Air Jilid 2,diterjemahkan
oleh Djoko Sasongko. Penerbit Erlangga. Jakarta.
36
Machdar, I. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran: Pencemaran
Air, Pencemaran Udara, dan Kebisingan. Penerbit Deepublish, Yogyakarta.
Morgan, L. 2009. The pH Factor in Hydroponics. Edisi Amy Knoston The Best of
Growing Edge. New Moon publ. Inc. Corvallis.
Pennak, R.W. 1953. Freshwater Invertebrates of United Sates. The Ronald Press
Company. New York.
Sahabuddin, H., D. Harisuseno, dan E. Yuliani. 2014. Analisa status mutu air dan
dayatampung beban pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari. Jurnal
Pengairan. 5(1) : 19-28.
Sinaga, I.L., Jamilah, dan Mukhlis. 2013. Kualitas air irigasi di Desa Air
Hitam Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batubara. Jurnal Online
Agroekoteknologi. 2 (1) : 186-191.
Suriawiria, U. 2005. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit PT.
Alumni, Bandung.
37
Sutrisno, T, 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta, Jakarta.
Zulkarnaen. 2005. Kajian kualitas air sungai kuantan ditinjau dari parameter
fisika, kimia dan biologi di kota kecamatan kuantan tengah kabupaten
kuantan singingi riau. Tesis. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
38
LAMPIRAN
39