Anda di halaman 1dari 12

NAMA MIRA SANTIKA NAFRI/ INA ZAKINA

NIM 90400115056 / 90400115044


KELAS AKUNTANSI B

KASUS SKANDAL WASTE MANAGEMENT INC. (WMI)

Sejarah Singkat

Waste management, Inc (WMI) didirikan oleh dua sepupu Dean Buntrock dan Wayne
Huizenga pada tahun 1968, perusahaan yang bermarkas di City Tower Pertama di Houston,
Texas. Perusahaan bergerak dalam industri pembuangan limbah dan perusahaan jasa lingkungan
di AS. Waste menjadi perusahaan manajemen limbah terbesar di AS. Namun, Wayne Huizenga
meninggalkan WMI pada tahun 1984 untuk mendirikan kerajaan blockbuster. Bisnis inti dari
Waste Management untuk manajemen sampah di Amerika Utara terdiri dari proses-proses
penting sebagai berikut, yaitu mengumpulkan (collection), memindahkan (transfer) &
membuang (disposal). Dalam pemilikan Buntrock sebagai CEO, perusahaan tersebut ‘go public’
pada tahun 1971, dan kemudian berkembang selama tahun 1970an dan 1980an melalui beberapa
tambahan atau akusisi dari perusahaan angkutan sampah lokal dan pengurus-pengurus landfill.
Bahkan pada suatu saat perusahaan mampu melakukan hampir dari 200 akusisi selama setahun.
Dari 1971 sampai dengan 1991, perusahaan menikmati rata-rata pertumbuhan pendapatan
sebesar 36% per tahun dan pertumbuhan laba bersih sebesar 36% per tahun.

Kronologis Kasus

Pada 1991, Waste Management menjadi bisnis pembersih sampah terbesar di dunia,
dengan pendapatan lebih dari $7.5 milyar. Meskipun terjadi resesi, Buntrock dan eksekutif
lainnya di Waste Management menetapkan tujuan/sasaran pertumbuhan yang agresif. Pada 1992
misalnya, perusahaan meramalkan pertumbuhan sebesar 26.1% untuk pendapatan & 16.5 %
untuk laba bersih berturut-turut selama 1991. Pada tahun 1992, auditor di Andersen menemukan
bukti yang menunjukkan bahwa klien mereka salah saji pada pajak, asuransi, dan biaya yang
ditangguhkan sebesar $93.5 juta, tetapi WMI menolak untuk menyajikan kembali laporan
keuangan untuk memperbaiki kesalahan. Pada tahun 1993, auditor mendokumentasikan salah
saji lain sebesar $128 juta yang akan mengurangi pendapatan dari operasi yang dilanjutkan
sebesar 12 persen. Meskipun demikian, Andersen menyimpulkan bahwa salah saji tersebut tidak
material untuk mengharuskan pengungkapan. Pada 1996, Dean Buntrock pensiun sebagai CEO,
tapi melanjutkan untuk karirnya sebagai ketua dari Dewan Direksi. Pada tahun 1997 ketika CEO
baru perusahaan, Ronald T. Lemay,berhenti setelah tiga bulan menjabat.

Analis menyimpulkan bahwa CEO berhenti karena mungkin telah menemukan masalah
akuntansi. Meskipun demikian, Lemay telah memulai penyelidikan atas manipulasi akuntansi
yang kemudian menjadi titik awal untuk mengetahui perlunya penyajian kembali laporan
keuangan periode 1992-1997 yang diperlukan untuk mengoreksi berbagai penggelembungan
angka dan juga menjadi titik awal untuk investigasi SEC. SEC mulai memeriksa buku WMI pada
bulan November 1997, ketika perusahaan mengumumkan bahwa perubahan dalam metode
akuntansi akan berakibat pada hilangnya $1.2 milyar dan mengurangi laba ditahan yang
dilaporkan sebesar $1 miliar yang tercatat selama lima tahun sebelumnya. Skema terurai pada
pertengahan tahun 1997, setelah CEO baru memerintahkan untuk meninjau praktik akuntansi
perusahaan. Pada 1992-1997, CEO yang lama memanipulasi laporan keuangan untuk mencapai
target laba. WMI terus terlibat dalam $ 1,4 miliar pada penipuan laporan keuangan . Pada tahun
1998, WMI menyajikan kembali laporan keuangan perode 1992-1997. Dalam penyajian kembali,
melalui tiga kuartal pertama, perusahaan mengakui secara material telah menggelembungkan
laba sebelum pajak sekitar $1.7 milyar dan mengecilkan elemen tertentu dari beban pajaknya
sebesar $190juta. WMI mengakui bahwa secara keseluruhan perusahaan telah
menggelembungkan laba bersih setelah pajak sebesar lebih dari $1 miliar. Setelah pengumuman
tersebut, saham perusahaan turun hingga lebihdari 30% dan pemegang saham rugi hingga $6
milyar dollar.

