Anda di halaman 1dari 8

THE NATURE OF ACCOUNTING AND THE CHIEF 

ETHICAL DIFFICULTY: TRUE DISCLOSURE

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Nilai Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi Lanjutan
Program Studi Magister Akuntansi

Diajukan Oleh :

1. DENI ARIADI (21062020010)


2. GEMPITA ASMAUL HUSNA (21062020013)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2022
BAB 1

LATAR BELAKANG

1. LATAR BELAKANG

BAB 2

LITERATUR REVIEW

2. LITERATUR REVIEW

Sumber literatur didapatkan dari buku accounting ethics 3rd edition by Ronald F.
Duska, Brenda Shay Duska, and Kenneth Wm. Kury 

BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 THE NATURE OF ACCOUNTING

Insiden jatuhnya perusahaan Enron pada Oktober 2001 menjadi skandal besar di dunia
akuntansi. Enron diperkirakan mengalami kerugian sebesar 1,2 juta dolar dari hasil beberapa
transaksinya. Akuntan perusahaan Enron dituntut karena menghilangkan barang bukti audit
perusahaan dan diharuskan untuk menyerahkan ijin praktik akuntannya.

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa masih ada banyak masalah lama yang belum
terselesaikan, termasuk isu sensitif penerapan praktik akuntansi, dan konflik tertentu yang
mengakibatkan jatuhnya perusahaan.

Hal seperti itu bisa terjadi karena masih adanya permainan angka dari akuntan untuk
menghasilkan angka yang diinginkan. Akuntan menyalahi fungsinya di masyarakat yaitu
sebagai pihak yang memastikan bahwa nilai keuangan perusahaan seakurat mungkin dengan
kenyataan.
3.2 SIFAT AKUNTANSI
Akuntansi adalah teknik untuk membantu manusia mengendalikan roda perputaran
ekonominya. Akuntansi memberikan gambaran terhadap perjalanan ekonomi seseorang atau
suatu organisasi. Awalnya hanya perseorangan yang membutuhkan perhitungan, kemudian
berkembang menjadi suatu organisasi membutuhkan perhitungan, sehingga akhirnya
pemerintahan juga membutuhkannya. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin
kompleks dan terukur, semakin dibutuhkan ilmu akuntansi pada saat ini.
Akuntan dituntut untuk menyampaikan informasi yang seakurat mungkin, sehingga
informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Manajer sebuah perusahaan
contohnya, dapat menggunakan informasi ini untuk merencanakan dan mengendalikan laju
perusahaan.
Berdasarkan dari metode yang digunakan, akuntan perusahaan dapat menghasilkan
informasi yang baik ataupun buruk bagi image perusahaan. Untuk kebutuhan pinjaman
misalnya, penting bagi akuntan untuk menunjukkan nilai yg baik. Sedangkan untuk
kebutuhan pembayaran pajak, akuntan dapat menunjukkan nilai yg buruk, sehingga
kewajiban bayar pajak tidak terlalu tinggi.
Secara umum ada empat komponen dalam laporan keuangan.
1. Neraca keuangan
2. Laporan pemasukan
3. Laporan perubahan pendapatan, dan
4. Laporan keluar-masuk keuangan
Untuk menemukan nilai dari komponen tersebut membutuhkan seni dan kemampuan dari
seorang akuntan, terkadang diperlukan pula pertimbangan dan penilaian yang bagus untuk
menilai aset dan kemampuan dari perusahaan apabila informasi yang diberikan oleh
perusahaan tidak jelas terukur.
Pada saat inilah terkadang akuntan mendapat banyak tekanan yang dapat mempengaruhi
nilai dari komponen yang dibutuhkan. Jajaran manajerial yang ingin membuat kagum direksi
juga dapat memberikan tekanan terhadap akuntan perusahaan, sehingga dituntut untuk
mempermainkan angka laporan keuangan sehingga dapat terlihat lebih baik. Tentu saja hal
ini bertentangan dengan kode etik ilmu akuntansi, yang harusnya bersifat apa adanya dan
menampilkan nilai yang sebenarnya.

