KEPERAWATAN ANAK
Kelompok 1
1. Siswo Margo 185070209111001
2. Novrelia Nityassari 185070209111004
3. Vinsensius Joko 185070209111008
4. Jayanti Ika Siwi 185070209111010
5. Kharisma Hadi 185070209111014
6. Suwoto 185070209111022
7. Ninik Dwi Agustina 185070209111023
8. Rizki Taufikur Rahman 185070209111028
9. Ratih Arum Vatmasari 185070209111035
10. Zakiya Isnaini Fitri 185070209111037
11. Ema Drakel 185070209111042
12. Rossyta 185070209111043.
13. Helmi Nindra Agustin 185070209111044
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen pengampu : Ns. Rinik Eko Kapti,S. Kep., M. Kep
Kelompok 1
1. Siswo Margo 185070209111001
2. Novrelia Nityassari 185070209111004
3. Vinsensius Joko 185070209111008
4. Jayanti Ika Siwi 185070209111010
5. Kharisma Hadi 185070209111014
6. Suwoto 185070209111022
7. Ninik Dwi Agustina 185070209111023
8. Rizki Taufikur Rahman 185070209111028
9. Ratih Arum Vatmasari 185070209111035
10. Zakiya Isnaini Fitri 185070209111037
11. Ema Drakel 185070209111042
12. Rossyta 185070209111043.
13. Helmi Nindra Agustin 185070209111044
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat, serta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
bahasan “Hischprung”. Penulis menulis makalah ini dengan tujuan sebagai salah satu
prasyarat penugasan mata kuliah Keperawatan Anak. Penyusunan makalah ini
penulis juga banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena telah menjadi pedoman bagi kami untuk
menyelesaikan makalah ini.
2. Ns. Rinik Eko Kapti,S. Kep., M. Kep sebagai dosen pembimbing yang memberikan
motivasi bagi kami.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak yang
perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun bagi penulisan makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengertian dari hirsprung?
b. mendeskripsikan tentang klasifikasi dari Hirsprung?
c. Mendeskripsikan etiologi dari hirsprung?
d. Mendeskripsikan patofisiologi dari hirsprung ?
e. Mendeskripsikan pathway dari hisprung?
f. Mendeskripsikan manifestasi klinis dari hirsprung?
g. Mendeskripsikan komplikasi dari hirsprung?
2
h. Mendeskripsikan pemeriksaan dari hirsprug?
i. Mendeskripsikan penatalaksanaan dari hirsprung?
j. Mendeskripsikan asuhan keperawatan Teori pada anak dengan hirsprung?
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel –
sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon.Dan ketidak adaan
ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya
evakuasi usus spontan (Cecily Betz & Sowden, 2009).
Penyakit Hirschsprung atau Mega Kolon adalah kelainan bawaan
penyebab gangguan pasase usus tersering pada neonatus, dan kebanyakan
terjadi pada bayi aterm dengan berat lahir 3 Kg, lebih banyak laki – laki dari
pada perempuan (Arief Mansjoer, 2010).
Penyakit hirschprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion
parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai usus halus (Ngastiyah,2014).
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan panjang segmen yang terkena, Hirschprung dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Penyakit hirschprung segmen pendek
Segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid; ini merupakan 70%
dari kasus penyakit hirschsprung dan lebih sering ditemukan pada anak
laki- laki dibanding anak perempuan.
2. Penyakit hirschprung segmen panjang
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon
atau usus halus. Ditemukan sama banyak baik laki – laki maupun
perempuan.
2.3 Etiologi
Penyebab dari Hirschprung yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi
Hirschsprung atau Mega Colon diduga terjadi karena :
1. Faktor genetik dan lingkungan, sering terjadi pada anak dengan Down
syndrom.
2. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
4
2.4 Patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa
kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau
tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya
evakuasi usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga
mencegah keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya
akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal
sampai pada bagian yang rusak pada Mega Colon (Cecily Betz & Sowden,
2009).
Isi usus terdorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerah
tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang proksimal terhadap
daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon tersebut
melebar ( Price, S & Wilson, 2012).
Ganglionic mega colon atau hirschprung dikarenakan karena tidak
adanya ganglion parasimpatik disubmukosa (meissher) dan mienterik
(aurbach) tidak ditemukan pada satu atau lebih bagian dari kolon menyebabkan
peristaltik usus abnormal.Peristaltik usus abnormal menyebabkan konstipasi
dan akumulasi sisa pencernaan di kolon yang berakibat timbulnya dilatasi usus
sehingga terjadi megakolon dan pasien mengalami distensi
abdomen.Aganglionosis mempengaruhi dilatasi sfingter ani interna menjadi
tidak berfungsi lagi, mengakibatkan pengeluaran feses, gas dan cairan
terhambat.Penumpukan sisa pencernaan yang semakin banyak merupakan
media utama berkembangnya bakteri. Iskemia saluran cerna berhubungan
dengan peristaltik yang abnormal mempermudah infeksi kuman ke lumen usus
dan terjadilah enterocolitis. Apabila tidak segera ditangani anak yang
mengalami hal tersebut dapat mengalami kematian (kirscher dikutip oleh Dona
L.Wong, 2008)
5
2.5 Pathway
Pengeluaran endotoksin
Imunitas menurun
Respon SSP
Resiko keterlambatan
Hipertermia pertumbuhan dan
perkembangan
6
2.6 Manifestasi Klinis
Bayi baru lahir tidak bisa mengeluarkan Meconium dalam 24 – 28 jam
pertama setelah lahir.Tampak malas mengkonsumsi cairan, muntah
bercampur dengan cairan empedu dan distensi abdomen.(Nelson, 2009).
