"Jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain, janganlah menjadi orang yang ingin memanfaatkan
orang lain"
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Ketika membicarakan kelangkaan pada dasarnya perlu dipahami penyebab utama terjadinya kelangkaan
yaitu terjadi akibat ulah manusia itu sendiri yang bersikap serakah dan selalu mengeksploitasi Sumber
Daya Alam secara berlebihan, jika sumber daya alam terus menerus dikeruk maka lama kelamaan akan
habis bukan saja langka. Jika sudah begitu bagaimana nasib anak, cucu kita kelak. Mereka akan
kesusahan untuk bertahan hidup dan yang jelas tidak aka nada kesejahteraan terhadap mereka.
Pendidikan pun akan terbengkalai dan mengakibatkan Sumber Daya manusia akan berkurang atau
langka. Sumber Daya Manusia merupakan modal dasar pembangunan nasional, oleh karena itu maka
kualitas Sumber Daya Manusia senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar bisa mencapai tujuan
yang diharapkan.
b. Rumusan Masalah
C. Apa saja Akibat yang terjadi dari adanya Kelangkaan SDA dan SDM ?
E. Daya Alam?
F. Apa saja Permasalahan yang dihadapi Terkait dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam?
G. Bagaimana Sumber Daya Manusia dalam Kancah Globalisasi ?
I. Bagaimana Solusi terhadap Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber daya Manusia ?
c. Tujuan Penulisan
d. Manfaat Penulisan
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang
Kelangkaan SDA dan SDM
e. Metode Penulisan
Metode yang saya gunakan adalah kepustakaan yaitu pengambilan ikhtisar atau ringkasan dari berbagai
sumber yaitu buku serta browsing internet.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kelangkaan adalah suatu keadaan saat manusia ingin mengonsumsi jauh lebih banyak dari apa yang
diproduksi atau suatu keadaan saat apa yang diinginkan manusia jauh lebih banyak dari yang tersedia.
Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat
yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus
dipenuhi.
1. Sumberdaya Alam
Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam dan di bawah permukaan bumi yang
secara langsung ataupun tidak langsung bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan
umat manusia.
Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya
sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan
yang seimbang dan berkelanjutan.
B. FAKTOR PENYEBAB KELANGKAAN SDA DAN SDM
Dibawah ini terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Kelangkaan Sumber Daya Alam dan
Sumber Daya Manusia.
Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata di setiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada
pula daerah yang kaya bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu kekurangan air.
Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan terbatas, terutama bagi daerah yang tidak
mempunyai sumber daya yang melimpah.
Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat penting keberadaannya. Dahulu hutan di Indonesia
menjadi paru-paru dunia. Selain itu hasil dari hutan seperti rotan, damar, dan kayu d9,apat dimanfaatkan
manusia untuk memenuhi kebutuhan. Hutan dapat juga dijadikan sebagai tempat resapan air sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir. Namun sekarang keberadaannya sudah sangat mengkhawatirkan. Hal
itu disebabkan banyak orang yang menebangi pohon-pohon di hutan tanpa memerhatikan
pelestariannya sehingga sekarang ini banyak hutanhutan yang gundul. Kalian tentunya tahu apakah
akibat dari hutan gundul? Ya, salah satunya dapat menyebabkan banjir. Di samping itu, sumber daya
hutan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan semakin berkurang
jumlahnya.
Manusia tidak memiliki rasa puas, sehingga mereka akan merasa tidak cukup dengan apa yang mereka
dapat. Bagi mereka yang serakah pasti akan selalu mengeduk sumber daya alam seperti, barang
tambang, emas, batu bara, nikel dan lain sebagainya secara terus menerus. Akibat dari pengeksploitasian
berlebihan yang mereka lakukan itu akan menyebabkan sumber daya alam yang tersedia berkurang dan
ujung-ujungnya akan mengakibatkan kelangkaan. Mereka tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika
pengeksploitasian yang berlebihan tu dilakukan secara terus menerus.
