Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Tata Kelola dan Perubahan Akuntabilitas Hingga WorldCom

Dosen Pengampu :
Maya Aresteria, S.E., M.Si., Ak, CA

Disusun Oleh :
1. Rachel Putri Widyanti (40011420650251)
2. Hendy Prasetyo Wibowo (40011420650252)
3. Karen Verbina Br Purba (40011420650253)
4. Meisya Dyah Artanti (40011420650254)
5. Saffanah Raihan Zahrani (40011420650256)
6. Kurnia Alfarisa (40011420650257)
7. Sirojuddin Syafiq (40011420650258)
Kelompok 4
Kelas D
Program Studi D4 Akuntansi Perpajakan
FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Tata Kelola dan Perubahan
Akuntabilitas Hingga WorldCom”.

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Maya Aresteria,
S.E., M.Si., Ak, CA selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi Universitas
Diponegoro yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas
ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan menyangkut tata kelola dan perubahan akuntabilitas masa kini.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi
para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang
berkenan.

Semarang, 18 Maret 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................................4
1.4 Manfaat........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
1.1 Hubungan WorldCom Dengan Tata Kelola dan Perubahan Akuntabilitas.................5
1.2 Dampak Tata Kelola Akuntabilitas dan Pelaporan.....................................................8
1.3 Dampak Terhadap Profesi Akuntan dan Praktik Audit...............................................8
Contoh Kasus.......................................................................................................................10
1.4 Kasus 1 Transaksi Enron Yang Dipertanyakan.........................................................10
1.5 Kasus 2 Masalah Arthur Andersen............................................................................13
1.6 Kasus 3 WorldCom : Katalis Akhir...........................................................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................................19
Kesimpulan dan Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana kita tahu bahwa banyak sekali perusahaan-perusahaan yang sudah
berkembang pesat tetapi tidak dapat mempertahankan keberadaan/operasinya. Hal tersebut
diakibatkan oleh banyak faktor, antara lain faktor ekonomi dan industri, serta yang lebih
penting lagi oleh system tata kelola perusahanan itu sendiri. Terminologi good governance
dalarn bahasa dan pemahaman masyarakat termasuk di sebagian elite politik, sering rancu.
Setidaknya ada tiga terminologi yang sering rancu yaitu good governance (tata pemerintahan
yang baik), good goverment (pemerintahan yang baik), dan clean governance (pemerintahan
yang bersih). Pengertian good governance menurut Bank Dunia adalah suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.
Menurut Sukrisno Agoes, tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang
mengatur hubungan peran dewan komisaris, para direksi, pemegang saham, dan pemangku
kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses
yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya.
Sebelum skandal enron muncul dan mengakibatkan pengajuan perlindungan
kebangkrutan, terdapat beberapa pengakuan bahwa perubahan tata kelola dan praktik
akuntansi memang diingkan.

Pada 25 Juni 2002 ada berita bawahwa perusahaan Wordlcom mengalami kesulitan
keungan. Oleh karena itu memicu perhatian parlemen AS-Paul Sarbenes dan Michael Oxley,
untuk menggabungkan upaya mereka membawa pedoman reformasi tata kelola untuk
disahkan sebagai Sarbanes Oxley Act (SOX).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa hubungan WorldCom dengan tata kelola dan perubahan akuntabilitas?
2. Bagaimana dampak tata kelola dan pelaporan akuntabilitas?
3. Bagaimana dampak tata kelola dan perubahan akuntabilitas terhadap profesi akuntan dan
auditor ?

3
1.3 Tujuan Makalah
1. Memahami Kasus WorldCom.
2. Mengetahui dampak tata kelola dan pelaporan akuntabilitas.
3. Mengetahui dampak tata kelola dan perubahan akuntabilitas terhadap profesi akuntan dan
auditor

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini yaitu dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca ataupun penulis mengenai konsep Etika Lingkungan untuk Akuntan
Profesional dan mengelola Risiko Etika.

