Anda di halaman 1dari 3

Konselor

Volume 00 Number 00 20XX, pp xx-xx


ISSN: Print 1412-9760 – Online 2541-5948
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
DOI: https://doi.org/10.24036//XXXXXX-XX-0000-00
Received Month DD, 20YY; Revised Month DD, 20YY; Accepted Month DD, 20yy

INGATAN II
PENGORGANISASIAN, LUPA, DAN MODEL-
MODEL INGATAN
Suciana Fitriani
E-mail: Sucianafitriani1@gmail.com

Abstrak
Otak merupakan perangkat yang paling kompleks di dunia. Trilyunan sel otak
memiliki fungsi spesifik tetapi saling berhubungan. Mengendalikan seluruh
aspek fisik dan psikis manusia. Baik secara sadar maupun tak sadar kapasitas
penyimpanan memori di dalam otak jauh melebihi kapasitas hardisk komputer
terbesar sekalipun. Otak memiliki kemampuan menangani algoritma rumit
secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas, jauh melebihi kemampuan
prosesor komputer tercanggih sekalipun.
Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu
yang lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin
sering terjadi kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap
informasi yang dipelajari telah meninggalkan semacam jejak dalam otak
manusia dan jejak itulah yang akan dikeluarkan oleh otak berupa informasi
terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut terjadi pada saat seseorang
mengingat informasi.
Betapapun kuatnya ingatan seseorang pada suatu waktu kemudian ingatan itu
akan mengalami suatu proses kelupaan. Ingatan pada suatu ketika tidak dapat
lagi menghadirkan suatu keterangan yang diperlukan karena lupa. Kelupaan
terjadi karena tiada penggunaan. Hal ini dijelaskan dalam teori memudar pasif
(passive decay theory) bahwa ingatan membuat jejak fisik dalam otak seseorang
yang lama-lama terhapus dengan berlalunya waktu. Kelupaan dapat dikurangi
dengan meningkatkan kemampuan mengingat, sehingga informasi yang
diterima maupun yang telah tersimpan dalam ingatan dapat bertahan lebih
lama.
Keywords: Pengorganisasian, lupa, ingatan
This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits
unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2018
by author.

A. PENDAHULUAN
Memori atau ingatan adalah retensi informasi dari waktu ke waktu yang
melibatkan encoding, penyimpanan dan pengambilan kembali. Para psikolog
pendidikan mempelajari bagaimana informasi diletakan atau disimpan dalam
memori, bagaimana ia dipertahankan atau disimpan setelah disandikan (encoded),
dan bagaimana ia ditemukan atau diungkapkan kembali untuk tujuan tertentu
dikemudian hari. Memori membuat diri kita terasa berkesinambungan. Tanpa
adanya memori, kita tidak mampu menghubungkan apa yang terjadi kemarin
dengan apa yang sedang kita alami sekarang.

1
KONSELOR ISSN: 1412-9760 2

B. Pembahasan
1. Proses Pengorganisasian
Informasi dalam memori dapat dilihat dengan cara:
a. Melihat pengaruh konteks dalam ingatan (context and memory). Konteks
berperan membantu pengorganisasian bentuk-bentuk tertentu untuk
menempatkan informasi dalam memori.
b. Constructive processes, proses ini mengacu kepada tindakan yang dilakukan
manusia untuk mampu mengintegrasikan atau mengorganisasikan informasi
dalam memori sehingga informasi tersebut menjadi lebih padu atau koheren.
c. Semantic memory, pembelajaran ingatan semantik mempunyai hubungan
dengan ingatan kita secara alami. Peristiwa semantik dalam ingatan kita
akan memberikan pengalaman bahasa yang baru. Peristiwa yang kita
dapatkan melalui pengalaman bahasa berbeda dari pengalaman dan
peristiwa di tempat-tempat tertentu. Berbagai makna kata dihubungkan satu
sama lainnya dalam memori oleh suatu titik hubung dalam suatu jaringan.
d. Perceptual grouping and memory, bahwa segala sesuatu informasi
dikelompokkan secara perseptual, informasi yang ada akan tersusun secara
sementara, oleh karena itu manusia menggunakan susunan untuk
mengodekan dan menyimpan informasi tersebut.
2. Lupa
Lupa terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau
materi yang ada dalam sistem memori siswa. Psikologi memori telah
mengusulkan dua jenis teori umum untuk menjelaskan lupa; Decay Theory dan
Interference Theory. Teori Decay berpendapat bahwa alur memori
yang merupakan perwakilan dari peristiwa akan melemah dan berkurang secara
otomatis bersamaan dengan perjalanan waktu. Sedangkan Interference Theory
mengatakan penyebab terjadinya hilang ingatan yakni interferensi yang terjadi
di antara beberapa objek dari sebuah informasi yang mempunyai kesamaan atau
kemiripan baik dalam proses penyimpanan dan juga pemanggilan kembali
informasi dari otak. Beberapa informasi ini sebenarnya sudah tersimpan dan
ada di dalam memori. Akan tetapi memori mengalami kesulitan dalam
membedakan informasi tersebut dengan informasi lainnya. Interferensi tersebut
terjadi pada memori jangka pendek dan juga memori jangka panjang, akan
tetapi biasanya interferensi akan terjadi pada saat harus mengingat fakta yang
terisolasi seperti alamat, nomor, nama, identifikasi personal, kode area dan
beberapa hal lain yang serupa.
Dalam interfence theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini
terbagi menjadi dua macam (Suparmi, E-Jurnal, 2010: 284), yaitu:
a. Proactive Interference
Seorang siswa akan mengalami gangguan proaktif apabila materi
pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya
mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila
siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip
dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang
pendek. Dalam hal ini, materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit
diingat atau diproduksi kembali.
b. Retroactive Interference
Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami gangguan
retroaktif apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan
terhadap kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu tersimpan
dalam subsistem akal permanen siswa tersebut. Dalam hal ini, materi