Semakin banyaknya pertumbuhan manusia dibumi yang hidupnya tidak merata maka akan semakin
langka pula sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam yang terdapat di Pulau Jawa akan cepat
habis dari pada Sumber daya alam yang terdapat di Kalimantan karena jumlah penduduk di Kalimantan
lebih sedikit daripada di Jawa, karena semua kegiatan orang Indonesia berpusat di Jawa, maka tidak
heran jika Sumber Daya Alam yang terdapat di Jawa akan cepat habis dibanding Sumber Daya Alam yang
terdapat di Kalimantan.
Sumber daya alam dapat dibedakan menurut sifatnya, yaitu sumber daya fisik berupa tanah, air, dan
udara serta sumber daya biotik berupa pertanian, perkebunan, hutan dan peternakan. Perpaduan antara
sumber daya fisik dan sumber daya biotik disebut sumber daya lingkungan alam, misalnya keindahan
panorama alam, pegunungan, lembah, pantai, dan panorama dibawah permukaan laut.
Kandungan sumber daya alam di bumi ada yang melimpah dan ada pula yang sedikit atau terbatas.
Demikian pula peresebarannya, ada sumber daya alam yang terdapat disemua daerah, tetapi adapula
yang hanya berada didaerah-daerah tertentu, seperti emas, batu bara, dan minyak bumi.
Berdasarkan prosesnya, sumber daya alam tersedia melalui dua proses utama. Ada yang melalui proses
alamiah dan membutuhkan waktu jutaan tahun, seperti minyak bumi, batu bara, tanah dan emas. Ada
pula yang sengaja diusahakan oleh manusia, seperti hasil perkebunan, hasil pertanian, dan hasil
peternakan yang membutuhkan waktu relatif singkat. Menurut Isard (1972) dalam Soerianegara (1977),
apabila dilihat dari kemungkinan pemulihannya dan kemungkinan pengolahannya, sumber daya alam
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu sumber dayab alam yang tidak dapat diperbaharui, sumber
daya alam yang dapat diperbaharui, dan sumber daya alam yang selalu tersedia.
Sumber daya alam yang tidak dapat dipulihkan disebut juga nonrenewable, fund, atau stock resources
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan umumnya tidak dapat diciptakan atau
direkayasa manusia dalam proses pembentukannya. Jenisnya berupa sumber daya alam Abiotik, yaitu
sumber daya alam yang berupa benda mati. Misalnya, minyak bumi, batu bara, mineral, dan bahan
tambang yang terkandung didalam bumi.
Sumber daya alam yag tidak akan habis berupa benda mati yang selalu tersedia, jumlahnya melimpah,
dan digunakan oleh seluruh makhluk hidup, biasanya merupakan faktor penting untuk kelangsungan
hidup organisme. Jenis sumber daya alam yang selalu tersedia, antara lain udara dan sinar matahari.
Tolak ukur sumber daya alam adalah dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi manusia
maka keberadaannya dari tingkat kenyamanan hidup manusia. Dari tolak ukur ini, sumber daya alam
dapat bernilai ekonomis atau non ekonomis. Sumber daya alam yang bernilai ekonomis merupakan
sumber daya alamyang berharga, dapat diperjualbelikan, dan menghasilkan keuntungan. Sumber daya
alam ekonomis dibedakan atas sumber daya ekonomis tinggi, seperti penggalian bahan-bahna mineral
dan logam mulia serta sumber daya alam ekonomis yang rendah, seperti penggalian pasir, batu, dan
gamping. Sumber daya alam non ekonomis adalah sumber daya alam yang untuk mendapatkannya tidak
memerlukan biaya, seperti menghirup udara dan mendapatkan sinar matahari.
Persebaran Sumber Daya Alam dibumi tidaklah merata dan tidak selamanya melimpah. Ada beberapa
sumber daya alam yang terbatas jumlahnya. Berikut akan di bahas tentang persebaran dan proses
pembentukan sumber daya alam yang ada di Indonesia.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui pada dasarnya merupakan sumber daya alam ketika manusia
dapat merekayasa atau memproduksinya sehingga sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan kembali.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui banyak sekali ragamnya. Tetapi, hampir semua sumber daya
alam yang dapat diperbaharui berkenaan dengan lapisan kehidupan tumbuhan dan hewan ditambah
dengan faktor alam lainnya sebagai pendukung seperti unsur tanah, air dan iklim.
Beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui antara
lain :
a. Pertanian
Pertanian di Indonesia merupakan usaha rakyat yang paling dasar. Bentuk pertanian di Indonesia dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Usaha pertanian lahan
basah hanya dapat dilakukan didaerah yang memiliki cadangan airnya cukup banyak dan biasanya berada
didaerah dataran rendah. Usaha pertanian lahan kering merupakan jenis pertanian yang dilakukan
didaerrah-daerah yang persediaan airnya kurang. Daerah pertanian lahan kering biasanya berada
didaerah perbukitan.
b. Perkebunan
Ditinjau dari segi pengusahaanya, usaha perkebunan di Negara Indonesia dikenal dua macam
perkebunan, yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan rakyat banyak diusahakan oleh
penduduk dan biasanya dikerjakan secara tradisional serta pada lahan perkebunan yang tidak begitu
luas. Ciri-ciri perkebunan rakyat antara lain, lahan relatif sempit, modal relatif sedikit, peralatan
sederhana, dikelola secara sederhana, serta tenaga kerja yang sedikit. Sedangkan perkebunan besar
adalah usaha perkebunan yang dilakukan dilahan yang luas oleh perusahaan swasta atau badan usaha
milik Negara atau BUMN. Adapun ciri-ciri perkebuan besar antara lain, manajemennya teratur, lahannya
sangat luas, modalnya besar, dikerjakan secara mekanis dan intensif, jumlah tenaga kerjanya relatif
sedikit, hasilnya dipersiapkan untuk diekspor, dan tingkat produktivitasnya tinggi.
c. Kehutanan
Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya. Hutan merupakan sumber daya alam
yang dapat diperbahrui, walaupun dalam waktu yang relatif lam. Kelestarian hutan mendukung
kelestarian sumber daya alam lainnya, seperti pertanian, perkebunan dan perikanan.
Hutan dapat bermanfaat untuk menahan banjir, membentuk dan mempercepat pembentukan tanah
humus, mengatur tata air, melindungi terjadinya erosi tanah, dan pencegah terjadinya longsor lahan.
Selain itu, hutan dapat berfungsi ekonomis dan hutan juga dapat menjadi penghasil komoditas
perdagangan. Ekspor hasil hutan dapat menjadi sumber devisa bagi Negara sehingga mampu
mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan gas bumi.
d. Peternakan
Kegiatan peternakan di Indonesia meliputi usaha memelihara dan mengembangbiakan hewan. Usaha
peternakan pada umumnya dapat dikelompokan menjadi tiga, antara lain :
3. Peternakan unggas seperti ayam, itik, bebek, angsa, dan jenis ayam ras.
e. Perikanan
Perikanan merupakan usaha penggalian sumber daya alam yang cukup terbuka terutama dalam kegiatan
menangkap, membudidayakan, dan mengolahnya. Daerah penangkapan dan pemeliharaan adalah
lautan, tepi pantai seperti perikanan payau serta perikanan air tawar. Perikanan laut adalah perikanan
yang diusahakan diwilayah perikanan laut, perikanan payau adalah perikanan yang diusahakan dalam
bentuk tambak dimuara sungai ataupun daerah dekat tepi laut, sedangkan perikanan air tawar adalah
perikanan yang diusahakan dikolam dan perairan umum seperti sungai, danau atau waduk yang biasanya
diusahakan secara intensif dengan sistem keramba.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang tidak dapat di daur
ulang atau bersifat hanya dapat digunakan sekali saja atau tidak dapat dilestarikan serta dapat punah.
Beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai sumber daya alam yang dapat tidak dapat
diperbaharui antara lain :
a. Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan salah satu bahan bakar dan sumber energi yang sangat penting karena banyak
mesin kendaraan yang dirancang menggunakan bahan bakar ini. bahan bakar minyak bumi relatif mudah
penanganannya jika dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Cara penambangan minyak bumi
dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeboran didaratan dan pengeboran lepas pantai.
