Anda di halaman 1dari 11

UKURAN TENDENSI SENTRAL DATA

(MEAN, MEDIAN, MODUS)

Disusun oleh:
Villia Resa Augustine 21115009
Elvi Eka Wahyuni 21115029
Nugroho Anis Wijanarko 21115032
Puji Fitrianti Putri Anandez 21115038
M. Fachri Azhari 21115039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN 2018
A. Definisi
Pengukuran nilai sentral merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk
mengukur besarnya nilai rata-rata dari distribusi data yang telah diperoleh
dalam penelitian tersebut. Untuk mengukur besarnya nilai rata-rata, maka
perlu dibedakan secara jelas pengelompokkan data tersebut ke dalam data
yang berkelompok (Group Data) atau data yang tidak berkelompok (Un-
group Data).
Di samping pengelompokkan data, perlu dipertimbangkan pula metode
penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan datanya, apakah berdasarkan
populasi atau data sampel. Apabila penelitian dilakukan berdasarkan
populasi, maka sifat-sifat (karakteristik) dari populasi tersebut disebut sebagai
parameter, tetapi bila penelitiandilakukan dengan data sampel maka sifat-sifat
(karakteristik) dari sampel tersebutdisebut sebagai statistik. Jadi pada
dasarnya statistik dipergunakan untuk menarik kesimpulan terhadap sifat-sifat
populasi yang sebenarnya berdasarkan hasil pengamatan data sampel. Secara
garis besar Perbedaan antara Parameter dan Statistik adalah sebagai berikut :
Besarnya ukuran (nilai) rata-rata dapat dibedakan ke dalam berbagai jenis
pengukuran yang masing-masing memiliki sifat yang sangat berbeda. Ukuran
rata-rata yang biasanya digunakan dapat dibedakan menjadi :
1. Rata-rata hitung (Mean)
2. Median
3. Modus

Dalam pengukuran nilai-nilai diatas sebenarnya perlu dibagi ke dalam 2 jenis


data yang dapat dibedakan menjadi un group data (data tak berkelompok) dan
group data (data berkelompok). Yang dimaksud dengan group data adalah
sejumlah data tertentu yang memungkinkan dibuat ke dalam jumlah kelas
tertentu dan interval kelasnya.
Riduwan (2010 : 101) menyatakan pengukuran tendensi sentral (pengukuran
gejala pusat) dan ukuran penempatan (ukuran letak sebagai pengembangan
dari beberapa penyajian data yang berbentuk tabel, grafis dan diagram).
Pengukuran tendensi sentral dan ukuran penempatan digunakan untuk
menjaring data yang menunjukkan pusat atau pertengahan dari gugusan data
yang menyebar. Harga rata-rata dari kelompok data itu, diperkirakan dapat
mewakili seluruh harga data yang ada dalam kelompok tersebut.ukuran data
sampel dinamakan statistik sedangkan ukuran populasi dinamakan parameter.
Pengukuran tendensi sentral terdiri dari rata-rata hitung (mean), rata-rata
ukur, rata-rata harmonik, modus (mode) sedangkan ukuran penempatan
terdiri dari median, kuartil, desil, persentil.

B. Mean
Mean menunjukkan nilai rata-rata dan pada data yang tersedia dimana nilai
rata-rata hitung merupakan penjumlahan bilangan/nilai daripada pengamatan
dibagi dengan jumlah pengamatan yang ada. Menurut Siregar (2010 : 20)
Rata-rata hitung adalah jumlah dari serangkaian data dibagi dengan jumlah
data.
Mean adalah jumlah nilai dibagi dengan jumlah/banyaknya individu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa Rata-rata hitung adalah jumlah dari seluruh data
dibagi dengan jumlah/banyaknya data. Mean atau rata-rata hitung adalah nilai
yang diperoleh dari jumlah sekelompok data dibagi dengan banyaknya data.
Rata-rata disimbolkan dengan x.

1. Rata rata untuk Data Tunggal

Keterangan:
ẋ = mean
n = banyaknya data
xi= nilai data ke-i
Contoh :
Nilai ulangan matematika 15 siswa kelas XIIPAadalah 7,8,6,4,10, 5,9,7,
3,8, 6, 5, 8, 9, dan 7. Tentukan nilai rata-ratanya.
Jawab:

Jadi, nilai rata-ratanya adlah 6,8


Rata-Rata untuk Data Bergolong (Berkelompok)

Keterangan:
xi = nilai tengah data ke-i
fi = frekuesni data ke –i
xs = rataan sementara (dipilih pada interval dengan frekuensi terbesar)
di = simpangan ke-i (selisih nilai xi dengan nilai xs)

NILAI FREKUENSI

11 - 15 4

16 - 20 5

21 - 25 8

26 - 30 8

31 - 35 4

36 - 40 2
Jawab:

