Tugas KMB I
Tugas KMB I
DOSEN PEMBIMBING :
ANGGOTA :
2.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi kami para mahasiswa . Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Kelompok IX
DAFTAR ISI
1.3 TujuanPenulisan
11. Mengetahui definisi dari asma bronkial
22. Mengetahui etilogi asma bronkial
33. Mengetahui manifestasi klinis asma bronkial
44. Mengetahui anatomi dan fisiologi asma bronkial
55. Mengetahui klasifikasi asma bronkial
66. Mengetahui patofisiologi asma bronkial
77. Mengetahui WHO asma bronkial.
88. Mengetahui penalaksanakan asma bronkial
99. Mengetahui komplikasi asma bronkial.
10. Mengetahui askep teoritis tentang asma bronkial
BAB II
PEMBAHASAN
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas
yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari
pengobatan (The American Thoracic Society).
Asma bronchial adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang
dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan
nafas). (Polaski : 1996).
Batasan asma yang lengkap yang dikeluarkan oleh Global Initiative for Asthma
(GINA) didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan
banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada orang
yang rentan inflamasi ini menyebabkan mengi berulang, sesak nafas, rasa dada
tertekan dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini biasanya
berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas namun bervariasi, yang
sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan,
inflamasi ini juga berhubungan dengan hiperreaktivitas jalan nafas terhadap berbagai
rangsangan.
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang
menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas
bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada
asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi
mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal
dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi
dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel
mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan
brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody
Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah
terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai
macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang
merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek
gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada
dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen
bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan
saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada
selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa
menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian,
maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali
melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional
dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat
kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan
barrel chest.
timbul adalah :
1.
Pneumothoraks
Keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi
2.
Pneumomediastinum
pneuma
“udara”, juga
26
Laennec, kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi
lain yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru, saluran udara atau
3.
Atelektasis
Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru
4.
Aspergilosis
Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya,
Aspergillus sp.
5.
Gagal napas
6.
Bronkhitis
27
7.
Fraktur iga
1. identitas
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, no MR, pekerjaan,
penanggungjwab, dll
2.Riwayat kesehatan
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan/Kriteria
No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
Peninggian kepala
tempat tidur
memudahkan fungsi
3. Berikan oksigen
tambahan.
Dapat memperbaiki
atau mencegah
memburuknya
hipoksia.
1. Simpulan
Menurut Global Initiative for Asthma (GINA) Asma didefinisikan sebagai
gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan, khususnya
sel mast, eosinofil, dan limfosit T.
Penyakit asma tidak mengenal umur, ras dan derajat seseorang. Siapa saja dapat
terkena penyakit asma mulai dari masa kanak-kanak sampai orang dewasa. Asma
timbul pada setiap usia terutama golongan populasi usia muda, dimana laki-laki lebih
besar dibandingkan wanita. Kondisi cuaca yang berlawanan seperti temperatur dingin,
tingginya kelembaban dapat menyebabkan asma lebih parah, epidemik yang dapat
membuat asma menjadi lebih parah berhubungan dengan badai dan meningkatnya
konsentrasi partikel alergenik.
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma bronkhial. Faktor predisposisi : genetik sedangkan faktor presipitasi :
alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja, olah raga/aktifitas jasmani yang
berat.
Diagnosa penyakit asma bronkial perlu dipikirkan bilamana ada gejala batuk yang
disertai dengan wheezing (mengi) yang karakteristik dan timbul secara episodik.
Gejala batuk terutama terjadi pada malam atau dini hari, dipengaruhi oleh musim,
dan aktivitas fisik.
Berdasarkan faktor penyebabnya asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
yaitu : ekstrinsik (alergik), intrinsik (non alergik), asma gabungan. Berdasarkan
beratnya penyakit dibagi 4 (empat) yaitu: asma intermiten (asma jarang), asma mild
persistent (asma persisten ringan), asma moderate persistent (asma persisten sedang),
asma severe persistent (asma persisten berat). Berdasarkan gejala klinis di atas, asma
dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat serangan asma yaitu: serangan asma ringan,
serangan asma sedang, serangan asma berat, serangan asma dengan ancaman.
Secara umum faktor risiko asma dipengaruhi atas faktor genetik dan faktor
lingkungan. Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 yaitu : pengobatan non
farmakologik dan pengobatan farmakologik.
2. Saran
https://www.scribd.com/doc/12896544/Asma-Bronkialhttps://www.scribd.com/doc/12896544/
Asma-Bronkial
https://plus.google.com/109230063953414348405/posts/7UqmDFHJvhZ
(latar belakang asma bronkial)
https://plus.google.com/109230063953414348405/posts/7UqmDFHJvhZ
(Etiologi)
http://lianerako.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-asma-bronkhial.html
(manifestasi)
http://abiejuan16.blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-asma.html
(askep))
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf
(askep)
https://plus.google.com/109230063953414348405/posts/7UqmDFHJvhZ
(klasifikasi)
http://modulkesehatan.blogspot.com/2013/04/makalah-asma-bronkial.html
(patifisiologi)
https://plus.google.com/109230063953414348405/posts/7UqmDFHJvhZ
(penatalaksanaan)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-sitiistian-6715-2-babii.pdf
(komplikasi)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, volume 2. Edisi
2 Jakarta : EGC
Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I edisi 3. Jakarta Media
Mangunnegoso, H. dkk , 2004. Asma Pedoman Diagnois dan Penatalaksanaan di
Indonesia, Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Dewanti, Santi. 2002. Exercise – Induced Asthma, Jakarta.
http://pradhitahendriyeni.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-teoritis-asma.ht
ml
(askep)