Skripsi Baru
Skripsi Baru
BAB 1
PENDAHULUAN
cukup kompleks dan luas mencakup dampak kesehatan, ekonomi dan sosial.
Dampak kesehatan yang paling jelas terlihat adalah terkait munculnya penyakit-
(PPOK), kanker paru, kanker oral, penyakit jantung, serta penyakit sirkulasi dan
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan
jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi)
radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada
perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam
gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit paru obstruksi
1
2
Padahal mereka masih dalam kelompok usia produktif namun tidak dapat bekerja
maksimal karena sesak napas yang kronik, morbiditas PPOK akan menghasilkan
axiety ( Ratih,2014).
dengan kebiasaan atau aktivitas merokok karena zat-zat yang terkandung dalam
fungsi(Turbaga,2017).
PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular terkait rokok yang
ketiga didunia, setelah penyakit jantung iskemik dan stroke (Suhardi, 2017).
pernapasan lainya. Sebagian besar penderita PPOK adalah akibat menghirup asap
Ada beberapa faktor risiko terjadinya PPOK yaitu merokok, usia, jenis
kerja, polusi udara, status sosial dan faktor genetik, Menurut data WHO tahun
Sebelumnya jenis kelamin PPOK lebih sering terjadi pada laki-laki, tetapi
dan risiko yang lebih tinggi dari paparan polusi udara di dalam ruangan (misalnya
bahan bakar yang digunakan untuk memasak dan pemanas) pada negara-negara
sama (Sahruddin,2017).
Penderita PPOK akan mengeluh karena batuk berdahak dan juga sesak
napas. Sulitnya, kelainan pada PPOK bersifat irreversible, artinya tidak dapat
kembali normal lagi, Kematian akibat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
pada mereka yang merokok adalah sepuluh kali lebih tinggi dari yang tidak
merokok (Aditama,2018).
masalah infeksi dan malnutrisi belum lagi tuntas diatasi, sementara mulai tampak
di Amerika Serikat diperkirakan bahwa 80 – 90% kanker paru pada pria dan 70%
menunjukan bahwa sekitar 87% kematian akibat kanker paru dan 82% kematian
Secara global diperkirakan sekitar 65 juta orang menderita PPOK dan 3 juta
meninggal karena PPOK pada tahun 2005, dengan mewakili 5% dari seluruh
kematian. Total kematian akibat PPOK diproyeksikan akan meningkat lebih dari
30% pada 10 tahun mendatang. Peningkatan secara drastis pada dua dekade
menjadi semakin serius. diperkirakan 22% dari populasi global yang berumur
Amerika serikat 1,5 juta penderita bronchitis kronik dan 2,1 juta penderita
hari kerja pada tahun 1955 dalam nilai uang sebanyak 30 milyar dolar dan pada
serikat pada tahun 1979 telah mengeluarkan biaya pengobatan sebanyak 6,5
Jumlah penderita PPOK di Cina tahun 2014 mencapai 38,1 juta penderita,
Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 4,8 juta penderita PPOK. Angka ini bisa
dari 27% pada tahun 1995 menjadi 36.3% pada tahun 2013 (Kementerian,2015).
berkembang yang memiliki jumlah perokok aktif yang tinggi, Pada tahun 2015,
terbesar ketiga di dunia sebagai pengguna rokok, Data dari Riset Kesehatan Dasar
di Indonesia meningkat dari 28,2% pada tahun 2014 menjadi 34,7% pada tahun
2015. Peningkatan prevalensi ini juga terjadi di Provinsi Sumatera Utara, dimana
meningkat dari 30,2% pada tahun 2016 menjadi 38,4% pada tahun 2017.( Erly,
2016 ).
Menurut Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2013 angka kematian akibat
paru RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2009 sampai Desember 2011,
dari 120 penderita PPOK dapat dilihat Indeks Brinkman penderita dengan hasil 86
(21,7%) dengan nilai sedang, dan 4 orang (3,3%) dengan nilai ringan
(Fadhil,2018)
6
2019 data yang diperoleh ruang Sedap Malam di RSUD.Dr.RM Djoelham Binjai
Tahun 2019menunjukkan bahwa dari 193 penderita PPOK, usia termuda adalah
40 tahun dan tertua adalah 81 tahun. Dilihat dari riwayat merokok, hampir semua
pasien adalah bekas perokok sebanyak 109 penderita dengan proporsi sebesar
(90,83%).
Dari Uraian data dan informasi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan kebiasaan merokok dengan
kejadian penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) di Rumah Sakit Djoelham Binjai
tahun 2019.