Potensi minyak bumi Indonesia tersebar di 60 cekungan sedimen tersier yang terbagi atas beberapa sub-
sub cekungan sedimen tersier, yaitu cekungan sedimen terseier wilayah barat dan timur. Anatar
cekungan sedimen tersier wilayah barat dan timur dibatasi oleh garis isobat sepanjang 200 meter yang
memanjang dari utara ke selatan di sebelah timur garis bujur 115° 30’BT, yaitu mulai dari lepas pantai
timur Kalimantan Timur kearah Selatan melintasi Selat Lombok. Isobat adalah garis-garis pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang sama kedalaman lautnya.
b. Batu Bara
Batu bara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang terendapkan selama jutaan tahun. Pembentukan batu
bara melibatkan dua proses utama yaitu biokomia dan dinamokimia. Proses biokimia adalah proses
pembentukan gambut yang berasal dari perubahan fisik kimia material organik tumbuhan dengan
perantara bakteri anaerob serta kondisi Kontrol lingkungan reduksi. Proses dinamokimia merupakan
proses perubahan gambut menjadi batu bara yang dikontrol oleh diagenesa setelah pengendapan
seperti oleh tektonik. Persebarannya terdapat dibeberapa wilayah antara lain Sumatra Tengah,
Kalimantan, Pulau Jawa, Sulawesi serta Papua.
c. Gas Bumi
Gas bumi dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu associated gas dan non-associated gas. Gas bumi
ini dihasilkan pada saat proses penyulingan minyak bumi dinamakan Liquefied Petroleum Gas . potensi
terbesar sumber gas alam Indonesia terdapat di Arun, Bontang, dan Laut Natuna.
Sebagian besar produksi gas bumi Indonesia untuk kepentingan ekspor, sedangkan sebagian kecil lainnya
untuk keperluan dalam negri.
Panas bumi juga merupakan sumber daya energi yang cukup penting. Indonesia diperkirakan memiliki
potensi panas bumi sekitar 8.000 – 10.000 mega watt. 5.500 MW diantaranya terdapat di Pulau Jawa dan
Bali, 1.100 MW di Pulau Sumatra, serta 1.400 MW di Pulau Sulawesi. Selebihnya tersebar di wilayah
Nusa Tenggara dan Papua.
a. Rendahnya pendidikan
Bagaimana masyarakat bisa mengelola kekayaan alam, kalau tingkat pendidikan masyarakat masih
rendah. Pengelolan sumber daya alam memerlukan pengetahuan dan keterampilan. Sayang itu belum
dimiliki masyarakat kita. peningkatan pendidikan dan keterampilan masyarakat tidak harus ditempuh
dari pendidikan formal, seperti sekolah. Melainkan bisa dilakukan dengan berbagai pelatihan-pelatihan.
”Pelatihan tersebut hendaknya dilakukan pada masyarakat yang tinggal di pedesaan. Materi pelatihan
sesuai dengan kekayaan alam yang ada di lingkungan mereka. Seperti halnya didaerah Belitung yang kaya
akan timahnya, maka masyarakat Belitung haruslah diberi pelatihan bagaimana caranya mengolah timah
tersebut dengan baik, jangan sampai pengelolaan timah tersebut jatuh kepada pihak luar.
Dari tahun lalu hingga sekarang Masalah kependudukan yang dihadapi Asia termasuk Indonesia masih
banyak penduduk yang miskin. Ini nampaknya sulit dibendung, meskipun pada tahun itu negara-negara
Asia berhasil menurunkan kemiskinan antara 13 hingga 14 persen. Asia merupakan gudang dari negara
dengan jumlah penduduk besar, sehingga meskipun berhasil turun, tetapi jumlah penduduk pada tahun
tersebut juga bertambah karena menjadi gudangnya. Potensi jumlah dan persentase penduduk miskin
masih tetap tinggi, selain karena jumlah penduduk yang semakin banyak juga ditambah dengan semakin
banyaknya jumlah penduduk tua atau tidak produktif. Saat ini di Indonesia, penduduk yang berusia lebih
dari 65 tahun sekitar 8 sampai 9 persen, di Yogyakarta lebih dari 15 persen dari jumlah penduduk.