3.3 KODE ETIK PENYAMPAIAN INFORMASI


Etika penyampaian informasi menjadi isu yg sulit dalam akuntansi. Ada data yang bisa
dikeluarkan atau disembunyikan tergantung tujuan apa yang diinginkan. Akuntan mengolah
data yang diperoleh sehingga muncul sebuah nilai informasi. Bila data yg dihasilkan itu
benar memberikan manfaat dan dapat dipercaya, maka tidak akan ada kode etik yang
dilanggar. Namun apabila dalam proses pengolahan data dapat membahayakan pemberi atau
penerima informasi, maka akan muncul masalah kode etik.
Sebagai contoh dalam penjualan saham, data yang diungkapkan pada investor mungkin
akan berbeda dengan yang diungkapkan pada pemberi hutang. Akuntan dituntut untuk
menyajikan data terbaik agar produk atau saham dapat terjual, sehingga dapat masuk ke pasar
global. Karena CEO ingin memunculkan nilai perusahaan yang terbaik sehingga mendapat
keuntungan tertinggi.
Bila data yang disampaikan apa adanya menunjukkan kekurangan perusahaan, maka akan
berpengaruh terhadap pinjaman yang diberikan oleh bank, serta mempengaruhi nilai jual beli
saham di pasaran. Oleh karena itu ada data yang perlu dimanipulasi untuk dimunculkan atau
disembunyikan yang bertujuan menjaga harga saham tetap tinggi, menjaga harga barang
stabil, sehingga nilai perusahaan selalu baik di mata publik.
Kemudian akan muncul pertanyaan seberapa besar batasan data yang boleh
disembunyikan untuk dimanipulasi, dan seberapa besar yang boleh dimunculkan untuk
dieksploitasi? Akan sulit bagi akuntan untuk mengetahui batasan pengungkapan data,
sehingga harus berpegang pada kesepakatan awal dan peraturan pemerintah.
3.4 LAPORAN KEUANGAN