NILAI XI FI FIXI

11 - 15 13 4 52

16 - 20 18 5 90

21 - 25 23 8 161

26 - 30 28 8 224

31 - 35 33 4 132

36 - 40 38 2 76

Jumlah 30 735

Penyelesaian:

C. Median
Median adalah suatu nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian
bawah dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas. Median merupakan
ukuran rata-rata yang pengukurannya didasarkan atas nilai data yang berada
ditengah-tengah distribusi frekuensinya. Sedangkan menurut Siregar (2010 :
32), median ialah nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan
(disusun) dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data
terbesar sampai data terkecil. Jadi dapat disimpulkan bahwa median adalah
nilai tengah dari data yang terlebih dahulu diurutkan dari data yang terkecil
sampai data yang terbesar ataupun dari data yang terbesar sampai data yang
terkecil.
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data diurutkan.
Dengan demikian, median membagi data menjadi dua bagian yang sama
besar. Median (nilai tengah) disimbolkan dengan Me.

1. Median untuk Data Tunggal


a. Jika banyaknya data n ganjil maka median

b. Jika banyaknya n genap maka

Contoh Median Data Tunggal


Tentukan median dari data berikut.
a. 8,6,4,3,7,5,8,10,8,9,8,5
b.

Nilai 3,4,5,6,7,8,9

Frekuensi 2,5,7,8,10,5,4

Jawab:
a. Data diurutkan : 3 4 5 5 6 7 8 8 8 8 9 10
N= 12 (genap)
Jadi, mediannya adlah 7,5
b. n = 41 (ganjil)
2. Median untuk data bergolong

Keterangan:
Me = median
Tb = tepi bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median

Contoh Median Data Bergolong


Tentukan median dari data berikut.

DATA FREKUENSI

11-20 5

21-30 3

31-40 8

41-50 7

51-60 4

61-70 9

Jumlah 36
Jawab:
Karena banyaknya data adlah 36 maka median terletak diantara data ke-18
dan data ke-19 sehingga diperoleh kelas yang mengandung median adalah
4-40. Dengan demikian , Tb = 41-0,5 = 40,5; p=10 (11-20); f =7; F= 16.

DATA F FK

11-20 5 5

21-30 3 8

31-40 8 16

41-50 7 23

51-60 4 27

61-70 9 36

Penyelesaian:

Jadi, mediannya adlah 43,36

D. Modus
Riduwan (2010 : 115) mengatakan bahwa Modus ialah nilai dari beberapa
data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang
berbentuk distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data.
Dalam sebaran frekuensi tunggal, Modus adalah nilai variabel yang
mempunyai frekuensi tertinggi dalam sebaran dan frekuensi bergolong modus
secara kasar adalah titik tengah interval kelas yang mempunyai frekuensi
tertinggi dalam sebaran. Modus merupakan suatu pengamatan dalam
distribusi frekuensi yang memiliki jumlah pengamatan dimana jumlah
frekuensiya paling besar/paling banyak. Menurut Usman dan Akbar (2008 :
93) jika nilai yang muncul itu hanya ada satu macam saja, maka modus
tersebut dinamakan unimodel. Dan jika nilai yang muncul ada dua macam,
maka modus tersebut dinamakan bimodal. Jadi dapat disimpulkan bahwa
modus adalah nilai dari beberapa data yang memiliki frekuensi tertinggi baik
terbanyak dalam pengamatan.
Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi
tertinggi. Modus dilambnagnkan dengan Mo.

1. Modus untuk data tunggal


Modus dari data tunggal adalah data yang paling sering muncul.

Contoh Modus Data Tunggal


Tentukan modus dari data : 7,6,5,8,3,7,9,4,6,4,8,4,10,7,5,7,dan 8.
Jawab:
Data diurutkan: 3,4,4,4,5,5,6,6,7,7,7,7,8,8,8,9,10
Nilai 7 muncul paling banyak, yaitu 4 kali.
Jadi, modusnya adalah 7.

2. Modus untuk data bergolong

Keterangan :
Mo : modus
Tb : tepi bawah kelas modus
p : panjang kelas
d1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

Contoh Modus Data Bergolong

Tentukan modus dari data berikut

DATA FREKUENSI

11-20 5

21-30 3

31-40 8

41-50 7

51-60 4

61-70 9

Jumlah 36

Jawab:
Karena kelas dengan frekuensi terbanyak 9 maka modus terletak
diantara kelas 51-60; tb=51-0,5=50,5; p=10(11-20); di=9-4=5; F=16.
Penyelesaian:

Jadi, modusnya adalah 53,36


DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung :
Alfabeta
Hasan, M. Iqbal. 2011. Pokok – Pokok Materi Statistika 1 (Statistik Deskriptif).
Jakarta :PT Bumi Aksara
Riduwan . 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Siregar,Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai