Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Nyamuk

1. Nyamuk

Nyamuk termasuk dalam subfamily Culicinae, family

Culicidae (Nematocera: Diptera) merupakan vector atau penular

utama dari penyakit-penyakit arbovirus (demam berdarah,

chikungunya, demam kuning, encephalitis, dan lain-lain), serta

penyakit-penyakit lainnya. Jenis-jenis nyamuk yang menjadi vector

utama, biasanya adalah Aedes sp, Culex sp, Anopheles sp., dan

Mansonia sp. Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk

kelangsungan hidup karena larva-larva (jentik-jentik) nyamuk

melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup

di darat.

Nyamuk betina biasanya memilih tipe air tertentu untuk

meletakkan telurnya di permukaan air. Ada yang meletakkan telur

pada air bersih, air kotor, air payau, atau tipe air tanaman, lubang

kayu (tree holes), tanaman yang berkantung yang dapat

menampung air, atau dalam kontainer-kontainer bekas yang

menampung air hujan atau air bersih. Telur nyamuk menetas dalam

air dan menjadi larva atau jentik. Larva-larva nyamuk dengan

memakan organisme-organisme kecil. Tingkah laku dan aktivitas

8
9

nyamuk pada saat terbang berbeda-beda menurut jenisnya. Ada

nyamuk yang aktif pada waktu siang hari, seperti Aedes aegypti

dan ada yang aktif menghisap darah pada malam hari seperti

Anopheles.

Nyamuk-nyamuk ini ada yang senang hidup di dalam rumah

dan ada yang aktif di luar rumah. Ada yang aktif pada waktu pagi,

siang, sore, ataupun malam. Nyamuk Anopheles sering disebut

nyamuk malaria karena banyak jenis nyamuk ini yang menularkan

penyakit malaria (Dantje, 2009).

2. Aspek Perilaku (Bionomik) Nyamuk

Bionomic nyamuk mencakup pengertian tentang perilaku,

perkembangbiakan, umur, populasi, penyebaran, fluktasi musiman,

serta factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi. Berupa lisan

fisik (musim, kelembaban, angin, matahari, arus air). Perilaku

nyamuk akan mengalami perubahan cuaca atau perubahan

lingkungan baik yang alami maupun karena ulah manusia.

3. Perilaku Istirahat

Ada species yang halnya hinggap di tempat-tempat dekat

dengan tanah (An Aconitus) tetapi ada pula species yang hinggap

di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus). Pada waktu

malam ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk

menghisap darah orang dan kemudian langsung keluar. Ada pula


10

yang baik sebelum maupun sesudah menghisap darah orang akan

hinggap pada dinding untuk beristirahat.

4. Perilaku Berkembang Biak

Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih

tempat perindukan atau tempat untuk berkembang biak sesuai

dengan kesenangan dan kebutuhannya. Ada species yang senang

pada tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung

(An.Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat teduh

(An.Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air

payau (campuran tawar dan air laut) misalnya (An. Aconitus) dan

seterusnya oleh karena perilaku berkembang.

Berikut ini beberapa contoh Anopheles yang ditemukan di

Indonesia :

a. Anopheles sundaicus

Tempat perindukan di rawa, sepanjang pantai berair asin

atau air tawar campur air asin terutama yang mengandung

alga. Tempat istirahat di luar dan dalam rumah, maupun

terbang 5 km dari perindukan (Dantje,2009).

b. Anopheles aconitus

Tempat perindukan di sawah, saluran irigasi dan anak

sungai, terlebih air yang mengandung jerami busuk. Sering

ditemukan di Jawa dan Bali (Dantje,2009).

c. Anopheles flavirostris
11

Habitat ini menyukai sungai dan mata air terutama pada

bagian yang berumput. Anopheles flavirostris ini pernah

ditemukan positif mengandung sporozoit di Sulawesi Selatan.

Nyamuk ini berkembang biak dengan baik di air jernih yang

mengalir lambat dan terkena sinar matahari (Cecep,2015).

d. Anopheles barbumbrosus

Habitat ini hidup di pinggiran sungai dengan air yang

megalir lambat. Pernah ditemukan Anopheles barbumbrosus

posit mengandung sporozoit di Malili,Sulawesi Selatan

(Cecep,2015).