4
BAB II PEMBAHASAN

1.1 Hubungan WorldCom Dengan Tata Kelola dan Perubahan Akuntabilitas


25 Juni WorldCom,Inc. mengumumkan telah kelebihan arus kas sebesar $3.8 miliar.
Hal ini menjadi sebuah pukulan untuk kredibilitas pasar modal. Kasus ini terjadi di tengah
kemarahan yang disebabkan oleh:

1. Kebangkrutan Enron
2. Depresi pada pasar saham
3. Permintaan pemulihan kredibilitas dan kepercayaan tata kelola perusahaan
4. Pengenalan rensponsif dari pedoman tata kelola oleh bursa saham dan SEC
5. Hukuman Arthur Andersen atas obstruksi keadilan
6. Debat oleh U.S Congress and Senat UU yang terpisah untuk meningkatkan tata
kelola dan akuntabilitas

WorldCom gagal karena penilaian bisnis yang buruk, disembunyikannya dari investor dengan
manipulasi akuntansi dan kecurangan eksekutif.

Manipulasi akuntansi WorldCom adalah :

1. Pengembangan arus kas dan pendapatan terjadi karena salah satu pengeluaran
utama WorldCom (biaya jaringan) dipertanggungjawabkan dengan tidak benar.
2. Menciptakan kelebihan kelebihan cadangan untuk masa depan yang kemudian
dikurangi, sehingga menambah keuntungan.

 Personal Senior yang terlibat dalam manipulasi di WorldCom :


1. Bernadrs J. Ebbers (CEO)
2. Scott D. Sullivan (CFO)
3. Buford Yates Jr. (Director of General Accounting)
4. David F. Myers (Controller)
5. Betty L.Vinson (Director of Management Repoting)
6. Troy M, Normand (Director of Legal Entitiy Accounting)

 Pengungkapan di balik layar WorldCom

5
Ebbers bukanlah seorang akuntan. Dalam manipulasi ini, ia dibantu oleh Scott
Sullivian (CFO) dan David Myers (Controller)
Pengungkapan lainnya menjabarkan sekilas di balik layae WorldCom :
1. WorldCom mengungkapkan bahwa mereka akan mencoret $50.6 milliar pada
goodwill atau asset tidak berwujud lainnya, ketika memperbaiki kesalahan
akuntansi yang disebutkan sebelumnya. Rupanya keputusan akusisi WorldCom
merupakan kesalahan.
2. Penyelidikan menunjukan bahwa Bernard Ebbers telah dipinjamkan dana sebesar
$408.2 juta. Seharusnya ia menggunakan pinjaman untuk membeli saham
WorldCom atau untuk Margin Call ketika harga saham jatuh. Sebaliknya ia
menggunakan untuk kepentingan pribadi.
3. Ketika ditanya apakah takut dengan Ebbers, Sullvian berkata bahwa “pada saat
tertentu, pada saat lain saya tidak. Dia sangat menakutkan”
4. SEC telah mengajukan keluhan terhadap perusahaan ini. Pengadilan telah
memberikan bantuan penggantian yang dicari SEC. Para eksekutif diperintahkan
menjauh dari kecurangan tersebut.
5. WorldCom setuju untuk menerapkan segala keputusan yang diinginkan oleh
Komisi, termasuk tinjuan dan ketentuan ekstentsi dari :
- Sistem, kebijakan, rencana, dan praktik tata kelola
- Struktur pengendalian dan kebijakan akuntansi internal
- Pelatihan dan pendidikan untuk meminimalkan pelanggaran hokum sekuritas
dimasa mendapatang
- Berbagai denda sipil

 Reformasi Tata Kelola – Sarbanes-Oxley Act (SOX) 2002


Senator Paul Sarbones sedang berusaha mendorong rancangan Undang-Undang
reformasi tata kelola dan akuntansi melalui Senat AS. Michael Oxley juga melakukan
hal yang sama, dan akhirnya mereka menggabungkan kekuatan sehingga disahkan
melalui Kongres maupun Senat, menjadi Undang-Undang pada 30 Juni 2002.