SEC menuduh Dean Buntrock, pendiri perusahaan, dan 5 pejabat top lainnya melakukan
penipuan ini. Tuduhan tersebut menduga bahwa manajemen telah berulang kali merubah
penilaian biaya depresiasi untuk mengurangi jumlah biaya dan telah melakukan praktik
akuntansi yang tidak layak berhubungan dengan kebijakan-kebijakan kapitalisasi, juga
merencanakan pengurangan biaya-biaya. SEC juga menuduh Arthur Andersen, sebagai auditor
Waste Management, yang diduga keras mengetahui atau secara sembarangan mengeluarkan
laporan audit yang secara material salah dan menyesatkan untuk periode 1993 sampai dengan
1996. Andersen menyelesaikan masalah kepada SEC dengan membayar denda, terbesar dalam
sanksi perdata, sebesar $7 juta, tanpa pernyataan mengakui atau menyangkal. Dan juga, mitra-
mitra utamanya didenda dan dilarang berpraktik oleh SEC. Untuk menyelesaikan tuntutan class
actiondengan pemegang saham yang marah, WMI membayar denda sebesar $677 juta dengan
kontribusi dari Arthur Andersen sebesar $95 juta. Tim manajemen puncak di WMI, termasuk
chief financial officer dan petugas akuntansi kepala, dipaksa untuk mengundurkan diri. Sebuah
perjanjian penyelesaian diajukan dalam gugatan tertunda di pengadilan federal Boston.

Penyebab Terjadinya Skandal Waste Mangement Inc.

Tindakan ini menyangkut penipuan keuangan besar yang dimotivasi oleh keserakahan
dan keinginan untuk mempertahankan status profesional dan sosial. Waste Management Inc.
menyembunyikan kerugian, overstatement pendapatan, biaya tersembunyi selama lima tahun,
menyebabkan salah saji dalam laporan keuangan audit yang diterbitkan. WMI secara curang
memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang telah ditentukan
dengan secara tidak tepat menghilangkan dan menunda beban periode berjalan untuk melakukan
banyak praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan ini. Mereka melakukan banyak
praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan mereka. Diantaranya adalah:
Menghindari beban penyusutan truk sampah mereka dengan menetapkan nilai sisa yang tidak
mendukung dan meningkat sisanya, serta memperpanjang masa manfaat. Menetapkan nilai sisa
dengan sewenang-wenang pada aset lain yang sebelumnya tidak memiliki nilai sisa. Gagal untuk
mencatat beban penurunan nilai dari tempat pembungan sampah karena mereka telah dipenuhi
dengan sampah. Menolak untuk mencatat beban yang diperlukan untuk menghapus biaya akibat
ketidaksuksesan dan pengabaian proyek pengembangan tempat pembungan sampahnya.
Membentuk cadangan lingkungan yang meningkat sehubungan dengan akuisisi sehingga
kelebihan cadangan dapat digunakan untuk menghindari pencatatan beban usaha yang tidak
terkait. Mengkapitalisasi berbagai biaya secara tidak benar. Gagal untuk membentuk cadangan
yang cukup untuk membayar pajak penghasilan dan biaya-biaya lainnya. Untuk mengecilkan
biaya/pengurangan dan menggelembungkan laba manajemen menggunakan “top-level
adjustment” untuk dapat mencapai target laba yang ditentukan. Buntrock dan mitra lainnya
melakukan kecurangan sekuritas, pengajuan laporan berkala yang palsu, pemalsuan buku-buku
dan catatan, serta kebohongan kepada auditor untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan
memperkaya diri sendiri. Para pelaku motivasi didorong oleh keserakahan dan terlibat
memperkaya diri, diawetkan posisi perusahaan mereka dan status dalam komunitas bisnis dan
sosial. Dan juga tambahan termasuk bonus, saham pilihan, dan tunjangan pensiun yang
didasarkan pada kinerja perusahaan.