7
RSUD.Dr.RM.Djoelham Binjai
3) Untuk mengetahui hubungan antara merokok dengan tingkat kejadian
Binjai
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 BagiResponden
Bagi perokok laki-laki dan wanita mau secara sadar menghindari perilaku
terhadap bahaya merokok bagi kesehatan dimana asap rokok bagi pengguna
disekitarnya.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi bagi instasi pendidikan khususnya jurusan S-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek
kondisi kesehatan. Mulai dari makanan, minuman, nutrisi yang dikonsumsi dan
perilaku kita sehari-hari. Baik itu dalam sebuah rutinitas olahraga yang tentu akan
menjaga kondisi kesehatan dan juga akan menghindarkan dari segala hal yang
9
dapat menjadi penyebab penyakit bagi tubuh kita. Kesehatan adalah dambaan kita
semua. Untuk hidup sehat tentunya akan menjalankan sebuah aktifitas rutin
dengan memperhatikan gaya hidup sehat. Kekayaan lahir dan batin tidak akan ada
artinya bila kita masih terjebak dalam kondisi atau situasi sakit baik itu karena
virus penyakit ataupun karena tingkah laku yang tidak memperhatikan kondisi
badan.
menyehatkan serta menjauhi dari pola makanan tidak sehat yang nantinya akan
menyebabkan harihari kita menjadi suram karena timbul penyakit. Selain dari
aspek makanan yang sehat juga bergizi satu hal yang tidak boleh kita lupakan
adalah menjaga kondisi tubuh supaya tetap bugar dengan olahraga yg teratur dan
memperhatikan pola hidup sehat semoga kita selalu dalam keadaan sehat. Dapat
menjalani kehidupan ini dengan penuh makna bersama keluarga atau lingkungan
sekitar kita.
istirahat, kualitas udara lingkungan yang sehat, optimis, dan pribadi yang kuat.
memenuhi kebutuhan tubuh. Untuk itu anda harus mengetahui tentang makanan
a. Makanan Sehat
yang mengandung unsur-unsur zat yang dibutuhkan tubuh dan tidak mengandung
bibit penyakit atau racun. Namun, makanan yang dikategorikan sehat ini sangat
berhubungan dengan sikap dan pola makan setiap orang. Jadi, makanan yang
1) Unsur-unsur zat makanan yang sehat kita perlukan agar tubuh dapat
1) Zat tenaga: zat tenaga biasa berasal dari karbohidrat, lemak, dan
adalah protein, mineral, dan air. Unsur-unsur ini harus seimbang agar
b. Minuman Sehat
Air minum yang sehat adalah air minum yang cukup mengandung mineral
yang dibutuhkan tubuh. Air minum sehat juga berarti air minum yang bebas dari
bibit penyakit dan racun. Memilih minuman memang tak lepas dari masalah
selera, namun, sebaiknya kita tidak melupakan segi kesehatan. Kita perlu
mengetahui unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam suatu jenis minuman.
Apakah minuman itu merupakan minuman yang dibutuhkan tubuh kita atau tidak.
Atau apakah minuman itu termasuk minuman yang bersih dan sehat? Berikut ini
1) Harus jernih tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa (asin, manis, pahit,
c. Gizi Seimbang
Kita sudah membahas bersama tentang minuman yang bersih dan sehat. Ada
beberapa minuman yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita seperti air, kopi,
jus,susu, dan lain sebagainya. Semua minuman bermanfaat bagi tubuh tetapi
belum tentu semuanya dibutuhkan oleh tubuh kita. Karena itu kita perlu menjaga
keseimbangan gizi. Jika tidak ada keseimbangan gizi maka zat-zat yang kelebihan
akan menimbulkan penyakit baru. Misalnya, kita makan makanan yang bergizi
tinggi tetapi tidak melakukan olahraga maka dapat mengakibatkan obesitas atau
dan status gizi kurang atau malnutrisi saling berkaitan Malnutrisi pada PPOK
yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peningkatan energi ekspenditur (EE)
disebabkan karena asupan zat gizi terutama asupan energi dan protein yang tidak
mencukupi kebutuhan, sementara itu kebutuhan energi pada pasien PPOK justru
meningkat untuk kerja pernafasan. Apabila keadaan ini berlangsung lama maka
PPOK adalah penyakit yang tak bisa disembuhkan. Berita buruknya lagi,
penyakit ini akan bertambah buruk seiring dengan berjalannya waktu. Namun,
13
jangan dulu merasa panik dan putus asa mengetahui fakta mengenai PPOK
pernapasan, yaitu paru-paru dan saluran udara. Emfisema dan bronikitis kronislah
dua penyakit yang berperan dalam kerusakan paru-paru Anda. Sekali paru-paru
Anda rusak, kondisinya tak bisa lagi dikembalikan seperti sedia kala. Akan tetapi,
Perilaku hidup sehat telah diakui membawa banyak dampak positif bagi
tubuh, terutama mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes dan
PPOK. Memiliki perilaku hidup sehat dapat membantu pasien dengan penyakit
kronis memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Apalagi perilaku hidup sehat juga
perburukan gejala.
2.1.4. Perilaku Hidup Sehat Apa Saja Yang Harus Diterapkan Oleh Orang
Dengan PPOK
Berikut adalah beberapa perilaku hidup sehat yang mungkin dapat Anda
terapkan untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik sekalipun Anda memiliki
PPOK.
1. Berhentilah merokok
termasuk asap rokok dari orang lain, adalah salah satu faktor risiko yang
dapat merusak atau memperparah kondisi PPOK Anda antara lain polusi
mendapatkan strategi yang tepat dari sisi medis untuk berhenti merokok.