 SOX : Tata Kelola Baru untuk Perusahaan dan Profesi Akuntansi


1. SOX telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi
perusahaan dalam mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. SOX

6
menetapkanstandar baru pada tata kelola yang akan diterapkan pada semua
perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di SEC.
2. SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk perofesi akuntanis AS yang
menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board). PCAOB akan mengawasi semua KAP yang
mengaudit perusahaan yang telah terdaftar di SEC.
 Kerangka Kerja SOX yang baru untuk Tata Kelola Perusahaan

Kerangka Kerja SOX yang baru Akuntabilitas didentifikasi sebagai


mengambil perspektif yang jujur dan tanggung jawab utama para direktur
penuh akuntabilitas kepada pemegang perusahan untuk memastikan dan para
saham dan karena itu akuntabilitas pejabat senior melaksanakannya, dan
kepada publik adalah hal yang sangat mereka bebas dari berprasangka ketika
penting melakukannya

 Kerangka Kerja SOX yang baru untuk Profesi Akuntansi di AS


Auditor akan diminta lebih responsif terhadap subkomite audit dewan, yang
akan mengatur pengangkatan kembali, biaya, dan penyelesaian sengketa; serta
mereka akan kurang responsive terhadap manajemen senior yang sering kali
memainkan peran dominan dalam hal ini.

 Kerangka Kerja SOX yang baru untuk berbagai hal lain


SOX memiliki ketentuan yang mencakup atau memerlukan suatu kebutuhan
akan kode etik bagi para pengacara yang melayani para pendaftar, perlakuan
analisis konflik kepentingan, serta denda untuk kecurangan dan kejatahan
kerah putih.

 Pelaksanaan oleh SEC


1. SEC dituntut untuk memperkenalkan peraturan baru atau perubahan
peraturan untuk menerapkan kerangka kerja SOX yang diusulkan dalam
bingkai waktu yang telah ditetapkan.
2. Meskipun kerangka kerja SOX yang diusulkan menodorong reformasi tata
kelola dan akuntabilitas kedepannya, SEC mungkin mendorong reformasi
(ini) lebih jauh lagi.
7
1.2 Dampak Tata Kelola Akuntabilitas dan Pelaporan
Adapun dampak tata kelola akuntabilitas dan pelaporan terhadap dunia akuntansi yaitu :

a. semakin baik efektivitas fungsi audit internal akan menaikan kualitas pelaporan
keuangan.

Hal ini dapat diartikan dengan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik
adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta
efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif di antara
domain-domain pemerintah, sektor swasta,dan masyarakat yang saling berhubungan
serta pelaksanaan prisip prinsip tata kelola pemerintahan maka akan meningkatkan
kualitas laporan keuangan. Semakin baik efektivitas fungsi audit internal dilaksanakan
maka akan semakin menurunkan tingkat kecurangan, maka semakin dapat
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan.

b. Semakin efektif pelaksanaan audit intern semakin berkualitas pelaporan keuangan


pemerintah daerah.

Penerapan tata kelola pemerintahan dan efektivitas audit intern secara simultan
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Penerapan tata kelola yang
baik berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap kualitas pelaporan keuangan
melalui efektivitas audit intern. Penerapan prinsip dalam tata kelola yang baik akan
dapat mengurangi kecurangan. Banyaknya temuan penyimpangan dan kecurangan
dalam pemeriksaan atas laporan keuangan, dapat mengurangi kualitas atas laporan
keuangan pemerintah. Sehingga penerapan tata kelola berpengaruh kualitas pelaporan
keuangan. Efektivitas fungsi audit internal berpengaruh positif terhadap kualitas
pelaporan . Fungsi audit internal yang efektif yang ditunjukan dengan kualitas audit
yang baik, kemampuan profesional audit internal, pengaturan organisasi dan kontribusi
nilai tambah dari audit internal, dapat mendeteksi kecurangan.

8
1.3 Dampak Terhadap Profesi Akuntan dan Praktik Audit
Menurut SOX salah satu penyebab terjadinya kekacauan terhadap laporan keuangan
adalah kondisi hiruk-pikuknya jasa yang diberikan kantor akuntan publik, atau dikenal
dengan multi-disciplinary practice. Untuk menghindari konflik kepentingan dalam kode
etik akuntan, SOX Section 201 membatasi jasa layanan non-audit. jasa berikut apabila
diberikan bersamaan dengan jasa audit akan bertentangan dengan hukum (unlawful):

1. Pembukuan, atau jasa lain berkaitan dengan jasa pencatatan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan dari klien yang diaudit.
2. Desain dan implementasi dari sistem informasi keuangan.
3. Jasa appraisal atau jasa penilaian aset, pendapat mengenai kewajaran (fairness
opinions), atau laporan mengenai sumbangan dalam bentuk jasa (contribution-inkind
reports).
4. Jasa aktuarial.
5. Jasa-jasa audit internal (internal audit outsourcing services). Contohnya dalam
mengawasi aset dan kegiatan operasional perusahaan.

