Anda di halaman 1dari 15

UTS, BE & GG, Beny Adhi, Hapzi Ali, Penerapan Etika Bisnis Gojek, Universitas

Mercu Buana, 2018

PENGARUH GOJEK TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL

Abstrak
Berawal dari startup, tak ada yang menyangka Go-Jek kini menjadi salah satu
perusahaan yang berhasil menunjukkan eksistensinya di industri teknologi. Saat
ini Go-jek sudah bertransformasi menjadi unicorn yang memiliki banyak aplikasi
untuk berbagai layanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
transformasi model bisnis Go-Jek untuk memperoleh keunggulan kompetitif dalam
perkembangan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi model
bisnis Go-jek dari hanya ojek daring menjadi aplikasi dengan banyak layanan
sehingga memiliki nilai tambah yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

PENDAHULUAN
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang lebih dikenal dengan GO-JEK
merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan
melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh
Nadiem Makarim. Saat ini, GO-JEK telah tersedia di 50 kota di Indonesia. Hingga
bulan Juni 2016, aplikasi GO-JEK sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di
Google Play pada sistem operasi Android. Saat ini juga ada untuk iOS, di App
Store. Go-jek Juga menyediakan layanan pembayaran digital yaitu Go-pay,
Layanan Go Jek juga memenuhi kebutuhan setiap hari, Saat ini Go-jek sedang
Terus melakukan Ekspansi ke Negara - Negara di Asia Tenggara, dan kini sudah
ada di Thailand dan Vietnam kabarnya Gojek akan merilis di Singapura dan
Flipina selanjutnya.
GO-JEK didirikan oleh Nadiem Makarim, warga negara Indonesia lulusan
Master of Business Administration dari Harvard Business School. Ide mendirikan
GO-JEK muncul dari pengalaman pribadi Nadiem Makarim menggunakan
transportasi ojek hampir setiap hari ke tempat kerjanya untuk menembus
kemacetan di Jakarta. Saat itu, Nadiem masih bekerja sebagai Co-Founder dan
Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku.
Sebagai seorang yang sering menggunakan transportasi ojek, Nadiem
melihat ternyata sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh pengemudi ojek
hanyalah sekadar mangkal menunggu penumpang. Padahal, pengemudi ojek
akan mendapatkan penghasilan yang lumayan bila banyak penumpang. Selain itu,
ia melihat ketersediaan jenis transportasi ini tidak sebanyak transportasi lainnya
sehingga seringkali cukup sulit untuk dicari. Ia menginginkan ojek yang bisa ada
setiap saat dibutuhkan. Dari pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim melihat
adanya peluang untuk membuat sebuah layanan yang dapat menghubungkan
penumpang dengan pengemudi ojek.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, GO-JEK resmi berdiri dengan 20 orang
pengemudi. Pada saat itu, GO-JEK masih mengandalkan call center untuk
menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek. Pada pertengahan 2014,
berkat popularitas Uber kala itu, Nadiem Makarim mulai mendapatkan tawaran
investasi. Pada 7 Januari 2015, GOJEK akhirnya meluncurkan aplikasi berbasis
Android dan IOS untuk menggantikan sistem pemesanan menggunakan call
center.
GO-JEK pertama kali mendapatkan kucuran dana dari NSI Ventures pada
Juni 2015 dengan besaran dana yang tidak dipublikasikan. Pada Oktober 2015,
GO-JEK kembali mendapatkan kucuran dana. Kali ini dari Sequoia Capital dan
DST Global yang juga tidak disebutkan jumlahnya. Pada Agustus 2016, GO-JEK