B. Konsep Dasar Malaria

1. Pengertian

Istilah malaria dipungut dari dua perkataan Italia, mal

(buruk) dan aria (udara). Jadi secara harafiah berarti penyakit

yang sering timbul di daerah dengan udara buruk akibat dari

lingkungan yang buruk. Selain itu juga bisa diartikan sebagai

suatu penyakit infeksi dengan gejala demam berkala yang

disebabkan oleh parasit Plasmodium (Protozoa) dan ditularkan

oleh nyamuk Anopheles betina (Cecep, 2015).

2. Penyebaran Malaria

Malaria merupakan penyakit endemis yang menyerang

Negara-negara dengan penduduk yang padat.Batas

penyebaran malaria adalah 640 Lintang Utara (Rusia) dan 320


12

Lintas Selatan (Argentina).Ketinggian yang memungkinkan

parasit malaria adalah 400 m di bawah permukaan laut (Laut

mati) dan 2.600 m di atas permukaan laut (Bolivia).

Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang

paling luas, mulai dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai

ke daerah tropik. Plasmodium falciparum jarang sekali terdapat

di daerah yang beriklim dingin. Penyakit malaria hampir sama

dengan penyakit falciparum, meskipun lebih jarang terjadinya.

Plasmodium ovale pada umumnya dijumpai di Afrika

dibagian yang beriklim tropik. Kadang-kadang dijumpai di

Pasifik Barat.Di Indonesia penyakit malaria tersebar diseluruh

pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda-beda dan

dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian sampai 1800 m di

atas permukaan laut.

Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali dewasa

ini (1983) berkisar antara 1-2 per 1000 penduduk, sedangkan di

luar Jawa-Bali sepuluh kali lebih besar: Spesies yang terbanyak

dijumpai adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.

Plasmodium malariae banyak dijumpai di Indonesia bagian

timur, Plasmodium ovale pernah ditemukan di Irian dan Nusa

Tenggara Timur (Cecep, 2015).

Diseluruh dunia terdapat sekitar 2000 spesies

Anopheles, 60 spesies diantaranya diketahui sebagai penular


13

malaria. Di Indonesia ada sekitar 80 jenis Anohelessp, 24

spesies diantaranya terbukti penular malaria. Nyamuk Anoheles

hidup di daerah iklim tropis dan subtropis,tetapi juga bisa hidup

di daerah yang beriklim sedang, nyamuk ini jarang ditemukan

pada daerah dengan ketinggian lebih dari 2000-2500 m (Cecep,

2015).

3. Faktor penyebab penyakit malaria

Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab penyakit

malaria yang umum terjadi, yaitu:

a. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup

di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk

binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut

plasmodium.

b. Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan

malaria :

1) Plasmodium Falciparum, penyebab penyakit malaria

tropika. Jenis malaria sering menyebabkan malaria

berat atau malaria otak dan kematian.

2) Plasmodium Vivax, penyebab penyakit malaria tertiana,

masa sporulasinya setiap 2x24 jam.

3) Plasmodium Malariae, penyebab malaria kuartana. Di

Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.


14

Penyebab penyakit malaria kuartana masa

sporulasinya setiap 3x24 jam.

4) Plasmodium Ovale, penyebab penyakit malaria ovale

masa sporulasinya setiap 48 jam.

c. Cara Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah.

Dengan perantara nyamuk Anopheles, plasmodium masuk ke

dalam darah manusia. Dan berkembang biak dengan membela

diri (Misnadiarly dan Husjain, 2014).

4. Patologi dan Gejala Klinis Malaria

Manifestasi klinis malaria pada anak berbeda dengan orang

dewasa. System imunitas penderita sangat mempengaruhi

manifestasi klinis malaria. Pada daerah endemis, mayoritas

kematian terjadi pada anak-anak yang lebih muda akibat anemia

berat, pada populasi yang sama orang dewasa dan anak-anak

biasanya menunjukan gejala minimal dan bahkan asimptomatik.