Gejala Penyakit Hirshsprung adalah obstruksi usus letak rendah, bayi
dengan Penyakit Hirshsprung dapat menunjukkan gejala klinis sebagai berikut.
Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketidakadaan
evakuasi mekonium. Keterlambatan evakuasi mekonium diikuti obstruksi
konstipasi, muntah dan dehidrasi.Gejala rigan berupa konstipasi selama
beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus
akut.Konstipasi ringan entrokolitis dengan diare, distensi abdomen dan
demam.Adanya feses yang menyemprot pas pada colok dubur merupakan
tanda yang khas. Bila telah timbul enterokolitis nikrotiskans terjadi distensi
abdomen hebat dan diare berbau busuk yang dapat berdarah ( Nelson, 2009
).
Gejala Penyakit Hirshprung menurut ( Betz Cecily & Sowden, 2009)
1. Masa neonatal
a. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 28 jam setelah lahir
b. Muntah berisi empedu
c. Enggan minum
d. Distensi abdomen
2. Masa bayi dan anak – anak.
a. Konstipasi
b. Diare berulang
c. Tinja seperti pita dan berbau busuk
d. Distenssi abdomen
e. Adanya masa difecal dapat dipalpasi
f. Gagal tumbuh
g. Biasanya tampak kurang nutrisi dan anemi
2.7 Komplikasi
Menurut Corwin (2009) komplikasi penyakit hirschsprung yaitu
gangguan elektrolit dan perforasi usus apabila distensi tidak diatasi.Menurut
7
Mansjoer (2010) menyebutkan komplikasi penyakit hirschprung adalah:
1. Pneumatosis usus
Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang
iskemik distensi berlebihan dindingnya.
2. Enterokolitis nekrotiokans
Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang
iskemik distensi berlebihan dindingnya.
3. Abses peri kolon
Disebabkan oleh bakteri yang tumbuh berlainan pada daerah kolon yang
iskemik distensi berlebihan dindingnya.
4. Perforasi
Disebabkan aliran darah ke mukosa berkurang dalam waktu lama.
5. Septikemia
Disebabkan karena bakteri yang berkembang dan keluarnya endotoxin
karena iskemia kolon akibat distensi berlebihan pada dindinng usus.
Sedangkan komplikasi yang muncul pasca bedah antara lain:
1. Gawat pernafasan (akut)
Disebabkan karena distensi abdomen yang menekan paru – paru sehingga
mengganggu ekspansi paru.
2. Enterokolitis (akut)
Disebabkan karena perkembangbiakan bakteri dan pengeluaran
endotoxin.
3. Stenosis striktura ani
Gerakan muskulus sfingter ani tak pernah mengadakan gerakan kontraksi
dan relaksasi karena ada colostomy sehingga terjadi kekakuan ataupun
penyempitan.
9
2.9 Penatalaksanaan
1. Medis
Penatalaksaan operasi adalah untuk memperbaiki portion aganglionik di
usus besar untuk membebaskan dari obstruksi dan mengembalikan
motilitas usus besar sehingga normal dan juga fungsi spinkter ani internal.
Ada dua tahap pembedahan pertama dengan kolostomi loop atau
double barrel dimana diharapkan tonus dan ukuran usus yang dilatasi dan
hipertropi dapat kembali menjadi normal dalam waktu 3-4 bulan . Terdapat
prosedur dalampembedahan diantaranya:
a. Prosedur duhanel biasanya dilakukan terhadap bayi kurang dari 1 tahun
dengan cara penarikan kolon normal kearah bawah dan
menganastomosiskannya dibelakang usus aganglionik, membuat
dinding ganda yaitu selubung aganglionik dan bagian posterior kolon
normal yang telah ditarik.
b. Prosedur Swenson membuang bagian aganglionik kemudian
menganastomosiskan end to end pada kolon yang berganglion dengan
saluran anal yang dilatasi dan pemotongan sfingter dilakukan pada
bagian posterior.
c. Prosedur soave dilakukan pada anak-anak yang lebih besar dengan
cara membiarkan dinding otot dari segmen rectum tetap utuh kemudian
kolon yang bersaraf normalditarik sampai ke anus tempat dilakukannya
anastomosis antara kolon normal dan jaringan otot rektosigmoid yang
tersisa.
