Anda di halaman 1dari 4

ETIKA PROFESI & TATA KELOLA KORPORAT

Tugas Kelompok

KASUS INFOSYS LIMITED - INDIA

Kelompok 12:

Angga Verlindo Efendy 22/506543/EE/07679

Intan Putri Dahlia 22/506847/EE/07702

Salma Ramadhani Putri 22/506951/EE/07713

Faishal Prahatma Ganinda 22/507069/EE/07723

Dosen Pengampu:
Heyvon Herdhayinta, S.E., Ak., CA., M.Sc., Ph.D

Pendidikan Profesi Akuntan


Universitas Gadjah Mada
2023
Overview dan Summary
N.R. Narayana Murthy mendirikan perusahaan Infosys Limited pada tanggal 02-Juli-
1981 sebagai perusahaan multinasional IT terkemuka di India. Perusahaan ini berbasis di
Bangalore, India, dan telah menghasilkan 50.000 crore rupee di bawah arahan Dr. Vishal
Sikka saat ini. Infosys memiliki 33 cabang diberbagai negara dan total tenaga kerja lebih dari
200.000. Infosys merupakan perusahaan IT India pertama yang bergabung dengan NASDAQ
dan telah mengalami perkembangan besar sejak saat itu. Infosys menyediakan pengembangan
bisnis, layanan pengembangan informasi, teknologi dan layanan dukungan. Pada bulan April
1992 perusahaan tersebut diubah menjadi Infosys Technologies Private Limited dan pada
bulan Juni 1992 menjadi perusahaan terbatas publik untuk Infosys Technologies Limited.
Pada Juni 2011, akhirnya berganti nama menjadi Infosys Limited. Perusahaan ini berhasil
meraih penghargaan bergengsi Global MAKE, Best Employer oleh Hewitt Associates dan
Global Hall of Fame karena kunci keberhasilan perusahaan ini berada pada etika dan visi-
misi perusahaan yang sangat baik sehingga keberhasilan ini membawa perusahaan meraih
pendapatan yang sangat besar dari berbagai klien.

Visi-misi dan etika perusahaan tidak efektif dalam menciptakan lingkungan kerja
yang sehat, dikarenakan perusahaan melakukan tindakan korupsi, nepotisme dan profit
earnings sebagai tujuan utama untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Di India cara
mendapatkan sebuah tender adalah dengan melakukan suap kepada pejabat negara. Hal
tersebut kerap dilakukan oleh banyak perusahaan termasuk Infosys. Perusahaan ini bahkan
tidak mampu untuk bersaing dengan perusahaan kompetitornya sehingga melakukan trik
kotor dengan melakukan penurunan beban produksi dan pajak. Perusahaan kerap
memberikan tekanan dengan menambahkan tugas-tugas diluar batas kewajiban dibidang
tertentu. Banyak staf inti di perusahaan yang tidak memiliki etika baik dalam bertindak,
seperti melakukan pelecehan sehingga perusahaan harus mengganti kerugian asuransi sebesar
$3juta. Dalam mengurangi beban perusahaan untuk kasus pelanggaran hukum imigrasi AS
adalah dengan memperkerjakan full time untuk visa pengunjung. Perusahaan juga
menjalankan tindakan suap bagi para petinggi-petinggi diberbagai negara untuk melakukan
ekspansi.
Penjelasan Pelanggaran Etika