PENYELESAIAN KASUS
Tindakan ini menyangkut penipuan keuangan besar yang dimotivasi oleh keserakahan
dan keinginan untuk mempertahankan status profesional dan sosial. Waste Management Inc.
menyembunyikan kerugian, overstatement pendapatan, biaya tersembunyi selama lima tahun,
menyebabkan salah saji dalam laporan keuangan audit yang diterbitkan. WMI secara curang
memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang telah ditentukan
dengan secara tidak tepat menghilangkan dan menunda beban periode berjalan untuk melakukan
banyak praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan ini. Mereka melakukan banyak
praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan mereka. Diantaranya adalah:

a) Menghindari beban penyusutan truk sampah mereka dengan menetapkan nilai sisa yang
tidak mendukung dan meningkat sisanya, serta memperpanjang masa manfaat.

b) Menetapkan nilai sisa dengan sewenang-wenang pada aset lain yang sebelumnya tidak
memiliki nilai sisa.

c) Gagal untuk mencatat beban penurunan nilai dari tempat pembungan sampah karena
mereka telah dipenuhi dengan sampah.

d) Menolak untuk mencatat beban yang diperlukan untuk menghapus biaya akibat
ketidaksuksesan dan pengabaian proyek pengembangan tempat pembungan sampahnya.

e) Membentuk cadangan lingkungan yang meningkat sehubungan dengan akuisisi sehingga


kelebihan cadangan dapat digunakan untuk menghindari pencatatan beban usaha yang
tidak terkait.

f) Mengkapitalisasi berbagai biaya secara tidak benar.

g) Gagal untuk membentuk cadangan yang cukup untuk membayar pajak penghasilan dan
biaya-biaya lainnya.

Untuk mengecilkan biaya/pengurangan dan menggelembungkan laba manajemen


menggunakan “top-level adjustment” untuk dapat mencapai target laba yang ditentukan,
Buntrock dan mitra lainnya melakukan kecurangan sekuritas, pengajuan laporan berkala yang
palsu, pemalsuan buku-buku dan catatan, serta kebohongan kepada auditor untuk mendapatkan
keuntungan yang besar dan memperkaya diri sendiri. Para pelaku motivasi didorong oleh
keserakahan dan terlibat memperkaya diri, diawetkan posisi perusahaan mereka dan status dalam
komunitas bisnis dan sosial. Dan juga tambahan termasuk bonus, saham pilihan, dan tunjangan
pensiun yang didasarkan pada kinerja perusahaan.
Berdasarkan masalah-masalah yang terkait di dalam Waste Management Inc. (Wmi) , kita
dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan berpedoman pada:

1. PSAK (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN)


PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan)
 PSAK 1 Paragraf 9 (Tujuan Laporan Keuangan)
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas meliputi:
(a) aset;
(b) liabilitas;
(c) ekuitas;
(d) penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian;
(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
dan
(f) arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus
kas masa depan entitas dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya
arus kas masa depan”.
 PSAK 1 Paragraf 14a (Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan)
“Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan entitas”.
Berdasarkan PSAK 1 paragraf 09 dan paragraf 14a di atas, terkait kasus pada
Waste Management Inc (WMI) yang terjadi akibat dari pelanggaran yang dilakukan oleh
Pendiri Chairman dan CEO Dean L. Buntrock yang terbukti melakukan pelanggaran
kasus yaitu WMI secara curang memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk
memenuhi target laba yang telah ditentukan dengan secara tidak tepat menghilangkan dan
menunda beban periode berjalan untuk melakukan banyak praktik akuntansi yang tidak
benar untuk mencapai tujuan ini. Mereka melakukan banyak praktik akuntansi yang
tidak benar untuk mencapai tujuan mereka. Diantaranya adalah: Menghindari beban
penyusutan truk sampah mereka dengan menetapkan nilai sisa yang tidak mendukung
dan meningkat sisanya, serta memperpanjang masa manfaat. Oleh karena kejadian
tersebut membuat pihak investigasi SEC (Securitiesn and Exchange Commission)
melakukan koreksi sehingga informasi yang dirilis SEC pada tanggal 28 maret 2002,
SEC membuat tuduhan sebagai berikut : terdakwa secara curang memanipulasi hasil
keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang telah ditentukan dengan secara
tidak tepat menghilangkan dan menunda beban periode berjalan untuk melakukan banyak
praktik akuntansi yang tidak benar.
Seharusnya pihak Waste Management Inc (WMI) tidak melakukan hal yang salah
dengan membuat keputusan yang buruk seperti melakukan penipuan keuangan hanya
untuk mencapai target laba yang telah ditentukan oleh mereka. Selain merugikan
perusahaan mereka juga merugikan berbagai pihak yang termasuk dalam lingkungan
perusahaan tersebut. Bukan hanya kerusakan finansial, tetapi juga menunjukan CEO
perusahaan tidak bertanggung jawab dalam penyajian laporan keuangan.
PSAK 16 (Aset Tetap)
 PSAK 16 Paragraf 48 (penyusutan)
“ Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika beban
tersebut termasuk dalam jumlah tercatat asset lain “
 PSAK 16 Paragraf 50 (Penyusutan)
”Jumlah tersusutkan dari suatu asset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur
manfaatnya”.
Berdasarkan PSAK 16 paragraf 48 dan 50 diatas Waste Management Inc (WMI) tidak
menyajikan laporan keuangan secara jujur dan wajar dan melakukan kecurangan (fraud) dengan
menghindari beban penyusutan truk sampah mereka dengan menetapkan nilai sisa yang
tidak mendukung dan meningkat sisanya, serta memperpanjang masa manfaat. Sebaiknya
Waste Management Inc memberikan informasi yang lebih jelas dan lengkap pada para
pengguna laporan keuangan serta memberikan informasi yang jujur dan tidak merugikan
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu entitas.
PSAK 25 (KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN
KESALAHAN)