2. Keperawatan
Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe
pelaksanaanya bila ketidakmampuan terdiagnosa selama periode neonatal,
perhatikan utama antara lain :
a. Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital
pada anak secara dini
b. Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
c. Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis (
pembedahan )
d. Mendampingi orang tua pada perawatan colostomy setelah rencana
pulang.
10
Pada perawatan preoperasi harus diperhatikan juga kondisi klinis anak
– anak dengan malnutrisi tidak dapat bertahan dalam pembedahan sampai
status fisiknya meningkat.Hal ini sering kali melibatkan pengobatan
simptomatik seperti enema. Diperlukan juga adanya diet rendah serat, tinggi
kalori dan tinggi protein serta situasi dapat digunakan nutrisi parenteral total
( NPT ).
Perencanaan pulang dan perawatan dirumah :
1) Ajarkan pada orang tua untuk memantau adanya tanda dan gejala
komplikasi jangka panjan berikut ini.
a) Stenosis dan kontriksi
b) Inkontinensia
c) Pengosongan usus yang tidak adekkuat
2) Ajarkan tentang perawatan kolostomi pada orang tua dan anak.
a) Persiapan kulit
b) Penggunaan alat kolostomi
c) Komplikasi stoma (perdarahan, gagal defekasi, diare meningkat ,
prolaps, feses seperti pita )
d) Perawatan dan pembersihan alat kolostomi
e) Irigasi kolostomi
3) Beri dan kuatkan informasi-informasi tentang penatalaksanaan diet.
a) Makanan rendah sisa
b) Masukan cairan tanpa batas
c) Tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolot dan dehidrasi.
4) Dorong orang tua dan anak untuk mengekspresikan perasaannya
tentang kolostomi.
a) Tampilan
b) Bau
c) Ketidaksesuaian antara anak mereka dengan anak “ideal”
5) Rujuk ke prosedur institusi spesifik untuk informasi yang dapat diberikan
pada orang tua tentang perawatan dirumah.
3. Kolaboratif
Untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat penyumbatan usus,
segera dilakukan kolostomi sementara. Kolostomi adalah pembuatan
lubang pada dinding perut yang disambungkan dengan ujung usus besar.
11
Pengangkatan bagian usus yang terkena dan penyambungan kembali usus
besar biasanya dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan atau lebih. Jika
terjadi perforasi (perlubangan usus) atau enterokolitis, diberikan antibiotik.
12
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Pengkajian Umum
a. Identitas klien
Meliputi nama,umur, jenis klemin, status perkawinan, agama, suku bangsa
alamat, diagnosa penyakit, tanggal masuk, tanggal pengkjian, nomor medikal
record.
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi, nama, umur, jenis klemin, hubungan dengan klien, status perkawinan,
agama, suku bangsa, alamat
c. Riwayat Kesehatan
o Keluhan utama Klien
Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat dilakukan
pengkajian, pada klien Hirschsprung misalnya, sulit BAB, distensi abdomen,
kembung, muntah.
o Riwayat kesehatan sekarang
Yang diperhatikan adanya keluhan mekonium keluar setelah 24 jam setelah
lahir, distensi abdomen dan muntah hijau atau fekal.
Tanyakan sudah berapa lama gejala dirasakan pasien dan tanyakan
bagaimana upaya klien mengatasi masalah tersebut.
o Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah sebelumnya klien pernah melakukan operasi, riwayat kehamilan,
persalinan dan kelahiran, riwayat alergi, imunisasi.
d. Riwayat Nutrisi
Meliputi : masukan diet anak dan pola makan anak
e. Riwayat psikologis
Bagaimana perasaan klien terhadap kelainan yang diderita apakah ada
perasaan rendah diri atau bagaimana cara klien mengekspresikannya.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan pada orang tua apakah ada anggota keluarga yang lain yang
menderita Hirschsprung.
13
g. Riwayat social
Apakah ada pendakan secara verbal atau tidak adekuatnya dalam
mempertahankan hubungan dengan orang lain.
h. Riwayat tumbuh kembang
Tanyakan sejak kapan, berapa lama klien merasakan sudah BAB.
i. Riwayat kebiasaan sehari-hari
Meliputi – kebutuhan nutrisi, istirahat dan aktifitas.
j. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik
Kesadaran umum
Mengkaji tingkat kesadran dan mengkaji tanda-tanda vital (tekanan
darah, nadi, respirasi, suhu)
Pemeriksaan Kulit dan Kuku
o Inspeksi
Warna Kulit: sawo matang
Keterangan: persebaran kulit merata, tidak terlihat adanya lesi,
tidak terdapat massa
o Palpasi
Turgor Kulit: Hangat, kembali dalam waktu < 2 detik
CRT kembali dalam waktu < 2 detik
Pemeriksaan Kepala
o . Inspeksi
Bentuk Kepala :normocephal
Rambut : warna hitam, persebaran merata
Massa : tidak terdapat massa
Keterangan :tidak ada lesi
o Palpasi
Kepala : tidak terdapat nyeri tekan
Pemeriksaan Mata
o .. Inspeksi
Alis : simetris, persebaran merata
Mata : simetris
14
Bola Mata :terdapat pembesaran tumor dalam rongga
mata
Sklera : berwarna kemerahan
Pupil : Leukokoria (refleks pupil yang berwarna
Putih
o Palpasi
Mata : terdapat nyeri tekan
Pemeriksaan Hidung
o Inspeksi
Lubang hidungsimetris, bersih tidak ada sekret Hidung tepat berada
di tengah, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Keterangan :tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa
o Palpasi
Sinus Hidung tidak terdapat nyeri tekan di daerah sinus frontalis dan
maxilaris
.. Pemeriksaan Telinga
o. Inspeksi
Daun Telinga :simetris
Kondisi lubang Telinga : bersih tidak terdapat serumen,
membran timpani utuh
Keterangan :tidak terdapat lesi dan massa
o Palpasi
Telinga :tidak terdapat nyeri tekan di
daerah tragus
Pemeriksaan Mulut
o .. Inspeksi
Bibir : lembab
Gigi : bersih
Gusi :tidak terdapat perdarahan
Lidah :tidak terdapat lesi
15
Uvula :tepat di tengah
Tonsil :T1 (normal)
Keterangan : tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa
o .. Palpasi
Keterangan :tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema
Pemeriksaan Leher
o Inspeksi
Kondisi Kulit : persebaran merata
Keterangan : tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa
o Palpasi
Kelenjar Tiroid :tidak terjadi pembesaran dan nyeri
tekan
Vena jugularis : tidak terjadi bendungan vena jugularis
Trakea : tidak ada deviasi trakea
Kelenjar Limfe : tidak terjadi pembesaran dan nyeri
tekan
.. Pemeriksaan Thorax
o Inspeksi
Dada :pergerakan dada simetris, bentuk dada normal, tidak terdapat
retraksi dinding dada
Kondisi kulit :persebaran merata
Keterangan : tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa
o Palpasi
Pada Dada :pergerakan simetris
o Perkusi : sonor pada bagian paru, pekak pada bagian jantung
o Auskultasi :tidak terdapat suara nafas tambahan, tidak terdapat
suara jantung tambahan
Pemeriksaan Abdomen
o Inspeksi : tampak tegang, terdapat distensi abdomen
tidak terdapat massa
o Auskultasi : terdapat penurunan bising usus dan berlanjut
hilangnnya bising usus
o Palpasi : teraba kolon dilatasi
16
o Perkusi : terdengar hipertimpani akibat abdominal mengalami
kembung
. Pemeriksaan Muskuloskeletal
o Inspeksi : tidak terdapat edema di ekstremitas atas dan bawah
bagian kanan dan kiri
o Palpasi : tidak terdapat pitting edema
KekuatanOtot 5 5
5 5
peristaltik menurun
perut kembung Konstipasi
17
3. Ds: Dilatasi usus Gangguan
Ibu mengatakan anak kebutuhan
rewel dan menangis Feses membusuk nutrisi
Ibu mengatakan anak produksi gas
tidak mau minum asi meningkat
Do:
berat badan anak Mual muntah
kurang dari berat
badan ideal Anorexia
status gizi kurang
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
4. Ds : Ketidakseimbangan Resiko
ibu mengatakan anak nutrisi kurang dari keterlambatan
tumbuh sesuai dengan kebutuhan tubuh perkembangan
perkembangan usianya
Do:
berat badan anak Imunitas menurun
kurang dari berat
badan ideal Perubahan
status gizi kurang pertumbuhan dan
perkembangan
18
3.3 Diagnosa
1. Hipertemi berhubungan dengan respon terhadap endotoksin bakteri
2. Konstipasi berhubungan dengan bisisng usus hipoaktif
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake in adekuat
4. Resiko keterlambatan perkembangan ditandai dengan inadekuat dan
gangguan kongenital
19
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan respon terhadap endotoksin bakteri
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. . pasien tidak mengalami peningkatan suhuh tubuh
NOC NIC
Termoregulasi Perawatan Demam
Skala 1 2 3 4 5 1. Pantau suhu sesering mungkin
Outcome (Berat) (Cukup (Sedang) (Ringan) (Tidak 2. Monitor warna kulit dan suhu
berat) ada) 3. Lakukan tapid spoge
Berkeringat 4. Beri kompres air hangat pada lipatan axila dan
saat panas lipatan paha anak
Denyut nadi
radial Pengaturan Suhu
Tingkat 1. Monitor suhu setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
pernafasan 2. Monitor adanya tanda dan gejala hipertermia
Peningkatan 3. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
suhu kulit 4. Berikan obat antipiretik
Hipertermia
Monitor tanda-tanda vital
warna kulit
20
2. Konstipasi berhubungan dengan bising usus hipoaktif
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. . pasien tidak mengalami konstipasi
NOC NIC