Sebaliknya pada daerah non endemis, imunitas penderita

umumnya belum terbentuk atau terbentuk pada usia dewasa. Dan

mayoritas kematian diakibatkan oleh malaria serebral. Nyeri kepala,

pusing dan iritabilitas dapat mendahului malaria serebral, tetapi

pada anak non-imun (tidak tinggal di daerah endemis sejak lahir)

kondisi cepat berubah dari kondisi sadar penuh menjadi koma

dalam hitungan jam. Kejang adalah kondisi yang umum pada anak-

anak dan sering disertai peningkatan tekanan intrakarnial. Infeksi


15

Plasmodium selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran,

bayi lahir mati, berat bayi lahir rendah, kelahiran premature, dan

malaria kongenital (umumnya muncul pada 10-30 hari selama

kehamilan).

a. Gejala malaria pada anak-anak :

1) Tidak ada menggigil

2) Panas kadang-kadang >400C, kejang

3) Sering terjadi komplikasi malaria serebral

4) Penyakitnya akan lebih berat jika dijumpai terjadinya

malnutrisi, diare, pneumonia, adanya infeksi campak, parasite

intestinal, schistosomiasis

Malaria pada anak di bawah umur lima tahun dengan

gejala malaria yang khas pada anak ditunjukan oleh sikap

yang tidak normal. Yang dapat menjadi pertanda telah terjadi

kerusakan cukup parah pada jaringan.Sehingga dapat

berlanjut menjadi anemia akut selama perkembangan usia

anak tersebut (Liwan,2015).

Gejala awal malaria pada anak yaitu gula darah dalam

darah sangat rendah, demam disertai kejang-kejang

menyebabkan tubuh melengkung ke belakang, batuk, koma,

lubang hidung membesar, perdarahan, pernapasan dangkal

dan cepat. Malaria yang berat biasa disebabkan oleh

Plasmodium falciparum. Penderita malaria biasanya


16

menunjukan gejala utama demam tinggi yang bersifat

paroksismal disertai menggigil, berkeringat dan nyeri kepala.

Selain itu sering ditemukan kelelahan, anoreksia, nyeri

punggung, mialgia, pucat dan muntah. Manifestasi klinis

malaria pada anak berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak

yang berasal dari daerah endemis malaria (partially immune)

umumnya menunjukan gejala minimal seperti berkurangnya

aktifitas, anoreksia.

Gambaran khas dari penyakit malaria adalah adanya

demam yang periodic, pembesaran limpa (splenomegali), dan

anemia.

a. Demam

Biasanya sebelum timbul demam, penderita malaria

akan mengeluh lesu, sakit kepala, nyeri pada tulang dan

otot, kurang nafsu makan, rasa tidak enak pada perut, diare

ringan, dan kadang-kadang merasah dingin di punggung.

Demam pada penyakit malaria bersifat periodic dan

berbeda-beda waktunya, tergantung dari plasmo1dium

penyebabnya. Tiap Serangan demam terdiri dari tiga 3

stadium :

1) Stadium Menggigil

Pasien merasah kedinginan yang dingin sekali,

sehingga menggigil, nadi cepat tapi lemah, bibir dan


17

jari-jari tangan biru, kulit kering dan pucat. Biasanya

pada anak didapat kejang. Stadium ini berlangsung 30

menit sampai 1 jam. Kejang pada anak dengan

malaria selebral dengan manifestasi klinis yaitu

deviasi mata ke kiri (nystagmus), sudut mulut kiri

terangkat, pernafasan tidak teratur. Kejang ini sering

terjadi sebelum atau sesudah koma.

2) Stadium puncak demam

Pasien yang semula merasah kedinginan

berubah menjadi panas sekali. Suhu tubuh naik

hingga 410C. Muka kemerahan, kulit kering dan panas

seperti terbakar, sakit kepala makin hebat, mual dan

muntah, nadi berdenyut keras. Stadium ini

berlangsung 2 sampai 6 jam.

3) Stadium berkeringat

Pasien berkeringat banyak sampai basah, suhu

turun drastic bahkan mencapai dibawah ambang

normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak dan

saat bangun merasah lemah tapi sehat, stadium ini

berlangsung 2 sampai 4 jam.Pembesaran limpa

merupakan gejala khas pada malaria kronis atau

menahun,limpa menjadi bengkak dan terasah

nyeri,limpa membengkak akibat penyumbatan oleh


18

sel-sel darah merah yang mengandung parasit

malaria.

b. Anemia

Selain itu, anemia timbul akibat gangguan pembentukan sel

darah merah di sumsum tulang. Gejala anemia berupa badan yang

terasa lemas, pusing, pucat, penglihatan kabur, jantung berdebar-

debar dan kurang nafsu makan. Anemia yang paling berat adalah

anemia yang disebabkan oleh P. falciparum.

5. Cara Pencegahan Penyakit Malaria

Menghindari gigitan nyamuk, tidur menggunakan kelambu,

menggunakan obat anti nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk,

pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari

rumah, kurangi berada diluar pada malam hari, membersihkan

lingkungan sekitar. Menimbun genangan air, membersihkan lumut,

menyemprot kamar dengan obat anti nyamuk atau menggunakan obat

nyamuk bakar.

C. Konsep Dasar Plasmodium

1. Morfologi Parasit

a. Plasmodium falciparum

1) Trofozoit muda (bentuk accole).

2) Trofozoit muda, infeksi ganda.

3) Trofozoit muda berkromatin ganda dengan titik maruer.

4) Trofozoit tua dengan titik maruer.


19

5) Skizon matang dengan merozit dan pigmen menggumpal.

6) Makrogametozit dengan sitoplasma kebiruaan dan kromatin padat

7) Mikrogametozit dengan sitoplasma kemerahan dan kromatin tidak

padat.

b. Plasmodium vivax

1) Trofozoit muda (bentuk cincin) dengan titik schuffner.

2) Trofozoit tua dengan titik schuffner

3) Trofozoit tua dengan sitoplasma amoeboid.

4) Trofozoit tua dengan sitoplasma amoeboid.

5) Skizon matang dengan merozoit dan pigmen menggumpal.

6) Mikrogametozit dengan inti tidak teratur.

7) Makrogametozit dengan inti padat.

c. Plasmodium malariae

1) Trofozoit muda (bentuk cincin).

2) Trofozoit muda dengan kromatin ditengah.

3) Bentuk trofozoit muda.

4) Trofozit tua berbentuk pita dengan pigmen jelas.

5) Skizon matang dengan morozoit berbentuk roset.

6) Mikrogametozit dengan inti tidak teratur.

7) Makrogametozit dengan inti padat.

b. Plasmodium ovale

1) Trofozoit muda (bentuk cincin) dengan titik schuffner.


20

2) Skizon muda dalam sel darah merah dengan ujung bergerigi dan

titik schuffner.

3) Skizon muda dalam sel darah merah dengan pinggir bergerigi.

4) Skizon muda dalam sel darah merah dengan bentuk tidak

teratur.

5) Skizon matang dengan morozoit tidak teratur susunannya.

6) Mikrogametozit dengan inti tidak teratur.

7) Makrogametozit dengan inti padat. (Viqar, 2014)

Gambar 2.1. Morfologi dari Parasit Malaria

2. Siklus Hidup

Siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus

sporogoni (siklus seksual) yang terjadi pada nyamuk dan siklus

skizogoni (siklus aseksual) yang terdapat pada manusia. Siklus

seksual dimulai dengan bersatunya gamet jantan dan betina untuk

mebentuk ookinet dalam perut nyamuk. Ookinet akan menembus


21

dinding lambung untuk membentuk kista di selaput luar lambung

nyamuk.

Waktu yang diperlukan sampai pada proses ini adalah 8-35

hari, tergantung dari situasi lingkungan dan jenis parasitnya. Pada

tempat inilah kista akan membentuk ribuan sporozoit yang terlepas

dan kemudian tersebar ke seluruh organ nyamuk termasuk

kelenjar ludah nyamuk. Pada kelenjar inilah sporozoit menjadi

matang dan siap ditularkan bila nyamuk menggigit manusia.

Manusia yang tergigit nyamuk infektif akan mengalami

gejala sesuai dengan jumlah sporozoit, kulaitas plasmodium, dan

daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan memulai stadium

eksoeritrositer dengan masuk ke sel hati. Di hati sporozoit matang

menjadi skizon yang akan pecah dan melepaskan merozoit

jaringan.

Merozoit akan memasuki aliran darah dan menginfeksi

eritrosit untuk memulai siklus eritrositer. Merozoit dalam eritrosit

akan mengalami perubahan morfologi yaitu : Merozoit bentuk

cincin trofozoit merozoit. Proses perubahan ini memerlukan

waktu 2-3 hari.