 PSAK 25 Paragraf 41 (Kesalahan)


“Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapan
unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan SAK jika
mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk mencapai suatu
penyajian posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas tertentu entitas. Potensi
kesalahan periode berjalan yang ditemukan pada periode tersebut dikoreksi sebelum
laporan keuangan diselesaikan. Akan tetapi, kesalahan material kadangkala tidak
ditemukan sampai periode selanjutnya dan kesalahan periode sebelumnya dikoreksi pada
informasi komparatif sajian pada laporan keuangan periode selanjutnya tersebut.”

 PSAK 25 Paragraf 42 (Kesalahan)


“entitas mengoreksi kesalahan material periode sebelumnya secara retrospektif pada
laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya kesalahan
dengan:
a. Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumnya yang disajikan
dimana kesalahan terjadi; atau
b. Jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling awal, maka menyajikan kembali
saldo awal asset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode sajian paling awal sebelumnya.

 PSAK 25 Paragraf 46 (Keterbatasan Penyajian Kembali Retrosfektif)


“koreksi kesalahan periode sebelumnya tidak termasuk dalam laba rugi pada periode
dimana kesalahan ditemukan. Setiap informasi sajian atas periode sebelumnya,
termasuk ringkasan data keuangan historis, disajikan kembali sejauh mungkin
kebelakang selama hal itu praktis.”

Berdasarkan PSAK 25 Paragraf 41, 42 dan 46 diatas Waste Magement Inc menyembunyikan
kerugian, overstatement pendapatan, dan biaya tersembunyi selama 5 tahun, menyebabkan
salah saji dalam laporan keuangan audit yang diterbitkan. WMI secara curang memanipulasi
hasilkeuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang telah ditentukan dengan secara
tidak tepat menghilangkan dan menunda beban periode berjalan untuk melakukan banyak
praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai tujuan tersebut.