2. Berjaga-jaga
bisa dihubungi jika Anda perlu untuk dibawa ke rumah sakit. Bawa selalu
petunjuk arah ke klinik dokter atau rumah sakit terdekat. Anda juga harus
pula. Perilaku hidup sehat yang satu ini diamini oleh hampir seluruh orang
nutrisi yang mereka perlukan agar tetap sehat. Penyebabnya bisa jadi
menurunnya nafsu makan, sesak napas yang muncul saat makan, atau
Makan dengan porsi lebih kecil dan lebih sering mungkin bisa
ahli gizi untuk masalah ini. Dokter juga bisa menganjurkan suplemen gizi
dibutuhkan.
makan yang dikenal sebagai diet Mediterania ini telah terbukti membantu
yang baru saja dipegang oleh pembawa virus flu dan menyentuh mata
berpotensi menular.
5. Atasi kebutuhan emosional
Orang yang hidup dengan penyakit yang melumpuhkan, seperti PPOK,
terkadang kalah dengan rasa cemas, stres, atau depresi. Itu sebabnya,
sehat.
Salah-salah, Anda malah bisa terjebak dalam depresi yang justru
semampu mereka.
Sebuah sikap yang wajar jika Anda merasa khawatir ketika
gaya hidup sehat serta kebiasaan baik yang Anda jalankan, tubuh Anda
akan menjadi lebih bugar dan kuat untuk mengatasi gejala dengan
baik.
sehari-hari, dan salah satunya adalah bernapas. Saat Anda menderita PPOK, Anda
PPOK. Otot-otot yang membantu Anda bernapas bisa memerlukan 10 kali lebih
Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda lakukan menyangkut nutrisi PPOK:
Anda bisa tidak mampu untuk melindungi diri dari infeksi. Sumber protein
terbaik adalah yang berasal dari daging, ikan, telur, unggas, kacang-
Anda harus berkonsultasi pada dokter atau ahli gizi menyangkut tujuan
berat yang tepat dan jumlah kalori yang tepat bagi Anda. Saat Anda
19
kelebihan berat badan, paru-paru Anda perlu bekerja jauh lebih keras
sehari. Dengan minum lebih banyak cairan, Anda bisa membuat lendir
tetap encer dan mudah untuk dibatukkan. Anda harus memilih cairan tanpa
pada paru-paru menjadi berkurang dan mudah bagi Anda untuk bernapas.
adalah jika Anda mengalami kesulitan bernapas selama makan atau tepat
setelah makan.
Ini akan membantu Anda bernapas dengan lebih mudah selama makan.
Ini akan membantu Anda mencerna makanan dan bernapas dengan lebih
kembung dan gas, atau yang menahan terlalu banyak cairan dalam tubuh. Selain
itu, hindari makanan yang mengandung terlalu banyak lemak atau rendah nilai
makanan ini bisa mengandung natrium dalam jumlah tinggi. Anda dapat
memeriksanya dengan melihat label nilai gizi. Cari makanan yang mengandung
Mungkin akan lebih mudah untuk melihat persenan nilai gizi harian
(%AKG). Jika angka kecukupan gizi adalah 5% atau kurang per porsinya, maka
ini dianggap rendah. Jika angka kecukupan gizinya lebih dari 20%, maka ini
dianggap tinggi sodium. Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan retensi cairan
2. Makan berlebihan
yang berlebih. Kelebihan berat badan dapat memberikan tekanan lebih pada paru-
paru.
dan brokoli. Beberapa buah yang dapat menyebabkan gas adalah apel, alpukat,
21
dan melon. Saat perut penuh, paru-paru menjadi terbatasi dan tidak dapat
untuk dikunyah. Simpan energi Anda untuk bernapas. Anda juga bisa meminta
bantuan dari teman dan keluarga untuk menyiapkan makanan untuk menghemat
energi Anda.
Hidup dengan PPOK bisa menjadi suatu tantangan, tetapi Anda bisa
membuatnya menjadi lebih mudah untuk diatasi dengan diet sehat. Menjalankan
yang boleh dan tidak boleh untuk nutrisi PPOK dapat membantu Anda bernapas
dengan lebih mudah dan meningkatkan kualitas hidup. Anda bisa berkonsultasi
pada dokter atau ahli gizi untuk membantu Anda membangun rencana diet sehat.
2.2.Merokok
2.2.1 Pengertian
Merokok merupakan salah satu kebiasan yang sangat lazim ditemui dalam
menyatakan, tembakau membunuh lebih dari lima juta orang per tahun, dan
diproyeksikan akan membunuh 10 juta sampai tahun 2020, Dari jumlah itu70
Indonesia mencatat, angka kematian akibat penyakit yang disebabkan rokok tahun
22
2004 adalah 427.948 jiwa, berarti 1.172 kematian setiap hari atau sekitar 22,5
Dibalik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya
yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang disekitar perokok yang
bukan perokok. Sekali satu batang rokok dibakar maka ia akan mengeluarkan
10”14 radikal bebas dan 10”16 oksidan,yang semuanya tentu akan masuk terisap
peradangan kronik dari saluran napas. Dua penyakit pada paru-paru selain kanker
yang banyak dihubungkan dengan kebiasaan merokok adalah bronkitis kronik dan
adalah (Jaya,2018).
keguguran kandungan.