Eliminasi Usus Pemberian Enema :
Skala 1 2 3 4 5 1. Tentukan alas an perlu diberikan enema
Outcome (Berat) (Cukup (Sedang) (Ringan) (Tidak 2. Verifikasi order dokter mengenai pemberian
berat) ada) enema
Pola eliminasi 3. Jelaskan prosedur pada keluarga meliputi sensasi
Tekanan selama dan setelah prosedur
sfingter 4. Letakkan perlak dibawah panggul dan pantat
Suara bising
usus
Otot untuk
mengeluarkan
feses
Konstipasi
21
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
NOC NIC
Status Nutrisi Bayi Manajemen Nutrisi :
Skala 1 2 3 4 5 1. Tentukan status gizi dan kemampuan untuk
Outcome (Berat) (Cukup (Sedang) (Ringan) (Tidak memenuhi kebutuhan gizi
berat) ada) 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
Intake nutrisi dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
Perbandingan 3. Monitor kalori dan asupan makanan
berat dan 4. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan atau
tinggi peningkatan berat badan
Hemoglobin
Intake Manajemen Berat Badan :
makanan 1. Hitung berat badan ideal pasien
lewat mulut 2. Diskusikan dengan keluarga tentang resiko yang
intravena
Intake cairan Perawatan Bayi :
22
2. Monitor intake dan output
3. Berikan makanan sesuai perkembangan bayi
Konseling Nutrisi :
1. Kaji asupan makanan dan kebiasaan makan
pasien
2. Berikan informasi sesuai kebutuhan mengenai
perlunya modifikasi diet bagi kesehatan
3. Gunakan standart gizi yang bisa diterima untuk
membantu pasien dan keluarga mengevaluasi
intake
23
4. Resiko keterlambatan perkembangan ditandai dengan nutrisi inadekuat dan adanya gangguan kongenital
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … resiko yang dialami pasien dapat menurun sampai tidak terjadi
NOC NIC
Perkembangan Anak : 1 bulan Perawatan Bayi :
Skala 1 2 3 4 5 1. Sediakan informasi bagi orangtua mengenai
Outcome (Berat) (Cukup (Sedang) (Ringan) (Tidak perkembangan anak
berat) ada) 2. Monitor intake dan output
Berat badan 3. Dukung orangtua berpartisipasi dalam perawatan
Persentil
lingkar Peningkatan Perkembangan Bayi :
kepala 1. Berikan instruksi kepada orangtua mengenai gizi
Persentil yang seimbang serta manfaatnya
tinggi 2. Berikan petunjuk penyimpanan, persiapan, dan
Persentil mengatasi upaya untuk menyusui eksklusif atau
berat badan dengan susu formula
anak 3. Perkenalkan makanan padat kira-kira usia 6 bulan
4. Sediakan informasi mengenai tahap
perkembangan anak sesuai usia
24
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI
4.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : An. A
Usia : 1 bulan (22/03/2018)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Srengat, Blitar
No. Register : 11387xxx
Tanggal Masuk : 23-04-2018
Tanggal Pengkajian : 23-04-2018
Diagnosis medis : low bowel obstruction suspect hisprung disease
2. Identitas penanggung jawab
Nama Orang Tua : Tn. P/ Ny. D
Pekerjaan : Wiraswasta/ Ibu rumah tangga
Alamat : Srengat, Blitar
Pendidikan : SMA/ SMA
Agama : Islam
Suku : Jawa
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan perut anak membesar sejak 3 minggu yang lalu, dan
belum BAB sejak 2 hari yang lalu. Anak rewel dan sering menangis karena
ketidaknyamanan area perut.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan bahwa sejak dari lahir perut anak membesar dan
BAB hanya sedikit namun tidak teratur setiap hari. An A lahir dengan berat
3000 gr dengan cara normal. Setelah lahir, An. A mengalami pembesaran
perut dan keluarga membawa ke dokter spseialis anak. Oleh dokter diberikan
obat p.o amalys dan limolac, kemudian dilakukan pemeriksaan USG dan
didapatkan adanya tumpukan gas berlebih. Selain itu hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan adanya hiperbilirubin sehingga anak harus dirujuk
ke RSSA. An.A dibawa ke IGD RSSA pada tanggal 19 April 2018 dan dirawat
25
di ruang perinatologi (ruang 11) untuk mendapatkan fototerapi dan perbaikan
kondisi. Pada saat pengkajian tgl 23 April klien dipindahkan ke ruang 15
kondisi An. A pada saat pengkajian cukup, tidak ada sesak, tidak kuning,
namun perut masih membesar. Ibu juga mengatakan bahwa anak agak
demam. Pada saat pengkajian ibu belum dibri tau tentang kondisi anaknya
sehingga ibu terlihat cemas dan sering bertanya pada perawat tentang kondisi
danperawatanuntukanaknya.
c. Riwayat kesehatan dahulu
- klien tidak ada riwayat kecelakaan
- klien belum pernah dilakukan operasi
- klien tidak ada riwayat penyakit kronis
- klien ada riwayat penyakit akut: hiperbilirubin, low bowel obstruction
- MRS terakhir klien adalah saat ini
- klien tidak memiliki alergi
d. Riwayat Kehamilan dan persalinan
- Prenatal: Ibu mengatakan rutin melakukan pemeriksaan ANC di bidan, anak
merupakan anak ke 4, riwayat keguguran (-) , riwayat penyakit DM (-), dan
hipertensi (-). Selama kehamilan muntah berlebihan (-), demam (-),
keputihan (-), anyang-anyangen (-), muncul ruam pada kulit (-), perdarahan
(-), riwayat trauma (-), konsumsi obat-obatan (-), konsumsi jamu (-).
