Anda di halaman 1dari 6

Analisis Kasus Manajemen

Terkait Sumber Daya Manusia


I.
Di PT Diamond Food Tbk

Disusun Oleh:
1. Meri Oktaria Fransiska (1821105)
2. Mery indahsari (1821104)
3. Yosefth Sendi Situmorang (1821118)
4. Yohanes Irwanda Widyantara (1821125)
5. Gusnawati (1821124)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS BISNIS DAN AKUNTANSI
Pemeriksaan Manajemen
1
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS PALEMBANG
Dafftar isis

I. LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 3


II. KRITERIA .............................................................................................................................. 3
III. PENYEBAB ............................................................................................................................. 4
V. TANGGAPAN MANAJEMEN .................................................................................................. 5
VI. ANALISIS KAJIAN AUDIT SDM ........................................................................................ 5
VII. PELANGGARAN HUKUM ................................................................................................... 6

Pemeriksaan Manajemen
2
II. LATAR BELAKANG
Perusahaan yang memilki kinerja baik tercermin dari sumber daya manusia
yang terlibat dalam internal perusahaan, jika kinerja dari sumber daya manusia itu
baik maka akan memberikan profit yang lebih juga bagi perusahaan. Dalam
memberdayakan sumber daya manusia yang ada pihak manajemen membuat program
pembinaan sumber daya manusia (SDM) agar sumber daya manusia yang ada bekerja
secara baik dan optimal. Selain pembinaan manajemen juga dalam membuat
peraturan terkait tenaga kerja di awasi oleh Disnaker , peraturan yang di buat
manajemen bertujuan agar para sumber daya manusia (SDM) merasa terlindungi oleh
aturan – aturan tersebut. Akan tetapi dalam kenyataanya banyak sekali aturan yang di
buat pihak manajemen tidak sejalan dengan aturan perundang – undangan sehingga
menimbulkan berbagai permasalahan terkait Sumber daya manusuia. Hal tersebut
ternyata di lakukan oleh pihak perusahaan PT Diamond Food Indonesia Tbk, yang di
mana pihak manajemen terutama di Palembang melarang para karyawati dari
perusahaan tersebut memakai hijab. Tentunya hal ini yang membuat penulis tertarik
untuk kasus tersebut menjadi kajian audit manajemen terutama dalam aspek audit
Sumber Daya Manusia yang di miliki perusahaan PT Diamond Food Indonesia Tbk.

III. KRITERIA
1) VISI
Menjadi platform makanan dan minuman yang paling Unggul di Indonesia

2) MISSIONS
 Menyediakan solusi yang saling menguntungkan bagi pelanggan dan
principal kami
 Membina karyawan kami untuk terus berinovasi serta mengasuh
budaya kinerja tinggi
 Memperkuat masyarakat indoensia dengan memfasilitasi kehidupan
yang lebih gembira bagi semua pelanggan dan keluarga mereka

3) VALUES
 Pembelajaran dan Inovasi
Kami mendorong tim internal untuk terus berusaha, berinovasi dan

Pemeriksaan Manajemen
3
untuk mencapai tingkat pencapaian yang lebih baik lagi untuk
pengembangan pribadi mereka sendiri dan untuk kemajuan
Perusahaan juga
 Integritas
Kami berkomitmen untuk melakukan semuanya dengan cara yang
benar, disertai kejujuran, integritas dan penuh tanggung jawab.
 Keluarga
Nilai ini membantu Perseroan merangkul semua karyawan, kami
sebagai satu keluarga untuk menciptakan loyalitas , serta lingkungan
kerja yang peduli, sungguh – sungguh dan kokoh.
 Pemberdayaan
Perseroan percaya bahwa karyawan adalah salah satu komponen
terpenting dalam menfasilitasi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan demikian, pemberdayaan mereka merupakan bagian penting
dari strategi jangka panjang kami. SDM yang sangat kompeten dan
memilki motivasi yang tinggi memungkinkan kami untuk
memproduksi produk – produk dengan kualitas terbaik serta
berkontribusi kepada masyarakat dengan mengangkat kualitas
kehidupan mereka.

IV. PENYEBAB
Terungkapnya larangan memakai jilbab pada karyawati di PT Diamond Food
Indonesia Tbk Cabang Palembang, berawal dari informasi salah seorang Anggota
Komisi IV DPRD Kota Palembang yang mendapat informasi dari masyarakat dan
segera melaporkan kepada Disnaker. Atas informasi tersebut Disnaker, bersama
Anggota Komisi IV DPRD sidak ke lokasi. Hal ini tentunya bertentangan dengan
Disnaker yang di mana setiap perusahaan yang berdiri di Metropolis tidak boleh
melarang atau memaksakan karyawan menggunakan atribut agama apapun, termasuk
agama Islam dengan penggunaan jilbab.