secara resmi mengumumkan pendanaan senilai US$ 550 juta atau sekitar Rp7,2
triliun dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Private
Markets dan investor-investor sebelumnya. Dengan adanya pendanaan tersebut,
GO-JEK resmi berstatus sebagai unicorn pertama di Indonesia, yaitu startup
dengan valuasi lebih dari US$1 miliar. Pada saat itu, valuasi GO-JEK telah
mencapai US$1,3 miliar (sekitar Rp17 triliun).
Pada Januari 2018, Google melalui situs blog resminya mengumumkan
bahwa mereka telah memberikan pendanaan untuk G0-JEK. Ini merupakan
investasi pertama Google kepada startup di Asia. Kucuran dana tersebut
merupakan bagian dari seri pendanaan yang diikuti oleh Tencent, JD, Temasek,
dan Meituan-Dianping yang mencapai angka US$1,2 miliar (sekitar Rp16 triliun).
Dalam pengumumannya, Google tidak merinci besaran jumlah investasinya
kepada GO-JEK namun sebuah sumber dari Reuters menyebutkan totalnya
sekitar 100 juta dollar AS (sekitar 1,3 triliun).
Tidak lama setelah Google, pada 12 Februari 2018 Astra Internasional
yang merupakan salah satu perusahaan otomotif nasional mengumumkan
investasinya kepada GO-JEK senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun.
Suntikan tersebut merupakan investasi terbesar sepanjang sejarah Astra di sektor
digital dan yang terbesar di GO-JEK bila dibandingkan dengan investor-investor
lainnya sampai pada saat itu. Pada hari yang sama, Djarum Grup melalui PT
Global Digital Niaga (GDN) yang merupakan anak usaha perusahaan modal
ventura Global Digital Prima (GDP) milik Djarum, juga mengumumkan
investasinya kepada GO-JEK. Dalam pengumuman tersebut. GDN tidak bersedia
mengungkapkan berapa dana yang mereka investasikan ke GO-JEK.
Dalam upaya melakukan pengembangan aplikasinya, GO-JEK
mengakuisisi beberapa perusahaan di India dan membuka kantor di Bengaluru,
sebuah daerah yang terkenal sebagai "Silicon Valley nya India". Hubungan GO-
JEK dengan India bermula pada April 2015, saat GO-JEK menyewa C42
Engineering, sebuah perusahaan rekayasa perangkat lunak selama dua bulan di
Jakarta untuk membereskan kekutu (bug) dalam aplikasi mereka. Hubungan ini
tercipta berkat Sequoia Capital yang merupakan salah satu investor GO-JEK.
Februari 2016, GO-JEK akhirnya mengakuisisi C42 Engineering beserta
CodeIgnition, perusahaan pengembangan aplikasi di New Delhi yang sebelumnya
juga pernah bekerja untuk GO-JEK. Kedua perusahaan teknologi ini ditugaskan
membantu meningkatkatkan sistem IT untuk menanggulangi jumlah pengguna
yang semakin banyak. Pada saat itu, pertumbuhan GO-JEK melaju dengan cepat.
Jumlah pengunduh aplikasinya mencapai 11 juta dengan 200 ribu sopir GO-JEK.
Di tahun yang sama, tepatnya pada September 2016 GO-JEK mengakusisi
Pianta, sebuah startup lokal di India yang menyediakan layanan kesehatan seperti
terapi fisik, perawat, hingga pengumpulan sampel untuk pemeriksaan di
laboratorium. Menutup tahun 2016, GO-JEK mengakuisisi startup keempatnya di
India yaitu LeftShift, perusahaan yang bergerak di bidang aplikasi Android, iOS,
dan situs internet.
GO-JEK tidak ingin berhenti hanya sebagai perusahaan transportasi
berbasis daring, namun bertransformasi sebagai sebuah perusahaan financial
technology (fintech) melalui GO-PAY. Pada akhir tahun 2016 GO-JEK
mengakuisisi Ponselpay, sebuah perusahaan keuangan milik MVComerce yang
telah memiliki lisensi uang elektronik (e-money) dari Bank Indonesia. GO-JEK
