Anda di halaman 1dari 19

FOCUSED GROUP DISCUSSION

SKENARIO 2
KABUT ASAP

Disusun oleh : Kelompok B2


NO NAMA NPM
1. Made Ayu Anggaraeni Putri 17700010
2. Eva Masrifatus Syadiyah 17700012
3. Mei Rizqi Putri Afifah 17700016
4. Enggar Dwi Panglipur 17700018
5. Komang Adinata Putra 15700070
6. Putu Desita Devi Saraswati 15700088
7. Habiba Sainah Mahrani Abdillah 15700158

Dosen Pembimbing :
Ayu C. Noviana, dr., M.KKK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perkenannya
sehingga tugas makalah Focus Group Discussion yang berjudul “Kabut Asap” dapat
diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk mahasiswa untuk memahami permasalahan atau
topic dari permasalahan yang sudah disediakan dalam buku pedoman modul mahasiswa pada
mata Kuliah Kedokteran Keluarga. Di harapkan setelah menganalisa mendalam suatu
problem atau sebuah kasus yang sudah disediakan, Mahasiswa bisa memahami dan dapat
dijadikan sebagai pengetahuan dan pembelajaran dalam rangka perkuliahan di Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Penyusun menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dan memberikan bantuan serta kemudahan untuk makalah ini.Makalah ini tidak
lepas dari segala kekurangan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan ke depan.

Surabaya, 28 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................. ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

1. Tujuan Umum...........................................................................................2

2. Tujuan Khusus ..........................................................................................2

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................ 3

A. Skenario....................................................................................................... 3

1. Inventaris Masalah ...................................................................................4

2. Tabel scoring ............................................................................................4

3. Konsep Sebab-Akibat, Kausa dan Efek ...................................................5

B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................ 8

1. Input..........................................................................................................8

2. Proses........................................................................................................9

3. Lingkungan ...............................................................................................9

BAB III PENYUSUNAN PROGRAM ..................................................................... 12

A. Upaya/Kegiatan Pencegahan...................................................................... .12


B. Upaya/Kegiatan Pengendalian Pasien dan Kontak .................................... .12
C. Upaya/Kegiatan Perbaikan Lingkungan ..................................................... .12
BAB IV PENYUSUNAN KEGIATAN PRIORITAS ............................................... 13

A. Tabel Scoring untuk Menentukan Prioritas Kegiatan ............................... 13

B. Tabel Rencana Kegiatan Prioritas (Plan of Activyy/POA) ....................... 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 16

iii
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16

B. Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabut asap sudah menjadi bencana nasional sejak terjadinya kebakaran


hutan dan lahan yang besar mulai tahun 1997/1998 dan sampai dengan tahun
2015 bencana kabut asap di Indonesia masih terus berlangsung, dampak
kebakaran hutan mengakibatkan degradasi dan deforestasi hutan semakin
tinggi, dampak kiriman asap ke negara-negara tetangga terutama Singapuran
dan Malaysia. Di beberapa daerah di Indonesia, asap dari kebakaran hutan dan
lahan juga berdampak pada semua sector kehidupan masyarakat. Kabut asap
berpengaruh pada kesehatan masyarakat diantaranya adalah penyakit ISPA,
penurunan kualitas udara karena polusi asap, terganggunya aktifitas
masyarakat seperti sekolah diliburkan, bandar udara ditutup karena jarak
pandang yang tidak memungkinkan.

Hal ini dikarenakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan selama ini tidak
memperhatikan manfaat yang akan diperoleh dari keberadaan hutan tersebut,
sehingga kelestarian lingkungan hidup menjadi terganggu. Penyebab utama
kabut asap adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan terjadi karena manusia
yang menggunakan api dalam upaya pembukaan hutan untuk Hutan Taman
Industri (HTI), perkebunan, dan pertanian. Selain itu, kebakaran didukung oleh
pemanasan global, kemarau ekstrem yang seringkali dikaitkan dengan
pengaruh iklim memberikan kondisi ideal terjadinya kebakaran hutan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara penanggulangan kabut asap di Kabupaten Kampar?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

a) Melakukan upaya penanggulangan kabut asap di Kabupaten Kampar.