Di Jepang lebih tinggi lagi, yakni mencapai 30-35 persen dari jumlah penduduknya, bahkan mereka yang
berusia lebih dari 100 tahun jumlahnya mencapai 100 ribu orang. Sementara jumlah penduduk dengan
usia kurang dari 15 tahun tetap, sehingga sebenarnya program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia ini
sudah bisa dibilang berhasil, tinggal pemeliharaannya saja. Untuk mengantisipasi semakin banyaknya
penduduk tidak produktif yang akan menjadi tanggungan, perlu ada langkah. Jika meniru negara maju
dengan memberikan bantuan sosial kepada lanjut usia, penyandang cacat, pengangguran dan lain-lain
membutuhkan proses yang berlangsung lama dan tanggungan pemeritah akan semakin berat dan tinggi.
Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas faktor
produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan
aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang tidak sama.
Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat. Sementara itu, di negara
berkembang perkembangan kebutuhan barang dan jasa masih lebih cepat daripada perkembangan
teknologinya.
Di Indonesia khususnya Sumber Daya Manusia nya dapat dikatakan rendah, Karena kurangnya makanan
4 sehat 5 sempurna yang mereka konsumsi. Sehingga mereka kurang dapat berfikir cerdas, dan mereka
mayoritas cepat puas dengan apa yang mereka peroleh sekarang, selain itu tidak adanya rasa ingin maju
dari orang lain, atau mengubah hidupnya agar lebih sejahtera karena rendahnya pendidikan.
C. AKIBAT KELANGKAAN SDA DAN SDM
Dibawah ini terdapat beberapa akibat dari terjadinya Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Manusia.
Akibat Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia antara lain :
a. Keserakahan
Manusia akan serakah apabila sumber daya alam sudah menjadi langka, karena mereka akan berlomba-
lomba mendapatkan sumber daya tersebut tanpa ada batasan, bisa dibilang eksploitasi berlebihan.
Individu yang seperti ini tidak akan memperdulikan kebutuhan orang lain dan akan bersikap tamak atau
rakus. Jadi, mereka menganggap bahwa kebutuhan pribadi adalah di atas segala-galanya.
b. Keterbatasan Kebutuhan
Dengan langkanya sumber daya, otomatis kebutuhan manusia pun akan menjadi terbatas karena sumber
daya yang ada sudah digunakan secara berlebihan oleh oknum-oknum yang memliki kepentingan dirinya
sendiri.
Pengukuran sumber daya kita sederhanakan dari konsep Rees (1990) yang membaginya dari beberapa
komponen. Pertama untuk kelompok sumber daya stok (tidak terbarukan), beberapa konsep ukuran
ketersediaan digunakan antara lain :
1. Hipotetikal adalah konsep pengukuran deposit yang belum diketahui namun diharapakan
ditemukan pada masa mendatang berdasarkan survei yang dilakukan saat ini. pengukuran sumber daya
ini biasanya dilakukan dengan mengekstrapolasi laju pertumbuhan produksi dan cadangan terbukti
(provenreserve) pada periode sebelumnya.
2. Sumber daya spekulatif mengukur deposit yang mungkin ditemukan pada daerah yang sedikit atau
belum dieksplorasi, dimana kondisi geologi memungkinkan ditemukannya deposit.
3. Cadangan kondisional adalah deposit yang sudah diketahui atau ditemukan namun dengan kondisi
harga output dan tekhnologi yang ada saat ini belum bisa dimanfaatkan secara ekonomis.
4. Cadangan terbukti sumber daya alam yang sudah diketahui dan secara ekonomis dapat
dimanfaatkan dengan tekhnologi, harga, dan permintaan yang ada saat ini.
Salah satu aspek krusial dalam pemahaman terhadap Sumber Daya Alam adalah memahami kapan
sumber daya tersebut akan habis. Jadi, bukan hanya konsep ketersediaannya yang harus kita pahami,
melainkan juga konsep pengukuran kelangkaannya. Sebagaimana disampaikan pada bagian pandangan
terhadap sumber daya alam, aspek kelangkaan ini menjadi penting karena dari sinilah kemudian muncul
persoalan bagainmana mengelola SDA yang optimal.