membutuhkan lisensi tersebut guna mengembangkan GO-PAY yang telah mereka
kembangkan untuk menjadi e-money layaknya Flazz milik BCA, Brizzi milik BRI,
T-Cash milik Telkomsel dan lain-lain.
Pada 15 Desember 2017, GO-JEK mengumumkan akuisisinya terhadap
tiga perusahaan financial technology yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan untuk
mendukung ekspansi GO-PAY di luar ekosistem GO-JEK. Kartuku merupakan
sebuah perusahaan penyedia Prosesor Pihak Ketiga atau Third Party Processor
(TPP) dan Penyedia Layanan Pembayaran (PSP). Kartuku yang telah
mengoperasikan lebih dari 150 ribu alat pembayaran di gerai luring (offline) dan
telah bekerjasama dengan sembilan bank acquirer ini, akan difokuskan untuk
pengembangan penggunaan GO-PAY secara luring.
Midtrans adalah salah satu perusahaan penyedia jasa pemprosesan
pembayaran secara daring yang telah menjalin kemitraan dengan bank-bank di
Indonesia, maskapai penerbangan, retail e-commerce dan perusahaan-
perusahaan fintech. Sementara Mapan adalah jaringan layanan keuangan
berbasis komunitas yang memungkinkan penggunanya mencicil barang yang
mereka ingin beli dalam katalog barang Arisan Mapan. Mapan yang telah tersedia
di 100 kota tersebut difokuskan oleh GO-JEK untuk mengakselerasi inklusi
keuangan bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked).
Pada 8 Agustus 2017, GO-JEK mengakuisisi LOKET, sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang event management and ticketing. LOKET menghadirkan
layanan pemesanan tiket secara daring, sampai menyediakan gelang RFID untuk
pengunjung acara. Langkah ini diambil GO-JEK untuk mendorong perkembangan
fitur penjualan tiket bioskop dan acara yang telah mereka miliki melalui GO-TIX.
Di tahun 2018, setelah sukses berekspansi ke Vietnam GO-JEK memperluas
jaringan bisnisnya ke sektor periklanan. Kali ini, GO-JEK mengakuisisi Promogo,
sebuah layanan pemasangan iklan di kendaraan pada September 2018.
GO-JEK mengumumkan kerja sama dengan perusahaan taksi Blue Bird
pada Mei 2016. Melalui kerja sama tersebut GO-JEK membuatkan aplikasi untuk
pengemudi Blue Bird dan mulai Januari 2017 pengemudi Blue Bird bisa menerima
pemesanan dari layanan GO-CAR milik GO-JEK. Pada Maret 2017, kedua
perusahaan tersebut meningkatkan kerja samanya dengan meluncurkan fitur GO-
Blue Bird. Melalui fitur tersebut, pengguna bisa langsung memesan taksi Blue Bird
di aplikasi GO-JEK, tidak akan mendapatkan mitra pengemudi lain seperti hal nya
ketika melalui GO-CAR.
Pada 24 Mei 2018, GO-JEK mengumumkan kepastiannya untuk
berekspansi ke empat negara di Asia Tenggara yaitu Vietnam, Thailand,
Singapura, dan Filipina. GO-JEK mengaku menyiapkan dana sebesar USD500
juta atau sekitar Rp 7,1 triliun untuk memuluskan langkahnya tersebut. Sebulan
kemudian tepatnya pada 25 Juni 2018, GO-JEK memperkenalkan GO-Viet di
Vietnam dan GET di Thailand sebagai bagian dari ekspansinya.
Selain tidak menggunakan nama merek nya seperti yang dilakukan Uber
atau Grab, GO-JEK juga lebih memilih menggandeng tim lokal untuk menjalankan
layanannya di luar negeri dan memberi kekuatan penuh untuk menetapkan
kebijakan sesuai dengan karakteristik masing-masing negara. Namun, mereka
tetap mendapatkan dukungan teknologi, pengetahuan operasional, dan tentu saja
pendanaan dari Go-Jek. Sementara itu, kedua perusahaan tersebut berperan
memberikan pengetahuan tentang kondisi pasar lokal. Pada 12 September 2018,
GO-Viet secara resmi diluncurkan di Vietnam.