Pada februari 1984, Perusahaan Infosys Limited memutuskan melakukan impor


komputer dengan ukuran super mini yang digunakan untuk mengembangkan perangkat
lunak, kemudian akan dikirimkan kepada klien di luar negeri. Ketika perangkat tersebut tiba
di bandara Bangalore petugas bea cukai setempat menolak untuk memberikan izin keluarm,
kecuali perusahaan “mengurusnya”. Alternatif yang dilakukan tanpa memberikan suap
kepada petugas bea cukai dengan membayar tarif biaya masuk sebesar 135%, kemudian
mengajukan permohonan pengembalian dana. Infosys saat itu tidak memiliki dana yang
cukup untuk membayarnya sehingga Infosys melakukan peminjaman. Infosys dianggap tidak
mampu bersaing dan juga mereka banyak menggunakan taktik bisnis untuk menekan biaya
produksi dan beban pajak. Kebijakan pemerintah India yang memungut bea masuk sebesar
135% untuk paket perangkat lunak yang diimpor menyebabkan sebagian besar perusahaan di
India melakukan banyak manipulasi pada faktur mereka untuk menekan biaya produksi dan
juga pajak. Infosys juga pernah menerima kontrak senilai $1juta dengan salah satu
perusahaan besar, pimpinan dari perusahaan ini mengundang salah satu pimpinan dari Infosys
yakni Narayana Murthy untuk makan malam bersama yang mengindikasi adanya aktivitas
nepotisme. Menghadapi hal-hal seperti ini menjadi suatu tantangan bagi perusahaan ini untuk
mewujudkan perusahaan yang berbasis nilai. Pelanggaran lain yang dituduhkan kepada
perusahaan ini adalah pelanggaran pada undang-undang visa AS yaitu menyediakan pekerja
penuh waktu dengan visa yang diperuntukan bagi pengunjung (hanya boleh mengikuti
seminar dan latihan).
Kesimpulan

Tantangan etika yang dihadapi sebagian besar pemimpin organisasi adalah


permasalahan individu yang harus mempertanggung jawabkan tindakan yang tidak etis atas
perbutan yang mereka lakukan. Namun, tindakan individu tersebut mempengaruhi citra dan
integritas dari keseluruhan organisasi. Dalam tindak lanjut dari berbagai pelanggaran yang
dilakukan oleh staf perusahaan, perusahaan harus tegas untuk memperbaiki dan menangani
dengan cepat suatu kasus. Alih-alih melakukan tindakan suap suatu perusahaan adalah
dengan tegas menolak berbagai permintaan dari para pejabat negara dan fokus memberikan
yang terbaik terhadap produktif dalam meningkatkan profit margin perusahaan. Perusahaan
seharusnya cepat tanggap pada karyawan perusahaan yang tidak beretika maupun tidak
menjalankan peraturan dan nilai-nilai perusahaan, dengan memberhentikan karyawan
tersebut. Dalam mengurangi kasus tersebut perusahaan dapat menyelenggarakan nominasi
penghargaan bagi karyawan yang berperilaku baik. Selain itu untuk menyenangkan para
stakeholders perusahaan adalah dengan menekankan nilai perusahaan yaitu C-LIFE. Di
mana perusahaan fokus pada kepuasan pelanggan, membentuk budaya kepemimpinan yang
baik dengan contoh; Integritas dan transparansi, Keadilan dan Pencapaian terbaik. Suatu
organisasi yang berintegritas akan memiliki prinsip-prinsip yang kuat dalam lingkungannya.
Tindakan etis dilaksanakan untuk mematuhi hukum yang dilihat sebagai aspek yang positif
dan bukan merupakan suatu paksaan. Nilai-nilai etika yang ditumbukan dalam suatu
organisasi timbul untuk mempersatukan individu di dalam organisasi guna mencapai tujuan
dari organisasi. Tujuan yang paling mendalam adalah untuk menciptakan perilaku yang
bertanggung jawab yang timbul dari setiap perilaku masing-masing individu, menciptakan
nilai-nilai yang menjadi pedoman, pola pikir dan juga perilaku. Perusahaan perlu menyadari
bahwa etika berorganisasi bertujuan untuk mencegah dan mendeteksi adanya kemungkinan
pelanggaran hukum. Perusahaan harus menerapkan prinsip compliance yang dilakukan
melalui peningkatan pengawasan dan pemantauan atas termuan aktivitas yang melanggar
etika dengan memberikan hukuman terhadap para pelaku.

Anda mungkin juga menyukai