2. KERANGKA KONSEPTUAL DAN KONSEP DASAR


Rerangka Konseptual
Suwardjono (2005: 206) mengungkapkan bahwa Rerangka Konseptual memuat empat
konsep utama yaitu tujuan pelaporan keuangan (bisnis dan nonbisnis), karakteristik
kualitatif informasi, elemen statemen keuangan, serta pengukuran dan pengakuan.
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi
keuangan entitas pelapor yang menyediakan informasi mengenai dampak dari transaksi
dan peristiwa lainnya yang mengubah sumber daya ekonomik dan klaim entitas.
Karakteristik kualitatif informasi bertujuan untuk memberikan informasi yang
bermanfaat yang mudah dipahami dan digunakan oleh pemakai. Hal ini sejalan dengan
konsep dasar yang berkaitan dengan kasus Waste Management Inc yaitu:
a) Keterandalan
Suwardjono (2005: 171) mengungkapkan bahwa keterandalan (reliability) adalah
kemampuan informasi yang memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut tersebut
benar atau valid. Informasi akan menjadi berkurang nilainya jika orang yang
menggunakan informasi meragukan kebenaran atau validitas informasi tersebut.
Sebaliknya, informasi akan memiliki nilai tinggi jika pengguna mempunyai keyakinan
tinggi terhadap kebenaran informasi. Sesuatu dianggap andal jika dapat diverifikasi,
netral, disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan).
Kasus Waste Management Inc, memiliki tingkat keterandalan data yang kurang
hal ini dikarenakan data pada laporaan keuangan tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Kondisi inilah yang menjadi bukti kurangnya keterandalan data dalam Waste
Management Inc yang tidak mendeskripsikan laporan keuangannya dengan benar dan
menimbulkan asumsi yang dapat menyebabkan citra perusahaan menurun. Seharusnya
Waste Management Inc tidak mengecilkan biaya/pengurangan dan mengelembungkan
laba manajemen untuk dapat mencapai target laba yang ditentukan, Buntrock dan mitra
lainnya melakukan kecurangan sekuritas, pengajuan laporan berkala yang palsu,
pemalsuan buku-buku dan catatan, serta kebohongan kepada auditor untuk mendapatkan
keuntungan yang besar dan memperkaya diri sendiri.
b) Keterujian
Menurut Suwardjono (2014: 173) mengemukakan bahwa sebagai unsur
keterandalan, keterujian adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan yang
tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji
secara independen ketepatan penyimbolan (kebenaran/validitas informasi). Sedangkan
pada kasus PT SNP Finance tidak dapat memberikan keyakinan pada laporan keuangan
yang disajikan. Hal ini dibuktikan oleh pihak investigasi SEC (Securitiesn and Exchange
Commission) melakukan koreksi sehingga informasi yang dirilis SEC pada tanggal 28
maret 2002, SEC membuat tuduhan sebagai berikut : terdakwa secara curang
memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang telah
ditentukan dengan secara tidak tepat menghilangkan dan menunda beban periode berjalan
untuk melakukan banyak praktik akuntansi yang tidak benar. Seharusnya Waste
Management Inc menyajikan laporan keuangannya sesuai dengan fakta yang terdapat
pada perusahaan serta menguji validitas informasi yang dimiliki sehingga para pemakai
laporan keuangan dapat menerima informasi yang fair.
c) Penyajian Jujur
Penyajian jujur merupakan kesesuaian antara pengukuran akuntansi dengan
fenomenanya, yang menentukan bahwa pokok persoalannya harus terwakili untuk
menjamin keabsahan dan kebenaran informasinya. Dalam kasus Waste Management Inc
ini, laporan keuangan yang disajikan mengandung unsur manipulasi yaitu dengan
melakukan penipuan dimana manajemen telah berulang kali merubah penilaian biaya
depresiasi untuk merubah penilaian biaya depresiasi untuk mengurangi jumlah biaya
dan telah melakukan praktik akuntansi yang tidak layak. Hal ini tidak sesuai dengan
rerangka konseptual “penyajian jujur” tersebut. Sebaiknya Waste Management Inc
menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
Konsep Dasar
a) Usaha Berlanjut (Going Concern)
Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha entitas
dan entitas akan melanjutkan usahanya dimasa depan. Oleh karena itu, entitas
diasumsikan tidak memiliki intensi atau keinginan untuk melikuidasi atau mengurangi
skala usahanya secara material. Suwardjono (2005: 222) mengungkapkan bahwa
konsep ini menjadi pertimbangan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada
saat akuntansi mengahadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau
penyusunan standar karena kenyataan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dimasa
datang tidak pasti. Untuk menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntansi
menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan norma atau umum pendirian
perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau
dilikuidasi.
Sekarang ini Waste Management Inc tidak sama dengan Waste Management Inc
pada terjadinya kasus di tahun 1998 karena itu adalah waktu yang berbeda Waste
Management Inc bangga dengan kinerja keuangan yang kuat dan juga daftar beberapa
penghargaan yang telah dimenangkan oleh perusahaan lebih dari empat tahun terakhir,
74 penghargaan tepatnya. Dan juga, dikhususkan untuk etika kebijakan perusahaan
dan komitmennya untuk etika di semua tingkatan. Perusahaan telah sangat berhasil
dalam meraih keberhasilan dan kesuksesan, hal ini terus meningkatkan harga
persaham perusahaan,meningkatkan deviden untuk pemegang saham serta perusahaan
memiliki program etika suara dan pengendalian internal yang baik. Hal ini
yangmembuat Waste Management Inc sampai sekarang masih berlanjut dan
berkembang pesat.
b) Keterandalan Data
Konsep yang dikemukakan oleh Paul Grady (1965) yaitu keterandalan data
melalui pengendalian internal yang menyatakan bahwa sistem pengendalian internal
yang memadai merupakan sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yang
tinggi. Konsep yang diajukan Grady ini dilandasi penalaran bahwa objektivitas dalam
akuntansi bukan merupakan objektivitas mutlak dan akuntansi mengakui adanya
taksiran-taksiran sehingga keterandalan data hanya dapat dijamin kalau kesatuan usaha
mempunyai sistem pengendalian internal yang memadai. Oleh karena itu,
pengendalian internal juga merupakan salah satu bentuk bukti yang mendukung
keterandalan, objektivitas, dan keterverifikasian angka-angka akuntansi. Sebagai bukti,
auditor harus menilai (to assess) struktur pengendalian internal kesatuan usaha yang
diauditnya. Mengacu pada kasus Waste Management Inc yang sudah membuktikan
bahwa kantor akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Waste Management
Inc dinilai tak mengaudit laporan tersebut dengan sebenarnya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan Arthur Andersen berulang kali mengeluarkan laporan audit wajar tanpa
pengecualian atas laporan keuangan tahunan yang secara material palsu dan
menyesatkan. Dengan demikian, pengendalian internal merupakan salah satu bukti
yang mendukung keterandalan, objektivitas, dan keterverifikasian angka-angka
akuntansi.
c) Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The Business Entity)
Kesatuan usaha harus dianggap sebagai badan atau orang yang berdiri sendiri
dan bertindak atas namanya sendiri serta terpisah dari pemilik. Batas kesatuan usaha
adalah ekonomik dan bukan yuridis. Hubungan antara pemilik dan kesatuan usaha
merupakan hubungan bisnis (utang-piutang). Fungsi manajemen terpisah dengan fungsi
kepemilikan sehingga diperlukan pertanggungjawaban dalam bentuk statement
keuangan. Pendapatan dan biaya dipandang sebagai perubahan asset kesatuan usaha
bukannya perubahan kekayaan pemilik. Karena hubungan bisnis harus dipertahankan,
seperangkat statement keuangan berartikulasi.
Kesatuan usaha dianggap akan berlangsung dan beroperasi terus dan tidak ad
maksud untuk membubarkan. Data keuangan akan terjadi dan mengalir setiap waktu
akibat kegiatan yang berlangsung terus tersebut. Kemajuan kesatuan usaha tidak
dievaluasi pada saat liquidasi karena memang bukan liquidasi yang menjadi tujuan
perusahaan. Aliran data harus dipenggal menjadi beberapa seri aliran dengan satuan
waktu sebagai wadah penggalan. Statement laba rugi menjadi statement yang sangat
penting untuk menilai kemampuan melaba sementara neraca merupakan sarana untuk
menunjukkan sisa potensi jasa. Informasi keuangan yang dituangkan dalam statement
keuangan priodik harus dianggap bersifat sementara (tentative) dan bukannya tuntas
(final). Informasi keuangan jangka panjang yang terdiri atas serangkaian statement
kronologis akan lebih objektif dan dapat diandalkan dibandingkan dengan laporan untuk
satu penggalan waktu saja.
Kasus Waste Management Inc ini sangat melenceng dengan konsep dasar entitas
bisnis dan kesatuan usaha karena disini Buntrock mendalangi kecurangan ini. Dia
menetapkan target laba, dipupuk budaya akuntansi penipuan, secara pribadi diarahkan
tertentu dari perubahan akuntansi untuk membuat pendapatan yang ditargetkan, dan
merupakan juru bicara yang mengmumkan nomor palsu perusahaan. Pada saat yang
sama, Buntrock berpose sebagai pengusaha sukses. Dia adalah penerima keuntungan
terbesar dari penipuan dan mendapatkan lebih dari $16,9 juta dalam keuntungan haram
antara lain dari bonus berbasis kinerja, tunjangan pension, sumbangan amal, dan
menjual saham perusahaan sementara penipuan itu berlangsung.
d) Konservatisme

3. REGULASI
Undang-Undang
Waste Management Inc telah melanggar pasal 107 Undang-Undang Pasar Modal
N0 8 Tahun 1995.
“setiap pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan pihak
lain atau menyesatkan

Anda mungkin juga menyukai