Secara umum, biasanya tingkat kelangkaan sumber daya alam diukur secara fisik dengan menghitung sisa
umur ekonomis. hal ini dilakukan dengan menghitung cadangan ekonomis yang tersedia dibagi dengan
tingkat ekstrasi. Pengukuran dengan cara ini tentu saja memiliki banyak kelemahan karena tidak
mempertimbangkan sama sekali aspek ekonomi di dalamnya. Aspek ekonomi antara lain menyangkut
harga biaya ekstraksi. Sebagai contoh, ketika sumber daya menjadi langka , maka harga akan naik dan
konsumsi berkurang. Dengan berkurangnya konsumsi , ekstraksi juga berkurang sehingga faktor pembagi
dalam pengukuran fisik diatas menjadi kecil. Hal ini bisa menimbulkan kesimpulan yang keliru karena
seolah-olah sisa ekonomis sumber daya kemudian menjadi panjang dan sumber daya alam tidak lagi
menjadi langka.
Menyadari akan kelemahan pengukuran fisik ini, Hanley et al., (1997) misalnya menyarankan untuk
menggunakan pengukuran moneter dengan cara menghitung harga riil, unite cost, dan rente ekonomi
dari sumber daya.
Meskipun upaya dan kebijakan perbaikan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
sudah dilakukan, upaya itu masih dinilai belum cukup memadai. Hal ini dapat dilihat masih tingginya laju
kerusakan atau degradasi hutan. Demikian juga, masih tingginya laju kerusakan ekosistem pesisir dan
pulau-pulau kecil, serta masih banyak ditemuinya pelanggaran dalam pemanfaatan
sumber daya alam, seperti illegal logging, illegal fishing, dan illegal mining. Kerusakan ekosistem dan
lingkungan hidup ini terjadi tidak hanya karena aktivitas pemanfaatan sumber daya alam saja, tetapi juga
karena adanya fenomena alam seperti perubahan iklim yang turut andil dalam bencana banjir di wilayah
pesisir, tenggelamnya pulau-pulau kecil, serta perubahan musim yang memengaruhi pola tanam. Makin
menurunnya kuantitas tutupan lahan hutan dapat mengakibatkan terganggunya siklus hidrologi. Hal itu
juga dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan sumber daya air yang jika dibiarkan akan
menimbulkan krisis persediaan air.
Sebagai permasalahan lingkungan global, perubahan iklim membawa pengaruh terhadap ketahanan air,
pangan, energi, serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan ancaman terhadap sektor-sektor
pembangunan lainnya. Fenomena terjadinya kerusakan serta penurunan ketersediaan air pada musim
kemarau, kekeringan, dan melimpah pada musim hujan yang mengakibatkan banjir, longsor merupakan
sebagian pengaruh perubahan iklim. Perubahan iklim juga menyebabkan terjadinya pergeseran musim di
Indonesia yang menimbulkan implikasi di berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, perikanan,
dan kesehatan.
Permasalahan yang dihadapi di bidang kehutanan sampai saat ini dalam pengelolaan hutan adalah
penataan kawasan hutan yang belum mantap, belum terbentuknya unit pengelolaan hutan pada seluruh
kawasan hutan, pemanfaatan hutan yang belum berpihak kepada masyarakat, pemanfaatan hutan yang
masih bertumpu pada hasil hutan kayu, pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran dan
pengelolaan hutan yang masih lemah, serta upaya konservasi dan rehabilitasi hutan dan lahan kritis
belum mendapat perhatian yang memadai. Selain itu, pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) juga belum
terpadu. Dalam bidang kelautan permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Masih adanya konflik antar sektor dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut yang
menyebabkan belum optimalnya manfaat sumber daya ini jika dibandingkan dengan potensinya.
2. Pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan terhadap illegal, unreported
and unregulated (IUU) fishing yang masih tumpang tindih antarsektor karena banyaknya lembaga
pengawas (TNI AL, Polair, DKP, Bakorkamla), masih lemahnya penegakan hukum, serta kurang
memadainya sarana dan prasarana yang ada.
