DI SUSUN OLEH :
KHOERUL FAHMI SOYAN
NIM : 17232038
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini sebagaimana mestinya.
Dengan diberikannya tugas ini, sangatlah baik dan berguna bagi setiap mahasiswa
mendapatkan suatu gambaran yang nyata dalam menjajaki dunia kerja dan menerapkan apa-apa
yang telah didapatkan dari sekolah pada pekerjaan yang digeluti, sehingga bila mereka terjun ke
dunia kerja tidak mendapatkan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja karena
telah dipahami sebelumnya.
Pada dasarnya, tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Kesehatan Keselamatan Kerja serta melatih mahasiswa membiasakan diri untuk membaca
dan memahami lingkungan dunia kerja.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada DOSEN KESEHATAN
KESELAMATAN KERJA, Radji Mulyadi,ST., M.Si
Dengan tersusunya makalah ini penulis berharap dapat mengetahui lebih dalam mengenai
dunia usaha/industri terutama dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja serta dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya.
Akhir kata penulis meminta maaf apabila penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna.Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kemajuan bagi penulis.
Penulis
ii
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Pengertian ......................................................................................................................... 23
B. Tujuan ............................................................................................................................... 23
A. Pengertian ......................................................................................................................... 29
B. Jenis-jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja ............................................................. 29
iii
Bab V Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
A. Pengertian ......................................................................................................................... 33
B. Tujuan ............................................................................................................................... 36
C. Jenis Kegiatan ................................................................................................................... 36
A. Pengertian………………………………………………………………………………..39
B. Tujuan ............................................................................................................................... 39
C. Jenis Kegiatan……………………………………………………………………………39
A. Pengertian………………………………………………………………………………..47
B. Tujuan……………………………………………………………………………………47
C. Sasaran Prasarana atau Sistem Utilitas Rumah Sakit……………………………………48
D. Jenis Kegiatan……………………………………………………………………………48
A. Pengertian……………………………………………………………………………….49
B. Tujuan…………………………………………………………………………………...49
C. Jenis Kegiatan…………………………………………………………………………...49
Bab IX Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana
A. Pengertian……………………………………………………………………………….50
B. Tujuan……………………………………………………………………………….......50
C. Langkah-langkah………………………………………………………………………..50
Bab IV Kesimpulan
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………...53
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...54
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
Keselamatan Kerja yang dilaksanakan secara terintegrasi, menyeluruh, dan
berkesinambungan sehingga risiko terjadinya penyakit akibat kerja, kecelakaan
kerja serta penyakit menular dan tidak menular lainnya di Rumah Sakit dapat
dihindari.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Terwujudnya penyelenggaraan K3RS secara optimal, efektif, efisien
dan berkesinambungan.
2. Tujuan khusus
a. Menciptakan tempat kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman
bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit sehingga
proses pelayanan berjalan baik dan lancar.
b. Mencegah timbulnya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit
Akibat Kerja (PAK), penyakit menular dan penyakit tidak menular
bagi seluruh sumber daya manusia Rumah Sakit.
C. Sasaran
1. Pimpinan dan manajemen Rumah Sakit
2. SDM Rumah Sakit
3. Pasien
4. Pengunjung/pengantar pasien
6
D. Ruang Lingkup
1. SMK3 Rumah Sakit
2. Standar Pelaksanaan K3RS
3. Pendidikan dan Pelatihan
7
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen RisikoK3RS
8
dapat mengakibatkan (berpotensi) menimbulkan kerugian
(cedera/injury/penyakit) bagi pekerja, menyangkut lingkungan
kerja, pekerjaan (mesin, metoda, material), pengorganisasian
pekerjaan, budaya kerja dan pekerjalain.
b. Risiko yaitu kemungkinan/peluang suatu hazard menjadi suatu
kenyataan, yang bergantungpada:
1) pajanan, frekuensi,konsekuensi
2) dose-response
9
2. Langkah-langkah Manajemen RisikoK3RS
PERSIAPAN
Monitor
dan
Evaluasi Risiko review
Pengendalian Risiko
a. Persiapan/PenentuanKonteks
10
manajemen risiko keselamatan dan KesehatanKerja.
b. Identifikasi BahayaPotensial
11
digunakan, pengelompokan bahan kimia menurut jenis bahan aktif
yang terkandung, mengidentifikasi bahan pelarut yang digunakan, dan
bahan inert yang menyertai, termasuk efek toksiknya. Ketika
ditemukan dua atau lebih faktor risiko secara simultan, sangat
mungkin berinteraksi dan menjadi lebih berbahaya atau mungkin juga
menjadi kurang berbahaya. Sumber bahaya yang ada di RS harus
diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang
merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja
dan kecelakaan akibatkerja.