- Natal: An A lahir dengan normal di RSUD Ngudi Waluyo, lahir cukup bulan
(9 bulan), bayi lahir langsung menangis, BBL :3000 gram, PB : 49 cm,
ketuban jernih, biru (-), sesak (-), kuning (-), IMD (-), tidak langsung BAB.
- Postnatal: Setelah lahir pasien mendapatkan injeksi vit K 1 mg (+), imunisasi
hepatitis B 0,5 ml setelah lahir
- Imunisasi: Ibu klien mengatakan anak telah menerima imunisasi hepatitis B
4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Hasil pemeriksaan antropometri: BB 3,5 kg; PB 51 cm; LK 36 cm; BBL 3000gr;
BB sekarang 3500gr
26
5. Riwayat keluarga
6. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
Jenis Sebelum sakit Di rumah sakit
Makanan ASI ASI
Frekuensi 8x/hari 8x/hari
Porsi Sesuai kebutuhan bayi Sesuai kebutuhan bayi
Nafsu makan normal normal
27
b. Eliminasi
BAB
Jenis Sebelum sakit Di rumah sakit
Frekuensi 1x/hari Belum BAB
Konsistensi Lunak
Warna/bau Kuning kehitaman, bau
khas feses
Kesulitan BAB tidak menentu, Belum BAB dan perur
terkadang 1 – 2 hari membesar
tidak BAB
Upaya Tidak ada Spooling berkala dan
rencana colon loop
BAK
Jenis Sebelum sakit Di rumah sakit
Frekuensi Memakai diapers Memakai diapers
Warna/bau Jernih, bau khas urine Jernih, bau khas urine
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya Tidak ada Tidak ada
c. Personal Hygiene, klien masih dibantu untuk mandi, keramas, berpakaian,
dan memotong kuku
7. Pemeriksaanfisik
a. Keadaan umum lemah; kesadaran compos mentis
TTV: Nadi 144x/menit; RR: 42x/menit; Suhu 37,9°C
b. Pemeriksaan Kulit dan Kuku
Inspeksi
Warna Kulit: pink
Keterangan: persebaran kulit merata, tidak terlihat adanya lesi, tidak
terdapat kemerahan
Palpasi
Turgor Kulit: kembali dalam waktu < 2 detik
CRT : kembali dalam waktu < 2 detik
c. Pemeriksaan Kepala
28
Inspeksi
Bentuk Kepala:normocephal
Wajah : simetris
Rambut : warna hitam, persebaran merata
Massa : tidak terdapat massa
Keterangan:tidak ada lesi
Palpasi
Kepala: LK 36 cm; fontanel anterior lunak, sutura sagitalis tepat
d. Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Alis : simetris, persebaran merata
Mata : simetris
Bola Mata:bersih
Sklera : tidak ada peradangan
Pupil : normal
Palpasi
Mata : tidak teraba massa
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
Lubang hidung:simetris, bersih tidak ada sekret
Hidung : tepat berada di tengah, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Keterangan :tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa
Palpasi
Sinus Hidung: tidak terdapat nyeri tekan di daerah sinus frontalis dan
maxilaris
f. Pemeriksaan Telinga
o Inspeksi
Daun Telinga:simetris
Kondisi lubang Telinga: bersih tidak terdapat serumen, membran timpani
utuh
Keterangan :tidak terdapat lesi
o Palpasi
Telinga : tidak teraba massa
29
g. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi
Bibir : lembab
Gigi : bersih
Gusi : tidak terdapat perdarahan
Lidah : tidak terdapat lesi
Uvula : tepat di tengah
Tonsil : T1 (normal)
Keterangan : tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa
Palpasi
Keterangan : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Kondisi Kulit : kondisi normal persebaran merata
Keterangan : tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa
Palpasi
Kelenjar Tiroid:tidak terjadi pembesaran dan nyeri tekan
Vena jugularis: tidak terjadi bendungan vena jugularis
Trakea : tidak ada deviasi trakea
Kelenjar Limfe: tidak terjadi pembesaran dan nyeri tekan
i. Pemeriksaan Thorax
o Inspeksi : Pergerakan simetris, bentuk normal, retraksi dinding dada ringan,
nafas spontan tanpa alat bantu
Keterangan : tidak terdapat lesi, tidak terdapat massa
o Palpasi : Pergerakan simetris
o Perkusi :sonor pada bagian paru, pekak pada bagian jantung
o Auskultasi:tidak terdapat suara nafas tambahan, tidak terdapat suara
jantung tambahan
j. Pemeriksaan Abdomen
o Inspeksi : tidak terdapat lesi
