Anda di halaman 1dari 12

Direktorat Jendral

Pajak
Kelompok 4 :
1. Rachel Putri Widyanti (251)
2. Hendy Prasetyo Wibowo (252)
3. Karen Verbina Br Purba (253)
4. Meisya Dyah Artanti (254)
5. Saffanah Raihan Zahrani (256)
6. Kurnia Alfarisa (257)
7. Sirojuddin Syafiq (258)
PENGERTIAN

Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) merupakan unit eselon (tingkat jabatan struktural) I di bawah Kementerian

Keuangan (Kemenkeu) yang mempunyai tugas merumuskan, serta melaksanakan kebijakan standardisasi teknis di bidang

perpajakan.

VISI : Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang Terbaik demi Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian
Negara.

MISI :
1. Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan:
2. mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil;
3. pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan;
4. aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan profesional; dan
5. kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja.
TUGAS DAN FUNGSI
Tugas Direktorat Jenderal Pajak sesuai amanat Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019. Adapun Fungsi nya yaitu :

Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan


pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan

pelaksanaan administrasi DJP


TUGAS UNIT dan JABATAN
di Kantor Pusat DJP

1 2 3
Sekretariat Direktorat Direktorat Peraturan Direktorat Peraturan
Jenderal Perpajakan I Perpajakan II

4 5
Direktorat Pemeriksaan & Direktorat Intelijen
Penagihan Perpajakan
KODE ETIK DJP
Pengertian

Pengertian Kode Etik merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.

Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

Kode Etik DJP terdapat pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PM.3/2007 tentang
Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Kode etik berupa kewajiban dan larangan seorang DJP, tertulis secara berurutan di pasal 3 dan
4
Kode Etik DJP

2 4
PROFESIONALISME PELAYANAN

1 3 5
INTEGRITAS SINERGI KESEMPURNAAN
KEWENANGAN MANAJEMEN SDM
Dalam mengelola SDM yang baik, perlu adanya penataan pegawai. Adanya penataan dan
perencanaan pegawai seperti yang disebutkan diatas dapat dijadikan pedoman untuk mengelola SDM
dengan baik. Koordinasi dengan pihak eksternal ataupun internal diatas, membuat pengawasan
menjadi terarah namun membuat ruang fleksibelitas DJP menjadi terbatas.

Proses dari perekrutan ini adalah dari pihak DJP mengajukan usulan jumlah SDM yang
dibutuhkan di seluruh wilayah Indonesia kepada Kementerian Keuangan. Kemudian Kementerian
Keuangan mengajukan kepada Kementrian PANRB. Kementrian PAN-RB ini yang akan memutuskan
berapa banyak jumlah peserta yang diterima.
KEWENANGAN MANAJEMEN SDM
Kewenangan DJP

Direktorat Jenderal Pajak dalam membuat kebijakan SDM tidak terlepas dari kebijakan dan
aturan-aturan yang berlaku untuk seluruh kementerian dan lembaga pemerintah lainnya, yaitu
melalui otoritas Kementerian PAN-RB dan Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Direktorat
Jenderal Pajak juga harus melakukan koordinasi dengan internal. Kementerian Keuangan itu
sendiri dengan Biro SDM Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan, Pusat Informasi dan Teknologi (PUSINTEK)
KEWENANGAN MANAJEMEN SDM
namun kewenangan Kementerian PAN-RB lebih besar sehingga jumlah peserta yang dapat
masuk ke Kementerian Keuangan berada di tangan Kementerian PAN-RB, sedangkan Kementerian
Keuangan hanya sebatas pada tahap usulan saja.

Seandainya tidak adanya kebijakan kewenangan, maka akan menjadi masalah di dalam pajak
dimana ketidakjelasan dalam perekrutan sdm, jadi mereka sudah mengantisipasi hal tersebut sebelum
membuat kebijakan kewenangan.

Contoh Kendala-kendala perekrutan dalam organisasi :


1. Promosi dari dalam atau yang sering disebut dengan orang dalam.
2. Imbalan dan jabatan yang sering diincar oleh pegawai.
Sistem pemungutan pajak penghasilan
atas E-Commerce dikantor pelayanan
pajak
Sistem pemungutan pajak e-commerce : “Self Assessment” yaitu
kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan
melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang berdasarkan peraturan
perundang-undangan pajak.
Sistem pemungutan pajak penghasilan atas E-
Commerce dikantor pelayanan pajak
Proses Pendaftaran Pajak E-Commerce di Kantor
Pelayanan Pajak

Prosedur sistem pemungutan pajak yang pertama adalah melakukan pendaftaran. Pendaftaran
dapat dilakukan dengan cara mendatangi Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya
melingkupi tempat tinggal atau tempat usaha WP. Wajib pajak harus membuat Nomor Pokok
Wajib Pajak. Prosedur tsb meliputi;
- Datang ke Seksi Pelayanan di KPP
- Isi Formulir Pendaftaran
- Ambil NPWP
Sistem pemungutan pajak penghasilan atas E-
Commerce dikantor pelayanan pajak
Proses Pembayaran Pajak E-Commerce di Kantor
Pelayanan Pajak

Prosedur untuk pembayaran pajak e-commerce, wajib pajak menghitung sendiri omset setiap
akhir bulan lalu membuat kode billing atas pembayaran pajaknya dengan menghitung omset
dikalikan dengan tarif 1%, setelah itu dapat dibayarkan melalui kantor pos atau bank yang
disetor paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah perolehan omset tersebut.

Anda mungkin juga menyukai