Beberapa contoh bahaya potensial berdasarkan lokasi dan
pekerjaan di Rumah Sakit antara lain :
boiler, IPAL
Getaran ruang mesin- perawat, cleaning
service dan lain- lain
mesin dan
perlatan yang
menghasilkan getaran
(ruang
gigi danlain-lain)
12
Bahaya Pekerja yang
No Lokasi
Potensial paling berisiko
Debu genset, bengkel Petugas sanitasi,
kerja, laboratorium teknisi gigi,
gigi, gudang rekam petugas IPS dan rekam
medis, incinerator medis
13
2 KIMIA :
Desinfektan Semuaarea Petugas
kebersihan,
perawat
14
Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi,
pembuangan perawat, petugas
limbah,bangsal pengumpul
sampah
Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat
Formaldehyde Laboratorium, kamar Petugas kamar
mayat, mayat, petugas
gudangfarmasi laboratorium dan
farmasi
Methyl: Ruang pemeriksaan dokter gigi,
Methacrylate,Hg gigi perawat gigi,
(amalgam) teknisi gigi
Solvents Laboratorium, bengkel Teknisi, petugas
kerja, laboratorium, petugas
semua area diRS pembersih
anaestesi
3 BIOLOGI :
AIDS, Hepatitis B IGD, kamar Operasi, Dokter , dokter
dan Non A- Non B ruang pemeriksaan gigi, perawat,
(virus) gigi, laboratorium, petugas laboratorium,
laundry petugas sanitasi
dan laundry
15
Cytomegalovirus Ruang kebidanan, Perawat, dokter yang
ruang anak bekerja di bagian Ibu
dan anak
16
Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi,
berulang petugas pembersih,
fisioterapis, sopir,
operator komputer,
yang
berhubungan
denganpekerjaan
juru tulis
5 PSIKOSOSIAL
Sering kontak Semua area Semua karyawan
dengan pasien, kerja
bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara fisik
17
Bahaya Pekerja yang
No Lokasi
Potensial paling berisiko
6 Mekanikal
terjepit mesin, Semua area yang Semua karyawan
tergulung, terpotong, terdapat peralatan
tersayat, tertusuk. mekanikal
7 Elektrikal
Tersetrum, Semua area yang Semua karyawan
terbakar, ledakan. terdapat arus
atauinstalasi
Listrik
8 Limbah
Tertumpah, Semua area yang Semua karyawan
tertelan, menggunakan
terciprat, menghasilkan limbah
terhirup, padat,
tertusuk limbah cair dan
limbah gas,
Limbah
c. AnalisisRisiko
18
perilaku bekerja, higiene perorangan, serta kebiasaan selama
bekerja yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Analisis risiko bertujuan untuk mengevaluasi besaran
(magnitude) risiko kesehatan pada pekerja. Dalam hal ini
adalah perpaduan keparahan gangguan kesehatan yang
mungkin timbul termasuk daya toksisitas bila ada efek
toksik, dengan kemungkinan gangguan kesehatan atau efek
toksik dapat terjadi sebagai konsekuensi pajanan bahaya
potensial. Karakterisasi risiko mengintegrasikan semua
informasi tentang bahaya yang teridentifikasi (efek
gangguan/toksisitas spesifik) dengan perkiraan atau
pengukuran intensitas/konsentrasi pajanan bahaya dan status
kesehatan pekerja, termasuk pengalaman kejadian kecelakaan
atau penyakit akibat kerja yang pernah terjadi. Analisis awal
ditujukan untuk memberikan gambaran seluruh risiko yang
ada. Kemudian disusun urutan risiko yang ada. Prioritas
diberikan kepada risiko-risiko yang cukup signifikan dapat
menimbulkankerugian.