V. AKIBAT
Kasus tersebut tentunya menimbulkan permasalahan non financial yang sangat
di rasakan oleh PT Diamond Food Indonesia Tbk , yang di mana citra dari nama

Pemeriksaan Manajemen
4
perusahaan PT Diamond Food Indonesia Tbk menjadi jelek di mata para customer
dari PT Diamond Food Indonesia Tbk. Masyarakat akan beranggapan bahwa telah
terjadi diskriminasi bagi para karyawan perusahaan, hal ini tidak sejalan dengan dasar
negara kita yaitu Pancasila yang terkandung dalam sila 1 KETUHAN YANG
MAHAS ESA. Pihak perusahaan harus segera membersihkan pandangan tersebut dari
masyarakat jika tidak maka akan mempengaruhi kinerja dari perusahaan tersebut
terutama nilai perusahaan tersebut akan turun di mata masyarakat.

VI. TANGGAPAN MANAJEMEN


Berdasarkan pengakuan dari perwakilan manajemen Diamond Supermarket
tersebut, semua kebijakan ada di pusat. Untuk Diamond Palembang hanya
menjalankan kebijakan saja.“Larangan penggunaan hijab itu tidak ada tertulis dalam
peraturan kebijakan internal perusahaan, tapi fakta lapangannya kita tau, ternyata ada
larangan itu. Yang pasti mereka sudah menyampaikan kepada kami bahwa akan
memperbolehkan karyawan menggunakan jilbab, 2-3 hari kedepan,” katanya. Selain
itu Pemilik usaha berdalih penggunaan jilbab tidak diperkenankan karena khawatir
akan dipersepsikan sebagai simbol agama tertentu.

VII. ANALISIS KAJIAN AUDIT SDM


Tentunya kajian audit SDM dalam kasus ini terkait regulasi yang berkaitan
dengan larangan bagi para karyawati dari PT Diamond Food Indonesia Tbk untuk
memakai hijab dalam bekerja. Regulasi tersebut menjadi objek kajian audit bagi
auditor dalam menilai pelanggaran yang di lakukan perusahaan. Auditor harus menilai
aturan yang di buat itu sudah baik dan wajarkah aturan itu di buat, dengan alasan apa
peraturan itu di buat dan juga apakah dampak yang di timbulkan dari regulasi yang di
buat tersebut baik itu regulasi yang di buat oleh manajer pusat ataupun cabang yang
berada di Palembang. Hal ini tidak sejalan dengan nilai – nilai atau ktiteria yang di
jalankan oleh perusahaan seperti nilai “Kekeluargaan” yang berisi “Perseroan
Merangkul semua karyawan kami sebagai satu keluarga untuk menciptakan loyalitas,
serta lingkungan kerja yang peduli, sungguh – sungguh dan kokoh”.

Pemeriksaan Manajemen
5
VIII. PELANGGARAN HUKUM
Mengenakan jilbab merupakan bentuk pelaksanaan ibadah yang merupakan bagian
dari hak asasi manusia dalam beragama. Hak beragama itu sendiri telah termaksud
dalam Pasal 28E ayat (1) dan (2) Undang-Undang Dasar 1945 (“UUD 1945”):
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
Ketentuan ini dipertegas kembali dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia (“UU HAM”) yang berbunyi:

(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-masing


dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Hak beragama tersebut berdasarkan Pasal 4 UU HAM merupakan hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun, termasuk
pengusaha yang melarang pekerjanya untuk mengenakan jilbab sebagai syarat dalam
penerimaan pekerja. Ini artinya, mengenakan jilbab sepenuhnya merupakan hak asasi
yang pekerja miliki dan tidak bisa dilarang oleh pengusaha.
Sebagai pihak yang direnggut haknya, pekerja dapat mengambil langkah hukum
dengan melakukan pengaduan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM). Pengaduan pada Komnas HAM ini dapat kita temukan pengaturannya dalam
Pasal 90 ayat (1) UU HAM: “Setiap orang dan atau sekelompok orang yang memiliki
alasan kuat bahwa hak asasinya telah dilanggar dapat mengajukan laporan dan
pengaduan lisan atau tertulis pada Komnas HAM.”

Pemeriksaan Manajemen
6

Anda mungkin juga menyukai