3. Masih adanya pelanggaran dalam pemanfaatan sumber daya alam dan aktivitas ekonomi yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan hidup yang menimbulkan kerusakan, pencemaran, dan penurunan
kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Kurang memadainya kegiatan mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim pada
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang rentan.
6. Belum memadainya sarana dan prasarana di pulau-pulau kecil dan masih adanya kesenjangan
sosial-ekonomi antara pulau besar dan pulau kecil, serta belum optimalnya pengelolaan pulau-pulau
kecil terdepan.
Permasalahan yang dihadapi untuk bidang energi dan sumber daya mineral meliputi:
d. Biaya investasi pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. sehingga belum
dapat bersaing dengan sumber energi konvensional masih tinggi.
e. Kepedulian masyarakat mengenai efisiensi energi masih rendah. Di samping itu, pengusahaan dan
penambangan sumber daya energi dan mineral juga menghadapi beberapa masalah antara lain :
1. Belum dapat dikembangkannya beberapa lapangan minyak dan gas bumi baru
2. Masih terbatasnya data bawah permukaan untuk membuka wilayah kerja migas baru
3. Kurang tersedianya sumber daya manusia nasional dan daerah yang kompeten
4. Terbatasnya ketersediaan anjungan pengeboran (terutama rig untuk offshore) dan vessel
6. Belum tersedianya standardisasi harga dalam pembebasan lahan ketidakpastian jaminan dan
hukum
Bencana dan permasalahan pengelolaan lingkungan hidup yang terjadi dewasa ini merupakan akumulasi
dari permasalahan lingkungan yang sudah terjadi 10 hingga 20 tahun yang lalu, terutama bencana banjir
dan kekeringan serta mewabahnya berbagai penyakit akibat terganggunya tatanan lingkungan. Di sisi
lain, laju kerusakan yang terjadi kurang sebanding dengan upaya pemulihan kerusakan lingkungan dan
keadaan ini ditambah lagi dengan fenomena alam yang kurang menguntungkan akibat permasalahan
lingkungan global sehingga dapat diprediksi permasalahan lingkungan ke depan, terutama bencana, akan
terus terjadi dalam intensitas dan skala yang lebih luas. Hal ini dapat dicegah atau dikurangi dengan cara
yang lebih keras, melalui upaya mengurangi laju kerusakan dan upaya pemulihan kualitas lingkungan.
Pertambahan jumlah penduduk yang relatif tinggi membutuhkan infrastruktur dan ruang yang lebih luas.
Sementara itu, pemekaran sejumlah provinsi dan kabupaten/kota akan menciptakan kota-kota baru yang
memerlukan sarana dan prasarana yang dalam proses pembangunannya dapat menimbulkan persoalan
lingkungan bila tidak mengindahkan pelestarian fungsi lingkungan. Selain itu, berkembangnya institusi
pengelola lingkungan di provinsi dan kabupaten/kota yang baru memerlukan pembinaan dan perhatian
yang cukup besar agar mampu mengatasi persoalan lingkungan yang dihadapi. Pemenuhan kebutuhan
ruang dan lahan akan banyak menimbulkan konflik kepentingan dan terjadinya perubahan peruntukan
dan konversi lahan.