b. Tar dan Asap Rokok, merangsang jalan nafas, dan tar tersebut tertimbun
menyebabkan:
a) Jantung berdebar-debar atau sesak napas
b) Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolestrol dalam darahyang
merokok, diantaranya :
Tetapi hanya ada 15 macam zat berbahaya yang bisa anda ketahui yaitu:
merokok untuk jangka waktu tertentu, tidak lama lagi ia akan kembali
merokok
b. Mengurangi bahaya : kurangilah jumlah isapan pada setiap batang rokok,
dan kurangilah dalamnya dan lamanya isapan, dan segera matikan dan
buang puntung rokok setelah diisap setengah atau paling banyak dua
pertiganya.
c. Buatlah daftar tentang kerugian akibat merokok yang anda telah alami
2.3.1. Pengertian
beberapa penderita, bronkitis akut bisa menetap sampai selama musim dingin
26
sehingga tidak bisa lagi dinamakan bronkitis akut, batuk dan produksi sputum
PPOK jika obstruksi aliran udara ekspirasi tersebut cenderung progresif. Kedua
bersifat progresif. Pada fase awal, kedua penyakit ini belum dapat digolongkan ke
PPOK adalah suatu penyakit yang bisa dilakukan pencegahan dan pengobatan.
PPOK memiliki tanda gejala terdapatnya hambatan aliran udara dalam saluran
pernafasan yang bersifat progresif. PPOK juga terdapat peradangan atau inflamasi
pada saluran pernafasan dan paru-paru yang diakibatkan oleh adanya partikel dan
PPOK merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan batuk produktif dan
dispnea dan terjadinya obstruksi saluran napas sekalipun penyakit ini bersifat
(Tabrani,2017).
27
pada saluran pernafasan maupun pada parenkim paru. Suatu kasus obstruksi aliran
udara ekspirasi dapat digolongkan sebagai PPOK jika abstruksi aliran udara
(Darmanto,2017).
2.3.2. Klasifikasi
(2014) :
a) Asma
Penyakit jalan nafas obstruktif intermien, reversible dimana trakea dan
setiap hari dengan disertai dahak selama tiga bulan dalam setahun dan
b) Bertambahnya usia
c) Polusi lingkungan
sekitar 90% kasus PPOK disebabkan oleh kebiasaan merokok. Asap rokok hasil
saluran napas dan dapat merusak dinding alveolar, serta akan memperparah
kondisi emfisema pada pasien yang rentan. Selain disebabkan kebiasaan merokok
dalam jangka waktu yang lama, faktor genetik dan faktor lingkungan juga
berpengaruh dalam memicu timbulnya kondisi PPOK. Salah satu faktor genetik
sebagai faktor resiko PPOK yaitu kekurangan α-1 antritipsin, yaitu suatu
pelindung sistem antiprotease pada paru (Barnett, 2006). α-1 antitripsin dapat
memproteksi sel paru dari dekstruksi oleh elastase yang diproduksi oleh neutrofil
29
karena adanya fagositosis maupun kematian sel Keadaan ini jarang terjadi, yaitu
Polusi udara terbukti memiliki peran yang dapat memicu PPOK meskipun
mengandung material berat seperti karbon dan sulfur dioksida yang merupakan
hasil pembakaran batu bara dan bahan bakar fosil petroleum. Material-material
Orang-orang yang bekerja di industri logam atau tekstil memiliki resiko besar
terjangkit PPOK karena sering terpapar oleh bahan-bahan seperti batu bara, silika,
kapas, dan logam berat yang dapat masuk ke dalam saluran respirasi dan dapat
menyebabkan kerusakan apabila terpapar dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yaitu gangguan perkembangan paru janin selama dalam masa kandungan dan pada
masa kanak-kanak, misalnya berat badan kurang saat lahir, infeksi saluran napas,
2.3.5 Patofisiologi
karena sekresi mukus yang mengental terutama pada pasien bronkitis dan
bronkospasme
b. Kontraksi dari otot bronkus yang disertai dengan cairan edema akibat
obstruktif(Tabrani,2016).
2.3.6 Komplikasi
Jackson (2014) :
Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah gagal nafas kronik, gagal nafas
akut, infeksi berulang, dan kor pulmonal. Gagal nafas kronis ditunjukkan oleh
hasil analisis gas darah berupa PaO2<60 mmHg dan PaCO2>50 mmHg, serta Ph
dapat normal. Gagal nafas akut pada gagal nafas kronis ditandai oleh sesak nafas
dengan atau tanpa sianosis, volume sputum bertambah dan purulen, demam, dan
berulang. Selain itu, pada kondisi kronis ini imunitas tubuh menjadi lebih rendah,
ditandai dengan menurunnya kadar limfosit darah. Adanya kor pulmonal ditandai
oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit>50 %, dan dapat disertai gagal jantung
2.3.7Penatalaksanaan PPOK
31
a) Meminimalkan gejala
b) Pencegahan terjadinya eksaserbasi
c) Pencegahan terjadinya penurunan fungsi paru
d) Peningkatan kualitas hidup
1) Edukasi
Penatalaksanaan edukasi sangat penting pada PPOK keadaan stabil yang dapat
dilakukan dalam jangka panjang karena PPOK merupakan penyakit kronis yang
dilakukan berulang dengan materi edukasi yang sederhana dan singkat dalam satu
kali pertemuan.
diagnosis PPOK.
b) Penggunaan dari macam-macam dan jenis obat yang meliputi: cara
penggunaan, waktu penggunaan dan dosis yang benar serta efek samping
penggunaan obat.