LITERATUR REVIEW
startup merupakan sebuah perusahaan yang didesain untuk berkembang
dengan cepat. Baru dirintis tidak serta merta membuat sebuah perusahaan
menjadi startup. Perlu diingat bila startup tidak harus bergerak di bidang teknologi,
memperoleh dana dari investor, dan melakukan exit. Hal yang paling penting
adalah berkembang dengan cepat. Semua hal yang berkaitan dengan startup
akan mengikuti perkembangan perusahaan tersebut. (Paul Graham, 2012).
Karakteristik dari perusahaan yang dapat digolongkan sebuah startup
antara lain:
1. Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
2. Jumlah pegawai kurang dari 20 orang
3. Pendapatan kurang dari $ 100.000/tahun
4. Masih dalam tahap berkembang
5. Umumnya beroperasi dalam bidang teknologi
6. Produk yang dibuat berupa aplikasi dalam bentuk digital
7. Biasanya beroperasi melalui website

Perkembangan Startup di Indonesia bisa dikatakan cukup pesat


menggembirakan. Setiap tahun bahkan setiap bulan banyak founder-founder
(pemilik) Startup baru bermunculan. Potensi pengguna internet yang semakin naik
dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan
sebuah Startup. Startup di Indonesia digolongkan dalam tiga kelompok yaitu
Startup pencipta game, Startup aplikasi edukasi serta Startup perdagangan
seperti e-commerce dan informasi.
Unicorn Start Up adalah sebutan bagi barisan start up yang telah memiliki
valuasi diatas USD 1M atau setara dengan Rp 13.5 triliun. Di Indonesia sendiri
sudah ada 4 start up yang masuk kategor UNICORN yakni Tokopedia, Gojek,
Traveloka dan terakhir Bukalapak.
Jumlah uncorn tertinggi ada di Amerika, yakni berjumlah 256; kemudian
disusul China (58 companies); India dan Inggris (11 companies). Jerman dan
Jepang hanya punya 6; dan kemudian masing-masing Perancis punya 1, dan
Italia punya 1. Artinya dibanding Perancis dan Italia, Indonesia punya lebih banyak
Unicorn, 4 dibanding 1. Perancis dan Italia boleh bangga punya PSG dan
Juventus. Namun Indonesia bisa bangga karena punya Tokopedia dan Gojek.
Dalam teknologi komputer dan telekomunikasi daring (dalam jaringan atau
online) didefinisikan sebagai keadaan atau kondisi dari perangkat atau peralatan
yang memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
1. Di bawah kendali langsung dari perangkat lain
2. Di bawah kendali langsung dari sistem yang berkaitan
3. Tersedia untuk segera digunakan pada permintaan oleh sistem tanpa campur
tangan manusia
4. Terhubung ke sistem, dan dalam operasi
5. Fungsional dan siap untuk layanan
Sebaliknya, sebuah perangkat yang sedang luring (luar jaringan atau ofline) tidak
memenuhi satupun dari kriteria tersebut (misalnya, sumber listrik utama terputus
atau dinonaktifkan, atau disebut off-power).
Mitra pengemudi adalah pengemudi kendaraan roda 2 atau 4 yang menjalin
hubungan kerjasama dengan Gojek. Sarana yang digunakan adalah milik mitra
pengemudi. Mitra UMKM adalah UMKM yang menjalin hubungan kerjasama
dengan Gojek. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah jenis usaha
yang dipisahkan berdasarkan kriteria aset dan omset.
Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang
dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro.
Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan
bersih mencapai Rp 50.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat
usaha. Hasil penjualan usaha mikro setiap tahunnnya paling banyak Rp
300.000.000,-.
Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang independen
atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau kelompok dan bukan
sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama. Dikuasai dan dimiliki serta
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah.
Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan
bersih Rp 50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhkannya mencapai Rp
500.000.000,-. Hasil penjualan bisnis setiap tahunnya antara Rp 300.000.000,-
sampai paling banyak Rp 2.500.000.000,-.
Pengertian usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan
bukan merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta menjadi
bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil atau usaha
besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang sudah diatur dengan peraturan
perundang-undangan. Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis
besar dengan kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih
dari Rp 500.000.000,- hingga Rp 10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan
dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tahunannya mencapai Rp
2.500.000.000,- milyar sampai Rp 50.000.000.000,-.
Berdasarkanperkembangannya, UKM di Indonesia dapat dibedakan dalam
4 kriteria, diantaranya:
1. Livelihood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai kesempatan kerja
untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.
Misalnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, yaitu UKM yang punya sifat pengrajin namun belum punya
sifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, yaitu UKM yang telah memiliki jiwa
entrepreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise, yaitu UKM yang punya jiwa kewirausahaan dan akan
bertransformasi menjadi sebuah Usaha Besar (UB).