d. Evaluasi Risiko
19
dan higieneindustri
2) Wawancara nonformal denganpekerja
3) Pemeriksaankesehatan
5) Pengukuran sampelpersonal
1) Menghilangkan bahaya(eliminasi)
4) Pengendalian secaraadministrasi
a) Desain tempatkerja
20
cabinet,peralatancentrifugal)
c) Carakerja
d) Dekontaminasi
21
b) Dikembangkan berdasarkan karakteristik potensi
bahaya & risiko kebakaran yang ada di setiap jenis
kegiatankerja
6) Emergency ResponsePreparedness
22
dan fokus perhatian kontributor dalam hal hubungan risiko dan
isu yang dibicarakan. Kontributor membuat keputusan tentang
risiko yang dapat diterima berdasarkan pada persepsi mereka
terhadap risiko. Karena kontributor sangat berpengaruh pada
pengambilan keputusan maka sangat penting bagaimana
persepsi mereka tentang risiko sama halnya dengan persepsi
keuntungan-keuntungan yang bisa didapat dengan pelaksanaan
pengelolaanrisiko.
g. Pemantauan dan telaah ulang
BAB III
23
Keselamatan dan Keamanan di RumahSakit
A. Pengertian
24
pada kejadian tidak aman:
1. Menghilangkan kondisi yang tidak
standar,contohnya:
h. Kurangnyapenerangan
i. Kurangventilasi
c. Lalaimengingatkan
d. Lalaimengamankan
g. Lalai memakaiAPD
25
mengambilposisi
i. Merawat peralatan yang sedangberoperasi
j. Bercanda
d. Kurangketerampilan
e. Motivasi yangsalah
b. Tidak cukupengineering
c. Tidak cukuppembelian
d. Tidak cukupperawatan
f. Salahpenggunaan
26
c. Pelaksanaan program tidak sesuaistandar
27
kepada unit kerja terkait), untuk
menjamin keamanan Rumah Sakit,
sebagai contoh:
⁻ Kode merah untuk bahayakebakaran
28
15. Rencana dan anggaran Rumah Sakit disusun
dengan memperhatikan kebutuhan yang
menunjang aspek keselamatan dankeamanan.
16. Rencana dan anggaran Rumah Sakit disusun
untuk perbaikan atau penggantian sistem,
bangunan, atau komponen-komponen yang
diperlukan agar fasilitas dapat beroperasi
dengan selamat, aman, dan efektif secara
berkesinambungan.
17. Pimpinan Rumah Sakit menerapkan anggaran
sumber daya yang sudah ditetapkan untuk
menyediakan fasilitas yang selamat dan aman
sesuai dengan rencana-rencana yang
sudahdisetujui.
18. Memastikan perlindungan setiap orang yang ada
di Rumah Sakit terhadap kerugian pribadi dan
dari kehilangan atau kerusakanproperti.
19. Mengelola, memelihara dan
mensertifikasisarana, prasarana dan peralatan
Rumah Sakit, terutama penyediaan listrik, air,
pembuangan limbah, ventilasi dan pengelolaan
gasmedik
BAB IV
Pelayanan KesehatanKerja
29
A. Pengertian
Upaya pelayanan kesehatan yang diberikan pada SDM Rumah Sakit secara
paripurna meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pegawai
di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan, dan
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi danpsikologisnya.
a. Jenis-jenis Kegiatan Pelayanan KesehatanKerja
30
E. Pengelolaan ASI di Rumah Sakit (penyediaan
Ruang ASI, Pemberian Makanan Tambahan-
PMT, konseling dan Komunikasi Informasi
Edukasi-KIE tentangASI).
Kegiatan preventif, antara lainmeliputi:
31
A. Menganalisis hasil pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja, berkala dan khusus,data
rawat jalan, data rawat inap seluruh sumber
daya manusia Rumah Sakit.
B. Memberikan rekomendasi dan tindak
lanjuthasil analisis.
9. Surveilans lingkungankerja
32
4. Penanganan pasca pemajanan (post
exposureprofilaksis)
1. Rehabilitasimedik
\
BAB V
33
A. Pengertian
34
kecepatan reaksi yang menimbulkan nyala. Bahan mudah menyala
atau terbakar mempunyai titik nyala (flash point) rendah(210C).
iv. Oksidator
Sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel luar yang dapat
merusak jaringan tubuh.
viii. Mutagenik
35
pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang
dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya
CFC=Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya
PCBs=Polychlorinated Biphenyls)
xii. Gas bertekanan (pressuregas)
b. Benda tajam;
c. Patologis;
e. Radioaktif;
f. Farmasi;
g. Sitotoksik;
36
b. Konsentrasi dan lamapaparan.
