Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

“Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Corporate Governance

Terhadap Praktik Pelaporan Keuangan”

(Studi Empiris pada perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdapat di BEI)

KELOMPOK VII :

 NELLY ALWIAH

 ASTRIANI

 ARFAN

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan Penulisan

d. Manfaat Penulisan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

A. Teori Keagenan (Agency Theory)


Agency relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana satu atau lebih orang
(disebut owners atau pemegang saham atau pemilik) menunjuk seorang lainnya (disebut
agen atau pengurus/manajemen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas nama
pemilik. Pekerjaan tersebut termasuk pendelegasian wewenang untuk mengambil
keputusan. Dalam hal ini manajemen diharapkan oleh pemilik untuk mampu
mengoptimalkan sumber daya yang ada di bank tersebut secara maksimal. Bila kedua
pihak memaksimalkan perannya (utility maximizers), cukup beralasan apabila
manajemen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Hal ini sangat
beralasan sekali karena pada umumnya pemilik memilikiwelfare motives yang bersifat
jangka panjang, sebaliknya manajemen lebih bersifat jangka pendek sehingga terkadang
mereka cenderung memaksimalkan profit untuk jangka pendek dengan mengabaikan
sustainability keuntungan dalam jangka panjang. Untuk membatasi atau mengurangi
kemungkinan tersebut, pemilik dapat menetapkan insentif yang sesuai bagi manajemen,
yaitu dengan mengeluarkan biaya monitoring dalam bentuk gaji. Dengan adanya
monitoring cost tersebut manajemen akan senantiasa memaksimalkan kesejahteraan
pemilik, walaupun keputusan manajemen dalam praktek akan berbeda dengan keinginan
pemilik (Jensen dan Meckling, 1976). Ada tiga asumsi yang melandasi teori keagenan
(Darmawati,dkk,2005) yaitu asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan
asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempuyai sifat
mementingkan diri sendiri, memiliki keterbatasan rasional (bounded rationality)dan tidak
menyukai resiko
1. Asumsi keorganisasian menekankan tentang adanya konflik antara anggota
organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya asimetri informasi
antara principal dan agent.
2. Asumsi informasi mengemukakan bahwa informasi dianggap sebagai
komoditi yang dapat dijualbelikan Corporate governance sebagai efektivitas
mekanisme yang bertujuan meminimalisasi konflik keagenan,
3. Asumsi informasi mengemukakan bahwa informasi dianggap sebagai
komoditi yang dapat dijualbelikan Corporate governance sebagai efektivitas
mekanisme yang bertujuan meminimalisasi konflik keagenan, dengan
penekanan khusus pada mekanisme legal yang mencegah dilakukannya
eksproriarsi atas pemegang saham baik mayoritas maupun minoritas.
Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam
meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan
antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan
stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur
yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan
sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Deni,
Khomsiyah dan Rika, 2004 dalam Oktapiyani, 2009).

B. Good Corporate Governance


Definisi
Corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan
pengendalian perusahaan, atau seringkali dikenal dengan istilah masalah keagenan.
Permasalahan keagenan dalam hubungannya antara pemilik modal dengan manajer
adalah bagaimana sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa dana yang ditanamkan
tidak diambil alih atau diinvestasikan pada proyek yang tidak menguntungkan sehingga
tidak mendatangkanreturn. Corporate governance diperlukan untuk mengurangi
permasalahan keagenan antara pemilik dan manajer (Macey dan O’Hara, 2003). Menurut
Sidharta dan Cynthia (dalam Oktapiyani, 2009) istilah Good Corporate Governance
secara umum dikenal sebagai suatu sistem dan struktur yang baik untuk mengelola
perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi
berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders), seperti kreditur,
pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas. Prinsip
good corporate governance ini dapat digunakan untuk melindungi pihak-pihak minoritas
daripengambil alih yang dilakukan oleh para manajer dan pemegang saham dengan
mekanisme legal. The Organization for Economic Corporation and Development (1999)
dalam mendefinisikan corporate governance sebagai berikut:
The system by which business corporations are directed and control. The
corporate governance structure specifies the distribution of right and responsibilities
among different participant in the corporation, suc as the board, the managers,
shareholders and other stakeholders, and spells out the rule ang procedure for
making decision on corporate affairs. By doing this, it also providesthe structure
through which the company objectives are set, and the means of attaining those
objectives and monitoring performance.
Dalam buku (Brigham dan Erhardt, 2005), tata kelola perusahaan didefinisikan
sebagai seperangkat aturan dan prosedur yang menjamin manajer untuk menerapkan
prinsip-prinsip manajemen berbasis nilai. Bassel Committee on Banking Supervision-
Federal Reserve menetapkan bahwa bank merupakan suatu komponen kritis ekonomi.
Mereka menyediakan pembiayaan perusahaan komersial, layanan keuangan dasar untuk
segmen yang luas dan akses sistem pembayaran (Brigham dan Erhardt, 2005).
Pentingnya bank ekonomi nasional digaris bawahi oleh kenyataan bahwa perbankan
secara universal sebuah industry regulator dan bank memiliki akses ke jaring pengaman
pemerintah. Ini sangat penting, oleh karena itu bank harus memiliki tata kelola
perusahaan yang kuat. Pengendalian internal sangat penting bagi perusahaan dikarenakan
dengan adanya pengendalian internal maka dapat mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu perusahaan agar menjadi lebih baik. Pengendalian internal
dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Selain
itu pula dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan
manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam perencanaan.

