Anda di halaman 1dari 11

STEP 1

1. Hiperkes  kepanjangan Higiene perusahaan dan kerja, upaya pemeliharaan kerja


baik fisik kimia, maupun radiasi di tempat kerja tsb.
2. Ergonomi  ilmu yg mempelajari perilaku manusia terkait dengan pekerjaannya.
3. PAK  penyakit akibat kerja, diderita karyawan dalam pekerjaannya . meliputi FR
karena kondisi, peralatan, material, proses produksi, cara kerja, limbah perusahaan,
dan hasil produksi.
4. Toksikologi Industri ilmu yg mempelajari mengenai sifat dan derajat racun dalam
bahan kimia yg dipergunakan dalam perindustrian.

STEP 2

1. Apa perbedaan dokter perusahaan dan dokter klinik biasa ?


2. Apa tujuan dan manfaat dari hiperkes ?
3. Apa saja program hiperkes ?
4. Apa saja ruang lingkup dari hiperkes ?
5. Bagaimana langkah2 dan kebijakan pemerintah mengenai hiperkes ?
6. Apa tujuan dari ergonomic ?
7. Apa saja penyakit yg berhubungan dengan pekerjaan ?
8. Apa saja pencegahan dari PAK ?
9. Bagaimana upaya preventif dari Asbesitosis
10. Bagaimana Patogenensis dari Asbesitosis ?
11.Apa saja faktor penyebab dari kecelakaan kerja ?
12. Apa definisi dan tujuan dari K3 ?
13. Bagaimana pencegahan yang dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja ?
14. Bagaimana usaha untuk mencapai hygiene perusahaan ?
15. Apa saja macam2 toksikologi industri ?

STEP 3

1. Apa perbedaan dokter perusahaan dan dokter klinik biasa ?

Dokter Biasa Dokter Perusahaan


hanya memprioritaskan lebih menitikberatkan upaya promotif, prefentiv, dan
kuratif saja, rehabilitatif dengan tenaga kerja adalah objek. Tugas
khususnya :
medis  membuat program kesehatan ditempat kerja
teknis lingkungan kerja  membuat pengukuran,
kebersihan & sanitasi, penyesuaian kemampuan fisik &
pkrjaan
teknis administratif  pencatatan pelaporan medis ke
instansi, administrasi rutin bidang kesehatan
sosial  berfungsi sebagai health edukator, atau
penyuluh kesehatan
2. Apa tujuan dan manfaat dari hiperkes ?
Tujuan :
1. Agar masyarakat pekerja dapat mencapai derajat kesehatan setinggi2nya baik fisik,
mental dan sosial
2. Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya pengotoran dari bahan2
yg berasal dr perusahaan
3. Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan masyarakat konsumen
4. Agar efisien kerja dan daya produktifitas para karyawan meningkat
5. Menciptakan tenaga kerja yg sehat danproduktif

Manfaat :

1. Melindungi pekerja dan masyarakat sekitar dr bahaya yg mungkin timbul


2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit
Manfaat lain :
1. Mencegah dan memberantas penyakit akibat kerja
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan kerja
3. Memelihara dan meningkatkan efisiensi dan daya produktifitas manusia
4. Memberantas kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan kerja
5. Memelihara dan menigkatkan hiegiene dan sanitasi perusahaan
6. Memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan supaya terhindar
dari pengotoran bahan2 perusahaan yg bersangktan
7. Memberikan perlindungan masyarakat luas ( konsumen ) dari bahaya hasil
produksi perusahaan