Informasi 2
Suciana Fitriani 3

pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Dengan
kata lain, siswa tersebut lupa akan materi pelajaran lama tersebut.
3. Model Memori
Dalam sistem otak kita terdapat dua model memori, yaitu model
penyangga (Buffer) dan model Human Associative Memory (HAM). Buffer Model
dikembangkan oleh Richard Atkinson dan Richard Shiffrin tahun 1968, yang
terdiri dari dua komponen dasar yaitu bentuk struktural dan faktor. Bentuk
struktural dari model ini terdiri dari sensory register, the short-term store, and long-
term store yang merupakan bentuk permanen dari sistem memori. Sebaliknya,
proses kontrol merupakan aspek yang tidak permanen dari sistem memori dan
merupakan proses sementara di bawah kendali manusia. Short-term store
merupakan memori kerja manusia yang mempunyai beberapa fungsi, yaitu
fungsi pertama sebagai alat penghubung antara short-term memory dan long-term
memory. Fungsi kedua yaitu mengurus informasi yang telah ditemu balikkan
dari long-term memory. Fungsi ketiga yaitu mempermudah pengalihan informasi
dari short-term ke long-term memory (Magda, E-Jurnal, (2014: 74). Human
Associative Memory (HAM) Model dikemukakan oleh Jhon Anderson and
Gordon Bower (1973). Menurut model HAM, ingatan mempunyai hubungan
yang bermakna antara unit-unit informasi yang dikodekan yang tersimpan
dalam memori. Maksudnya adalah mengaitkan sesuatu dengan apa saja, bukan
hanya dengan manusia, misalnya kalau ingat buku, asosiasinya adalah tebu,
ruas-ruas kuku, belajar, dan sebagainya.
Beberapa kebiasaan baik yang bisa dikembangkan berdasarkan teori
dan kajian tentang memori, yaitu: pemahaman terhadap suatu objek yang
dipelajari, memfokuskan perhatian pada materi pelajaran, mengatur susunan
atau urutan penguatan, menyusun dan mengorganisasikan materi kedalam
bentuk yang sangat sistematis dan bermanfaat, serta latihan proses penemuan
kembali (retrieval).
4. Kebiasaan Belajar Memori
Beberapa kebiasaan yang baik bisa dikembangkan berdasarkan teori
dan kajian tentang memori, yaitu:
a. Pemahaman terhadap suatu objek yang dipelajari (pahami sasaran dan
tujuan).
b. Memfokuskan perhatian pada materi pelajaran.
c. Mengatur susunan atau urutan penguatan.
d. Buatlah jadwal kegiatan yang baik serta disertai dengan sedikit reward di
akhir belajar.
e. Menyusun dan mengorganisasikan materi kedalam bentuk yang sangat
sistematis dan bermanfaat.
f. Serta latihan proses penemuan kembali (retrieval).
DAFTAR PUSTAKA
Bhinnety, Magda. 2014. “Struktur dan Proses Memori”. Konselor, Volume 16 Nomor 2
2014.
Henry C Ellis. 1978. Foundamentals of Human Learning. Memory and Cognition
Michael Domjam. 2010. The Principles of Learning and Behavior, 6th Edition. California:
Wadsworth
Paul Chance. 2009. Learning and Behavior: Active Learning Edition, sixth edition.
California: Wadsworth
Suparmi. 2010. “Strategi Rehearsal dan Memori Jangka Pendek”. Konselor, Volume 5
Nomor 2 Agustus 2010

KONSELOR, Open Access Journal: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor

Anda mungkin juga menyukai