37
2. Penyiram badan (bodywash);
3. Pencuci mata(eyewasher);
38
BAB VI
A. Pengertian
39
danaktif
A. proteksi kebakaran secara aktif, contohnya APAR, hidran,
detektor api, detektor asap, sprinkler, dan lain- lain.
B. proteksi kebakaran secara pasif, contohnya jalur evakuasi,
pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman,
ram, kompartemen, danlain-lain.
ix. Pemetaan Area Berisiko Tinggi Kebakaran danLedakan
1. Sistim peringatandini;
40
keselamatankebakaran
xi. PengendalianKebakaran
3. Sistim alarmkebakaran
5. Pintudarurat
6. Jalurevakuasi
7. Tanggadarurat
8. Pengendaliasap
xii. SimulasiKebakaran
41
penggunaan bahan-bahan mudah terbakar, penggunaan
sumber panas / apidan
B. melakukan sosialisasi terhadap pihak ketiga/kontraktor
terkait pencegahankebakaran.
3. Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila tejadi kebakaran
(jalur evakuasi), yaitu dengan melakukan:
A. Menyediakan Jalur darurat yang digunakan jika terjadi
kebakaran secara aman danselamat.
B. Memastikan jalur darurat tidak boleh terhalang oleh
benda apapun atau yang dapat menghalangi jalannya
prosesevakuasi.
C. Jalur tersebut harus sesuai standar, dimulai dari
penerangan yg cukup, rambu dan petunjuk yang jelas
dan mudah terbaca, penekan asapkeluar.
4. Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, smoke, heat, ion
atauflame detector, alarm kebakaran, dan patroli kebakaran,
antara lain:
A. Seperangkat alat yang merupakan sistem dari pemadam
kebakaran yang terintegrasi yang harus dipahami oleh
setiap pegawai yang ada dilokasi atau areatersebut
B. Seperangkat alat yang merupakan sistem dari pemadam
kebakaran yang terintegrasi bersifat otomatis yang
merupakan bagian dari proteksi aktif yang disesuaikan
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
C. Patroli kebakaran dilakukan secararutin
42
Jenis antara lain APAR (Alat Pemadam Api Ringan), APAB (Alat Pemadam Api
Beroda), hydran dan springkler serta sistem penanggulangan kebakaran satu
tempat dengan menggunakan gas. Sistem proteksikebakaran:
A. Sarana ProteksiPasif
43
xi. Akses bagi petugas pemadam kebakaran harus disediakan baik itu
lokasi maupun upaya agar memudahkan manuverkendaraan.
B. Sarana ProteksiAktif
ii. Merupakan sistem yang terdiri dari detektor panas, detektor asap,
detektor nyaladan
detektor ion yang tersambung dengan manual control fire alarm.
iii. Alat pemadam apiringan
iv. Sistem pemadam berbasis bahan kimia dan ringan, yang digunakan
pada tahap awal terjadinya kebakaran dengan volume api kecil dan
digunakan oleh satuorang.
v. Automatic sprinkler system, hydrant,hose-reel
44
terjadinya kebakaran terutama untuk area yang berada di tangga
darurat, atau ruang bertekananlainnya.
v. Kondisi halaman bangunan dan akses pemadam Halaman
bangunan biasanya digunakan sebagai titik kumpul aman dengan
dilengkapi rambu dan hal lainnya yang diperlukan
seperti lampu penerangan darurat,
dapat dijadikan tempat penampungan
sementara atau penanganan awal pada korban. Selain itu juga pada
halaman atau jalan yang ada dibangunan harus diperhatikan
akses atau manuver dari kendaraan
dinas pemadamkebakaran.
vi. Sistem proteksi pasif harus dilakukan dan dibuat adanya
perencanaan dan perancangan dari awal dalam hal desain, material
pembentuk maupun pengawasannya oleh K3 dan satuan
kerjaterkait.
D. Fire Safety Management, terdiri atas:
vi. Penyusunan SPO pelaksanaan kerja yang aman atau yang terkait dampak
kebakaran yang merupakan langkah-langkah atau tahapan dalam
45
melakukan kegiatan terutama yang terkait dengan pekerjaan apiterbuka.
vii. Pelaksanaan fire safety audit yang serupa dengan self asessmen terkat
dengan pengelolaan keselamatankebakaran.
viii. Penetapan pusat kendali keadaan darurat merupakan upaya komunikasi
yang dilakukan secara terkendali dan terpusat pada suatuarea.