3. Apa saja program hiperkes ?


1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja
3. Pemeliharaan dan peningkatan efisien dan daya produktifitas kerja
4. Pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja
5. Pmliharaan & peningkatan hiegiene & sanitasi ( bersih2 ruangan & buang limbah )
6. Perlindungan bagi masyarakat sekitar
7. Perlindungan bagi masyarakat luas / konsumen
Hiperkes ada 2 ( kesehatan kerja )
a. Identifikasi potensi bahaya
b. Analisis resiko
c. Survey kesehatan pekerja
d. Pemantauan dari biologisnya
e. Pengendalian lingkungan kerja
f. Perbaikan pelayanan kesehatan
g. Konsultasi dan komunikasi antara pelayan kesehatan dan tenaga kerga
h. Pelatihan kesehatan kerja

Hiperkes ada 2 ( hiegiene )

a. Pengenalan, pengujian, dan pengendalian bahaya ditempat kerja


b. Program pemantauan lingkungan kerja
c. Pelatihan informasi dan lingkungan kerja
d. Penyusunan SOP
e. Alat deteksi dini
f. Program riset berkaitan dengan kesehatan
g. Pembuatan tanda peringatan
h. Program koordinasi dan kerjasama unit antar istansi

4. Apa saja ruang lingkup dari hiperkes ?


1. Kesehatan preventive
2. Kesehatan kurative
3. Kesehatan bahaya oleh proses produksi
4. Penyesuaian alat dengan tenaga kerja

5. Bagaimana langkah2 dan kebijakan pemerintah mengenai hiperkes ?


Uu no 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai tenaga kerja  mengatur
hiegien2 perusahaan dan tenaga kerja
1. Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moral kerja, serta perilaku yg sesuai martabat manusia
dan moral agama ( pasal 9 )
2. Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan & penghasilan yg layak bagi kemanusiaan
(pasal 3)
3. Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yg meliputi norma
keselamatan kerja norma kesehatan kerja norma kerja pemberian ganti kerugian,
perawatan, dan rehabilitasi dlm hal keselamatan kerja (pasal 10)

Uu no 1 tahun1970 tentang keselamatan kerja

Uu no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

Keputusan mentri tenaga kerja RI no 51 tahun 1999 tentang ambang batas faktor fisik
di tempat kerja

Edaran menteri tenaga kerja RI no 01 tahun 1997 tentang nilai ambang batas faktor
kimia di tempat kerja

Pasal 27 ayat (2) uud 1945 “ tiap2 warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

6. Apa tujuan dari ergonomic ?


1. Mwmaksimalkan efisiensi karyawan
2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja
3. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat
4. Memaksimalkan bentuk perform kerja yg meyakinkan
5. Mengurangi angka cedera dan kesakitan dalam pekerjaan
6. Mengurangi biaya menangani kecelakaan atau kesakitan
7. Meningkatkan produktifiktas dan kualitas keselamatan kerja
8. Meningkatkan kesejahteraan fisik mental dan sosial
9. Menciptakan keseimbangan antara aspek teknis ekonomis dan sosial budaya

7. Apa saja penyakit yg berhubungan dengan pekerjaan ?


Menurut keputusan presiden no 22 tahun 93 ( 31 penyakit )
Penyakit pada saluran nafas :
1. Pneomokoniosis  Disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut (Silikosis,
asbetosis)
2. Bronkopulmoner  disebabkan oleh debu logam keras
3. Bronkopulmoner  disebabkan oleh debu kapas, vlas, sisal,
4. Asma  akibat sensitisasi dan zat perangsang yg berada dalam proses pekerjaan
5. Alveolitis alergika  oleh faktor luar akibat penghirupan debu organik
6. Kanker paru / mesotelioma  disebabkan oleh asbes
Klasifikasi

menurut jenis kecelakaan :

Terjatuh, tertimpa benda, kena arus listrik, terjepit

Menurut penyebab :

Karena mesin, alat angkut, bahan peledak

Menurut sifat luka dan kelainannya :

Memar, patah tulang

Menurut letak kelainan :

Kepala, leher, bdan, ektremitas atas/bawah

Klasifikasi WHO

Penyakit murni akibat pekerjaan

Penyakit dg pekerjaan sbg salah satu penyebab diantara penyebab lain ( bronkitis kronis )