o Auskultasi : peristaltik usus (+), bising usus 3x/menit
o Palpasi : perut teraba keras, distensi abdomen (+)
o Perkusi : terdengar timpani
30
k. Genital
Jenis Kelamin laki-laki, tidak ada perdarahan, tidak ada lesi
l. Pemeriksaan Muskuloskeletal
o Inspeksi : tidak terdapat edema di ekstremitas atas dan bawah bagian
kanan dan kiri, pergerakan normal
o Palpasi : tidak terdapat piting edema
5 5
Kekuatan Otot 5 5
31
Eosinofil 1,6 % 0-4
Basofil 0,3 % 0–1
Neutrofil 27,0 % 51 – 67
Limfosit 62,9 % 25 – 33
Monosit 8,2 % 2- 5
Immature Granulosit (%) 0,40 %
Immature Granulosit 0,04 103 /µL
FaalHati
SGOT 34 U/L 0 – 40
SGPT 12 U/L 0 – 41
Albumin 3,54 g/dL 3,5 – 5,5
Bilirubin total 15,72 mg/dl <1
Bilirubndirek 2,45 mg/dl <0,25
Bilirubin indirek 13,27 mg/dl <0,75
Kimia KlinikElektrolit
9. Terapi
inf CN 10% + KCL 7,4% 3,5 cc+ ca gluconas 10% 3,5 cc
TPN Aminosteril 6% 116,5 cc
Lipid 20% 8,7cc
Injeksi ampicilin sulbactam 3x110 mg
Injeksi gentamicyn 1x18 mg
32
4.2 Analisa Data
nadi : 144x/menit
2. Ds: Aganglionik saluran Konstipasi
Ibu mengatakan cerna
sebelumnya anak BAB
hanya sedikit
Ibu mengatakan anak Peristaltik menurun
tidak bisa BAB sudah 2
hari ini
Do: Perubahan pola
adanya distensi eliminasi
abdomen (konstipasi)
33
Ibu mengatakan bayi
tidak mau minum ASI
Do: Mual dan muntah
Hasil pemeriksaan
antropometri didapatkan: Anorexia
BB: 3,5 kg
TB: 51cm Ketidak seimbangan
LK: 36cm nutrisi kurang dari
BBI: 4,5kg kebutuhan tubuh
Kesimpulan: gizi kurang
4. Ds : Ketidak seimbangan Resiko
Ibu mengatakan anak nutrisi kurang dari keterlambatan
tumbuh sesuai dengan kebutuhan tubuh perkembangan
perkembangan usianya
Do: Imunitas menurun
Hasil pemeriksaan
Perubahan
antropometri didapatkan
pertumbuhan dan
Bb : 3,5kg Tb: 51 cm Lk: perkembangan
36 BBI 4,5kg
Kesimpulan : Gizi Kurang
34
4.4 Rencana Asuhan Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan Respon terhadap endotoksin bakteri
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam pasien tidak mengalami peningkatan suhuh tubuh
NOC NIC
Termoregulasi Perawatan Demam
Skala 1 2 3 4 5
Outcome (Berat) (Cukup (Sedang) (Ringan) (Tidak 1. Pantau suhu sesering mungkin
berat) ada) 2. Monitor warna kulit dan suhu
Berkeringat 3. Lakukan tapid spoge
saat panas 4. Beri kompres air hangat pada lipatan axila dan
Denyut nadi lipatan paha anak
radial
Tingkat Pengaturan Suhu
pernafasan
1. Monitor suhu setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
Peningkatan
2. Monitor adanya tanda dan gejala hipertermia
suhu kulit
3. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
Hipertermia
4. Berikan obat antipiretik
Perubahan
Monitor tanda-tanda vital
warna kulit
1. Monitor nadi, suhu, respirasi
35
2. Konstipasi berhubungan dengan bising usus hipoaktif
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x 24jam pasien tidak mengalami konstipasi
NOC NIC
Eliminasi Usus Pemberian Enema :
Skala 1 2 3 4 5 1. Tentukan alas an perlu diberikan enema
Outcome (Berat) (Cukup (Sedang) (Ringan) (Tidak 2. Verifikasi order dokter mengenai pemberian enema
berat) ada) 3. Jelaskan prosedur pada keluarga meliputi sensasi
Pola eliminasi selama dan setelah prosedur
Tekanan 4. Letakkan perlak dibawah panggul dan pantat
sfingter
Suara bising
usus
Otot untuk
mengeluarkan
feses
Konstipasi
36
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
NOC NIC
Status Nutrisi Bayi Manajemen Nutrisi :
Skala 1 2 3 4 5 1. Tentukan status gizi dan kemampuan untuk
Outcome (Berat) (Cukup (Sedang) (Ringan) (Tidak memenuhi kebutuhan gizi
berat) ada) 2. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
Intake nutrisi dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
Perbandingan 3. Monitor kalori dan asupan makanan
berat dan 4. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan atau
tinggi peningkatan berat badan
Hemoglobin
Intake Manajemen Berat Badan :
makanan 1. Hitung berat badan ideal pasien