2. Tujuan Khusus

a) Membuat peraturan larangan pembakaran hutan


b) Memberikan sosialisasi mengenai kebijakan pembakaran lahan.
c) Mengajak masyarakat untuk merubah perilaku membakar hutan.

2
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Skenario
KABUT ASAP
Setiap musim kemarau, kabut asap selalu menyelimuti beberapa wilayah
Indonesia yang diakibatkan oleh kebakaran. Pada tahun ini, kabut asap sudah
terjadi lebih dari 2 bulan sejak Juli 2019 dan yang paling parah terjadi di
daerah Provinsi Riau. Kabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten yang
paling parah terdampak kabut asap. Terhitung dalam 3 bulan setiap hari
diselimuti kabut asap, terparah terjadi bulan Agustus dengan jarak pandang
sekitar 200 m. Indeks standart pencemaran udara berada pada batas merah dan
masuk dalam kategori sangat tidak sehat, bahkan pernah berada pada level
berbahaya.
Dinas kesehatan Kabupaten Kampar melaporkan terjadi peningkatan ISPA
dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Jumlah laporan ISPA pada bulan Juni
sebanyak 98 kasus, Juli 158 kasus dan Agustus sebanyak 319 kasus. Sebagian
besar penderita yang tercatat adalah lansia dan anak-anak. Selain ISPA,
beberapa keluhan penyakit mulai dirasakan antara lain mata mulai terasa pedih,
sesak napas dan kepala pusing.
Penduduk Kabupaten Kampar sangat beragam, 90% penduduk beragama
Islam dengan mata pencaharian mayoritas di bidang perkebunan dan
perikanan. Hasil perkebunan adalah kelapa sawit yang menjadi produk
unggulan di wilayah tersebut. Setiap tahun, penduduk membuka lahan baru
dengan membakar hutan. Kebiasaan tersebut sering dilakukan turun temurun
untuk menghemat biaya dalam pembukaan lahan. Kabupaten Kampar dilalui
dua sungai besar yaitu sungai Siak dan Kampar, dimana di sepanjang sungai ini
terutama sungai Kampar ditempatkan keramba untuk budidaya ikan. Fasilitas
kesehatan di Kabupaten Kampar cukup memadai, sudah ada rumah sakit tipe B
di wilayah tersebut dan Puskesmas yang sudah terakreditasi sebesar 80%.
Upaya apa yang dapat anda lakukan dalam mengatasi masalah tersebut.

3
1. Inventaris Masalah
Dari Inventarisasi masalah pada skenario dapat diperoleh permasalahan
antara lain sebagai berikut :
a) Peningkatan ISPA.
b) Perilaku masyarakat membuka lahan baru dengan membakar hutan yang
dilakukan turun temurun.
c) Pengetahuan tentang bahaya ISPA rendah.
d) Mayoritas mata pencaharian masyarakat yaitu di bidang perkebunan dan
perikanan.

2. Tabel scoring untuk Menentukan Urutan Prioritas Masalah


Parameter A B
Prevalence 3 4
Severity 3 5
Rate % increate 4 5
Degree of unmeet need 4 4
Social benefit 3 4
Public concern 2 3
Tehnical feasibility study 5 3
Resources availability 5 4
JUMLAH 29 32
RERATA 3,6 4

Keterangan:
A : ISPA
B : Kabut Asap

4
3. Konsep Sebab-Akibat, Kausa dan Efek
Dari permasalahan yang ada dapat disusun hubungan sebab akibat yang disajikan dalam sebuah diagram Fish Bone
dibawah ini :

DIAGRAM FISH BONE


LINGKUNGAN
INPUT

Mata pencaharian
perkebunan Kemarau
Lahan lebih
banyak
perkebunan
Kebiasaan Lahan kering
membakar hutan

Kabut Asap

Pembakaran hutan
atau pembukaan lahan

PROSES

5
B. Analisis dan Pembahasan
1. Input
a) Mata pencaharian perkebunan
Pencaharian penduduk mayoritas dibidang perkebunan, yang setiap
tahun membuka lahan dengan cara membakar hutan. Karena kebakaran hutan
tersebut, beberapa wilayah di Indonesia selalu diselimuti oleh kabut asap san
udara pun menjadi tercemar dan masuk dalam kategori sangat tidak sehat,
bahkan pernah berada pada level berbahaya. Karena dalam 3 bulan setiap hari
diselimuti kabut asap, maka terjadi peningkatan ISPA pada masyarakat yang
tinggal di daerah Kabupaten Kampar. Solusinya yaitu :
1. Perlunya pemberian informasi mengeinai lapangan pekerjaan baru
kepada masyarakat Kabupaten Kampar.
2. Menumbuhkan kesadaran prilaku lewat sosialisasi langsung agar tidak
menebang masyarakat tidak menebang pohon sembarangan dan
mengedukasi masyarakat mengenai penyebab terjadinya kabut asap.
b) Lahan lebih banyak kebun
Hasil perkebunan adalah kelapa sawit yang menjadi produk unggulan
di wilayah tersebut. Setiap tahun, penduduk membuka lahan baru dengan
membakar hutan. Kebiasaan tersebut sering dilakukan turun temurun untuk
mengehmat biaya dalam pembukaan lahan. Kerugian dari asap polusi yang
ditimbulkan adalah kesehatan masyarakat yang terganggu, menghambat
tumbuhan untuk dapat berfotosintesis. Solusi yang dapat dilakukan :
1. Tidak melakukan pembukaan lahan baru secara sembarangan.
2. Mengedukasi masyarakat mengenai penyebab dan akibat terjadinya
kabut asap terhadap lingkungan dan kesehatan.
c) Kebiasaan membakar hutan
Masyarakat pinggiran hutan biasanya membuka lahan dengan cara
membakar di karenakan biayanya murah dan dengan cara pembakaran hutan
mereka melanjutkan tradisi turun temurun , solusi dari kebiasaan membakar
hutan yaitu dengan menekan agar perusahaan-perusahaan perkebunan di
lokasi-lokasi yang saat ini terjadi kebakaran, untuk merangkul masyarakat
sekitar

8
2. Proses
a) Pembakaran hutan atau pembukaan lahan
Proses pembakaran atau pembukaan lahan baru di gunakan oleh
masyarakat pinggiran hutan di karenakan biaya yang murah serta sudah
menjadi kebiasaan turun temurun dan tingkat pendidikan mereka tentang
akibat pembakaran hutan kurang, solusinya yaitu
1. Kebiasaan
Merubah kebiasaan turun temurun tersebut dan mengajarkan
masyarakat untuk menggunakan teknik baru dalam pembukaan lahan
yang di sosialisasikan Kementerian Pertanian mengenalkan teknologi
mekanisasi dengan dukungan dekomposer yang mampu bekerja cepat
untuk mengurai tanah, tanpa harus melakukan pembakaran hutan,
mekanisasi dan teknologi dekomposer berjalan efektif karena sangat
ramah lingkungan.
3. Lingkungan
a) Kemarau
Musim Kemarau merupakan suatu musim yang terjadi akibat pengaruh
sistem Muson yang memiliki ciri – ciri tidak turunnya hujan dalam kurun
waktu tertentu. Kita tidak bisa sembarangan menyebut suatu daerah sedang
terjadi musim kemarau, karena ada beberapa hal yang perlu di perhatikan
seperti curah hujan per bulan tidak lebih dari 60 mm per bulan atau 20 mm per
dasarian secara berturut turut. Wilayah – wilayah yang kemungkinan bisa
terserang musim kemarau adalah sebagian dari Amerika Serikat, Afrika,
Australia bagian timur laut, dan Wilayah tropika di Asia tenggara dan Asia
Selatan. Di indonesia sendiri, telah terjadi beberapa musim kemarau yang
sangat panjang di berbagai wilayah. Solusinya yaitu :
1. Menanam banyak pohon
Salah satu cara untuk dapat menanggulangi kemarau adalah banyak
menanam pepohonan. Seperti yang kita tahu bahwa salah satu fungsi
pohon adalah mnyerap dan kemudian menyimpan air di dalam
akarnya. Suatu saat air yang tersimpan di bawah akar pohon dan
disebut dengan air tanah ini akan dapat digunakan di kemudian hari
ketika musim kemarau tiba. seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