c) Waktu dan dosis penggunaan oksigen. Mengenal efek samping kelebihan
oksigen tersebut.
d) Mengetahui gejala eksaserbasi akut dan penatalaksanannya seprti adanya
gagal nafas yang akut, gagal nafas akut pada gagal nafas kronis atau PPOK
derajat berat dengan gagal nafas kronis. Ventilasi mekanis dapat dilakukan di
pasien PPOK karena berkaitan dengan penurunan fungsi paru dan perubahan
PPOK merupakan suatu penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang
ditandai dengan hambatan aliran udara penapasan yang menetap, biasanya bersifat
progresif dan berhubungan dengan adanya respon inflamasi kronik pada paru
kasus PPOK tidak hanya inflamasi lokal pada parenkim paru tetapi juga terjadi
peningkatan level tumor necrosis factor alpha (TNF-α), interleukin (IL)-6, dan IL-
interaksi antara oksidan dan antioksidan serta terjadi peningkatan stress oksidatif
oksida seperti hidrogen peroksida dan nitrit oksida terlihat pada cairan lapisan
epitel. Peningkatan oksidan tersebut dipicu oleh zat berbahaya yang terdapat di
dalam rokok yang bereaksi dan menyebabkan kerusakan berbagai protein dan
lipid kemudian terjadi kerusakan sel dan jaringan paru. Oksidan juga
Beberapa respon yang diakibatkan oleh stress oksidatif pada paru yaitu
2016).
Inflamasi pada PPOK dimulai dengan adanya kontak sel epitel paru dan
sel makrofag alveolar dengan gas berbahaya seperti dari asap rokok atau lainnya.
bikarbonat dengan menurunkan sekresinya oleh ginjal (Chan & Winn, 2014).
tingkah laku bahkan koma. Hiperkapnia yang berlangsung lama atau kronik pada
juga memiliki peran yang penting pada peningkatan kadar bikarbonat, dimana
kompensasi untuk menormalkan pH pada keadaan asidosis (Chan & Winn, 2014).
2.4.2. Polisitemia
kronik dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Hal tersebut sebagai
36
thrombosis pada vena dalam atau deep vein thrombosis, emboli pada paru maupun
dipertimbangkan untuk dilakukan apabila nilai packed cell volume (PVC) lebih
besar dari 60% pada pria dan 55% pada wanita (Barnett, 2016).
Cor pulmonale atau disebut juga gagal jantung bagian kanan merupakan
paru membuat tegangan yang lebih berat pada ventrikel kanan. Selanjutnya, dalam
waktu singkat hal tersebut dapat menyebabkan hipertrofi dan kegagalan fungsi
ventrikel kanan. Hal ini akan menimbulkan keadaan edema periferal yang
berkembang menjadi gagal jantung kanan, dimana cairan dari kapiler akan
2.4.4. Pneumothorax
37
Pada kondisi emfisema, kerusakan rongga udara pada alveoli disebut bullae.
Bullae tersebut dapat ruptur dengan mudah yang menyebabkan udara di dalam
alveoli akan keluar menuju ke rongga pleura dan menyebabkan syok paru-paru.
Gejala dari pneumothorax yaitu peningkatan nyeri dada pleuritik yang tiba-tiba
meliputi batuk, produksi sputum, dan dispnea, serta ditinjau dari faktor resiko
seperti asap rokok maupun paparan material berbahaya yang dapat terpapar
kronik, produksi sputum, atau dispnea dan pasien yang memiliki faktor resiko
kapasitas paru-paru. Tanda yang spesifik untuk PPOK yaitu rasio FEV1:FVC
kurang dari 70%, hal ini mencerminkan adanya obstruksi saluran napas. Selain
38
itu, nilai postbronkodilator FEV1 kurang dari 80% menunjukkan hambatan aliran
udara pernapasan yang tidak seluruhnya reversibel (Williams & Bourdet, 2014).
Pasien PPOK yang ringan pada umumnya tidak menunjukkan gejala yang
gambaran fisik yang khas pada pasien PPOK yaitu pursed- lips breathing yang
mengeluarkan CO2 yang tertahan di dalam tubuh yang terjadi pada pasien dengan
gagal napas kronik. Selain gambaran tersebut, pasien PPOK juga dapat
menunjukkan keadaan fisis yaitu pink puffer dan blue bloaters. Pink puffer
merupakan gambaran yang khas pada pasien PPOK dengan emfisema, tubuh
blue bloaters merupakan keadaan yang khas pada bronkitis kronik, tubuh pasien
gemuk, serta terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, pasien juga
lips breathing, barrel chest (diameter antero- posterior dan transversal sebanding),
penggunaan otot bantu napas, hipertropi otot bantu napas, pelebaran sela iga, serta
menunjukkan kondisi pink puffer atau blue bloater. Melalui pemeriksaan palpasi
menunjukkan kondisi emfisema fremitus yang melemah, dan sela iga melebar.
