Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan

karunia dan ridho-NYA lah, kami dapat menyelesaikan makalah kasus

kebudayaan ini dengan tepat waktu.


Makalah kasus Etika Profesi Akuntan ini kami beri judul “Pelanggaran

Etika Akuntan di Sunbeam Corporation”. Kami sebagai penulis mengucapkan

terima kasih kepada dosen mata kuliah Etika Profesi Akuntan kami, Ibu

Marsellisa Nindito, SE.Ak, M.Sc yang telah mempercayakan kami untuk

menganalisis dan mempresentasikan kasus Etika Profesi Akuntan di Sunbeam

Company ini.
Tak ada gading yang tak retak, kami percaya bahwa makalah ini masih

sangat jauh dari sempurna, sehingga kami sangat berharap adanya kritik dan saran

dari berbagai pihak untuk mengkoreksi makalah ini. Jika ada kesalahan pula

dalam makalah ini kami meminta maaf yang sebesar – besarnya dan akan menjadi

acuan kami untuk memperbaikinya.

Jakarta, April 2011

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Salah satu pondasi berjalannya kehidupan di suatu negara adalah dengan

adanya sistem perekonomian. Sejak runtuhnya sistem perekonomian komunis,

sistem perekonomian kapitalis menjadi makin kuat dan berkuasa. Ditambah pula

adanya arus globalisasi dan perdagangan bebas yang menjadikan sistem ini

1
berkembang pesat. Sistem perekonomian ini memunculkan berbagai perusahaan

raksasa yang memiliki kekuasaan besar dalam menjalankan aktivitasnya. Hal ini

memberikan kesempatan korporasi – korporasi tersebut untuk melakukan praktik

bisnis yang tidak etis yang berujung pada krisis ekonomi di berbagai negara,

termasuk di negara Amerika.


Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat tidak bisa dilepas dari

buruknya tata kelola perusahaan, praktik bisnis yang tidak etis dan melakukan

kecurangan dengan memalsukan laporan keuangan demi kepentingan pribadi.

Banyak contoh berbagai skandal pada beberapa korporasi besar di Amerika

Serikat seperti: Sunbeam Corporation, Enron, WorldCom (MCI), AOL

TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS

Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan

Xerox; yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five”

seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.


Dalam makalah ini, kami akan membahas salah satu perusahaan Sunbeam

Corporation yang melakukan kecurangan terhadap laporan keuangan yang juga

segelintir kasus yang membuat hancur partner KAP-nya yaitu Arthur Andersen.

I.2 IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa saja praktik bisnis tidak etis yang telah dilakukan oleh manajemen

Sunbeam Corporation ?
2. Apa saja prinsip - prinsip Good Corporate Governance yang telah dilanggar ?
3. Apa saja kode etik profesi akuntan yang telah dilanggar oleh akuntan

manajemen Sunbeam Corporation?


4. Apa dampak dari praktik bisnis tidak etis yang telah dilakukan ?

I.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan Penelitian adalah:
1. Untuk memenuhi nilai mata kuliah Etika Profesi Akuntan (EPA)

2
2. Untuk mengetahui apa saja praktik bisnis tidak etis yang telah dilakukan oleh

manajemen Sunbeam Corporation


3. Untuk mengetahui apa saja prinsip - prinsip Good Corporate Governance

yang telah dilanggar


4. Untuk mengetahui kode etik profesi akuntan apa saja yang telah dilanggar oleh

akuntan manajemen Sunbeam Corporation


5. Untuk mengetahui apa dampak dari praktik bisnis tidak etis yang telah

dilakukan

Manfaat Penelitian adalah:


1. Sebagai acuan atau referensi untuk mengadakan penulisan laporan bertema

sejenis.

BAB II
KASUS

Dalam rangka meningkatkan dan menghidupkan kembali

perusahaan, dewan direksi Sunbeam Corporation memutuskan untuk

merekrut seseorang yang dianggap berkompeten untuk memperbaiki

keadaan perusahaan dan orang tersebut adalah Mr Albert J.Dunlap

yang jugan memiliki julukan sebagai “Chainsaw Al”. Ia dipekerjakan

sebagai CEO Sunbeam Corporation terhitung sejak bulan Juli 1996.


Semenjak ia bekerja di Subeam, sudah banyak hal yang

dilakukannya, diantaranya dengan melakukan pemotongan biaya melalui

pemberhentian secara besar - besaran sekitar 3000 karyawan dan

menghilangkan 87% produk - produk perusahaan. Keputusan ini

memang terlihat sangat kontroversial tetapi berhasil menaikan penjualan

pada tahun 1997 sebesar 18,7%.


Banyak prestasi yang diraih oleh Sunbeam sejak di pimpin oleh

Dunlap. Hal ini terlihat dari terus naiknya harga saham Sunbeam. Pada

3
awal bergabung dengan Sunbeam, harga saham per lembar hanya berkisar

belasan dollar saja, tetapi harga saham terus merangkak naik sampai pada

puncaknya mencapai harga $52 per lembar pada Maret 1998. Tetapi sayangnya

ternyata Dunlap telah melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan

perusahaan. Segala laporan yang dihasilkan ternyata merupakan hasil

rekayasa dan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi . Hal ini mulai terkuak

pada Juli 1998 ketika muncul sebuah artikel yang mengatakan hal tersebut dan

artikelnya dikenal sebagai Baron’s Article. Munculnya masalah ini ke

khalayak menyebabkan diadakannya rapat dewan direksi untuk

membahas hal ini dan melakukan penyelidikan internal . Dan pada akhirnya

para dewan direksi memutuskan untuk memecat beberapa manajemen

senior yang termasuk di dalamnya Dunlap dan CFO.


Selanjutnya dilakukanlah investigasi terhadap Sunbeam Corporation

oleh SEC (Security Exchange Commission). Dalam investigasinya, SEC

menemukan bahwa dari kuartal akhir 1996 hingga Juni 1998 pihak manajemen

Sunbeam telah berhasil menciptakan kebohongan restrukturisasi dalam

rangka meningkatkan harga saham sehingga membu at nilai perusahaan

menjadi tinggi. Untuk mewujudkaan hal ini, pihak manajemen telah

menggunakan teknik manajemen laba yang tidak layak dalam rangka

memalsukan laporan atau hasil perusahaan penghasilan melalui strategi

penipuan akuntansi, seperti pendapatan “cookie jar”, recording revenue on

contingent sales, dan mempercepat penjualan dari periode selanjutnya ke kuartal

masa kini. Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar melakukan

transaksi “bill-and-hold”, dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari

4
pengiriman sebenarnya dan tagihannya serta menyembunyikan kondisi keuangan

yang buruk.
SEC akhirnya, memberikan pendapat bahwa laporan keuangan Sunbeam

tidak dapat diandalkan sehingga mengharuskan Sunbeam membuat kembali

laporan keuangannya pada periode tersebut. Hal ini membuat harga saham

Sunbeam terus menurun yang sebelumnya mencapai $52 per lembar menjadi

hanya $7 per lembar saham. SEC menyatakan bahwa Dunlap dan Russel Kersh

(mantan CFO) dan kantor akuntan publik Arthur Andersen telah melakukan

kecurangan dan penipuan.


Pada 2001, Sunbeam mengajukan petisi kepada Pengadilan kepailitan AS

Distrik Selatan New York dengan Bab 11 Judul 11 tentang aturan kebangkrutan.

Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran sebesar $141 juta. Andersen

setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim tanpa mengakui kesalahan

dan tanggung jawab. Sunbeam mengalami kerugian pemegang saham sebesar $4,4

miliar dan kehilangan ribuan karyawannya. Sunbeam terbebas dari kebangkrutan.

BAB III
PEMBAHASAN

Dari paparan singkat terkait permasalahan tersebut, terlihat dengan jelas

bahwa terjadi beberapa tindakan pelanggaran, baik dalam tata kelola perusahaan

maupun pelanggaran etika profesi akuntan yang dilakukan oleh Albert J Dunlap

selaku CEO Sunbeam. Pelanggaran ini pada awalnya memberikan keuntungan

5
kepada perusahaan, namun pada akhirnya setelah penipuan ini terkuak, maka

tindakan ini justru menjadi sebuah bumerang bagi Dunlap selaku CEO Sunbeam

itu sendiri.

III.1 Good Corporate Governance

Good Corporate Governance menurut Sukrisno Agoes (2006)

mendefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan peran Dewan

Komisaris, peran Direksi, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang

transparan atas penentuan tujuan, pencapaiannya dan penilaian kinerjanya. Dari

yang telah kita ketahui, fungsi GCG itu sendiri secara umum berfungsi untuk

meningkatkan kualitas perusahaan.