Rekomendasi untuk pencegahan kebakaran terdiri atas:
a) Program termasuk pengurangan risiko kebakaran adalah suatu
program yang mengupayakan pengurangan risiko terhadap
dampak kebakaran yang terjadi.
b) Program termasuk penilaian risiko kebakaran saat ada
pembangunan di atau berdekatan dengan fasilitas adalah upaya
untuk mengidentifikasi, menila besarnya risiko dan pengendalian
yang akan dilakukan berikutnya.
c) Program termasuk deteksi dini kebakaran dan asap adalah bagian
dari sistem proteksi aktif dalam pemadaman kebakaran yang
dapat diketahui sejak awal sehingga penanggulangan dapat
dilakukan secepatnya.
d) Program termasuk meredakan kebakaran dan pengendalian
(containment) asap. Adalah upaya yang dilakukan dalam
mengantisipasi adanya penyebaran bahayakebakaran.
e) Program termasuk evakuasi/jalan keluar yang aman dari fasilitas
bila terjadi kedaruratan akibat kebakaran dan kedaruratan
bukankebakaran.
BAB VII
46
Pengelolaan Prasarana Rumah Sakit Dari Aspek Keselamatan
dan KesehatanKerja
A. Pengertian
Prasarana atau sistem utilitas Rumah Sakit adalah sistem dan peralatan yang
mendukung pelayanan mendasar perawatan kesehatan yang aman. Sistem ini
mencakup distribusi listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas medis, pipa air,
pemanasan, limbah, dan sistem komunikasi dan data. Pengelolaan prasarana
Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya
memastikan sistim utilitas aman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan RumahSakit.
B. Tujuan
2. penggunaanair;
3. penggunaan tataudara;
4. penggunaangenset;
5. penggunaanboiler;
6. penggunaanlift;
7. Penggunaan gasmedis;
47
8. Penggunaan jaringankomunikasi;
1. Air bersih dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu
2. Rumah Sakit mengidentifikasi area dan layanan yang memiliki risiko
terbesar jika terjadi pemadaman listrik atau kontaminasi atau
gangguanair
3. Rumah Sakit merencanakan sumber-sumber listrik dan air alternatif
dalam keadaandarurat
4. Tata udara, gas medis, sistim kunci, sistim perpipaan limbah, lift, boiler
dan lain lain berfungsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D. JenisKegiatan
BAB VIII
48
Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan dan
KesehatanKerja
A. Pengertian
BAB IX
49
Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atauBencana
A. Pengertian
Menilai risiko keadaan darurat di area kerja yang berasal dari aktivitas
(proses, operasional, peralatan), produk dan jasa.
Analisis kerentanan bencana terkait dengan bencana alam, teknologi,
manusia, penyakit / wabah dan hazard material.
3. Pemetaan risiko kondisi darurat ataubencana
50
3. Membentuk Tim Tanggap Darurat atauBencana
A. Kedaruratankeamanan
B. Kedaruratankeselamatan
E. Kelistrikan
F. Ketersediaanair
G. Sistem tataudara
B. Darurat listrik;
C. Penculikanbayi;
D. Ancamanbom;
F. Kebocoranradiasi;
G. Gangguankeamanan;
H. Banjir;
I. Gempabumi.
51
9. Memberikan pelatihan tanggap darurat ataubencana
10. Melakukan uji coba (simulasi) kesiapan petugas yang bertanggung jawab
menangani keadaan darurat yang dilakukan minimal 1 tahun sekali pada
setiapgedung.
52
BAB IV
Kesimpulan
Rumah Sakit mempunyai risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja yang spesifik sehingga
perlu dikelola dengan baik agar dapat menjadi tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman.Oleh
karena itu diperlukan komitemen dari Kepala atau Direktur Rumah Sakit terhadap pelaksanaan
K3RS. Pelaksanaan K3RS dapat tercapai bila semua pihak yang berkepentingan yaitu pimpinan
Rumah Sakit, manajemen, karyawan, dan SDM Rumah Sakit lainnya berperan serta dalam
Kesehatan Kerja Rumah Sakit merupakan bagian dari usaha pemerintah yang ditujukan bagi
semua pihak terkait agar seluruh Rumah Sakit dapat menyelenggarakan K3RS dengan efektif,
53
Daftar Pustaka
54