Anda di halaman 1dari 6

Tugas 4

Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat


Studi Kasus
WorldCom: The Final Catalyst

Disusun Oleh :
Kelompok 8

Gabriella Angelina Abidano 487266


Salsabila Nur Aini Sekarningrum 487279
Stevan Dominggus Matitaputty 472304

Pendidikan Profesi Akuntan


Universitas Gadjah Mada
Semester Genap
2021/2022
Overview dan Summary

WorldCom merupakan perusahaan Telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat, dengan


aset kurang lebih 70% lebih besar daripada Enron dikarenakan kecurangan pada arus kas
perusahaan dicatat lebih tinggi $3,8 Miliar pada 25 juni 2002. Kecurangan tersebut
mengakibatkan Enron mengalami kebangkrutan pada 2001, Penurunan harga pasar saham,
Permohonan oleh para pemimpin bisnis dan Presiden Bush untuk pemulihan kredibilitas dan
kepercayaan terhadap tata kelola perusahaan, pelaporan dan pasar keuangan, Pengenalan
responsif pedoman tata kelola oleh bursa saham dan SEC, Debat oleh Kongres AS dan Senat
tentang RUU terpisah untuk meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas, Keyakinan Arthur
Andersen, auditor Enron dan WorldCom, karena menghalangi keadilan pada 15 Juni 2002.
Kecurangan yang dilakukan oleh Worldcom mudah dikenali karena penyajian arus kas
dan pendapatan yang berlebihan terjadi akibat salah satu pengeluaran utama World-Com, biaya
sambungan, atau “biaya yang dibayarkan kepada penyedia jaringan telekomunikasi pihak ketiga
dalam hak akses jaringan pihak ketiga” perhitungan tidak tepat. Perusahaan menghapus
cadangan keuangan pada pengeluaran masa depan, dengan menambah pada laba perusahaan,
yang dikenal sebagai “Cookie Jar” dikarenakan adanya penyajian berlebihan pendapatan secara
agregat dengan cepat naik menjadi lebih dari $9 miliar pada tanggal 19 September 2002, dan
semakin tinggi kecurangan WorldCom hingga mencapai $11 miliar.
Manipulasi yang dilakukan perusahaan Worldcom salah satunya yaitu mengurangi biaya
operasionalnya secara tidak tepat, yaitu WorldCom tidak benar menghapus cadangan pada biaya
operasional, dan WorldCom tidak tepat mendefinisikan ulang biaya operasi sebagai aset modal.
Terdapat banyak kesalahan entri pada pengeluaran biaya saluran, dan biaya operasional utama
perusahaan. Perusahaan tidak menjalankan praktik Akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum (“GAAP”), dan juga tidak mengungkapkan laporan keuangan kepada
investor. Tidak melakukan pengungkapan dikarenakan perusahaan keliru dalam menjalankan
bisnis yang menguntungkan padahal sebenarnya tidak, dan menyembunyikan kerugian besar.
Pada tahun 2000 perusahaan melakukan kesalahan dengan mengurangi cadangan biaya
lini sebesar $828 juta, dan menaikkan laba kotor perusahaan sebesar $407 juta. Dalam menutupi
kejahatan manajer senior sebagai dalang tindak kecurangan, mengambil tindakan
mengkapitalisasi biaya lini tertentu. Tujuan dari tindakan yang dilakukan manajemen puncak
yaitu menyembunyikan masalah Worldcom dan meningkatkan atau melindungi harga saham
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari opsi saham, mempertahankan persyaratan
agunan untuk pinjaman pribadi, dan mempertahankan pekerjaan mereka. Tujuan tindak
kecurangan perusahaan diakibatkan dalam menghadapi tekanan ke bawah pada harga saham
WorldCom yang disebabkan oleh penolakan regulator AS dan Eropa terhadap tawaran
WorldCom senilai US$115 miliar untuk Sprint Communications.
April 2001 pada laporan keuangan konsolidasi kuartal pertama kesimpulan dari
manajemen senior WorldCom bahwa perusahaan belum mampu memenuhi ekspektasi analis, dan
perusahaan tidak bisa terus menarik rekening cadangannya untuk mengimbangi biaya lini tanpa
mengambil apa yang mereka yakini sebagai risiko yang tidak dapat diterima dari penemuan oleh
auditor perusahaan. Maka Perusahaan memutuskan menaikkan pendapatan secara signifikan
pada aset modal, dan mengurangi biaya lini kuartal pertama 2001 dengan jumlah yang sama
sebesar $771 juta. Perusahaan membuat entri jurnal di buku besar WorldCom, mentransfer
sekitar $771 juta dari akun beban biaya lini tertentu ke akun belanja modal PP&E tertentu.
Ebbers bukan akuntan, tetapi berhasil menjadi pemilik Best Western Hotel, dan akuisisi
60 bisnis telekomunikasi sehingga membuatnya mendapat julukan "Koboi Telekomunikasi tetapi
berhasil melakukan manipulasi dibantu oleh Scott Sullivan, CFO-nya, dan David Myers,
Controller-nya. Sullivan & Myers. WorldCom memohon perlindungan kebangkrutan pada 21
Juli 2002, dan menghapuskan goodwill atau aset tak berwujud lainnya senilai $50,6 miliar.
Bernard Ebbers meminjam $408,2 juta untuk membeli saham WorldCom atau digunakan margin
call dikarenakan harga saham turun, dan melakukan pembelian peternakan sapi terbesar di
Kanada, pembangunan rumah baru, pengeluaran pribadi anggota keluarga, dan pinjaman kepada
keluarga dan teman. Ebbers melakukan kesalahan dengan membeli saham dan menjamin
WorldCom dikarenakan WorldCom yang lebih rendah. Manajer senior yang melihat bahwa
perusahaan makin menurun memanfaatkan Ebbers dan Sullivan dalam memanipulasi dan
mengakuisisi lebih banyak perusahaan. Pada tahun 2000, Ebbers dan Sullivan menerima bonus
sebesar $10 juta, dan Pada tahun 1999, Ebbers menerima alokasi bonus kinerja sebesar
$11.539.387, tetapi dia hanya menerima $7.500.000 dari penghargaan tersebut.
Mantan Jaksa Agung Richard Thornburgh ditunjuk oleh Departemen Kehakiman AS
untuk menyelidiki keruntuhan dan kebangkrutan WorldCom, menyatakan Bernard Ebbers,
mendominasi pertumbuhan perusahaan, seperti budaya, pengendalian internal, manajemen,
integritas, pengungkapan dan laporan keuangan. Mr. Ebbers menerima imbalan US$77 juta tunai
serta keuntungan dari perusahaan, pemegang saham kehilangan nilai lebih dari US$140 miliar.
Pada 2003 Perusahaan mengubah Image dengan mengubah namanya menjadi MCI, dibawah
pengawasan Pengawas Perusahaan Richard Breeden dalam membangun kembali kepercayaan
dan integritas yang dibutuhkan untuk bersaing secara efektif untuk sumber daya, modal, dan
personel di masa depan.
SEC mengajukan keluhan kepada pengadilan terhadap tindakan perusahaan dan
eksekutifnya, hasil dari pengadilan memaksakan ganti rugi penuh yang diminta oleh Komisi,
meminta peninjauan struktur dan kebijakan pengendalian akuntansi internal WorldCom, dan
memerintahkan agar WorldCom memberikan pelatihan dan pendidikan yang wajar kepada
pejabat dan karyawan tertentu untuk meminimalkan kemungkinan pelanggaran undang-undang
sekuritas federal di masa mendatang; dan memberikan hukuman uang perdata. Bernie Ebbers
dan Scott Sullivan masing-masing didakwa atas sembilan tuduhan, Pada 13 Juli 2005, Ebbers
dijatuhi hukuman 25 tahun di penjara federal.