Diantara merozoit-merozoit tersebut akan ada yang

berkembang membentuk gametozit untuk kembali memulai siklus

seksual menjadi mikrogamet (jantan) dan makrogamet (betina).

Eritrosit yang terinfeksi biasanya pecah yang bermanifestasi pada


22

gejala klinis. Jika ada nyamuk yang menggigit manusia yang

terinfeksi ini, maka gametosit yang ada pada darah manusia akan

terhisap oleh nyamuk (Widoyono, 2011).

Gambar 2.2. Siklus Hidup Plasmodium Penyebab Malaria

3. Diagnosis

Manifestasi klinis malaria dapat berupa malaria tanpa

komplikasi dan malaria berat. Diagnosis malaria ditegakkan

berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang laboratorium. Pada anamnesis perlu diperhatikan

dengan keluhan seperti demam, menggigil, berkeringat dan

dapat disertai dengan sakit kepala, mual, muntah, diare, dan

nyeri otot atau pegal-pegal, riwayat sakit malaria atau minum

obat malaria, riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria dan

tinggal di daerah endemis malaria.


23

Pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan yaitu suhu tubuh

berkisar ≤ 37,50C, konjungtiva atau telapak tangan pucat, sclera

ikterik, pemebesaran limpa (splenomegali) dan perbesaran hati

(hepatomegali).Pemeriksaan penunjang di laboratorium

berdasarkan atas pemeriksaan darah di bawah mikroskop.Untuk

ini dibuat sediaan darah tebal dan tipis (Cecep,2015).

D. Konsep Dasar Sungai

1. Pengertian Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan keseluruhan daerah

kuasa (regime) sungai yang menjadi alur pengatur utama.

Pengertian DAS sepadan dengan istilah dalam bahasa inggris

drainage basin, drainage are, atau river basin. Sehingga batas

Das merupakan garis bayangan sepanjang punggung

pengunungan atau tebing atau bukit yang memisahkan system

aliran yang satu dengan yang lain.

Juga merupakan daerah yang dibatasi oleh topografi

pemisah air yang terkeringkan oleh sungai atau system saling

berhubungan sedemikian rupa sehingga semua aliran sungai

yang jatuh di dalam akan keluar dari saluran lepas tunggal dari

wilayah tersebut (Stanis,2011).

2. Jenis-Jenis Sungai

Sungai menurut jumlah airnya dibedakan menjadi :

a. Sungai Permanen
24

Yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relative

tetap.

b. Sungai Periodik

Yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,

sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.

c. Sungai Intermittent atau Sungai Episodik

Yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan

pada musim hujan airnya banyak.

d. Sungai Ephemeral

Yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.

Pada hakekatnya (Stanis, 2011).

E. Konsep Pemeriksaan Laboratorium

1. Pemeriksaan mikroskopis

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang

menurut teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat darah

(SDr, sediaan darah) tebal dan preparat darah tipis, untuk

menentukan ada tidaknya parasit malaria dalam darah.

Melalui pemeriksaan ini dapat dilihat jenis plasmodium

dan stadiumnya (P. falciparum, P. vivax, P. malariae, P. ovale,

tropozoit, skizon, dan gametosit) serta kepadatan parasitnya.

2. Tes diagnostic cepat ( RDT, rapid diagnostic test )

Seringkali pada KLB, diperlukan tes yang cepat untuk

dapat menanggulangi malaria di lapangan dengan cepat. Metode


25

ini mendeteksi adanya antigen malaria dalam darah dengan cara

imunokromatografi. Dibandingkan uji mikroskopi, tes ini

mempunyai kelebihan yaitu hasil pengujian dengan cepat dapat

diperoleh, tetapi lemah dalam hasil spesifisitas dan

sensitivitasnya.

F. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut yang dapat di lihat pada

gambar di bawah ini:

Positif
Pemeriksaan Plasmodium
Anak Usia Sekolah Malaria
(6-12 Tahun) di
Negatif
DAS
Plasmodium

Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

:Variabel dependen (terikat)

: Variabel independen (bebas)

Anda mungkin juga menyukai