Penyakit dimana pekerjaan sbg memperberat ( sblmnya sudah sakit )


8. Apa saja pencegahan dari PAK ?
1. Substitusi : upaya dengan mengganti bahan berbahaya dengan bahan tidak / kurang
berbahaya
2. Isolasi : menyendirikan proses2 yg berbahaya didalam perusahaan ( mesin
berbunyi tinggi bisa bikin tuli, mesin pembuat serbuk dengan mineral berbahay )
3. Membuat ventilasi umum : harus pd perusahaan dengan bahan asbes agar debu bisa
keluar
4. Penggunaan APD lengkap : masker, kaca mata, topi
5. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja : dokter perusahaan memeriksa fisik dan
psikis
6. Pemberian penjelasan dan pemahaman sebelum kerja mengenai tata cara yg benar
7. Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( untuk screening awal, apakan ada efek dari
kerja )
8. Pemberian pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
9. Bagaimana upaya preventif dari Asbesitosis ?
1. Menurunkan kadar debu di udara
2. Pada pertambangan asbes pengeboran harus basah
3. Di perindustrian tekstil dengan asbes harus diadakan ventilasi setempat atau pompa
keluar setempat
4. Mesin karding dibersihkan pekerja yg tdk bertugas tidak boleh di tempat tsb.
Pekerja harus memakan APD secukupnya
5. Jika seorang pekerja harus memasuki ruang yg penuh debu asbes, harus memakai
alat bantu nafas
6. Saat membersihkan mesin karding dilakukan dengan penghisapan hampa udara
7. Pendidikan tentang bahaya penyakit pada para pekerja
a. Primer
Menurut uu no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja : ”Setiap perusahaan
harus memeriksakan kesehatan fisik dan mental”
Pencegahan metode basah  membasahi tempat produksi agar tdk berdebu dg
kadar tinggi, Substtitusi, APD, Ventilasi
Mengisolasi proses produksi  pekerja tdk boleh masuk ruangan ttt
b. Sekunder
Deteksi dini pajanan zat yg menyebabkan penyakit
c. Tersier
Untuk karyawan yg sudah terdiagnosis penyakit, kemudian menghindari faktor
resikonya.

10. Bagaimana Patogenensis dari Asbesitosis ?


Asbesitosis disebabkan oleh serat asbestos ( diameter 0,5 – 5 mikrometer )  terpapar
 masuk hidung  saluran nafas atas ( sistem mukosiliaris ) masuk bifokarsio
bronkioli dan masuk alveolus  di alveolus menyebabkan cedera sel epitel dan
makrofag  di makan sel makrofag  menyebabkan penetrasi mengeluarkan tnf,
IL  gangguan inflamasi ( sesak / akut, fibrosis / kronis )  fibrolitik bertambah dan
mematikan sel

Asbestos di dasar paru  pada radiologi menunjukkan gambaran ground glass


appearence atau titik halus di basis paru.

Gejala tersering : sesak nafas dan batuk


11.Apa saja faktor penyebab dari kecelakaan kerja ?
1. Fisika  suara tinggi / bisisng menyebabkan tuli, temperatur / suhu menyebabhan
heat stroke, temperatur rendah menyebabkan frosbite
Radiasi ada 2 , non meningiene : IR  katarak, UV  konjungtivitis. Meningiene
: sinar X  tumor, kerusakan jaringan tubuh.
2. Biologi  mikroba, bakteri, fungi, parasit dll (sering di perkebunan, peternakan)
3. Ergonomi  cara kerja, posisi kerja, SOP, lingkungan kerja (kelelahan, deformitas,
nyeri otot)
4. Psikososial  hubungan antara sesama pekerja, atasan, stress, psikosomatis
5. Kimia  lewat inhalasi lebih sering daripada tertelan contohnya iritasi, korosif,
alergi, pneumokoniosis

Dibagi 2:

Faktor manusia : Tidak memenuhi keselamatan, lengah, kelelahan, kecerobohan,


mengantuk, dsb

Faltor lingkungan : Lantai licin, pencahayaan krang, silau, dsb

Human eror : jika semua alat sudah benar,dan di cek dan sistem

12. Apa definisi dan tujuan dari K3 ?


13. Bagaimana pencegahan yang dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja ?

1. Substitusi  mengganti bahan berbahaya


2. Eliminasi
3. Isolasi
4. Ventilasi
5. APD
6. Screening berkala

14. Bagaimana usaha untuk mencapai hygiene perusahaan ?


1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit2 dan kecelakaan akibat kerja
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja
3. Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktifitas produksi manusia
4. Pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja
5. Pemeliharaan dan peningkatan hiegiene dan sanitasi perusahaan
6. Perlindungan masy. Sekitar suatu perusahaan
7. Perlindungan mas. Luas ( konsumen ) dari bahaya hasil produksi perusahaan

APD  perlindungan yg terakhir ( karena memerlukan banyak biaya )


15. Apa saja macam2 toksikologi industri ?
PERMEN NO 01/MEN/1981

15) Apa saja macam-macam dari toksik industri ?

Berdasarkan sifat fisiknya dikenal :


a. Gas : tidak berbentuk, mengisi ruangan pada suhu dan tekanan normal, tidak terlihat, tidak berbau pada
konsentrasi rendah, dan dapat berubah.
b. Uap : bentuk gas dari zat yg dalam keadaan biasa berujud cair atau padat, tidak terlihat dan berdifusi
keseluruh ruangan.
c. Debu : partikel zat padat yg terjadi oleh karena kekuatan alami atau mekanis.
d. Kabut : titik cairan halus di udara yg terjadi akibat kondensasi bentuk uap atau dari tingkat pemecahan
zat cair atau menjadi tingkat dispersi, melalui cara tertentu.
e. Fume : partikel zat padat yang terjadi oleh kondensasi bentuk gas, biasanya setelah penguapan benda
padat yang dipijarkan.
f. Asap : partikel zat karbon yang berukuran kurang dari 0,5 mikron, sebagai akibat pembakaran tidak
sempurna bahan yang mengandung karbon.
g. Awan : partikel cair sebagai hasil kondensasi fase gas. Ukuran partikelnya antara 0,1 – 1 mikron.
Sifat – sifat fisik zat dapat pula digolongkan menjadi padat ( padat biasa, fume, asap, debu ), cair ( cair biasa,
awan, kabut ), dan gas ( uap, gas ).
Sedang bahan kimia di udara menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi :
a. Bahan bersifat partikel : debu, awan, fume, kabut.
b. Bahan bersifat non partikel gas, uap
Terhadap tubuh bahan – bahan kimia tersebut digolongkan dalam klasifikasi fisiologis sebagai berikut :
a. Bahan partikel yg bersifat : perangsang ( kapas, sabun, bubuk beras ), toksik ( Pb, As, Mn ), fibrosis (
kwarts, asbes ), allergen ( tepung sari, kapas ), menimbulkan demam ( fume, Zn O ), Inert ( aluminium,
kapas ).
b. Bahan non partikel yg bersifat : Asfiksian ( metan, helium ), perangsang ( amoniak, Hel, H2S ), racun
organik, organik ( TEL, As H3 ), Mudah menguap yg : berefek anesthesi ( Trichloroetilen ), merusak alat
dalam ( C C14 ), merusak darah ( benzene ), merusak saraf ( Parathion ).
Menurut lama terjadinya pemajanan :
a. Akut, contoh : kecelakaan kerja/keracunan mendadak
b. Subkronik, contoh : proses kerja dengan bahan kimia selama 1 tahun/lebih
c. Kronik, contoh : bekerja bersama bahan tsb
Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005

STEP 4

MAPPING

Anda mungkin juga menyukai