Anda di halaman 1dari 2

INOVASI PROGRAM PERAS UPT PUSKESMAS SUAK RIBEE

Masalah kesehatan reproduksi remaja merupakan masalah yang cukup komplek karena keadaan
dilapangan menunjukkan bahwa siswa SMP dan SMA banyak yang sudah terlibat dalam kegiatan-
kegiatan seksual dari hal-hal yang berbau seks seperti misalnya penggunaan HP untuk mengirim
SMS kata-kata porno dan rekaman adeganporno,mengakses situs-situs internet yang berbau
pornografi, berpacaran secara berlebihan, melakukan hubungan seks yang mengakibatkan
kehamilan dan harus keluar dari sekolah, pelecehan seksual pada pelajar puteri baik oleh sesama
teman laki-laki maupun guru. Selain itu kasus remaja merokok dan mengkonsumsi narkoba juga
sudah tidak asing lagi. Informasi ini kami dapatkan baik dari berita media cetak maupun
elektronik,isu di masyarakat , juga setelah melakukan wawancara dengan guru-guru saat melakukan
penjaringan/screening di sekolah.
Di satu sisi,pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja tidak diberikan secara komprehensif di
sekolah. Padahal siswa SMP dan SMA sangat haus akan informasi kesehatan reproduksi yang
benar. Sehingga para siswa akan mencari tahu sendiri,dengan narasumber yang belum tentu
benar,bahkan mungkin dapat menyesatkan karena informasi yang salah tentang kesehatan
reproduksi remaja. Hal ini ternyata dapat
merugikan masa depan remaja karena implementasi yang salah dari informasi yang salah, misalnya
remaja yang mengalami kehamilan pranikah yang harus disusul dengan pernikahan dini,
aborsi,kemungkinan tertular penyakit PMS/HIV/AIDS dan sebagainya.
Perlu diketahui, tingkat pengguna narkoba di kalangan remaja di Indonesia sangat memprihatinkan.
Dari data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat di
kalangan remaja. Kenakalan remaja berikutnya adalah seks bebas. Dimana, pergaulan seks bebas
akan bersangkutan dengan peningkatan kasus IMS dan HIV/AIDS . (Data BNN tahun2010)
Perlu menjadi perhatian kita juga, ketika penderita Human Immunodeficiency Virus/Acquired
Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di negara lain mulai turun, di Indonesia tren penderita
penyakit mematikan ini justru naik. Lebih mencengangkan lagi bahwa setengah dari total jumlah
penderita AIDS di Tanah Air adalah kaum remaja. (Liputan6.com, 12Februari2008).

Undang-undang kesehatan no.23 tahun 1992 pada pasal 17 disebutkan bahwa kesehatan anak
diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui peningkatan
kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia prasekolah, dan usia sekolah.
Selain itu pada pasal 45 juga disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber
daya manusia yang lebih berkualitas. Dimana kesehatan sekolah yang dimaksud,diselenggarakan
melaluisekolah atau melalui lembaga pendidikan lain. Lembaga pendidikan lain yang dimaksud
salah satunya adalah melalui kegiatan di puskesmas. (UU RI.no.23 tahun 1992 tentang kesehatan)
Salah satu hal yang dibutuhkan dalam menciptakan sumber daya manusia yang optimal adalah
meningkatkan derajat kesehatan selain meningkatkan mutu pendidikan. Puskesmas sebagai unit
pelaksana teknis kesehatan, memiliki fungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan
masyarakat, pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta berperan
dalam pemberdayaan masyarakat, merasa perlu untuk melakukan sesuatu , guna meningkatkan
pelayanan kepada masyarakatdari sisi kesehatan. Upaya mewujudkan peningkatan sumber daya
manusia yang optimal bisa diwujudkan dengan peningkatan kesehatan dan pendidikan. Hal ini
mendorong petugas kesehatan di Puskesmas Karangan membuat MOU dengan sekolah yang
dibingkai sebagai “Komitmen dan kesepakatan demi anak negeri agar meraih prestasi Usaha
Kesehatan Sekolah yang Hebat” ( KOMPAK DAN AMPUH)

Anda mungkin juga menyukai