vesikuler yang normal, atau dapat pula melemah, terdengar suara mengi pada saat
terjadinya pembatasan aliran udara yang kemungkinan tidak dapat kembali seperti
semula. FVC merupakan jumlah total dari udara yang dihembuskan setelah proses
Pada awalnya tujuan terapi PPOK yang utama adalah meredakan atau
menghilangkan gejala penyakit. Saat ini tujuan terapi PPOK yaitu termasuk juga
memperbaiki fungsi paru atau memperlambat kerusakan fungsi paru, dan untuk
adalah secara inhalasi. Standar terapi untuk PPOK termasuk didalamnya yaitu
secara oral tidak umum digunakan untuk terapi PPOK, yaitu obat golongan
&Lazarus, 2016).
dan berbagai alat bantu tambahan lainnya. Hal ini perlu diperhatikan mengingat
keadaan fisik dan mental) yang dapat sangat mempengaruhi kemampuan pasien
dalam menggunakan alat-alat untuk terapi tersebut (Williams & Bourdet, 2014).
frekuensi dan beratnya eksaserbasi, dan hambatan fungsional lain pada pasien,
tidak hanya berdasarkan tingkat keparahan obstruksi jalan napas, namun juga
berdasarkan pada pedoman dari Global initiative for chronic Obstructive Lung
persentase FEV1, gejala (berdasarkan skala dyspnea dari mMRC atau dari CAT)
2.7Derajat Merokok
Menurut PDPI (2013), derajat merokok seseorang dapat diukur dengan Indeks
Brinkman, merupakan perkalian antara jumlah batang rokok yang dihisap dalam
sehari dikalikan dengan lama merokok dalam satu tahun, akan menghasilkan
status merokok seseorang dapat dibagi menjadi tidak pernahmerokok dan sering
merokok. Never smoke adalah orang yang selama hidupnya tidak pernah merokok
atau seseorang selama kurang dari 1 tahun (Indeks Brinkman 0). Smoker adalah
seseorang yang mempunyai riwayat merokok sedikitnya satu batang tiap hari
selama sekurang-kurangnya satu tahun baik yang masih merokok ataupun yang
sudah berhenti.
2.8.Derajat PPOK
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran
parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan
keduanya.
berulang pada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi
gawat darurat ataupun di ICU dan di rumah. Secara intensif edukasi diberikan di
klinik rehabilitasi atau klinik konseling, karena memerlukan waktu yang khusus
dan memerlukan alat peraga. Edukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi
keterbatasan aktiviti. Penyesuaian aktiviti dan pola hidup merupakan salah satu
Bahan dan cara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat
penderita.
1) Berhenti merokok
ditegakkan
edukasi sebaiknya diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu
banyak pada setiap kali pertemuan. Edukasi merupakan hal penting dalam
pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil, karena PPOK merupakan penyakit
1. Ringan
1) Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel
2) Mencegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus,
3. Berat
1) Informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi
2) Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan
3) Penggunaan oksigen di rumah
45
BAB III
METODE PENELITIAN
sebagai berikut
2019
3.5.1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalahpasien yang dirawat inap
di Ruang Sedap Malam RSUD DR. RM. Djoelham Binjaipada bulan Februari
3.5.2. Sampel
Menurut Arikunto (2013), jika populasi kurang dari 100 maka baik
diambil semuanya dan jika populasi lebih dari 100 maka harus menggunakan
rumus.
n = 35% x N
Keterangan :
n = Besar sampel
N= Besar populasi
N = 35% x 109
= 35/100 x 109
= 38 sampel.
47
menggali data. Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi,
a.Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
Yaitu :
Binjai
2. Sehat Mental
3. Bersedia menjadi responden
4. Bisa berbahasa indonesia
b.Kriteria ekslusi
mewakili sampel karena tidak mem enuhi syarat sebagai sampel penelitian
(Notoatmodjo, 2012).
1. PPOK
menggunakan skala Guttman. Total score tertinggi adalah 10 dan nilai terendah
adalah 0.Jika responden menjawab Ya di beri nilai 1,bila menjawab tidak di beri
Sedang= 4-6
Ringan =1-3
Pada penelitian ini kuesioner Pola hidup sehat terdiri dari 10 pertanyaan
terstruktur menggunakan skala Guttman. Total score tertinggi adalah 10 dan nilai
tidak di beri nilai 0.Semakin tinggi score berarti semakin berat Pola hidup sehat
Tidak = 6-10
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini harus dilakukan uji
coba. Uji coba dilakukan untuk menentukan validitas skor butir bertujuan untuk
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,
2014).
Untuk uji validitas dugaan menggunakan program SPSS uji product
dan selanjutnya dibandingkan dengan r tabel. Dikatakan valid jika r hitung > dari r
tabel. Item yang valid diambil dan item yang tidak valid direvisi atau diganti atau
dibuang.
r r tabel
(Cronbach Alpha)
hitung
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pola Hidup
r r tabel
(Cronbach Alpha)
hitung
dari responden.