C. Karakteristik Perusahaan

a. Tipe Industri (Profile)


Tipe industri mendeskripsikan perusahaan berdasarkan lingkup operasi, risiko
perusahaan serta kemampuan dalam menghadapi tantangan bisnis. Tipe industri
diukur dengan membedakan industri high-profile dan low-profile. Menurut Novita
Indrawati (2009), perusahaan-perusahaan highprofile pada umumnya merupakan
perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya
memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan luas. Sebaliknya,
perusahaan low-profile adalah perusahaan yang tidak terlalu memperoleh sorotan
luas dari masyarakat manakala operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan
atau kesalahan pada aspek tertentu dalam proses atau hasil produksinya.
Hubungan sistematis antara profile perusahaan dengan tanggung jawab sosial
yang ditemukan dalam penelitian-penelitian terdahulu dikaitkan dengan variasi
dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat (Sembiring, 2005).
Perusahaan yang memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan dan masyarakat
akan mengungkapkan lebih banyak informasi sosial. Apabila dikaitkan dengan teori
legitimasi, hal ini dilakukan perusahaan untuk melegitimasi kegiatan operasinya dan
menurunkan tekanan dari para aktivis sosial dan lingkungan.
Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh positif tipe industri (profile) terhadap Praktik
Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

b. Ukuran Perusahaan (Size)


Ukuran perusahaan (size) merupakan skala yang digunakan dalam
menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang skalanya besar
biasanya cenderung lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab sosial daripada
perusahaan yang mempunyai skala kecil. Dikaitkan dengan teori agensi seperti yang
dinyatakan Sembiring (2005), bahwa semakin besar suatu perusahaan maka biaya
keagenan yang muncul juga semakin besar, untuk mengurangi biaya keagenan
tersebut, perusahaan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Menurut
Cowen et. al., (1987) dalam Sembiring (2005), secara teoritis perusahaan besar tidak
akan lepas dari tekanan, dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi
dan pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat mungkin akan memiliki
pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan
sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin luas.
Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan (size) terhadap
Praktik Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI.

c. Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam
menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai
ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri (shareholders
equity) (Hendra S. Raharjaputra, 2009: 205). Hubungan kinerja keuangan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan menurut Belkaoui dan Karpik (1989) dalam
Angling (2010) paling baik diekspresikan dengan profitabilitas, hal itu disebabkan
karena pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan
kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Selain
itu tingkat profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik pengelolaan manajemen
perusahaan, oleh sebab itu semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka
cenderung semakin luas Corporate Social Responsibility Disclosure. Dikaitkan
dengan teori agensi, perolehan laba yang semakin besar akan membuat perusahaan
mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas.
Berdasarkan analisis dan kajian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
H3: Terdapat pengaruh positif profitabilitas terhadap Praktik Pelaporan
Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Kerangka Konseptual

Karakteristik
X1 Y
Perusahaan
Praktik Pelaporan

Corporate Keuangan
X2
Governance

Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. H1 : Terdapat pengaruh positif tipe industri (profile) terhadap Praktik


Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. H2 : Terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan (size) terhadap Praktik
Pelaporan Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. H3: Terdapat pengaruh positif profitabilitas terhadap Praktik Pelaporan
Keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1) Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang bertujuan menguji hipotesa


dari data-data yang telah dikumpulkan sesuai dengan teori dan konsep sebelumnya.
Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan deduktif induktif yang berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli,
atau pun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya yang kemudian dikembangkan
menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan
untuk memperoleh pembenaran dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.

2) Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif


.Kesimpulan dari hasil penelitian ini disajikan dari hasil analis data dengan rumus matematis .
Tujuan dari penelitian deskriptif untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisam secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat – sifat serta hubungan antar
fenomena.

B. Sumber Data dan Tekhnik Pengumpulan Data


1. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data di
peroleh. Pengertian lain tentang data adalah sejumlah informasi yang dapat
memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka
– angka, maupun yang berbentuk kategori, seperti : baik, buruk, tinggi, rendah dan
sebagainya. Adapun sumber data yang di gunakan oleh peneliti adalah data sekunder
yang akan diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, ialah
sebagai berikut :
Observasi
Pouline (Indrawati dkk, 2007) mengemukakan bahwa observasi adalah suatu
studi yang dilakukan secara terencana dan sistematis melalui pengamatan terhadap
gejala- gejala yang terjadi dalam data yang diambil di BEI.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai