Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR RISIKO KANKER SERVIX

Penyebab utama kanker servix adalah karena terkena virus HPV risiko tinggi. Virus ini
disebarkan melalui kontak kulit saat berhubungan seksual. Namun , apakah keberadaan virus
HPV ada begitu saja?

Tidak semua wanita yang terpapar HPV menderita kanker servix di kemudian hari.
Mengapa ? karena ada pula faktor penyerta selain keberadaan HPV tersebut . faktor penyerta
atau ko-faktor terbagi menjadi tiga golongan , antara lain :

 Ko- faktor yang bersifat eksogen . Faktor ini disebabkan oleh lingkungan . misalnya
kontrasepsi, kebiasaan merokok, dan kebiasaan kegiatan seksual yang salah

 Ko-faktor virus . faktor ini disebabkan perbedaan tipe virus HPV ,viral load, dan integrasi
dari virus HPV yang menyerang tubuh . seperti dibahas pada bagian sebelumnya bahwa
HPV risiko rendah tidak mengakibatkan kanker servix seperti HPV risiko tinggi

 Ko-faktor dari penjamu . Faktor yang berkaitan dengan hormon endogen , faktor genetik,
dan respons imunitas tubuh pada benda lain.

Secara umum,faktor terjadi kanker servix diakibatkan karena gaya hidup yang salah .
baik gaya hidup keseharian hingga cara memperlakukan organ reproduksi wanita yang salah .
karena itu penyakit ini tak mengenal usia semata.jika sedari muda anda sudah memperlakukan
organ reproduksi dengan tidakbijak, maka anda akan lebih mudah terjangkiti penyakit ganas ini
sebelum usia senja .

Selain itu , masih ada faktor lain yang berisiko menjadi penyebab kankerservix , misalnya
kebiasaan merokok,keputihan yang dibiarkan terusmenerus , terkena PMS, penggunaan
pembalutyang mengandung dioksin , kurang menjaga kebersihan organ reproduksi , memiliki
banyak anak , melakukan aktivitas seksual sebelum usia 20 tahun, berganti-ganti pasangan
seksual hingga kontrasepsi.
Untuk lebih jelasnya ,lihat penjelasan berikut .

1.Melakukan hubungan seksual sebelum usia 20 tahun

Mengapa melakukan kegiatan seksual sebelum usia 20 tahun termasuk menjadi faktor
penyebab kanker servix ? karena sebelum usia20 tahun , organ reproduksi wanita belum
memiliki tingkat kematangan yang sesuai . umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi
. Nah , usia yang dianggap paling optimal untuk reproduksi bagi wanita adalah usia 20-25 tahun .
risiko akan lebih tinggi apabila pada usia dibawah 20tahun , si wanita sudah mengalami
kehamilan. Risikonya dua kali lebih besar untuk mendapatkan kanker servix dikemudian hari
dari pada mereka yang mengandung pada usia 25 tahun atau lebih.

2. Bergonta ganti pasangan seksual

Jika anda sering gonta –ganti pasangan seksual risiko terkena HPV akan semakin besar .
hal ini dapat menyebabkan anda memiliki risiko yang juga lebih besar untuk terkena kanker
servix .

Perlu dicatat , bahwa bukan hanya wanita saja yang perlu membatasi partner seksualnya .
Jika suami atau pria juga sering melakukan hubungan seksualnya.Jika suami atau pria juga
sering melakukan hubungan seksual dengan beberapa wanita. Bisa jadi ia menularkan pada
istrinya . Pria berisiko tinggi sebagai vektor dari agen yang dapat menimbulkan infeksi .

3. Paritas yang tinggi

Paritas atau kelahiran yang paling optimal adalah kelahiran sampai ketiga kali . Semakin
banyak proses melahirkan yang dialami oleh seorang ibu , maka semakin tinggi risikonya untuk
terkena kanker servix .

Mengapa ada korelasi antara melahirkan dan risiko kanker servix?