Kualitas perusahaan dapat meningkat dengan adanya GCG karena prinsip-

prinsip berikut:
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Responbilitas
4. Independensi
5. Kesetaraan/Kemandirian
Namun yang terjadi pada Sunbeam Corporation adalah mereka melanggar semua

prinsip GCG.

 Terkait dengan transparansi, Sunbeam Corporation tidak melakukan

pengungkapan - pengungkapan dalam akuntansi yang seharusnya

diungkapkan agar pihak pengguna laporan keuangan tidak memiliki

informasi yang bias. Dunlop selaku CEO dan Kresh selaku CFO,

malakukan banyak penjualan dengan tidak memberikan informasi

6
tambahan seperti Penjualan kepada konsumen dengan diskon, yang pada

pelaksanaannya, mereka tidak menambahkan informasi tersebut.


 Terkait dengan akuntabilitas, Manipulasi data keuangan perusahaan

dengan menggunakan teknik manajemen laba yang tidak layak

dalam rangka memalsukan laporan atau hasil perusahaan penghasilan

melalui strategi penipuan akuntansi, seperti pendapatan “cookie jar”,

recording revenue on contingent sales, dan mempercepat penjualan dari

periode selanjutnya ke kuartal masa kini. Perusahaan juga dituduh

melakukan hal yang tidak benar melakukan transaksi “bill-and-hold”,

dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari pengiriman

sebenarnya dan tagihannya. Hal ini pada awalnya membuat harga saham

perusahaan meningkat, tetapi setelah hal ini diketahui publik, maka harga

saham Sunbeam turun secara drastis dari sebelumnya $52 per lembar

menjadi $7 per lembar saham. Manipulasi data keuangan ini dilakukan

dengan manajemen laba yang tidak wajar, yang mengakibatkan pemakai

informasi keuangan tidak dapat mengandalkan laporan keuangan yang

telah dihasilkan. Pada akhirnya Sunbeam harus menyajikan kembali

laporan keuangan tahun 1996, 1997, dan kuartal awal 1998


 Terkait dengan independensi, Dunlap juga menempati jabatan sebagai

CEO, dan juga sebagai ketua dewan direksi. Hal ini membuat terjadinya

diskusi dan perbaikan dalam perusahaan menjadi tertutup dan

memudahkan pihak top manager untuk melakukan kecurangan. Padahal

untuk mewujudkan transparansi dan meminimalkan terjadinya kecurangan

7
dalam pengelolaan perusahaan, maka pemisahan tanggungjawab perlu

dilakukan.
 Terkait dengan responsibilitas, Pemberhentian karyawan secara besar-

besaran. Meskipun hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah dalam upaya

pengurangan biaya, tetapi dengan pemberhentian karyawan sebanyak 3000

orang tentunya merupakan sebuah tindakan yang harus dipikirkan secara

matang. Karena dampak dari pemberhentian ini akan meningkatkan

jumlah pengangguran, dan pada akhirnya mampu mempengaruhi

perekonomian negara.
 Terkait dengan kesetaraan/kemandirian, Karena Dunlap memiliki

jabatan sebagai CEO sekaligus ketua dewan komisaris, hal ini

menciptakan lingkungan perusahaan dipenuhi dengan kepentingan pribadi.

Tujuan perusahaan lebih didominasi untuk pembesaran harga saham

perusahaan agar perusahaan dapat menyerap dana dari masyarakat dan

Dunlop selaku CEO dapat mengambil keuntungan sebesar-besarnya.

III.2 Kode Etik Akuntan Manajemen

Kode Etik merupakan suatu pedoman bagi seseorang dalam menjalankan

profesinya secara profesional. Kode etik mengatur seseorang dalam besikap dan

berperilaku secara etis didalam suatu organisasi profesi tersebut. Perilaku etis

melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar dan sesuai serta tepat.

Tingkah laku kita mungkin benar atau salah; sesuai atau menyimpang; dan

keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah.


IMA (Institute of Management Accountants) mengeluarkan suatu

pernyataan yang menguraikan tentang standar perilakuk etis akuntan manajemen.