9
bahwa dartah yang mempunyai banyak pohon akan lebih banyak
mempunyai air daripada daerah yang kurang pohon.
2. Membuat bendungan
Untuk menanggulangi kekeringan adalah dengan membuat bendungan.
Bendungan merupakan salah satu cara untuk membuat air sungai
tersimpan (terbendung) sehingga suatu saat dapat digunakan ketika
masuarakat kekurangan air. Bendungan juga digunakan untuk mengairi
sawah.
b) Lahan Kering
Lahan kering dapat didefinisikan sebagai hamparan lahan yang tidak
pernah tergenang atau digenangi air pada sebagian besar waktu dalam setahun
atau sepanjang tahun. Berdasarkan penggunaan lahan untuk pertanian, Badan
Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan luas lahan kering menjadi lahan tegal
atau kebun, ladang atau huma, lahan sementara tidak diusahakan, dan rawa
yang tidak ditanami. lahan kering sebagai lahan dimana pemenuhan kebutuhan
air tanaman tergantung sepenuhnya pada air hujan dan tidak pernah tergenang
sepanjang tahun. Solusinya yaitu :
1. Media Tanam
Tanah sebagai media tanam seharusnya memiliki kemampuan
menahan air dari infiltrasi dan evapotranspirasi, mampu memberikan
nutrisi bagi tanaman, serta memiliki pori-pori proporsional untuk
sirkulasi udara (O2 dan CO2). Untuk mengatasi hal tersebut, maka
diperlukan soil amendment atau pengatur tanah, pupuk organik untuk
meningkatkan kesuburan tanah, dan kapur untuk meningkatkan pH
tanah atau gypsum untuk menurunkan pH tanah.
2. Nutrisi
nutrisi sebagai makanan bagi tanaman itu diumpamakan seperti adanya
karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin bagi manusia. Namun bagi
tanaman membutuhkan nutrisi makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan mikro
(Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn dan Cl). Tingginya kadar garam di tanah
pertanian lahan kering mengakibatkan unsur-unsur nutrisi yang
diperlukan tanaman tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup,
karena garam sifatnya mereduksi unsur-unsur makro dan membuat
unsur-unsur mikro bersifat toksit atau beracun bagi tanaman. Untuk
10
mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan pemupukan organik terpadu
yang menyediakan unsur hara tanaman dari bahan-bahan alam untuk
mereduksi kandungan unsur logam dari pupuk-pupuk kimia serta
memberikan unsur mikro tanaman dalam bentuk organik (chillate)
yang tidak beracun bagi tanaman di daerah dengan kadar garam yang
tinggi
3. Pengolahan tanah dan pemberian pozzolan
Pengolahan tanah dilakukan dengan bajak traktor yang bertujuan untuk
menggemburkan tanah, agara sirkulasi udara baik. Pozzolan
merupakan pengkondisi tanah (soil amendment) yang sedang
dikembangkan untuk diterapkan di bidang pertanian. Kelebihan dari
pozzolan apabila diaplikasikan sebagai soil amendment adalah sifat
porositasnya (karena berasal dari batuan vulkanik dan jenis basalt
rock) yang mampu menahan air dalam jumlah yang banyak serta umur
ekonomisnya yang lama, yakni diperkirakan mencapai 20 tahunan bisa
berfungsi baik di tanah.

