Anda di halaman 1dari 6

ETIKA PROFESI & TATA KELOLA KORPORAT

Tugas Kelompok

KASUS WORLDCOM

Kelompok 12:

Angga Verlindo Efendy 22/506543/EE/07679

Intan Putri Dahlia 22/506847/EE/07702

Salma Ramadhani Putri 22/506951/EE/07713

Faishal Prahatma Ganinda 22/507069/EE/07723

Dosen Pengampu:
Heyvon Herdhayinta, S.E., Ak., CA., M.Sc., Ph.D

Pendidikan Profesi Akuntan


Universitas Gadjah Mada
2023
Analisis Kasus Pelanggaran Etika
Manajer WorldCom memodifikasi asumsi mereka tentang piutang usaha, dengan
menyesuaikan jumlah tagihan yang tidak tertagih yang terhutang kepada perusahaan dan
akibatnya meningkatkan jumlah total piutang usaha. Asumsi manajerial memainkan dua
peran penting di sini; pertama mereka menentukan jumlah dana yang dicadangkan untuk
menutupi kredit macet, karena semakin rendah kebutuhan yang dirasakan dari tagihan yang
tidak dapat ditagih, semakin kecil cadangan yang dibutuhkan. Hal ini mengakibatkan
manipulasi cadangan dengan mengurangi bila dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan.
Kedua, saat menjual piutang kepada pihak ketiga, asumsi digunakan untuk mengidentifikasi
kuantitas yang tersedia untuk dijual, yang digunakan WorldCom. Manipulasi ini dengan
mudah dicapai karena banyak pelanggan WorldCom adalah bisnis telekomunikasi kecil yang
baru dimulai dengan sedikit data dan riwayat kemungkinan pembayaran kembali,
meninggalkan banyak penilaian dari manajemen untuk menetapkan angka-angka ini.
WorldCom mengadopsi kebijakan akuntansi sederhana untuk mengkapitalisasi
pengeluaran. Daripada mencatat pengeluaran untuk biaya lini pihak ketiga, perusahaan
mencatat biaya ini sebagai aset. Biaya yang dikapitalisasi ini mengurangi biaya operasional
dan meningkatkan laba bersih secara artifisial lebih dari $7,6 miliar selama tahun 1999
hingga 2002. WorldCom juga memiliki Andersen sebagai auditornya. Penipuan itu dilakukan
oleh Ebbers; Scott Sullivan, CFO perusahaan; dan empat staf Sullivan. Pada tahun 2000,
Ebbers dan Sullivan masing-masing menerima bonus retensi sebesar $10 juta. Pada tahun
2001, mereka masing-masing telah diberi jutaan opsi saham. Selain itu, Ebbers telah
dipinjamkan $408 juta oleh perusahaan untuk membeli atau membayar margin call pada
saham WorldCom miliknya. Keamanan pada akun marginnya adalah saham WorldCom
miliknya. Ebbers memiliki motivasi finansial yang kuat untuk menjaga saham WorldCom
tetap kuat, terutama setelah pengambil alihan Sprint yang gagal. Untuk menjaga harga saham
tetap tinggi dan untuk memenuhi perkiraan analis, Ebbers mengarahkan Sullivan untuk
melakukan penipuan laporan keuangan secara langsung. Perusahaan akan mencatat biaya
sebagai aset, sehingga meningkatkan laba bersih. Perusahaan juga menciptakan cadangan
fiktif sebesar $2 miliar.
Meskipun terjadi overstatement pendapatan yang agresif dari tahun 1999 hingga
2002, harga saham mulai turun. Setelah Ebbers dipecat sebagai CEO pada bulan April,
penyelidikan internal mengungkapkan sejauh mana penipuan tersebut. Tapi sudah terlambat.
Pada Juli 2002, WorldCom menyatakan bangkrut. Itu kemudian digabungkan dengan MCI
dan namanya diubah menjadi Verizon Business pada tahun 2006. Pelaku penipuan Ebbers,
Sullivan dan asistennya didenda dan dikirim ke penjara. Selama kasus pengadilan, juri
memilih untuk mempercayai klaim penuntut bahwa penipuan telah diatur oleh Ebbers.
Mereka menerima kesaksian Sullivan ketika dia mengatakan bahwa Ebbers telah
memerintahkan dia untuk “mencapai angkanya. Mereka perlu memalsukan catatan akuntansi
untuk memenuhi ekspektasi Wall Street, dengan demikian menjaga harga saham tetap tinggi
dan opsi saham tetap menghasilkan uang. Tampaknya tidak ada kendali atas Ebbers, orang
yang telah mendirikan perusahaan dan mengawasi pertumbuhannya melalui pengambil alihan
dan pelaporan keuangan palsu. Jadi, dengan kekuatan yang hampir tak terbatas, Ebbers bisa
merekayasa penipuan terbesar dalam sejarah Amerika. Dia di luar kendali.
Evaluasi Pelanggaran Etika
Menurut teori utilitarianisma seorang manajer senior seharusnya menunjukkan sikap
integritas. Namun pada kasus ini tidak ditemukan sikap etis karena tindakan manajer senior
hanya menunjukkan sikap kepentingan pribadi sehingga tidak memikirkan keberlangsungan
usaha perusahaan. Keberanian untuk bertindak curang dan melanggar peraturan yang berlaku
(GAAP/US). Tindakan etis seorang manajer senior menurut kode etik AP yaitu prinsip
Integritas di mana seharusnya melakukan tindakan kejujuran dan berterus terang dalam
laporan keuangan. Tindakan etis menurut prinsip Objektivitas dimana manajer senior
semestinya mengambil sikap jujur dalam menjalankan kewajibannya dalam menyusun
laporan keuangan perusahaan dan juga tindakan etis menurut prinsip perilaku profesional
adalah seorang manajer senior menjalankan kewajibannya secara profesional dan tidak
melakukan tindak kecurangan.