Ada beberapa pendapat yang memperlihatkan korelasi setara keduanya . Pertama saat
proses melahirkan , janin tentu saja akan keluar melalui servix yang merupakan leher rahim,
jembatan antara rahim dan vagina . Keluarnya janin akan menimbulkan trauma pada servix . Jika
servix mengalami kelahiran terus menerus maka servix juga akan semakin mengalami trauma.
Kedua , adanya perubahan hormonal bagi wania selama kehamilan ketiga yang membuat
wanita tersebut lebih muda terkena infeksi HPV dan pertumbuhan kanker, Ketiga adalah
pendapat bahwa wanita hamil memiliki imunitas yang lebih rendah sehingga memudahkan
memasuknya HPV dalam tubuh yang berujung pada pertumbuhan kanker .

4. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang

Salah satu faktor risiko lain adalahpenggunaan kontrasepsi oral (pil) dalamjangka waktu
yang lama , tepatnya lebih dari lima tahun . jika hal ini dilakukan , maka akan meningkatkan
risiko terkena kanker servix sebesar 1,53 kali.Namun , risiko mereka akan kembali normal
setelah 10 tahun berhenti mengkonsumsi kontrasepsi oral.

5. Merokok

Kebiasaan merokok juga menyumbang pertumbuhan kanker servix. Mengapa ? pada


sebuah penelitian ditemukan bahwa lendir servix pada wanita perokok mengandung nikotin dan
zat-zat lain yangjuga terkandung dalamrokok. Hal ini membuat servix kehilangan daya tahan
secara optimal .

Apa alasanya ?

Tembakau sebagai bahaan utama dari rokok yang mengandung bahan –bahan karsinogen
baik yang dihisap sebagai rokok atau sigaret atau dikunyah . Asap rokok sendiri menghasilkan
polycylic aromatic hydrocarbon heterocylic nitrosamines . Pada wanita perokok , konsentrasi
nikotin pada getah servix 56 kali lebih tinggi dibandingkan didalam serum . Efek langsung
bahan-bahan tersebut pada servix adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi
kokarsinogen infeksi virus .

Lebih ngeri lagi , bukan hanya wanita perokok aktif yang berisiko terkena kanker servix .
Para perokok pasif juga mempunyai risiko yang sama.Bukankah asap hasil rokok dihirup
bersama-sama ? para perokok aktif dan pasif dapat memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar
daripada wanita yang sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan rokok.
Selain meningkatkan risiko kanker servix , merokok juga bisa menyebabkan beberapa
penyakit lain , terutama bagi wanita antara lain:

 Menurunkan kesuburan wanita

 Meningkatkan risiko serangan jantung , stroke , dan kelainan pembuluh darah pada
perokok yang menggunakan KB hormonal.

 Menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur ,

 Mempercepat menopause

 Menurunkan kepadatan tulang, dan

 Pada ibu hamil, kebiasaan merokok akan meningkatkan kelahiran bayi


prematur,keguguran , kematian bayi , bayi lahir dengan berat badan yang rendah
,placenta previa, abruptio plasenta , dan lain-lain.

6. Riwayat kanker servix pada keluarga

Banyak faktor risiko kanker servix yang disebabkan oleh gaya hidup yang salah . Namun
, apabila saudarakandung atau ibu mempunyai riwayat kanker servix , maka risiko seseorang
untuk terkena kanker servix juga lebih besar daripada wanita yang tidak memiliki riwayat
keluarga demikian . Beberapa penelitian meduga hal ini berkaitan dengan berkurangnya
kemampuan orang tersebut dan keluarganya untuk melawan infeksi HPV.

7. Usia

Sebagian besar penderita kanker servix adalah wanita berusia 40 tahunan ke atas . Sangat
jarang ditemukan wanita berusia 35 tahun kebawah yang mengidap kankerservix . Hal ini
dikarenakan virus HPV perlu waktu antara 10-20 tahun untuk bertransformasi menjadi kanker
servix . Lagi pula, semakin tua usia seseorang , semakin rendah daya tubuhnya .Maka penting
bagi kaum Hawa untuk menjaga pola hidup sehat sejak muda .Supaya terhindar dari segala risiko
penyakit.