11
BAB III

PENYUSUNAN PROGRAM

A. Upaya/Kegiatan Pencegahan

1. Memberikan penyuluhan tentang bahayanya pembakaran hutan.


2. Memberikan penyuluhan mengenai bahaya kabut asap terhadap kesehatan.
3. Memberikan pengetahuan penyakit apa saja yang mungkin dapat terjadi akibat
kabut asap.
4. Mengajarkan kepada penduduk tentang bagaimana cara memadamkan api jika
terjasi kebakaran.
5. Membuat peraturan tentang larangan pembakaran hutan.
6. Bekerja sama dengan BKSDA (Balai Konversional Sumber Daya Alam) untuk
pelatihan pengendalian kebakaran.

B. Upaya/Kegiatan Pengendalian Pasien dan Kontak

1. Mengobati penderita ISPA


2. Memberitahukan kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker agar
dapat mengurangi asap yang masuk kedalam tubuh.

C. Upaya/Kegiatan Perbaikan Lingkungan

1. Melakukan reboisasi
2. Memberikan penyuluhan dan mengajarkan bagaimana cara memanfaatkan
sungai.
3. Membertahukan kepada masyarakat untuk membuka lahan baru tidak hanya
dengan membakar hutan

12
BAB IV
PENYUSUNAN KEGIATAN PRIORITAS

A. Tabel Scoring untuk Menentukan Prioritas Kegiatan

NO KEGIATAN EFEKTIVITAS EFISIENSI HASIL


M I V C P=MxIxV

C
1 Membuat peraturan dan 4 3 3 4 9
sosialisasi
2 Membentuk tim siaga 2 4 3 3 8
bencana
3 Reboisasi 3 3 2 3 6

M : Megnitude yaitu besarnya masalah yang bisa diatasi apabila


solusi/kegiatan ini dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya
masalah lain).
I : Implementasi yaitu sensitifitasnya dalam mengatasi masalah.
V : Viabillity yaitu kelanggengan selesainya masalah apabila kegiatan ini
dilaksanakan.
C : Cost yaitu biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah.
P : Hitunglah P (prioritas kegiatan/pemecahan masalah) dengan rumus pada
kolom Hasil.

13
B. POA (Plan Of Activity)

RENCANA KEGIATAN MEMBUAT PERATURAN TENTANG LARANGAN MEMBAKAR LAHAN DAN SANKSINYA
BESERTA SOSIALISASINYA KEPADA MASYARAKAT KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

LOKASI
N KEGIATA VOLUME TENAGA KEBUTUHAN
SASARAN TARGET RINCIAN KEGIATAN PELAKS JADWAL
O N KEGIATAN PELAKSANA PELAKSANAAN
ANA
1. Perencanaan -Pemerintahan -Staf -5 Petugas - Membuat perencanaan rincian Kantor Staf Pemerintahan November - Alat tulis
Kegiatan Daerah Pemerintahan Dinas peraturan larangan membakar Kabupaten Kabupaten 2019 - LCD dan Proyektor
Setempat Daerah Kesehatan lahan beserta sanksinya. Kampar Kampar & - Meja dan kursi
-Dinas Setempat 80% -5 Dinas - Mengobservasi kejadian kabut Institusi dinas - Laptop
Kesehatan -Dinas Lingkungan asap di Kabupaten Kampar. kesehatan dan - Konsumsi
-Dinas Kesehatan Hidup dan - Mendata keperluan barang dalam KLHK.
Lingkungan 80% Kehutanan kegiatan.
Hidup dan - Rapat Penyusunan rancangan
-Dinas -10 Staf
Kehutanan peraturan mengenai peraturan
Lingkungan Pemerintahan
Hidup dan di bidng pembakaran hutan.
Kehutanan Perhutanan - Pengesahan dan penetapan
80% dan Kesehatan peraturan perundangan mengenai
pembakaran lahan hutan.