Akuntan memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan harus lengkap dalam segala
aspek, dan angka yang muncul telah dihitung menggunakan rumusan pengukuran yang tepat.
Akan ada banyak peluang manipulasi data yang muncul pada laporan keuangan perusahaan,
sebagai contoh dalam nilai aset perusahaan. Nilai aset perusahaan dapat dipengaruhi oleh
harga aset beserta pemanfaatannya untuk perusahaan, dan biaya pemeliharaan aset yg
dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi barang atau jasa.
Sebagai konsekuensi dari besarnya garis lintang untuk menentukan nilai aset dari sebuah
perusahaan, maka gambaran finansial dan ekonomi dapat ditarik ke beberapa sudut. Sehingga
penting bagi akuntan untuk mengetahui beberapa kode etik yang harus dipatuhi, diantaranya
adalah:
1. Untuk siapa dan apa fungsi dari gambaran keuangan yang sedang diolah.
2. Siapa yang berhak untuk mengakses hasil data, dan akan digunakan untuk apa.
3. Apa yang harus dilakukan bila belanja dari pihak lain mempengaruhi gambaran data
menunjukkan hasil yang menguntungkan pihak lain tersebut.
Ada beberapa metode pengolahan data yang bisa digunakan akuntan untuk
mempengaruhi gambaran keuangan perusahaan, diantaranya adalah:
1. First in first out (FIFO)
2. Last in first out (LIFO)
3. Average cost (pengeluaran rata-rata)
3.5 PERAN YANG DAPAT DIMAINKAN OLEH AKUNTAN
Meskipun tujuan utama akuntansi adalah untuk memberikan gambaran keuangan suatu
perusahaan, namun akuntan dapat memainkan beberapa peran yang lain, diantaranya;
1. Auditor
2. Akuntansi managerial
3. Akuntansi perpajakan
4. Perencana keuangan
5. Konsultan
Perkembangan peran ini mengubah fungsi dan perspektif profesi akuntan tradisional
menjadi lebih moderen dan bersifat enterpreneur sebagai konsultan dan perencana keuangan.
Wajah dari akuntansi berubah namun tetap berprinsip fungsi yang sama, yaitu audit hingga
perpajakan.
Akuntan wajib menjalankan tanggungjawab mereka untuk mengolah data dan
menampilkan yang sebenarnya, dan jangan sampai tergoda untuk melakukan praktik yang
melanggar kode etik mereka. Untuk itu dibutuhkan standar pengaturan untuk sistem kerja
akuntan, dibutuhkan pula aturan hukum yang menjaga akuntan tetap pada jalurnya.
3.6 PERKEMBANGAN ATURAN DAN STANDART KERJA AKUNTAN
Ketika masyarakat umum mulai sadar dengan pekerjaan akuntansi maka aturan dan
standar-pun mulai diformulasikan, tentunya semua itu butuh proses dan adaptasi pada tiap
jamannya. Sehingga ada banyak kejadian yang melatarbelakangi terbentuknya standar baru
dan juga aturan hukum baru untuk mengatur sistem kerja akuntan ini.
Dimulai dari tahun 1920, akuntan masih memiliki standar dan aturan yang buruk
sehingga banyak terjadi manipulasi data. Kemudian jauh melangkah pada tahun 1963, yang
menyatakan bahwa sistem audit dan konsultasi manajerial boleh digabungkan dalam praktek
akuntansi. Keputusan ini pada akhirnya mempengaruhi keberpihakan akuntan dalam proses
pengolahan data, sehingga dibutuhkan aturan baru.
Praktek akuntansi terus mengalami tantangan dalam perjalanannya, pada tahun 1980an
terjadi merger besar-besaran pada banyak perusahaan, sehingga pengguna jasa akuntan
menjadi terbatas dan mengakibatkan persaingan yang ketat diantara penyedia jasa akuntan.
The Sarbanes-Oxley Act (SOX)
The Sarbabes-Oxley Act (SOX) ini pada dasarnya dibuat untuk regulasi pendekatan
perusahaan, sebagai upaya promosi tindakan yang beretika sehingga mencegah terjadinya
penipuan laporan keuangan.
Ada beberapa poin yang diatur dalam SOX ini, diantaranya adalah:
1. Section 301, yang mengatur bahwa seluruh anggota audit harus independen dan tidak
boleh menerima fasilitas apapun.
2. Section 302, yang mengatur bahwa CEO dan CFO harus menandatangani pernyataan
bahwa laporan keuangan yang diolah adalah benar dan tanpa rekayasa.
3. Section 303, 304, dan 306, yang mengatur kode etik yang harus dipatuhi oleh seluruh
komponen perusahaan.
4. Section 406, yang mengatur bahwa seluruh proses audit akan dilaksanakan secara jujur
dan patuh terhadap hukum.
5. Section 201, mengatur tentang pencegahan konflik kepentingan yang mungkin akan
muncul.
6. Section 203, mengatur tentang rotasi jabatan tim akuntan dalam setiap beberapa tahun.
Skandal terbaru yang berpotensi membuat regulasi baru
Skandal terbesar yang terjadi adalah kasus perusahaan HealthSouth, yaitu pemalsuan data
akuntansi sebesar 4 juta dolar amerika.
Krisis yang terjadi pada tahun 2007-2008 menciptakan banyak aturan baru yang
mempengaruhi profesi akuntan. Diantaranya untuk mengumpulkan data dan menyetarakan
sistem kerja akuntan. Aturan baru juga diciptakan untuk memperjelas fungsi dan
tanggungjawab dari badan pemerintahan federal dalam proses audit.

BAB 4

KESIMPULAN

4.KESIMPULAN

Profesi akuntan sangat penting untuk memberikan data yang benar dan gambaran yang
akurat terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan. Gambaran ini berperan penting untuk
jalannya perusahaan, akankah baik atau buruk di mata publik. Namun gambaran ini tidak akan
akurat bila dalam proses auditnya dilakukan berbagai eksploitasi dan manipulasi.

BAB 5
IMPLIKASI

5. DAMPAK THE NATURE OF ACCOUNTING AND THE CHIEF  ETHICAL


DIFFICULTY: TRUE DISCLOSURE
DAFTAR PUSTAKA

Ronald F. Duska, Brenda Shay Duska, and Kenneth Wm. Kury, accounting ethics 3rd edition.
Wiley Blackwell

Anda mungkin juga menyukai