2. Coding, adalah hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode sesuai
distribusi frekwensi.
data melalui beberapa tahap. Pertama melihat kembali kelengkapan identitas dan
data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah di isi. Kemudian
komputer.
a. Analisa univariat
Analisa data yang dilakukan terhadap variabel hasil penelitian yang hanya
b. Analisa bivariat
Untuk mengetahui apakan ada hubungan anatara variabel maka penelitian ini
Consent tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden
Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden,
c. Confidential (Kerahasiaan)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Sejarah tentang RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai belum dapat dikisahkan
secara pasti. Namun berdasarkan kisah-kisah yang dikumpulkan, RSUD Dr. R.M.
kesehatan dengan nama RSU Binjai. Gedung ini telah ada sejak zaman
Kesultanan. Dengan luas bangunan yang tidak begitu besar, fasilitas peralatan
RSU Binjai sudah berdiri sejak tahun 1927, yang didirikan oleh Tengku
Musa. Pada masa itu telah ada seorang dokter umum yang bertugas memberikan
55
tersebut adalah dr. Jalaluddin Siregar. Tidak ada catatan resmi sampai kapan
berjuang dalam memberikan pelayanan kesehatan, Dr. R.M. Djoelham juga aktif
Djoelham tercatat dalam sejarah Kota Binjai sebagai Anggota Dewan Eksekutif
Kota Binjai.
Hubungan Antara Pola Hidup Sehat Dan Kebiasan Merokok Dengan Tingkat
Binjai Tahun 2019 dengan jumlah responden 38 orang dapat disajikan dalam
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur Di Ruang ruang Sedap
Malam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai
Tahun 2019
No Variabel Frekuensi (f) Persentase(%)
1 < 20 Tahun 4 11
2 20 – 39 Tahun 12 32
3 > 40 Tahun 22 57
Total 38 100
56
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 38 responden Minoroitas berumur
< 20 Tahun Sebanyak 4 responden (11 %) dan moyaritas berumur > 40 Tahun
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Di Ruang Sedap
Malam Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pekerjaan
Di Ruang Sedap Malam Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. RM. Djoelham Binjai
Tahun 2019
4 Pns 2 5
Total 38 100
Pada tabel 4.3. dapat dilihat bahwa dari 38 responden mayoritas Pekerjaan
2 responden (5%).
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi kebiasaan Merokok Di Ruang sedap malam Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai
(8 %).
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pola Hidup Sehat Di Ruang sedap malam Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai
Total 38 100
Tahun 2019
Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa dari 38 responden mayoritas pasien
pola hidup tidak baik sebanyak 31 responden (82 %) dan minoritas pola hidup
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi PPOK Ruang Sedap malam Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. RM. Djoelham Binjai Tahun 2019
responden (24 %)
hidup sehat baik sebanyak 7 responden (18%) dengan kategori PPOK sebanyak
sebanyak 5 responden (13%) dengan kategori pola hidup sehat tidak baik
59
(71 %)
hasil p.value= 0,004 dimana sig< α (0,004< 0,05) maka dapat diketahui ada
Tabel 4.8
Hubungan Kebiasaan Merokok dengan kejadian PPOK
di Rumah Sakit Djoelham Binjai
Tahun 2019
(16 %)
hasil p.value= 0,002 dimana sig< α (0,002< 0,05) maka dapat diketahui ada
Tabel 4.9.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.729 .282 6.123 .000
POLA_HIDUP
-.516 .132 -.471 -3.919 .000
_SEHAT
ROKOK .319 .081 .473 3.934 .000
hidup sehat adalah p = 0,000 < α = 0,05, rokok adalah p = 0,000 < α = 0,05 maka
dapat dikatakan pola hidup dan kebiasaan merokok memiliki hubungan terhadap
61
> ttabel atau Sig. t < ɑ dan Ha ditolak H0 diterima, apabila thitung < ttabel atau Sig. t > ɑ
Untuk nilai t menunjukkan bahwa nilai t tabel < t hitung dimana nilai t tabelnya
terhadap variabel dependen, dengan nilai 1,699 < 3,919 untuk pola hidup , 1,699 <
maka dapat diketahui ada hubungan Hubungan Pola Hidup dan Kebiasaan
Merokok dengan kejadian PPOK di Rumah Sakit Djoelham Binjai Tahun 2019
BAB V
PEMBAHASAN
mempunyai riwayat Pola Hidup tidak sehat sebesar 27 responden (71 %) lebih
hasil p.value= 0,004 dimana sig< α (0,004< 0,05) maka dapat diketahui ada
yang mempengaruhi penyakit PPOK adalah status gizi. Serupa dengan pendapat
salah faktor risiko yang berperan terhadap timbulnya penyakit PPOK Status
gizi adalah salah satu faktor terpenting dalam pertahanan tubuh terhadap
infeksi. Pada keadaan gizi yang buruk, maka reaksi kekebalan tubuh akan
menjadi menurun sebab itu, peningkatan status gizi menjadi salah satu
2008).
persen penyakit, baik yang bersifat fisik maupun mental, disebabkan pola hidup.
Ada pula penelitian yang menyatakan apa yang dimakan dapat memengaruhi
Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Jateng, Prof.
63
Mukhoyur (2010), bahwa Pola hidup sehat akan memengaruhi perilaku seseorang
menjadi baik, sedangkan Pola hidup tidak sehat akan berakibat sebaliknya
aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat
diamati oleh perilaku luar”. Dari hal tersebut perilaku hidup sehat menurut
Notoatmodjo (2013) adalah “perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
(2012) perilaku sehat adalah “setiap tindakan yang mempengaruhi peluang secara
langsung atau jangka panjang semua konsekuensi fisik yang terwujud lebih baik”.