14
2. Penyebaran -Staf -Kepala Desa - Kepala Desa - Menyediakan tempat pelaksanaan Di Balai Kepala Desa Desember - Alat tulis
Informasi Pemerintahan 100% daerah kegiatan Kabupaten Staf Pemerintahan 2019 - Daftar keperluan
Program Kabupaten Staf setempat - Sosialisasi peraturan tentang Kampar Kabupaten barang dalam
Kegiatan Kampar Pemerintahan - Staf larangan membakar lahan dan Kampar kegiatan
- Kepala Desa Kabupaten Pemerintah 5 sanksinya. - LCD dan Proyektor
80% orang - Menyiapkan draft salinan - Meja dan kursi
peraturan tentang larangan - Laptop
membakar lahan beserta - Konsumsi
sanksinya kepada kepala desa - Proposal kegiatan
setempat .
- Memanfaatkan media social atau
website pemda sebagai akses
untuk menyebarluaskan dan
sosialisasi peraturan baru tentang
pembakaran lahan hutan.
3. Pelaksanaan -Staf - Masyarakat -200 Warga - Melaksanakan kegiatan Di Balai -Staf Januari 2020 - Surat Ijin dari kepala
Kegiatan Pemerintahan 80% -Staf Sosialisasi peraturan tentang Kabupaten Pemerintahan & kabupaten Kampar
-Dinas Pemerintahan larangan membakar lahan dan Kampar Dinas Kesehatan - Surat Izin Pelaksana
kesehatan & dinas sanksinya. kegiatan
kesehatan - Memasang spanduk tentang
larangan membakar lahan beserta
sanksinya di jalanan.
4. Evaluasi -Pemerintahan -Pemerintah -Pemerintah - Pemaparan Laporan kegiatan Kantor Pemerintah, Juli & - Alat tulis
program Daerah dan panitia -200 Warga Sosialisasi Kabupaten Staf Dinas Desember - LCD dan Proyektor
kegiatan Setempat pelaksana - Menilai serangkaian perencanaan Kampar Kesehatan, dan 2020 - Meja dan kursi
-5 Staf Dinas
-Dinas kegiatan 90% kegiatan Masyarakat - Laptop
Kesehatan
Kesehatan -Staf Dinas - Menilai persiapan tenaga dan - Konsumsi
-Masyarakat Kesehatan perlengkapan - Laporan masing-
80% - Menilai penyelenggaraan masing kegiatan
-Masyarakat Program kegiatan. - Alat pengeras suara
80% - Menilai manfaat atau pencapaian - Kuesioner
dari penyelenggaraan program pelaksanaan kegiatan
kegiatan tersebut.

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil diskusi kami bahwa bencana kabut asap


disebabkan oleh banyaknya kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan
oleh ulah manusia ataupun karena faktor cuaca atau iklim. Kabut asap
sangat mengganggu kualitas hidup manusia dan juga mengganggu kualitas
lingkungan, sehingga perlu adanya upaya penanggulangan kabut asap
tersebut. Salah satu contohnya yaitu membuat peraturan yang tegas
mengenai pembakaran hutan serta adanya sosialisasi untuk masyarakat
agar kebakaran hutan dan kabut asap tidak kembali terjadi.

B. Saran

1. Perlu adanya kebijakan yang lebih tegas mengenai pembakaran


hutan serta sosialisasi kepada masyarakat.
2. Adanya tim siaga bencana agar dapat menanggulangi jika terjadi
kebakaran hutan kembali.
3. Adanya lapangan pekerjaan yang baru sehingga masyarakat tidak
terfokus pada mata pencaharian di bidang perkebunan dan
perikanan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Pusparini, Kurniawati Diyah. 2015. Bencana Kabut Asap di Indonseia.


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember. Vol. 2, No. 3.

17

Anda mungkin juga menyukai