Analisa Kasus Pelanggaran Etika


Manajer Senior perusahaan WorldCom menjadi dalang utama kecurangan pada laporan
keuangan perusahaan, menurunkan biaya cadangan biaya lini, dan menaikkan pendapatan
maupun menaikkan aset perusahaan yang dikenal dengan istilah “Cookie Jar”. Manajer senior
juga mengurangi biaya operasionalnya, dan mengganti menjadi aset perusahaan dalam
memperbaiki laporan keuangan yang terus merugi, untuk menjaga nilai saham perusahaan serta
mengambil keuntungan pada peningkatan saham perusahaan, mempertahankan persyaratan
agunan untuk pinjaman pribadi, dan mempertahankan pekerjaan mereka. Dalam memperbaiki
laporan keuangan yang dimiliki, manajer memperbaiki dengan entri yang kurang tepat pada
pengeluaran perusahaan, yaitu biaya operasional perusahaan maupun merubah entri pada akun
yang akan dinaikkan maupun diturunkan untuk mengecoh pembaca laporan keuangan.
Sullivan & Myers menjadi kaki tangan perusahaan dalam menyembunyikan lima
kerugian bersih kuartalan berturut-turut dan menciptakan ilusi bahwa perusahaan itu
menguntungkan. Bernie Ebbers sebagai pemegang saham terbesar pada perusahaan juga sebagai
pemegang kunci pada kecurangan perusahaan, dimana ia mengatur budaya perusahaan,
pengendalian internal, manajemen, integritas, pengungkapan dan laporan keuangan dalam
membuat Ilusi kepada Investor dan Masyarakat mengenai Laporan Keuangan Perusahaan. Niat
utama Ebbers agar nilai saham perusahaan yang dibeli tidak mengalami penurunan ataupun
kerugian, dikarenakan laporan keuangan perusahaan yang nyata memiliki kerugian yang
signifikan pada setiap laporan keuangan kuartal. Tindakan yang dilakukan Sullivan & Myers
dan Bernie Ebbers berhasil memberikan respon yang baik, sehingga perusahaan membayar tinggi
atas kerja keras dalam menghasilkan Ilusi baik pada laporan keuangan perusahaan maupun
Image perusahaan dimata Publik.