Pada dekade terakhir ini mulai marak bermunculan bisnis UMKM mulai dari
skala rumahan hingga skala yang lebih besar. Berikut ada 3 jenis usaha yang
termasuk UMKM:
1. Usaha Kuliner; Salah satu bisnis UMKM yang paling banyak digandrungi
bahkan hingga kalangan muda sekalipun. Berbekal inovasi dalam bidang
makanan dan modal yang tidak terlalu besar, bisnis ini terbilang cukup
menjanjikan mengingat setiap hari semua orang membutuhkan makanan.
2. Usaha Fashion; Selain makanan, UMKM di bidang fashion ini juga sedang
diminati. Setiap tahun mode tren fashion baru selalu hadir yang tentunya
meningkatkan pendapatan pelaku bisnis fashion.
3. Usaha Agribisnis; Siapa bilang usaha agribisnis di bidang pertanian harus
bermodalkan tanah yang luas. Anda bisa memanfaatkan perkarangan rumah
yang disulap menjadi lahan agrobisnis yang menguntungkan.

METODE PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah menganalisis dampak sosial dan ekonomi
langsung dan tidak langsung yang dihasilkan oleh Gojek pada perekonomian
Indonesia. Subyek penelitian adalah mitra pengemudi roda 2, mitra UMKM dan
konsumen selaku pengguna jasa/layanan. Secara terinci dampak yang akan
diteliti antara lain:
1. Dampak bagi perekonomian nasional dan masyarakat
2. Dampak bagi mitra pengemudi
3. Dampak bagi mitra UMKM
4. Dampak bagi konsumen

Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia


(LD FEB UI) adalah unit kegiatan khusus penelitian dan pengabdian masyarakat
yang menjalankan tugas akademik pemanfaatan penelitian untuk pengambilan
kebijakan berbasis data.
Pada akhir tahun 2017, LD FEB UI menjalankan riset mengenai dampak
sosial ekonomi aplikasi on demand terhadap perekomian Indonesia. Riset ini
melibatkan aplikasi on-demand perusahaan komersialisasi digital terbesar di
Indonesia, yakni GO-JEK Indonesia. Hasil riset ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan publik dan media mengenai potensi manfaat sosial ekonomi GO-
JEK Indonesia, serta menghasilkan naskah posisi berbasis penelitian yang dapat
digunakan oleh para pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, dan
pelaku industri di Indonesia.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 7.500 responden:


1. 3.315 pengemudi roda dua
2. 3.465 konsumen
3. 806 mitra UMKM

Responden merupakan mitra dan konsumen yang aktif dalam 1 bulan


terakhir. Sampel mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen
di 9 wilayah, yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, DIY Yogyakarta,
Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.

RESULT AND DISCUSSION


I. Dampak Bagi Perekonomian Nasional dan Masyarakat
1. GO-JEK berkontribusi Rp 8,2 Triliun per tahun ke dalam perekonomian
Indonesia melalui penghasilan Mitra Pengemudi.
2. Diperkirakan terdapat tambahan Rp 682,6 Miliar per bulan yang masuk ke
ekonomi nasional semenjak mitra pengemudi bergabung dengan GO-JEK.
3. GO-JEK berkontribusi Rp 1,7 Triliun per tahun ke dalam perekonomian
Indonesia melalui penghasilan Mitra UMKM.
4. Diperkirakan terdapat tambahan Rp 138,6 Miliar per bulan yang masuk ke
ekonomi nasional semenjak Mitra UMKM bergabung dengan GO-FOOD.

II. Dampak Bagi Mitra Pengemudi


GO-JEK mengurangi tekanan pengangguran dengan memperluas
kesempatan kerja. Demografi mitra pengemudi sebagai berikut:
1. Lulusan SMA (75%)
2. Lulusan Perguruan Tinggi (15%)
3. Berusia produktif, usia 20—39 tahun (77%)
4. Berstatus kerja penuh waktu (65%)
5. Memiliki tanggungan 2 orang atau lebih (78%)

GO-JEK meningkatkan penghasilan dan pengeluaran mitra pengemudi serta


kesejahteraan keluarga mitra pengemudi.
Rata-rata pendapatan mitra
pengemudi meningkat (44%)
sejak bergabung dengan GO-
JEK.

Rata-rata pengeluaran mitra


pengemudi meningkat (31%)
sejak bergabung dengan GO-
JEK.