Selain itu, auditor diminta agar tidak terlalu dekat dengan klien sehingga tidak
kehilangan objektivitasnya, SOX juga mengatur adanya rotasi atau pertukaran auditor. hal ini
diatur dalam SOX Section 203, menetapkan rotasi dari lead audit partner dan concurring
audit partner setiap 5 (lima) tahun. Profesi akuntansi AS kehilangan kebebasannya untuk
menawarkan layanan non-audit kepada klien. Layanan non-audit yang ditawarkan telah
dipangkas, dan karena layanan tersebut biasanya harus disediakan oleh perusahaan yang tidak
melakukan audit perusahaan sehingga menjadi kurang efisien atau lebih mahal untuk
melakukan audit kepada klien.

Upah layanan audit meningkat secara dramatis sebagai akibat dari tuntutan yang
sangat besar terhadap kepatuhan pengerjaan Section 404 bersama dengan tinjauan atas
integritas pengendalian intern perusahaan dan keakuratan laporan keuangan. Lonjakan
permintaan jasa audit menimbulkan kurangnya tenaga audit yang memenuhi syarat. Ada
semacam protes terhadap biaya kepatuhan pengerjaan sesuai Section 404, diperkirakan
sebesar $7,8 juta pada tahun 2004 untuk masing-masing perusahaan.

SEC berdalih mereka tidak pernah mengatakan bahwa pekerjaan audit harus benar-
benar lengkap, tetapi berdasarkan penilaian. Hal ini sedikit melegakan ketakutan dari
beberapa CEO dan CFO yang khawatir akan hukuman penjara, serta pengacara dan auditor

9
yang menyarankan pendekatan ultrakonservatif. Meskipun demikian biaya pengerjaan
Section 404 sangatlah besar. Namun jumlah biaya seluruh perusahaan terdaftar US jika
digabungkan ($5miliar) hasilnya masih lebih kecil dari pada jumlah uang yang lenyap pada
skandal Enron ($90 miliar). Hubungan cost-benefit bahkan lebih menguntungkan jika
kerugian dari skandal perusahaan lainnya di masa depan dapat dihindari. Biaya ini pun
seharusnya semakin mengecil dari waktu ke waktu. Sistem pengendalian intern yang lebih
baik juga meningkatkan biaya audit tahunan secara moderat.

Contoh Kasus
1.4 Kasus 1 Transaksi Enron Yang Dipertanyakan

1. Segmen manakah dari usaha Enron yang mendapat kesulitan?

Jawab :Pertama mereka menciptakan kemitraan dalam organisasi sehingga munculnya


instrumen keuangan baru yang disebut SPE. Departemen hukum enron menuliskan
bahwa kontrak yang tidak teratur. Enron memiliki kesulitan ketika Michael Kopper
ditunjukan untuk mengelola Chewco,Meskipun ia seorang karyawan,enron berkerja
untuk Andrew Fastow. Kesulitan yang muncul ketika struktur modal baru untuk
cewow diciptakan termasuk investasi lebih dari $11juta pada ekuitas yang tidak
berasal dari investor luar.

2. Bagaimana keuntungan dibuat dalam segmen operasi (apakah model bisnis yang
dipakai)?

Jawab :Hal ini terjadi ketika hutang enron yang cukup tinggi samapai 75%dari nilai
pasar sahamnya,Karyawan enron ditekan untuk membuat ramalan arus kas masa
hokum yang sangat tinggi dan tingkat diskonto yang rendah pada oknum mereka. Hal
ini dilakukan untuk mengelabui investor supaya selalu menanamkan modalnya
disaham perusahaan enorn.

3. Apakah para direktur Enron memahami bagaimana keuntungan dihasilkan di segmen


ini? Mengapa atau mengapa tidak?

10
Jawab :Iya,karena para direktur membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu
engadung unrsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi
berdasarkan informasi tang hanya bisa diaskes oleh pihak dalam perusahaan termasuk
praktek akuntansi,hal tersebut terungkap kepaada hokum.

4. Para direktur Enron menyadari bahwa kebijakan konflik kepentingan Enron akan
dilanggar oleh manajemen SEP yang diusulkan Fastow dan kesepakatan operasi
karena mereka mengusulkan langkah-langkah pengawasan alternative. Apakah yang
salah dengan pilihan mereka?

Jawab :Mereka membiarkan hal itu terjadi dengan tidak memikirkan masalah yang
akan terjadi yang akan menimpa perusahaan enronselain itu mereka juga tidak
mematuhi kode etika perusahaan

5. Ken Lay duduk sebagai ketua dewan dan CEO selama waktu itu. Bagaimana hal ini
mungkin memberikan kontribusi pada kurangnya tata kelola yang benar?

Jawab :Dengan meranggkap jabatan yang ditangani Key Lay kemungkinan tidak
dapat mengelola tugasnya dari masing-masing jabatan yang ia keolola langsung secara
bersamaan.

6. Aspek manakah dari system tata kelola Enron yang gagal untuk bekerja dengan baik?
Jelaskan!

Jawab :Sistem manajemen dana direksi perusahaan,dimana ken lay merangkap dua
jabatana yang seharusnya tiap posisi memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing perusahaan juga tidak memiliki transpransi sehingga menyebabkan
kecurangan pada proses akuntansina tetap terjadi.

7. Mengapa tidak lebih banyak whistle-blower yang berani bersuara, dan mengapa tidak
ada yang membuat perbedaan yang signifikan? Bagaimana cara mendorong whistle-
blower (agar lebih berani bersuara)

11
Jawab :Karena kasus enron melibatkan semua pihak internal dan mereka juga
dijanjikan keuntungan yang besar dari transaksi-transaksi tersebut memberikan
pengarahan serta bukti-bukti bahwa transaksi yang dijalankan enron hanya fiktif dan
hanya menguntungkan enron. agar whistle-blower lebih berani bersuara adalah
dengan menjamin amanan dan keselamatan mereka, serta alokasi lowongan kerja
apabila dipecat dari perusahaan.

8. Apakah yang harus dilakukan oleh auditor internal untuk membantu direktur?

Jawab :Auditor internal bertindak sebagai fidusia professional yang menjaga


kepentingan pemegang saham dan Dewan Direksi.

9. Identifikasi konflik kepentingan dalam :


- berbagai kegiatan SPE
- berbagai kegiatan Arthur Andersen
- berbagai kegiatan Eksekutif

Jawab :
 Berbagai Kegiatan SPE

Enron menggunakan SPE untuk mendanai akuisisi cadangan gas dari


produsen,sebagai gantinya investor di SPE memperoleh pendapatan dari penjualan
cadangan ini.Enron mengungkapkan pada Oktober 2011 bahwa mereka telah
melanggar standar yaitu syarat yang pertama terkait SPE dimana setidaknya 3% dari
total kewajiban dan ekuitas harus dimiliki oleh investor ekuitas independen.

 Berbagai Kegiatan Arthur Andersen

Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan hokum tidak hanya melakukan


manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak
etis, dalam kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting
yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada
periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya
panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan

12
internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hokum dan menyebabkan
kredibilitas Arthur Andersen hancur.

 Berbagai Kegiatan Eksekutif

1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non


eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur
konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan
informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut
terungkap kepada hokum.

2. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan


praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan
kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP
Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hokum
perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak
memperkenankan penasehat hokum untuk mempertanyakan pertimbangan yang
melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.

10. Berapa banyak waktu yang seharusnya dihabiskan oleh seorang direktur Enron untuk
urusan Enron setiap bulannya? Berapa banyak dewan direksi perusahaan besar yang
seharusnya dilayani oleh seorang direktur?

Jawab :Direktur Enron sebagai bagian dari perusahaan menghabiskan ±160 jam kerja
tiap bulannya untuk memenuhi urusan perusahaan. Satu dewan direksi yang dilayani
oleh seorang direktur dalam suatu perusahaan besar. Karena umumnya satu
perusahaan hanya mempunyai satu dewan direksi, yang terdiri dari sedikitnya satu
orang presiden direktur/direktur utama dan satu direktur.

11. Bagaimanakah anda akan menggolongkan budaya perusahaan Enron? Bagaimana


budaya itu berkontribusi terhadap bencana yang terjadi?

13
Jawab :Hal ini buah dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis
yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan
penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.

1.5 Kasus 2 Masalah Arthur Andersen

1. Apakah kontribusi yang diberikan oleh Arthur Andersen dalam bencana Enron?

Jawab :Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan pada


perekrutran dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu dan independensi
audit dikorbankan. Andersen menjadi membatasi pengawasan terhadap tim audit
akibat kurangnya check and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah
menyimpang dari kebijakan semula. Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan
dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai
dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut
sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan
menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien
Andersen yang memutuskan hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup.

2. Manakah keputusan yang salah dari Arthur Andersen?

Jawab :Menyetujui kesepakatan bersama Enron untuk memanipulasi laporan


keuangan yang mengalami kerugian. Tidak menjalani tugas auditor yang seharusnya
bersifat profesional dan independen. Lebih mementingkan keuntungan dan segala
sesuatunya diukur dengan uang. Sementara kualitas itu sendiri tidak ia jalankan.

3. Apakah motivasi utama dibalik keputusan mitra audit Arthur Andersen terhadap audit
Enron, Worldcom, Waste Management dan Sunbeam : kepentingan umum atau suatu
kepentingan yang lain? Sebutkan contoh – contoh yang mengungkapkan motivasi ini

14
Jawab :Kepentingan yang lain. AA lebih mementingkan kepentingan Enron untuk
memanipulasi laporan keuangan yang mengalami kerugian agar para investor tetap
bertahan berinvestasi pada Enron tanpa melihat dari segi resiko dan latar belakang
prosedur seorang auditor yang sebenarnya. Contohnya AA sebagai auditor dan
konsultan (dan menarik biaya untuk konsultasi) beberapa SPE yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian, menjaga pembiayaan
dari laporan keuangan konsolidasi Enron dan gagal untuk memenuhi ekuitas berisiko
dibawah 3 persen atas investor luar dan kriteria pengendalian keputusan untuk
nonkonsolidasi.

4. Mengapa seharusnya auditor membuat keputusan untuk kepentingan umum daripada


kepentingan manajemen atau pemegang saham saat ini?

Jawab :Karena sesuai dengan sifat seorang auditor yaitu bersifat profesional dan
independent, itu berarti sebagai seorang auditor tidak boleh berpihak kepada siapapun.
Menjalani tugas sesuai dengan prosedur, mengambil keputusan sesuai dengan
informasi dan temuan audit yang sudah didapat. Agar tidak merugikan pada kedua
belah pihak. Karena apabila tidak seperti itu akan banyak resiko yang akan dihadapi
oleh auditor itu sendiri, perusahaan dan pemegang sahamnya.

5. Mengapa Arthur Andersen – Mitra penanggung jawab untuk pengendalian kualitas –


tidak menghentikan keputusan yang cacat dari mitra audit?

Jawab :Duncan sebagai mitra AA tidak menghentikan keputusan yang cacat karena
Duncan merasa tidak mampu menolak mitra pengendali kualitas atas keinginannya
sendiri, mungkin Duncan merasa posisi dia dalam kemitraan tersebut tidak bisa
menunjang atau merasa tidak mempunyai hak untuk berpendapat.

6. Haruskah semua pekerja Arthur Andersen menderita atas tindakan atau kelambanan
tindakan yang disebabkan oleh kurang dari 100 orang? Manakah personel Arthur
Andersen yang seharusnya dituntut?

15
Jawab :Tidak, karena ini bukan salah mereka. Namun karena masalah enron ini yang
melibatkan AA, semua anggota AA terkena imbasnya dan mengakibatkan mereka
kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Dari kasus ini yang seharusnya dituntut
adalah orang-orang yang terlibat langsung pada masalah enron ini.

7. Dalam keadaan apa perusahaan audit harus memusnahkan atau menghancurkan


kertas kerja audit?

Jawab :Sesuai dengan peraturan sebagai seorang auditor harus menjaga semua
dokumen-dokumen sampai 5 tahun. Apabila sudah 5 tahun, barulah dokumen tersebut
dapat dimusnahkan atau dihancurkan.

8. Jawablah pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam bagian “Pertanyaan Tersisa” yang
dibahas dalam kasus etika ini, Masalah Arthur Andersen.

Jawab :Seharusnya dengan adanya kasus Arthur Andersen ini menjadi pelajaran bagi
KAP lain untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Karena apabila terjadi
kembali masalah AA ini pada KAP lain otomatis masyarakat akan tidak percaya lagi
pada KAP tersebut bahkan mungkin akan menghakimi sendiri status seorang auditor
itu sendiri. Dan otomatis KAP Big 4 itu akan hilang. Namun apabila masalah AA
dijadikan sebagai bahan pelajaran dan pembatas untuk berbuat menyimpang. KAP
lain mampu bertahan dan memberikan yang terbaik untuk kliennya. Dari masalah AA
ini yang sudah sampai ke pengadilan tentu saja akan menyeret semua pihak yang
bersangkutan, sedikit demi sedikit akan terungkap siapa-siapa saja yang bersalah dan
harus bertanggung jawab. Semoga dengan adanya masalah ini tidak terjadi tragedi
lain.

1.6 Kasus 3 WorldCom : Katalis Akhir


1. Jelaskan mekanisme yang digunakan manajemen WorldCom untuk mentransfer
keuntungan dari periode waktu lain untuk mengembangkan angka pada periode
berjalan

16
Jawab : Manajemen WorldCom menggelembungkan angka pada periode berjalan
dengancara menggelembungkan arus kas dan pendapatan. Hal ini di lakukan dengan
caramemanipulasi salah satu pengeluran utama WorldCom yaitu biaya jaringan atau
biayayang dibayarkan kepada pihak ketiga dari penyedian jaringan telekomunikasi
atas hakuntuk mengakses jaringan pihak ketiga, di pertanggungjawabkan dengan tidak
benar.Dimana seharusnya biaya jaringan ini dibebankan dalam laporan laba rugi,
tetapi olehWorldCom di bebankan ke rekening modal. Hal ini dapat menjadikan laba
periode berjalan tampak lebih besar dari laba sebenarnya yang seharusnya diperoleh
oleh perusahaan. Dengan cara ini WorldCom dapat menggelembungkan pendapatan
sebesar$3,85 miliar.Selain itu WorldCom juga menciptakan dana cadangan untuk
beberapa biayaoperasional yang dinaikkan oleh perusahaan. Dana cadangan yang
sudah terbentuk,nantinya akan dikurangi secara tidak benar oleh perusahaan untuk
memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada periode berjalan.
Dengan cara iniini, Worldcom berhasil memanipulasi keuntungannya sebesar $2 M.
Manipulasi cadangan ini dalam akuntansi di kenal sebagai akuntansi “cookie jar”

2. Mengapa Arthur Andersen menyetujui tindakan manipulasi ini?

Jawab : AA mungkin tidak tahu tentang manipulasi, atau setidaknya beberapa di


antaranya.Cynthia Cooper, Wakil Presiden untuk Audit Internal adalah orang pertama
yangmengidentifikasi penyimpangan tersebut. Menurut kutipan SEC dalam kasus
ini,WorldCom berusaha keras untuk menyembunyikan manipulasi dari AA. Namun,
inimenimbulkan pertanyaan seberapa efektif kerja audit AA karena manipulasi
itusignifikan. Lagipula, jika AA mengetahui beberapa manipulasi, maka itu kasus lain
AAyang ingin tidak menghadapi manajemen dan lebih memilih untuk melindungi
pendapatan fee di masa depan dengan tidak peduli apakah klien melakukan
manipulasi.

3. Bagaimana seharusnya Dewan Direksi Worldcom mencegah manipulasi


yangdilakukan oleh manajemen?

Jawab : Budaya perusahaan etis seharusnya dikembangkan yang akan mendorong


personilyang diperintahkan untuk memanipulasi untuk menjadi whistle-blower . Jika

17
pemeriksaan dan analisis oleh auditor internal dan eksternal diketahui lebih
ketat,mungkin upaya manipulasi tidak akan pernah dicoba.

4. Bernie Ebbers bukan akuntan, jadi ia membutuhkan kerja sama dari paraakuntan
untuk menjamin keberhasilan manipulasinya. Mengapa para akuntanWorldCom mau
bekerja sama?

Jawab : Karena mereka pikir mereka itu hanya untuk sementara, dan ketika
keuntungan telah didapatkan "penyesuaian/manipulasi" itu akan dikembalikan.
Mereka mungkin berpikir bahwa setiap orang memanipulasi dan mempercantik
penghasilan itu 'baik'. Merekatidak melihat tugas mereka melindungi kepentingan
pemegang saham atau kepentingan umum.