Analisa Penyelesaian Kasus


Perusahaan tidak memiliki pengawasan ketat terhadap Manajer senior yang dimiliki, dan
memiliki tuntutan yang tinggi terhadap tindakkan, tentunya ini mengakibatkan perusahaan
mengalami kerugian yang cukup signifikan hal ini berbanding terbalik dengan Teori Deontologi,
dimana tindakan etis ketika melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik. Maka Perusahaan
tidak Etis menurut teori Deontologi, karena tidak melaksanakan tugasnya mengawasi manajer
senior dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik. Perusahaan tidak menjalankan
sikap etis menurut prinsip memiliki kompetensi dan kehati-hatian profesional, dimana tindakan
perusahaan tidak memberikan tindakan profesional kepada investor dikarenakan kelalaian dalam
mengawasi manajer senior menjalankan tugas.
Manajer Senior memiliki sikap tidak etis menurut teori Utilitarianisme aturan, dimana
sikap etis ditentukan konsekuensi tindakan mengikuti aturan menghasilkan banyak lebih banyak
kebaikan. Sikap tidak etis dikarenakan tindakan manajer senior hanya memikirkan keuntungan
dirinya sendiri dan tidak memikirkan nasib kedepan perusahaan maupun investor, sehingga
berani mengambil tindakan kecurangan dengan melanggar peraturan yang berlaku. Tindakan
manajer senior ini tidak etis menurut prinsip etika yaitu Integritas dimana manajer senior tidak
melakukan tindakan kejujuran dan berterus terang dalam laporan keuangan, tidak etis menurut
prinsip Objektivitas dimana manajer senior mengambil sikap tidak menjalankan kewajibannya
dengan baik dalam laporan keuangan perusahaan, dan tidak etis menurut prinsip perilaku
profesional dimana manajer senior tidak menjalankan kewajibannya secara profesional dan
melakukan tindak kecurangan.
Sullivan & Myers dan Bernie Ebbers menjadi kaki tangan dalam tindak kecurangan yang
direncanakan oleh Manajer Senior WorldCom, hal ini tidak etis menurut teori Utilitarianisme
tindakan yaitu sikap etis ditentukan konsekuensi bertindak menghasilkan banyak lebih banyak
kebaikan daripada keburukan. Ketidak Etisan Sullivan & Myers dan Bernie Ebbers yaitu
berusaha membantu manajer senior menjalankan tindak kecurangan demi keuntungan diri
sendiri, dan tidak memikirkan nasib masa depan perusahaan dan para investor perusahaan.
Tindakan yang dilakukan Sullivan & Myers dan Bernie Ebbers tidak etis menurut prinsip Etika
yaitu Integritas dimana membantu perusahaan membuat dan menyampaikan laporan keuangan
dengan tidak jujur sehingga merugikan banyak pihak.
Pertanyaan:
1. Describe the mechanisms that World Com’s management used to transfer profit from other
time periods to inflate the current period.
Dalam kasus ini WorldCom memanipulasi laporan keuangannya menggunakan konsep
“cookie jar” dimana WorldCom mendapat keuntungan sebesar $2 miliar, dengan
memindahkan biaya operasional seperti biaya jaringan dan biaya komputer (dimana
keduanya mengalami penurunan yang besar) dari Laporan Laba/Rugi dipindahkan ke Neraca.
Diketahui dari biaya modal WorldCom menaikan laba dengan cara akun beban dicatat lebih
rendah sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai
beban investasi. Kecurangan terlambat terdeteksi sekitar 1 tahun sehingga kecurangan ini
mengakibatkan WorldCom memiliki pendapatan bersih yang lebih rendah dari tahun tahun
setelahnya karena beban kapitalisasi tersebut akan memungkinkan WorldCom untuk
mengalokasikan biayanya dalam beberapa tahun ke depan.
2. Why did Arthur Andersen go along with each of these mechanisms?
Dalam kasus ini tentu Arthur Andersen tahu akan kecurangan yang dilakukan WorldCom
tersebut, hanya saja Arthur Andersen lebih memilih berpihak pihak manajemen dari
WorldCom dalam opini auditnya yang malah mengeluarkan opini baik yaitu Wajar Tanpa
Pengecualian karena khawatir kehilangan keuntungan dan kemungkinan adanya tekanan
yang diterima oleh Arthur Andersen untuk mau melakukan manipulasi laporan keuangan
dari WorldCom. KAP yang seharusnya bisa bersikap independen, tidak dilakukan oleh
Arthur Andersen. Dikarenakan sifat tamak dan serakah inilah KAP Arthur Andersen
tehilangan keindependensiannya serta kepercayaan masyarakat terhadap KAP ini.
3. How should WorldCom’s board of directors have prevented the manipulations that
management used?
a. Membangun budaya perusahaan yang menjunjung tinggi nilai – nilai profesional,
kejujuran dan disiplin yang tinggi agar kinerja karyawan terutama auditor internal
perusahaan dan manajemen dapat melakukan komunikasi yang baik dengan pihak-pihak
yang relevan terkait aktivitas bisnis perusahaan termasuk auditor eksternal.
b. Membangun Whistle-Blower system di dalam perusahaan serta Memberikan
perlindungan dan keleluasaan bagi Whistle-Blower untuk memberitahukan jika ada
kecurangan yang dilakukan oleh manajemen.
4. Bernie Ebbers was not an accountant, so he needed the cooperation of accountants to make
his manipulations work. Why did WorldCom’s accountants go along?
Para akuntan WorldCom juga turut andil dalam kasus manipulasi ini, mereka yang terlibat
dalam kasus ini terdiri dari CFO, Direktur Akuntansi Umum, Controller, Director of
Management Reporting, dan Director of Legal Entity Accounting yang mana semua pihak
yang terlibat ini memiliki garis instruksi pekerjaan yang sama atau bisa dikatakan berada
pada satu lingkup, Director of Management Reporting, dan Director of Legal Entity
Accounting mendapat arahan dari Direktur Akuntansi Umum dan Controller dengan instruksi
dan sepengetahuan dari CFO perusahaan untuk melakukan manipulasi tersebut. Terlebih,
CFO dan Controller perusahaan ini merupakan mantan karyawan KAP Arthur Andersen
yang kemudian bekerja di WorldCom.
5. Why would a board of directors approve giving its Chair and CEO loans of over $408
million?
Pada awalnya, pemberian pinjaman sebesar $408 juta seharusnya digunakan untuk margin
call saham WorldCom yang mengalami penurunan. Namun, dana tersebut digunakan oleh
Bernie Ebbers selaku CEO WorldCom untuk pembelian peternakan sapi terbesar di Kanada,
pembangunan rumah baru, pengeluaran pribadi anggota keluarga, dan pinjaman kepada
keluarga dan teman.
6. How can a board ensure that Whistle-Blowers will come forward to tell them about
questionable activities?
Memberikan perlindungan bagi para Whistle-Blower, baik jaminan untuk tetap bekerja
diperusahaan dan perlindungan lainnya dimana Dewan Komisaris maupun Dewan Direksi
harus memastikan bahwa Whistle-Blower akan berada pada kondisi yang aman, walaupun
mereka telah membocorkan kejahatan pihak internal perusahaan. Namun keputusan yang
paling tepat adalah para Dewan Komisaris maupun Dewan Direksi harus lebih
memperhatikan bagaimana penerapan aturan dan budaya yang ada dalam perusahaan dalam
berperilaku etis secara umum.

Anda mungkin juga menyukai