Pendapatan rata-rata mitra pengemudi penuh waktu (Rp 3,48 juta per bulan)
1,25 kali lebih besar daripada rata-rata upah minimum kota di 9 wilayah
survei (Rp 2,8 juta per bulan)

Pendapatan rata-rata seluruh mitra pengemudi (Rp 3,31 juta) lebih tinggi
dibandingkan pendapatan pegawai pada umumnya:
1. Rp 3,10 juta Pegawai Sektor Transportasi
2. Rp 2,34 juta Pegawai Sektor Industri
3. Rp 2,66 juta Status Pekerjaan Pegawai

Mitra pengemudi merasa


bahwa kualitas hidupnya
lebih baik (80%) dan jauh
lebih baik (10%) setelah
bergabung dengan GO-
JEK
Mayoritas mitra
pengemudi merasa puas
dengan penghasilannya
(86%). Dengan 70%
merasa puas dan 16%
sangat puas

Mitra pengemudi merasa


puas (74%) dan sangat
puas (23%) dengan
fleksibilitas yang
didapatkan

Mitra pengemudi merasa


diuntungkan (47%) dan
sangat diuntungkan (5%)
oleh hubungan kemitraan
dengan GO-JEK

III. Dampak Bagi Mitra UMKM


Sebelum bermitra dengan GO-JEK, 76% mitra UMKM tidak melayani
pengiriman pesan- antar, dan 70% mitra UMKM go online karena GO-JEK
Mitra UMKM dapat beroperasi dengan lebih efisien dan mendapatkan pangsa
pasar yang lebih besar (82% meningkat volume transaksi) dan 30%
pengurangan biaya mitra UMKM.
1. 82% mitra UMKM mengalami peningkatan volume transaksi
2. 85% di antaranya mengalami peningkatan lebih dari 5%

3. 43% mitra UMKM mengalami kenaikan klasifikasi omzet


4. 76% mitra UMKM menginvestasikan kembali pendapatan tambahan yang
mereka dapatkan dari GO-JEK

GO-FOOD membantu meningkatkan kesempatan usaha bagi Mitra UMKM


yang baru berdiri (57% baru memulai usaha di tahun 2016/2017).
1. 84% mitra UMKM bergabung dengan GO-JEK untuk meningkatkan
pemasaran
2. 73% mitra UMKM bergabung dengan GO-JEK untuk mengadopsi
perkembangan teknologi

Mayoritas mitra Mitra UMKM merasakan kemudahan dalam bergabung (91%)


dan menggunakan aplikasi GO-JEK (97%). Mereka juga merasa dihargai dan
diperlakukan dengan adil oleh GO-JEK:
1. 30% merasa diuntungkan dengan menjadi mitra
2. 64% merasa diposisikan setara

IV. Dampak Bagi Konsumen


GO-JEK merupakan penyedia jasa yang dimanfaatkan berbagai lapisan
masyarakat. Konsumen GO-JEK didominasi oleh masyarakat di usia produktif,
berpendidikan tingkat SMA ke atas, dan berasal dari kelas menengah dan
menengah ke bawah.
1. 77% berusia 20-39 tahun
2. 96% konsumen berpendidikan tingkat SMA sederajat ke atas
3. Rata-rata pengeluaran konsumen per bulan sebesar Rp2.550.000
4. 68% adalah perempuan

Layanan GO-JEK meningkatkan kualitas hidup konsumen


1. GO-RIDE merupakan moda transportasi pilihan (85,8%), sekitar 63%
menggunakannya untuk pulang dan pergi kerja atau kuliah atau sekolah.
2. GO-RIDE dan GO-CAR menjadi pilihan karena lebih murah dibandingkan
dengan transportasi lainnya.
3. 73,2% pengguna GO-JEK menggunakan jasa GO-FOOD.
4. 70,4% menggunakannya untuk konsumsi pribadi, dan 53,8% untuk
konsumsi keluarga.
5. GO-FOOD tidak lagi sekedar jasa yang digunakan untuk lifestyle
individual, namun juga untuk keluarga. 35% pengguna GO-FOOD
mencapai biaya pemesanan sebesar Rp 50-100 ribu, dengan rata-rata
pribadi Rp 100-200 ribu dan rata-rata keluarga Rp 100-200 ribu.
6. Hampir 90% pengguna GO-FOOD memesan dari rumah makan yang
merupakan usaha rumahan atau UMKM.
7. GO-SEND menjadi pilihan utama bagi konsumen untuk layanan
pengiriman barang. Survei menunjukkan bahwa keputusan membeli
barang dipengaruhi oleh ada atau tidaknya layanan GO-SEND (63%).
8. Pengguna tetap memilih atau mempertimbangkan untuk memilih GO-
SEND bahkan ketika ada jasa serupa lainnya yang menawarkan harga
yang sama (94%)