lewat mulut 2. Diskusikan dengan keluarga tentang resiko yang
Intake cairan muncul jika ekurangan berat badan
lewat mulut 3. Diskusikan dengan keluarga mengenai hubungan
Intake cairan antara asupan nutrisi dan penurunan berat badan
intravena
Intake cairan Perawatan Bayi :
parenteral 1. Monitor panjang dan berat badan bayi
2. Monitor intake dan output
3. Berikan makanan sesuai perkembangan bayi
Konseling Nutrisi :
1. Kaji asupan makanan dan kebiasaan makan pasien
2. Berikan informasi sesuai kebutuhan mengenai
perlunya modifikasi diet bagi kesehatan
3. Gunakan standart gizi yang bisa diterima untuk
membantu pasien dan keluarga mengevaluasi intake
37
NOC NIC
38
4. Resiko keterlambatan perkembangan ditandai dengan nutrisi inadekuat dan adanya gangguan kongenital
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24jam resiko yang dialami pasien dapat menurun sampai tidak
terjadi
NOC NIC
Perkembangan Anak : 1 bulan Perawatan Bayi :
Skala 1 2 3 4 5 1. Sediakan informasi bagi orangtua mengenai
Outcome (Berat) (Cukup (Sedang) (Ringan) (Tidak perkembangan anak
berat) ada) 2. Monitor intake dan output
Berat badan 3. Dukung orangtua berpartisipasi dalam perawatan
Persentil
lingkar Peningkatan Perkembangan Bayi :
kepala 1. Berikan instruksi kepada orangtua mengenai gizi
Persentil yang seimbang serta manfaatnya
tinggi 2. Berikan petunjuk penyimpanan, persiapan, dan
Persentil mengatasi upaya untuk menyusui eksklusif atau
berat badan dengan susu formula
anak 3. Perkenalkan makanan padat kira-kira usia 6 bulan
4. Sediakan informasi mengenai tahap perkembangan
anak sesuai usia
39
4.5 Implementasi
Nama Pasien :
No Registrasi :
Hari/ Jam No Diagnosis Implementasi Tanda
tanggal Keperawatan tangan
perawat
1. 1. Memantau suhu sesering
mungkin
2. Melakukan monitoring warna kulit
dan suhu
3. Monitor nadi, suhu, respirasi
4. Melakukan tapid spoge
5. Memberikan kompres air hangat
pada lipatan axila dan lipatan
paha anak
6. Memonitor suhu setiap 2 jam,
sesuai kebutuhan
7. Memonitor adanya tanda dan
gejala hipertermia
8. Meningkatkan intake cairan dan
nutrisi adekuat
9. Berikan obat antipiretik
40
3.
1. Menentukan status gizi dan
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi
2. Menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
3. Memonitoring kalori dan asupan
makanan
4. Memonitor kecenderungan
terjadinya penurunan atau
peningkatan berat badan
5. Menghitung berat badan ideal
pasien
6. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang resiko yang muncul jika
kurangan berat badan
7. Mendiskusikan dengan keluarga
mengenai hubungan antara asupan
nutrisi dan penurunan berat badan
8. Memonitor panjang dan berat
badan bayi
9. Memonitor intake dan output
10. Memberikan makanan sesuai
perkembangan bayi
11. Mengkaji asupan makanan dan
kebiasaan makan pasien
12. Memberikan informasi sesuai
kebutuhan mengenai perlunya
modifikasi diet bagi kesehatan
13. Menggunakan standart gizi yang
bisa diterima untuk membantu
41
pasien dan keluarga mengevaluasi
intake
14. Memberikan orangutan materi yang
sesuai dengan kebutuhan
pengetahuan yang telah
diidentifikasi
15. Mengistruksikan orangtua untuk
memberi makanan hanya ASI dan
susu forula
42
4.6 Evaluasi
Nama Pasien
No Registrasi
DX Evaluasi Ttd
Kep
1.
S:
Ibu klien mengatakan demam anak sudah turun
Ibu klien mengatakan anak masih rewel
O:
No Thermogulasi : S.A S.T S.Ak
Indikator
1. Berkeringat saat 1 5 3
panas
2. Denyut nadi radial 2 5 3
3. Tingkat 2 5 3
pernafasan
4. Peningkatan suhu 1 5 3
kulit
5. Hipertermia 1 5 3
6. Perubahan warna 2 5 4
kulit
43
2. Tekanan sfingter 2 5 3
3. Suara bising usus 2 5 2
4. Otot 1 5 2
mengeluarkan
feses
5. Konstipasi 1 5 2
44
O:
No Perkembangan S.A S.T S.Ak
anak 1 bulani:
Indikator
1. Berat badan 1 5 2
2. Persentil lingkar 2 5 3
kepala
3. Persentil tinggi 2 5 3
4. Persentil berat 1 5 2
badan anak
45
BAB V
PENUTUP
46
DAFTAR PUSTAKA
47