Akuntan manajemen tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan

8
dengan standar ini atau mereka tidak akan menerima pelaksanaan tindakan-

tindakan tersebut dari orang lain dalam organisasi mereka. Standar tersebut adalah

sebagai berikut:
1. Kompetensi
2. Kerahasiaan
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Resolusi konfik etika
Berdasarkan penjelasan tersebut, pelanggaran etika yang telah dilakukan oleh

akuntan dalam Manajemen Sunbeam yaitu:


 Terkait dengan kompetensi. Akuntan manajemen Sunbeam tidak

melakukan tugas profesionalnya sesuai dengan hukum, peraturan dan

standar teknis yang berlaku karena telah melakukan praktek manipulasi

akuntansi dengan memperbesar atau memotong angka yang ada pada

laporan keuangan. Hal ini jelas telah membuat informasi yang tidak

relevan bagi para pengguna laporan keuangan.


 Terkait dengan integritas. Akuntan Sunbeam bersama dengan auditor

eksternalnya, KAP Arthur Andersen, telah memanipulasi laporan keuangan

demi kepentingan pihak manajemen Sunbeam yang pada akhirnya

menimbulkan potensi konflik dan merugikan pihak ekternal manajemen

Sunbeam. Pihak akuntan juga berusaha menyembunyikan keadaan

keuangan yang buruk.


 Terkait dengan objektivitas. Pihak akuntan Sumbeam tidak

mengkomunikasikan informasi keuangan dengan adil dan objektif. Dengan

manipulasi laporan keuangan, pihak akuntan berusaha menciptakan citra

baik bagi manajemen dengan memberikan informasi yang tidak relevan

dengan kondisi yang terjadi, tanpa memperdulikan dampak yang akan

timbul atas perbuatan tersebut.

9
Pelanggaran etika lain yang dilakukan oleh Manajemen Sunbeam Corporation:
 Saat ada karyawan di departemen internal audit perusahaan,

mengungkapkan praktik menyimpang yang dilakukan perusahaan, tetapi

tidak ada tindak lanjut dari rekomendasi yang dibuatnya. Akhirnya dia

mengundurkan diri setelah gagal mengungkap praktik kotor perusahaan


 Kersh jarang bertindak secara konservatif selama menjabat sebagai CFO di

Sunbeam. Dia selalu membusungkan dada dan menunjukkan bahwa dialah

"pusat laba terbesar" perusahaan.


III.3 Dampak Praktik Bisnis Tidak Etis Manajemen Sunbeam

Dampak dari pelanggaran etika yang dilakukan Manajemen Sunbeam:


Bagi perusahaan:
 Sunbeam Corporation seharusnya mengalami kebangkrutan karena

Sunbeam telah mengajukan petisi kepada Pengadilan kepailitan AS

Distrik Selatan New York dan memutuskan pembayaran sebesar $141

juta. Tetapi Andersen setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan

klaim tanpa mengakui kesalahan dan tanggung jawab sehingga terbebas

dari bangkrut.
 Sunbeam mengalami kerugian pemegang saham sebesar $4,4 miliar dan

kehilangan ribuan karyawannya.


 Harga saham turun drastis dari $52 per lembar menjadi hanya $7 per

lembar saham

Bagi negara:
 Pemerintah lebih berhati - hati dalam akuntansi dan membuat undang

-undang SARBANES-OXLEY untuk meminimalisir fraud schemes

berdampak sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para pegawai.


 Meningkatnya tingkat pengangguran
 Berkurangnya kepercayaan investor untuk berinvestasi di negara tersebut
 Dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan krisis ekonomi

10
BAB IV
PENUTUP

IV.I KESIMPULAN
Dari pemaparan sebelumnya, dapat diketahui bahwa sebagai salah satu

perusahaan besar yang telah dipercaya eksistensinya oleh masyarakat umum,

Sunbeam telah melakukan beberapa pelanggaran dalam tata kelola perusahaan dan

pelanggaran kode etik akuntan manajemen, seperti melakukan praktik manajemen

laba, bersama auditor ekstenalnya memanipulasi laporan keuangan untuk

mengambil keuntungan sebesar-besarnya, menyalahi prosedur teknis perusahaan,

serta tidak mengindahkan sisi responsibilitas perusahaan. Hal ini pada awalnya

memang menghasilkan keuntungan, tetapi dampak dari pelanggaran ini

mengakibatkan hilangnya kepercayaan investor terhadap Sunbeam, serta

menyebabkan kejatuhan CEO dan perusahaan tersebut.

IV.II SARAN

Saran yang dapat diberikan adalah setiap perusahaan seharusnya membuat

peraturan dan prosedur terkait pengimplementasian Good Coorporate Governance

11
serta melakukan pengawasan yang ketat agar dapat dilaksanakan dengan baik.

Selain itu, dibutuhkan kode etik profesi yang dapat menopang praktik yang sehat

bebas dari kecurangan. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa

yang baik dan tidak baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai

anggota profesi baik dalam berhubungan dengan kolega, klien, publik dan

karyawan sendiri. Yang harus menjadi sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya

suatu praktik atau perilaku yang dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya

akan menuai ketidakbaikan pula.

12
BAB VI
LAMPIRAN

CERITA LAIN MENGENAI SUNBEAM COMPANY


Al Dunlap dijuluki eksekutif yang mampu membuat semuanya mungkin

dan memiliki spesialisasi untuk membenahi perusahaan-perusahaan sekarat. Dia

memiliki pernyataan yang sangat sensasional "Jika kamu butuh teman, belilah

Anjing. Saya sudah punya dua". Akhirnya praktik menyimpang dari taktik

bisnisnya mulai terungkap sesudah kekacauan yang terjadi di Sunbeam. Sunbeam

adalah perusahaan yang ia ambil alih dan duduk sebagai CEO tetapi dua tahun

kemudian ditinggalkan dengan kondisi berantakan. Pada awalnya, ia mampu

menunjukkan kinerja perbaikan yang konsisten di Sunbeam, tetapi trik yang

digunakan akhirnya ketahuan juga. John A. Byrne menggambarkan apa yang telah

terjadi:
"Menginjak kuartal keempat, ketika semakin sulit untuk memenuhi target

laba, teknik dan pendekatan baru digunakan. Pendekatan tersebut pada dasarnya

menyimpang. Cara tersebut diberi nama "Penugasan". Kersh (CFO Sunbeam) dan

Dunlap mengumpulkan para eksekutif dan meminta masing - masing untuk

menggunakan angka yang telah dipersiapkan dalam menjalankan bisnisnya. Jika

ada kekurangan di satu sisi akan ditutupi dengan meminta bagian lain untuk

melakukan perubahan sehingga target - target yang disampaikan Dunlap kepada

Wall Street dapat terpenuhi.

13
"Mereka akan mengatakan, "Aku tidak peduli terhadap rencanamu. Aku

juga tidak peduli atas hasil bulan lalu", ujar Dixon Thayer, kepala penjualan

internasional. "Kami minta Anda untuk menggunakan angka ini". Russ (Kersh)

akan memberi angka penjualan dan laba dan mengatakan “hidupmu akan

tergantung pada angka tersebut. Angka-angka itu sangat tidak berdasar dan tidak

masuk akal".
Untuk mempertahankan pekerjaan mereka, beberapa manajer Sunbeam

mulai melakukan berbagai penyimpangan. Komisi yang mestinya dibayarkan

kepada para agen penjualan mulai tidak dibayar. Menjelang musim liburan, usaha

untuk memoles angka tersebut menjadi semakin sulit. Perusahaan menawarkan

barang kepada toko-toko eceran enam bulan sebelum mereka membutuhkannya.

Para pemilik toko eceran tidak harus membayar ataupun mengambil barang

tersebut selama enam bulan.


Dengan tata cara yang seringkali aneh dalam interpretas akuntansi, Kersh

jarang bertindak secara konservatif selama menjabat sebagai CFO di Sunbeam.

Dia selalu membusungkan dada dan menunjukkan bahwa dialah "pusat laba

terbesar" perusahaan. Dalam pertemuan para eksekutif, Dunlap mengatakan: "Jika

bukan karena Russ dan tim akuntansi, kita ini bukanlah apa-apa". Beberapa

eksekutif mendengar Dunlap menyuruh bawahannya "Gunakan angka itu, dan

Russ akan menutupinya".


Daeirda DenDanto, saat itu berusia 26 tahun, baru saja dipekerjakan di

departemen internal audit perusahaan, mengungkapkan praktik menyimpang yang

dilakukan perusahaan, tetapi tidak ada tindak lanjut dari rekomendasi yang

dibuatnya. Akhirnya dia mengundurkan diri setelah gagal mengungkap praktik

kotor perusahaan. Beberapa bulan berikutnya, praktik menggelembungkan laba

14
tersebut terungkap, dan terjadi kehebohan di dewan direktur. Kerugian perusahaan

pada tahun tersebut mencapai $1 miliar dan harga saham terperosok ke $6 per

lembar dari sebelumnya $53 per lembar. Perusahaan dan seluruh karyawan harus

menanggung kerugian tersebut.


Sumber: John A. Byrne. "Chainsaw: He Anointed Himself America's Best

CEO. But Al Dunlap Drove Sunbeam into Ground". Business Week. 18 Oktober

1999. Hal: 128-149.

SARBANES-OXLEY ACT
Undang-undang ini diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland)

dan Representative Michael Oxley (Ohio), dan telah ditandatangani oleh Presiden

George W. Bush pada tanggal 30 Juli 2002. Undang-undang ini dikeluarkan

sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada

beberapa korporasi besar seperti: Sunbeam, Enron, WorldCom (MCI), AOL

TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS

Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan

Xerox; yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five”

seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.


Semua skandal ini merupakan contoh tragis bagaimana fraud schemes

berdampak sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para pegawai. Dengan

diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan

dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies

lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas korporasi,

transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi

perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud, serta

15
membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate governance.

Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan lagi sesuatu yang

mewah lagi; karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang
Hal-hal yang Diatur dalam Sarbanes-Oxley Act
Dalam Sarbanes-Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan

dan pembaharuan governance; yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang

lebih banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang

dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan

kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen. Selain

itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:


- Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris,

komite audit dan pihak manajemen


- Mendirikan Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan

yang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal


- Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan
- Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP

kepada klien
- Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud
- Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of

interest
- Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru
Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan

publik untuk membuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai

atau pengadu (whistleblowers) untuk melaporkan terjadinya penyimpangan.

Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit. Perusahaan dapat

menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFE’s EthicsLine. ACFE dapat

membantu menyusun hotlines pengaduan yang akan menerima dan

merahasiakan pengaduan, dan memberikan informasi kepada perusahaan

16
agara dapat mengambil tindakan yang tepat. Sistem hotlines ini akan

mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa aman dari

tindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen penting dan kritis

bagi program pencegahan fraud yang kuat (a robust fraud prevention program).
Sarbanes-Oxley Act juga meningkatkan program perlindungan bagi

pegawai yang menjadi pengadu atau pemberi informasi, yang mendapatkan

perlakuan buruk dari perusahaannya setelah membeberkan adanya fraud dan

membantu investigasi seperti: dipecat, didemosikan, diskors, diancam, dilecehkan

dan berbagai perlakuan diskriminatif lainnya Pegawai tersebut dapat mencari

perlindungan melalui Departemen Tenaga Kerja dan pengadilan distrik

setempat. Dengan adanya undang-undang ini, tindakan pembalasan terhadap

pengadu dianggap sebagai pelanggaran Federal (a Federal offense) sehingga

terdapat konsekuensi hukum pidana bagi orang yang melakukannya berupa

hukuman penjara sampai dengan 10 tahun.


Adapun perusahaan atau organisasi yang diatur oleh Sarbanes-Oxley Act

antara lain: perusahaan-perusahaan yang sahamnya telah diregistrasi berdasarkan

Section 12 of the Exchange Act of 1934, perusahaan-perusahaan yang wajib

membuat laporan diregistrasi berdasarkan Section 15(d) of the Exchange Act,

perusahaan-perusahaan yang sedang dalam proses registrasi, dan Kantor Akuntan

Publik yang menerbitkan laporan audit. Undang - undang ini tidak mengecualikan

perusahaan asing yang listing di Amerika Serikat dan KAP dari luar Amerika

Serikat yang menerbitkan laporan auditnya bagi perusahaan tersebut. Persyaratan

bagi independensi auditor yang diatur dalam Sarbanes-Oxley Act diantaranya:

menghindari beberapa aktivitas yang dilarang (§201), semua jasa audit harus telah

17
disetujui oleh komite audit, adanya rotasi dari partner yang melakukan

audit, menghindari konflik kepentingan, dan penelaahan oleh Comptroller

General terhadap dampak potensial dari rotasi yang telah diwajibkan.


