Abstrak
Kasus bullying di sekolah semakin lama menjadi fenomena yang menyebar di
dunia dan memiliki dampak negatif terhadap atmosfer sekolah. Hal ini terkait
dengan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menangani perilaku bullying.
Hasil menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan keterampilan
dalam menangani bullying. Artinya bahwa pengetahuan yang dimiliki guru tidak
mempengaruhi keterampilan guru dalam menangani bullying. Ketika guru
memiliki pengetahuan yang baik tidak selalu diikuti dengan keterampilan yang
baik. Begitu juga ada guru yang memiliki keterampilan untuk menangani bullying
yang baik, namun pengetahuannya terhadap bullying masih minim. Adanya
pengetahuan guru yang tidak diikuti oleh keterampilannya dalam menangani
bullying disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kepedulian dan sikap guru, selain
itu guru kurang percaya diri dalam menangani bullying. Guru cenderung belum
merespon peristiwa bullying secara efektif dan cenderung mengabaikan.
efektif dan cenderung mengabaikan. Astor, R. A., Meyer, H. A., & Behre,
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh W. J. (1999). Unowned places
Bauman dan Del Rio (2005) and times: Maps and interviews
kebanyakan guru belum merespon about violence in high schools.
peristiwa bullying secara efektif dan American Educational Research
cenderung mengabaikan. Ini karena Journal, 36, 3–42.
guru merasa bahwa dirinya tidak
memiliki keterampilan untuk Bauman, S., & Del Rio, A. (2005).
menangani bullying (Newman-Carlson, Knowledge and beliefs about
& Horne, 2004). Alasan yang membuat bullying in schools: Comparing
guru gagal dalam menangani perilaku pre-service teachers in the United
bullying karena guru tidak memahami States and the United Kingdom.
pengertian bullying secara keseluruhan, School Psychology International,
tidak memiliki kepercayaan diri untuk 26, 428-442.
merespon perilaku bullying, memiliki
rasa takut akan membuat sesuatu yang Baron, R. A., & Byrne, D. (2002).
lebih buruk bagi korban (Brooks, Psikologi sosial Jilid 1.
2004). Selain itu guru tidak Penerjemah: Ratna Juwita. Jakarta:
mendapatkan laporan dari siswa yang Penerbit Erlanggga
mengetahui peristiwa bullying serta
merasa takut untuk bertanggungjawab Bjo¨rkqvist, K., Lagerspetz, K. M. J., &
dalam kasus yang melibatkan Kaukiainen, A. (1992). Do girls
kekerasan (Astor, Meyer & Behre, manipulate and boys fight?
1999). Developmental trends in regard
to direct and indirect aggression.
Kesimpulan Aggressive Behavior, 18, 117–
Berdasarkan hasil dan 127.
pembahasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Brooks, J.V.O (2004). Bully busting: A
antara pengetahuan dengan teacher – led psychoeducational
keterampilan guru dalam menangani program to reduce bullying and
bullying. Hal ini kemungkinan victimization among elementary
disebabkan karena beberapa faktor school students. A dissertation
yaitu kesiapan dan sikap guru yang submitted to the graduate faculty
cenderung kurang percaya diri dan of the university of Georgia
masih takut untuk menangni bullying. inpartial fulfillment of
requirements for degree. Athens,
Daftar Pustaka Georgia.
Ahmed, Eliza. (2005). Pastoral Care to
Regulate School Bullying: Shame Cassidy, Tony. (2009). Bullying and
Management among Bystanders. victimisation in school children:
Pastoral Care - June. the role of social identity,
problem-solving style, and family
Mennuti, R. B., & Freeman, A. (2005). O’Connell, P., Pepler, D., & Craig, W.
Cognitif-behavioral intervention (1999). Peer involvement in
in educational setting: A bullying: insights and challenges
handbook for practice. for intervention. Journal of
Routledge. Adolescence, 22, 437–452.
Pepler, D. J., & Craig, W.M. (1995). A Smith,P.K; Brain,P. (2000). Aggressive
peak behind the fence: Behavior. Bullying in Schools :
Naturalistic observations of Lesson From Two Decades of
aggressive children with remote Research. Vol 26, pages 1-9
audiovisual recordings.
Developmental Psychology, 31, Smith, J. D., Cousins, J. B., and
548-553. Stewart, R. (2005). Antibullying
Interventions in Schools:
Rahman, A. (2004). “Psikologi Suatu Ingredients of Effective
Pengantar dalam Perspektif ”. Programs. Canadian Journal of
Jakarta: Kencana Education 28, 4: 739-762.
Reber, Arthur dan Reber, Elin. (2010). Safe School Centre. (1999). Fokus on
Kamus Psikologi. Penerjemah: bullying. A prevention program
Yudi Santoso. Celeban Timur: for elementary school
Pustaka Belajar. communities. Burnaby: British
Columbia.
Rigby, Ken. (1994). Psychosocial
functioning of families of Widayanti, C.G. (2009). Fenomena
Australian adolescent Bullying di Sekolah Dasar Negeri
schoolchildren involved in di Semarang Sebuah Studi
bully/victim problems. Journal of Deskriptif. Fakultas Psikologi
Family Therapy, 16(2), 173–187. Universitas Diponegoro
Semarang.
Rigby, Ken. (2003). Addressing
Bullying in Schools: Theory and Widiharto, dkk. (2010). Perilaku
Practice. Australian Institute of bullying ditinjau dari harga diri
Criminology, June, No. 259. dan pemahaman moral anak.
Semarang.
Rigby, Ken., and Johnson, Bruce.
(2005). Student Bystanders in