Ada pula yang dikatakan oleh Lisnawati (2013), gaya hidup sehat
kondisi fisik, mental, dan sosial berada dalam keadaan positif. Gaya hidup sehat
meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok, dan
alkohol, olahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stress yang
dialami.
Perilaku hidup sehat telah diakui membawa banyak dampak positif bagi
tubuh, terutama mereka yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes dan
PPOK. Memiliki perilaku hidup sehat dapat membantu pasien dengan penyakit
kronis memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Apalagi perilaku hidup sehat juga
perburukan gejala.
(16 %)
hasil p.value= 0,002 dimana sig< α (0,002< 0,05) maka dapat diketahui ada
Menurut Aditama (2014), besar pajanan asap rokok bersifat kompleks dan
dipengaruhi oleh kuantitas rokok yang dihisap dan pola penghisapan rokok antara
lain usia mulai merokok, lama merokok, dalamnya hisapan dan lain-lain. Pajanan
asap rokok menyebabkan kelainan pada mucosa saluran nafas, kapasitas ventilasi
Dalam hal ini paparan asap rokok berdampak juga pada perokok aktif dan pasif.
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena PPOK karena didalam rokok itu
sebagainya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi yang bukan perokok bisa
merugikan bagi kesehatan karena suatu proses pembakaran massal tembakau yang
menimbulkan polusi udara dan terkonsentrasi yang secara sadar langsung dihirup
dan diserap oleh tubuh bersama udara pernapasan. Hal ini didukung oleh
yang dapat memberikan kenikmatan semu bagi si perokok, tetapi dilain pihak
“dosis merokok”nya, seperti umur orang tersebut mulai merokok, jumlah rokok
yang dihisap per hari dan berapa lama orang tersebut merokok
hubungan dose response, lebih lama kebiasaan merokok dijalani, lebih banyak
batang rokok setiap harinya, lebih dalam menghisap asap rokoknya, maka lebih
suatu kelainan saluran napas yang bersifat irreversible dalam paru. Pendapat
serupa dikemukakan oleh Global Initiative for Chronic Obstrictive Lung Disease
adanya hambatan aliran udara di saluran nafas (bawah) yang tidak sepenuhnya
dihubungkan dengan respon inflamasi yang abnormal dari paru karena rangsangan
saluran pernafasan adalah bahwa di dalam asap rokok terdapat ribuan radikal
bebas dan bahan-bahan iritan yang merugikan kesehatan. Bahan iritan tersebut
masuk saluran pernafasan selanjutnya menempel pada silia (rambut getar) yang
selalu berlendir. Di samping itu bahan iritan tersebut mampu membakar silia
sehingga lambat laun terjadi penumpukan bahan iritan yang dapat mengakibatkan
infeksi. Sementara itu produksi mucus makin bertambah banyak dan kondisi ini
sangat kondusif untuk tumbuh kuman. Apabila kondisi tersebut berlanjut maka
akan terjadi radang dan penyempitan saluran nafas serta berkurangnya elastisitas.
Besar kecilnya intensitas dan waktu paparan bahan-bahan iritan dalam asap rokok
merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada saluran nafas, antara
lain berupa penyempitan yang dalam hal ini dikaitkan dengan kejadian PPOK.
hidup sehat adalah p = 0,000 < α = 0,05, rokok adalah p = 0,000 < α = 0,05 maka
dapat dikatakan pola hidup dan kebiasaan merokok memiliki hubungan terhadap
67
> ttabel atau Sig. t < ɑ dan Ha ditolak H0 diterima, apabila thitung < ttabel atau Sig. t > ɑ
Untuk nilai t menunjukkan bahwa nilai t tabel < t hitung dimana nilai t tabelnya
terhadap variabel dependen, dengan nilai 1,699 < 3,919 untuk pola hidup , 1,699 <
maka dapat diketahui ada hubungan Hubungan Pola Hidup dan Kebiasaan
Merokok dengan kejadian PPOK di Rumah Sakit Djoelham Binjai Tahun 2019
terjadinya PPOK seperti kebiasaan merokok, Pola Hidup polusi udara, lingkungan
yang tidak baik, genetik, hiperaktifitas bronkus, daya tahan saluran nafas yang
orang yang merokok berpeluang terjadi kerusakan/ obstruksi saluran nafas dan 10-
Sumber lain menambahkan bahwa seseorang yang merokok dalam kurun waktu
Penelitian terdahulu didapatkan bahwa anak dari orang tua perokok dapat
menderita penyakit pernafasan lebih sering dan lebih berat serta prevalensi
terhadap gangguan pernapasan lebih tinggi. Selain itu, orang yang tidak merokok
karbon monoksida darah. Dari keterangan tersebut untuk penyakit familiar dalam
setiap tahun selalu ada kasus baru yang tercatat (Tobing, 2009).Menurut Supariasa
(2002), salah satu yang mempengaruhi kesehatan adalah perilaku hidup, sehingga
jika seseorang memiliki perilaku hidup yang tidak sehat maka dapat terkena
BAB VI
6.1. Kesimpulan.
tahun 2019
6.2. Saran.
(PPOK) dan merupakan masalah kesehatan yang besar di dunia luas dengan
prevalensi, dan biaya yang tinggi. Penyakit ini telah menjadi enam besar penyebab
kematian