Komite Audit
Dalam kaitan tanggung jawab korporasi, Komite Audit mempunyai

tanggung jawab sebagai berikut:


- Melakukan seleksi, menghitung kompensasi dan mengawasi KAP yang

mengaudit korporasi
- Menjadi anggota independen dalam dewan komisaris
- Menyelenggarakan prosedur untuk menangani komplain - komplain yang

berkaitan dengan akuntansi, pengendalian internal dan hal - hal lain yang

berkaitan dengan audit


- Menelaah dan menyetujui jasa audit dan jasa - jasa lain yang diberikan

oleh KAP
Public Company Accounting Oversight Board
Dewan ini dibentuk berdasarkan Sarbanes-Oxley Act Title I yang

berbunyi: “... .to oversee the audit of public companies that are subject to the

securities laws.” Dewan ini mempunyai 5 orang anggota yang dipilih oleh SEC

setelah berkonsultasi dengan Menteri Keuangan (Secretary of Treasury) dan

Gubernur Bank Sentral (Chairman of the Federal Reserve Board). Tugas-tugas

dari dewan ini antara lain:


- Melakukan registrasi terhadap KAP yang mengaudit perusahaan publik
- Menetapkan dan mengadopsi, atau melakukan keduanya: standar audit,

quality control, etika, independensi dan beberapa standar lain yang

berkaitan dengan proses audit


- Melaksanakan inspeksi terhadap KAP - KAP
- Melakukan investigasi, penegakan disiplin dan pengenaan sanksi terhadap

KAP dan partner dari KAP yang melakukan pelanggaran


- Melakukan tugas - tugas dan fungsi - fungsi lain sebagai dewan yang

18
dianggap perlu demi kepentingan publik
SAS NO. 99
Statement on Auiditing Standard (SAS) No. 99 - Consideration of Fraud

in a Financial Statement Audit diterbitkan pada bulan Desember 2002

menggantikan SAS No. 82 dengan judul yang sama. SAS No. 99 ini merupakan

Pernyataan Standar Audit signifikan yang pertama kali diterbitkan setelah

diundangkannya Sarbanes-Oxley Act. Pernyataan ini menegaskan kembali

tanggungjawab auditor yang telah dinyatakan dalam SAS No. 1 Codification of

Auditing Standards and Procedures dan SAS No. 82, yaitu:


“The auditor has a responsibility to plan and perform the audit to obtain

reasonable assurance about whether the financial statements are free of material

misstatement, whether caused by error or fraud.”


SAS No. 99 ini efektif bagi audit keuangan untuk periode yang dimulai

pada atau setelah 15 Desember 2002. Perincian detail dari SAS No. 99 ini bisa

didapatkan di www.aicpa.org. Secara garis besar komponen dari SAS No. 99

adalah:
- Deskripsi dan karakteristik-karakteristik dari fraud.
- Kecurigaan secara profesional (professional scepticism).
- Diskusi di antara tim audit yang ditugaskan.
- Mendapatkan informasi dan bukti audit.
- Mengidentifikasi risiko-risiko.
- Penilaian risiko-risiko yang telah diidentifikasikan.
- Tanggapan terhadap penilaian risiko.
- Mengevaluasi bukti dan informasi audit.
- Mengkomunikasikan fraud yang mungkin terjadi.
- Mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan fraud.
Sejalan dengan SAS No. 99 ini, the American Institute of Certified Public

Accountants (AICPA) telah membentuk Fraud Task Force of the AICPA’s

Auditing Standards Board yang bertugas untuk melakukan studi tentang

pencegahan dan pendeteksian fraud dengan disponsori oleh Association of

19
Certified Fraud Exminers (ACFE) dan beberapa organisasi lain yakni IMA, IIA,

dan FEI. Hasilnya pada bulan November 2002 telah mengeluarkan Management

Antifraud Programs and Control - Guidance to Help Prevent and Deter Fraud.

Inti pesan dari dokumen ini adalah setiap organisasi harus segera mengambil

langkah proaktif untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya fraud demi

integritas keuangan, reputasi dan masa depan organisasi.

SEJARAH SUNBEAM CORPORATION

20
PERUSAHAAN INDUK DARI SUNBEAM CORPORATION

21
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno.2009.Etika Bisnis dan Profesi.Jakarta:Salemba Empat.


http://andri-eko.blogspot.com/2010/06/kode-etik-akuntan-manajemen.html
jalanhidup2012.blogspot.com/.../kenapa-sich-harus-ada-gcg-terkait-kasus.html
www.jardencs.com
http://www.sunbeam.com/Index.aspx?section=kitchen

22

Anda mungkin juga menyukai