5. Dewan direksi menyetujui pemberian pinjaman dana lebih dari $408 juta kepada
Ketua dan CEO?

Jawab : karena,Dengan tujuan untuk membeli saham worldcom ataupun untuk margin
calls. Nmaun, kenyataannya uang pribadi tersebut digunakan CEO worldcom untuk
kepentingan pribadinya sendiri.

6. Bagaimana dewan memastikan bahwa whistle-Blower berani maju untuk


memberitahukan mereka tentang kegiatan yang dipertanyakan atau meragukan?

Jawab : Whistle Blower berani maju untuk memberitahukan tentang kegiatan yang
terjadi pada skandal worldom tersebut, yaitu Whistle Blower membocorkan kejahatan
pihak internal perusahaan.

18
BAB III PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Kebutuhan tata kelola etis tidak hanya baik bagi bisnis perusahaan. Perubahan-
perubahan terkini pada regulasi pemerintahan merubah ekspektasi secara signifikan. Dalam
era meningkatkan pengawasan, dimana perilaku tidak etis dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan perusahaan secara keseluruhan, sangat dibutuhkan sistem tata kelola perusahaan yang
menyediakan aturan serta akuntabilitas yang tepat untuk kepentingan shareholders, direktur,
dan eksekutif.

Direktur harus cermat dalam mengatur risiko bisnis dan etika perusahaannya. Mereka
harus memastikan bahwa budaya etis telah berjalan dengan efektif dalam perusahaan. Hal ini
membutuhkan pengembangan code of conduct, dan cara yang paling fundamental dalam
menciptakan pemahaman mengenai perilaku yang tepat, memperkuat perilaku tersebut, dan
meyakinkan bahwa nilai yang mendasarinya dilekatkan pada strategi dan operasi perusahaan.
Konflik kepentingan dalam perusahaan, kekerasan seksual, dan topik–topik serupa perlu
diatasi segera dengan pengawasan yang memadai untuk menjaga agar budaya perusahaan
sejalan dengan ekspektasi saat ini.

Peristiwa Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom mengubah fokus akuntan


profesional terhadap perannya sebagai orang yang dipercaya oleh publik. Reputasi dan
eksistensi profesi akuntan di masa depan telah menurun di mata publik, sehingga perbaikan
serta kesuksesannya kembali tergantung pada perubahan yang akan dilakukan. Profesi
akuntan harus mengembangkan pertimbangan, nilai, dan sifat karakter yang mencakup
kepentingan publik, dimana pertimbangan tersebut inheren dengan munculnya akuntabilitas
berorientasi stakeholder dan kerangka tata kelola (governance framework).

Standar code of conduct yang baru muncul untuk menuntun profesi akuntan serta
memastikan bahwa self-interest, bias, dan kesalahpahaman tidak menutupi independensinya.
Globalisasi mulai mempengaruhi perkembangan aturan dan harmonisasi standar akuntan
profesional, dan hal ini akan terus berkelanjutan. Sama seperti mekanisme tata kelola untuk
korporasi yang menghasilkan batasan dan yurisdiksi domestik, stakeholder di seluruh dunia
akan lebih mengutamakan dalam menentukan standar kinerja bagi profesi akuntan. Pekerjaan

19
mereka akan melayani pasar modal dan korporasi global, dan kesuksesannya membutuhkan
respek dari karyawan dan partner yang lebih banyak dibandingkan dahulu. Dengan
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, akan menarik apabila akuntan profesional dapat
menggunakan kesempatan yang menunjukkan perannya yang lebih luas. Mereka secara
khusus harus menempatkan diri untuk membantu perkembangan mekanisme ke depan yang
menyediakan dan memastikan panduan etika yang lebih baik bagi organisasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada 18 Maret 2021, dari http://zetzu.blogspot.com/2012/05/tata-kelola-etis-dan-


akuntabilitas.html

Brooks, Leonard J. Dunn, Paul. Etika Bisnis & Profesi untuk Direktur, Eksekutif, dan
Akuntan. Jakarta:Salemba Empat. Edisi 5: Buku 1.

21

Anda mungkin juga menyukai