Mayoritas konsumen GO-JEK merasa puas, aman, dan nyaman


menggunakan layanan GO-JEK
99% konsumen merasa
puas menggunakan
GO-JEK

98% konsumen merasa


nyaman menggunakan
GO-JEK

96% konsumen merasa


aman menggunakan
GO-JEK
90% konsumen
merasakan dampak
positif dari keberadaan
GO-JEK dan 77%
merasa menjadi lebih
melek digital sejak
menjadi pengguna

80% konsumen merasa


bahwa pelarangan
terhadap operasi GO-
JEK akan menimbulkan
dampak buruk.

CONCLUSION & RECOMENDATION


Setelah melakukan survey di 9 Wilayah (Denpasar, Balikpapan, Bandung,
Jabodetabek, DIY Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Surabaya) dengan
total sampel penelitian 3.465 Konsumen (±340 per wilayah), 3.315 Mitra
Pengemudi (±330 per wilayah), 806 Mitra UMKM (±80 perwilayah) dengan jangka
waktu penelitian bulan Oktober sampai dengan Desember 2017 diadapat hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Gojek memliki kontribusi besar kepada perekonomian Indonesia, baik melalui
mitra pengemudi ataupun mitra UMKM
2. Gojek mengurangi tekanan pengangguran dengan memperluas kesempatan
kerja
3. GO-JEK meningkatkan penghasilan dan pengeluaran Mitra Pengemudi dan
kesejahteraan keluarga
4. Kualitas hidup Mitra Pengemudi meningkat
5. GO-JEK mendukung UMKM go online
6. GO-JEK meningkatkan volume transaksi Mitra UMKM
7. GO-JEK membuka akses pasar, mendorong penggunaan teknologi dan
meningkatkan aset usaha
8. Konsumen GO-JEK berusia produktif, berpendidikan tingkat SMA keatas, dan
merupakan kelas menengah dan menengah ke bawah
9. Kualitas hidup konsumen GO-JEK meningkat
Keterbatasan peneletian dan survei ini hanya mencakup mitra pengemudi layanan
transportasi roda dua (GO-RIDE), mitra UMKM (GO-FOOD) dan konsumen GO-
JEK. Survei ini hanya mencakup dampak langsung terhadap subyek penelitian.
Rekomendasi untuk penelitian berikutnya dengan memperluas wilayah penelitian
dan melibatkan layanan produk Gojek yang lebih beragam.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chrisara, Bagas, 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/GO-JEK, (19 Oktober
2018, Jam 22:45)
2. Graham, Paul, 2012. http://www.paulgraham.com/growth.html, (20 Oktober
2018, Jam 05:05)
3. Anonym-1, 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Dalam_jaringan_dan_luar_jaringan, (20 Oktober
2018, Jam 05:32)
4. Bohang, Fatimah, 2017.
http://tekno.kompas.com/read/2017/12/18/07092867/berapa-jumlah-
pengguna-dan-pengemudi-GO-JEK, (20 Oktober 2018, Jam 10:04)
5. Lembaga Demografi UI, 2018.
http://ldfebui.org/wp-content/uploads/2018/03/Dampak-Gojek-Bagi-
Perekonomian-Indonesia.pdf, (20 Oktober 2018, Jam 18:27)
6. Lembaga Demografi UI, 2018.
http://ldfebui.org/wp-content/uploads/2018/03/Berita-Pers-Hasil-Survey-LD-
FEB-UI.pdf, (20 Oktober 2018, Jam 19:50)
7. Lembaga Demografi UI, 2018. http://ldfebui.org/wp-
content/uploads/2018/03/Lembar-Fakta-Ringkasan-Hasil-Survei-LD-FEB-
UI.pdf, (Jam 20:31)

Anda mungkin juga menyukai