Sullivan dan Myers dan Bernie Ebbers menjadi kaki tangan dalam tindak kecurangan
yang direncanakan oleh Manajer Senior WorldCom. Hal ini merupakan tindakan tidak etis
karena bertindak menghasilkan konsekuensi lebih besar daripada kebaikan bagi perusahaan.
Ketidaketisan Sullivan & Myers dan Bernie Ebbers yang berusaha membantu manajer senior
menjalankan tindak kecurangan demi keuntungan diri sendiri atau kepentingan pribadi, dan
tidak memikirkan keberlangsungan usaha perusahaan dan para investor perusahaan. Tindakan
yang dilakukan Sullivan & Myers dan Bernie Ebbers sangat buruk menurut prinsip Etika. Di
mana tindak tersebut membantu perusahaan membuat dan menyampaikan laporan keuangan
dengan tidak akurat dan relevan sehingga merugikan banyak pihak pengguna informasi.
Questions and Answers

1. Describe the mechanisms that World Com’s management used to transfer profit from
other time periods to inflate the current period.
 Kasus WorldCom ini memanipulasi laporan keuangan dengan menggunakan konsep
“cookie jar” di mana WorldCom mendapat keuntungan sebesar $2 miliar dan
memindahkan biaya operasional seperti biaya jaringan dan biaya komputer
(keduanya mengalami penurunan yang besar) dari Laporan Rugi/Laba dipindahkan
ke Neraca. Diketahui bahwa biaya modal WorldCom menaikan laba dengan cara
akun beban dicatat lebih rendah sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena
beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. Kecurangan ini terlambat untuk
dideteksi yaitu selama sekitar 1 tahun sehingga mengakibatkan WorldCom memiliki
pendapatan bersih yang lebih rendah dari tahun setelahnya karena beban kapitalisasi
tersebut akan memungkinkan WorldCom untuk mengalokasikan biayanya dalam
beberapa tahun ke depan.
2. Why did Arthur Andersen go along with each of these mechanisms?
 Kasus ini KAP Arthur Andersen mengetahui kecurangan yang dilakukan WorldCom,
hanya saja Arthur Andersen lebih memilih berpihak kepada manajemen dari
WorldCom sehingga memberikan opini audit yang baik yaitu Wajar Tanpa
Pengecualian karena timbulnya sikap khawatir akan kehilangan keuntungan dan
mengindikasi adanya tekanan yang diterima oleh Arthur Andersen untuk mau
melakukan manipulasi laporan keuangan dari WorldCom. KAP seharusnya bersikap
independen. Sifat tamak dan serakah yang dimiliki oleh KAP Arthur Andersen
mengakibatkan independensi dan integritas terhadap KAP ini hilang.
3. How should WorldCom’s board of directors have prevented the manipulations that
management used?
 Pertama, Budaya organisasi yang positif yaitu menjaga nilai profesional, kejujuran
dan disiplin yang tinggi agar kinerja karyawan terutama auditor internal perusahaan
dan manajemen dapat melakukan komunikasi yang baik dengan pihak-pihak yang
relevan terkait aktivitas bisnis perusahaan termasuk auditor eksternal. Kedua,
Membangun sistem di dalam perusahaan yang akan memberikan perlindungan dan
keleluasaan bagi Whistle-Blower untuk memberitahukan jika ada kecurangan yang
dilakukan oleh manajemen.
4. Bernie Ebbers was not an accountant, so he needed the cooperation of accountants to
make his manipulations work. Why did WorldCom’s accountants go along?
 Para akuntan di perusahaan WorldCom turut andil dalam kasus manipulasi ini.
Mereka yang terlibat dalam kasus ini terdiri dari CFO, Direktur Akuntansi Umum,
Controller, Director of Management Reporting dan Director of Legal Entity
Accounting yang mana semua pihak yang terlibat ini memiliki garis instruksi
pekerjaan yang sama atau dikatakan berada pada satu lingkup alur organisasi.
Director of Management Reporting dan Director of Legal Entity Accounting
mendapat arahan dari Direktur Akuntansi Umum dan Controller dibawah instruksi
dan seijin dari CFO perusahaan untuk melakukan manipulasi tersebut. Adapun CFO
dan Controller perusahaan ini merupakan mantan karyawan KAP Arthur Andersen
yang kemudian bekerja di WorldCom.
5. Why would a board of directors approve giving its Chair and CEO loans of over $408
million?
 Pemberian pinjaman sebesar $408 juta seharusnya digunakan untuk margin call pada
saham WorldCom yang mengalami penurunan. Namun, dana tersebut digunakan oleh
Bernie Ebbers selaku CEO WorldCom untuk pembelian peternakan sapi terbesar di
Kanada, pembangunan rumah baru, pengeluaran pribadi anggota keluarga dan
memberikan pinjaman kepada keluarga dan teman.
6. How can a board ensure that Whistle-Blowers will come forward to tell them about
questionable activities?
 Perlindungan diberikan kepada Whistle-Blower mulai dari jaminan untuk tetap
bekerja diperusahaan dan perlindungan lainnya dan juga Dewan Komisaris maupun
Dewan Direksi harus memastikan bahwa Whistle-Blower akan berada pada kondisi
yang aman. Walaupun demikian mereka telah membocorkan kejahatan pihak internal
perusahaan. Namun, keputusan yang paling tepat berada ditangan para Dewan
Komisaris maupun Dewan Direksi yang harus memperhatikan bagaimana penerapan
aturan dan budaya yang ada dalam perusahaan dalam berperilaku etis secara umum.

Anda mungkin juga menyukai