Di lihat dari artikel di atas bahwa PT. Bumi mempunyai banyak masalah
diantaranya mengenai masalah tunggakan pajak yang kasusnya mulai ramai ketika
tertangkapnya Gayus
H. Tambunan tersangka korupsi pencucian uang di tiga perusahaan Grup Bakrie yang
di duga menyetor US$7 juta atau sekitar Rp 65 miliar untuk membereskan persoalan
tunggangan pajak mereka., harga saham yang selalu menurun dan masalah pelunasan
hutang. Jika PT. Bumi tidak melunasi hutangnya maka dampaknya perusahaannya
akan bangkrut dan akan mempengaruhi perekonomian negara sehingga pemerintah
memutuskan melakukan bailout, saya sependapat dengan Kepala Riset Universal
Broker Satrio Utomo bahwa pemerintah tidak pantas melakukan bailout karena
perusahaan itu sebenarnya bisa membayar hutangnya secara di angsur karena di lihat
dari pendapatannya yang besar. Ini terjadi karena manajemen tidak baik menjalankan
perusahaannya (Good Corporate Governance) karena penghasilan yang mereka
dapatkan malah untuk investasi lain bukan untuk membayar hutangnya. Dikaitkan
dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG) PT.Bumi melakukan pelanggaran
antara lain:
1. Transparency (keterbukaan)
Berdasarkan kasus diatas PT. Bumi tidak melakukan prinsip keterbukaan
terlihat dari PT. Bumi tidak menyampaikan informasi yang sebenarnya kepada semua
stekholder terutama pemerintah, Hal ini terlihat ketidaktahuan semua kegiatan/operasi
yang dilakukan PT. Bumi. Jika pemerintah mengetahui kegiatan operasi PT. Bumi
yang memperoleh penghasilan yang terbilang besar dan dapat dijadikan sebagai
pelunas hutangnya, maka pemerintah tidak akan melakukan bailout.
Kemungkinan penyalahgunaan penghasilan yang dijadikan investasi pada
perusahaan lain dengan bunga yang lebih kecil di bawah bunga hutang PT. Bumi.
Tanpa persetujuan semua pihak atau kemungkinan terjadi penutupan informasi
tersebut.
Selain itu PT. Bumi juga tidak mengungkapkan bahwa perusahaannya telah
melakukan akuisisi dengan perusahaan lain, sampai pihak pemerintah mengirimkan
surat untuk menanyakan kebenaran terhadap PT. Bumi bahwa perusahaan tersebut
apakah telah melakukan akuisisi atau tidak.
2. Accountability (Akuntanbilitas)
Kejelasan atas kegiatan perusahaan di PT Bumi kurang baik karena pihak
manajemen terkesan menutupi/memanipulasi pendapatan PT. Bumi yang sebenarnya
pendapatannya sangat besar, ini dilakukan PT. Bumi hanya untuk memperoleh dana
dari pemerintah/bailout padahal sebenarnya dilihat dari pendapatan PT. Bumi yang
besar sangat bisa membayar hutangnya tersebut. Sehingga terjadi penyelewengan
dana yang didapat dari pemerintah/bailout, meskipun dana tersebut memang
digunakan untuk melunasi hutangnya. Akan tetapi itu hanya merugikan pemerintah
saja karena sebenarnya dana dari pemerintah tersebut tidak diperlukan karena
sebenarnya PT. Bumi mampu melunasi hutangnya darikeuntungan mereka sendiri,
tentu hal ini sangat merugikan pihak pemerintah karena dana tersebut merupakan
dana yang diperoleh dari pajak/masyarakat.
3. Responsibility (Tanggung Jawab)
PT. Bumi telah melanggar prinsip good corporate governance (GCG) karena
mereka telah lalai membayar utang pajak kepada pemerintah bahkan sampai
menumpuk, diindikasikan bahwa pihak manajemennya telah melakukan kelalaian
terhadapa pembayaran pajak kepada pemerintah. Selain kelalaian dalam pembayaran
pajak, terjadi juga kasus pencucian uang pada PT. Bumi. kasus pencucian uang ini
dilakukan oleh pihak akuntan, PT. Bumi juga telah melanggar perjanjian pembayaran
hutang, bahkan sampai jatuh tempo.
4. Independence (Independensi)
PT. Bumi tidak menjalankan usahanya secara independen karena terlihat
adanya kepentingan yang lain/pribadi yang menyebabkan PT. Bumi mengalami
kegiatan operasi yang tidak berjalan dengan baik, terlihat adanya kepentingan dimana
seharusnya pendapatan dari kegiatan operasi PT. Bumi bisa melunasi hutang malah
untuk dijadikan modal investasi, ditambah lagi adanya pemberian dana bailout dari
pemerintah untuk membantu PT. Bumi untuk melunasi hutangnya.