8. Definisi Nutrisi
Kekurangan nutrisi pada tubuh juga dapat menjadi faktor risiko yang nyata padawanita
untuk terkena kanker servix . beberapa penelitian menyebutkan bahwa defisiensi asam folat juga
dapat meningkatkan risiko terserang dysplasia ringan atau sedang . Bahkan, dapat meningkatkan
risiko terkena kanker servix pada wanita yang makanan rendah beta karoten dan retinol ( vitamin
A)

Antioksidan dapat melindungi DNA/ RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang
terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia , Banyak sayur dan buah mengandung bahan –
bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya avokat , brokoli , kol ,wortel , jeruk
, angggur , bawang , bayam , tomat . Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat
(folic acid),vitamin C,vitamin E ,beta karoten / retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko
kanker servix .vitamin E,vitamin C , danbeta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat .
Vitamin E banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai , jagung , biji-bijian dan kacang-
kacangan ).vitamin C banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-buahan.

9. Perawatan organ reproduksi yang salah

Nah , ini dia faktor risiko yang paling mendominasi . Banyak wanita salah merawat organ
reproduksi. Salah bagaimana ? maksudnya , organ reproduksi wanita berada didalam . tidak
seperti organ reproduksi pria yang terlihat dan bisa dibersikan dengan mudah . tentu hal ini
berbeda dengan organ reproduksi wanita yang letaknya “ tersembunyi “ sehingga sulit untuk
dibersihkan . Banyak kaum Hawa yang tidak mengetahui cara membersihkan organ reproduksi(
terutama bagiannya vagina) secara benar dan higienis . Beberapa kesalahan dalam perawatan
organ reproduksi antara lain , sebagai berikut.

A. Kesalahan cara saat membersihkan vagina yaitu dari berlakang kedepan . Padahal
dengan cara ini , bakteri justru akan terkumpul divagina . bisa juga , tidak menggunakan
air bersih saat membersikan vagina

B. Memakai WC umum yang kotor . WC atau toilet adalah tempat memungkinkan


kontaminasi dan penyebab virus HPV . Bisa jadi seseorang yang terpapar virus HPV
menggunakan toilet duduk di tempat umum . Lantas ,kita memakai toilet tersebut . Bisa
jadi , kita juga akan terpapar virus HPV dari orang tersebut .
C. Menggunakan pembalut berbahan dioksin . Menstruasi merupakan hal yang wajar yang
dialami wanita . Bahkan jika seseorang wanita tidak pernah mengalami menstruasi , perlu
ditanyakan riwayat kesehatannya . Pada saatmenstruasi , wanita akan menggunakan
berbagai media untuk menampung darah menstruasinya. Sebagian besar memilih
pembalut , sebagian besar memilig tampon atau media lain.

Namun ,tahukah anda bahwa pembalut juga menjadi faktor risiko kanker servix?
Lebih tepatnya , pembalut berbahan dioksin . Dioksin adalah bahan pencemar
lingkunngan .biasnya , dioksin digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang
dari barang bekas seperti rayon,kardus , dan lain-lain . Sekarang , coba bayangkan billa
vagina anda kotor dan penuh bakteri karena menstruasi justru dikotori lagi dengan
limbah bekas dan bahan pemutih ? betapa ngerinya !

D. Menyepelekan keputihan . Sudah dijelaskan padabagian sebelumnya , bahwa keputihan


sebenarnya normal bagi wanita . Keputihan normal(non fisiologis ) biasa diderita wanita
pada saat –saat menjelang periode menstruasi .bisa juga dikarenkan rangsangan seksual
,pengaruh hamil bahkan dipengaruhi stress. Keputihan non fisiologis juga bisa dikenali
melalui warna yang benih , tidak berbau , encer , dan tidak menimbulkan rasa gatal .

Masalahnya ,apabila kita terkena keputihan tidak normal dan membiarkan keputihan
ersebut . padahal keputihan harus diwaspadai apabila terus menerus keluar dalam jumlah
yang banyak . selain menggangu kenyamanan , kondisi itu juga mendadakan bahwa
sesuatu yang tidak normal.

Apabila kondisi ini dianggap spele maka keputihan yag tidak normal bisa saja
berkembang menjadi gejala kanker rahim . kemungkinan berkembang menjadu kanker
akan lebih meyakinkanjika jumlah keputihan yang keluar banyak , terus menerus ,
menimbulkan gatal bercampur nyeri , transparan , tidak berbau , bahkan mengakibatkan
pendarahan setelah berhubugan seksual . selain dapat menyebabkan pada rahim

Anda mungkin juga menyukai