Lahan-lahan produktif akan berubah menjadi permukiman, sedangkan kebutuhan lahan untuk produksi
akan merambah ke wilayah hutan. Di perkotaan selain masalah volume sampah yang makin meningkat,
permasalahan tempat pembuangan akhir (TPA) akan menjadi persoalan lain yang dapat menimbulkan
konflik. Masalah pencemaran air, udara, lahan, serta bahan beracun dan berbahaya (B3) dan limbah B3
akan tetap menjadi persoalan lingkungan utama yang dapat menurunkan kualitas lingkungan yang pada
akhirnya akan berdampak terhadap kualitas hidup masyarakat Beberapa masalah dan tantangan yang
dihadapi dalam upaya penyediaan informasi terkait dengan perubahan iklim dan bencana alam lain
adalah perlunya keberlanjutan pengamatan dan pengumpulan data secara kontiniu dan terintegrasi,
perlunya pemeliharaan dan kalibrasi seluruh peralatan pengamatan yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, belum adanya dasar keterpaduan operasional meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan
geofisika (MKKuG), adanya tuntutan masyarakat agar pelayanan informasi MKKuG lebih dikembangkan
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek perubahan iklim, dan menjangkau ke
semua lapisan masyarakat secara cepat, terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia bidang
teknis MKKuG untuk mendukung operasional di kantor pusat/daerah, serta melakukan penelitian dan
pengembangan, belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur secara utuh tentang
penyelenggaraan MKKuG, belum terlaksananya sosialisasi pengembangan dan evaluasi model iklim
kepada masyarakat, metode diseminasi informasi potensi tsunami, dan produk informasi MKKuG lainnya.
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni
bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi
dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa
Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang
menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia
dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau
terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38),
dan Thailand (40).
Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah
kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun
pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar
87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini
meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan
angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih
didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada
kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor
ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi
lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada
sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan
perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran
sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses
pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai.
Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil
tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal
dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang
berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas
SDM.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan
penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka
globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu
dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM
melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan
merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan
pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini
meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi,
adalah sebagai berikut :
1. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasi dan
komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun
dunia.
2. Aspek Ekonomi.
Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-
pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan
mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah
mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK
sangat penting sekali untuk dikuasai. Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan
pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi.
Penghematan SDA dan SDM sangat penting karena suatu saat nanti kita akan mewariskan bumi ini pada
anak, cucu, serta cicit kita. Jika kita tidak menghemat dan menghabiskannya sekarang, maka anak cucu
kita akan menderita pada kehidupannya nanti. Mereka akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Maka dari itu kita harus menyadari bahwa kita hidup sekarang ini bukan untuk menggunakan
SDA, kita hidup untuk menjaga agar SDA ini tetap dapat digunakan oleh anak cucu kita yang akan
mewarisi bumi ini.
Untuk menghemat SDA sebenarnya tidak sulit, hanya yang perlu diutamakan adalah niat. Jika kita
memang berniat untuk menghemat, maka kita akan melakukannya. Tetapi jika kita malas dan tidak ada
niat, maka kita akan menggunakannya secara boros. Ini bergantung dari diri kita sendiri. Untuk
menumbuhkan niat diperlukan kesadaran, untuk menumbuhkan kesadaran perlu adanya pendidikan.
Jika kita mendidik anak-anak kita yang masih keciil kelak untuk berhemat SDA, maka pada saat dewasa
nanti anak-anak itu akan memiliki kesadaran akan pentingnya berhemat.
Setiap individu harus siap sedia menyediakan makanan dan pangan yang bergizi. Pangan tidak
hanya dihasilkan oleh pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, tetapi juga oleh
industri pengolahan pangan. Selanjutnya, pangan yang cukup tidak hanya dalam jumlah tetapi juga
keragamannya, sebagai sumber asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan zat gizi mikro
(vitamin dan mineral); untuk pertumbuhan, kesehatan, daya tahan fisik, kecerdasan dan produktivitas
manusia. sedangkan kita juga harus melek teknologi agar setiap perkembangan yang terjadi kita
mengetahuinya dan tidak ketinggalan zaman karena sekarang ini teknologi merupakan hal yang sangat
penting pada masa sekarang ini.
3. Melakukan Inovasi berupa : pencarian SDA yang baru, peningkatan Efesiensi, perbaikan teknologi
daur ulang, perbaikan konservasi serta pengelolaan lahan kosong atau pertanian yang baik agar bisa
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Solusi agar tidak terjadi kelangkaan akibat rendahnya pendidikan adalah Peningkatan mutu
pendidikan, yaitu setiap individu haruslah menyelesaikan pendidikannya, bila perlu sebaiknya sampai
kejenjang perguruan tinggi. Untuk Peningkatan mutu pendidikan haruslah ditingkatkan terlebih dahulu
kualitas pendidikan yang ditentukan oleh peningkatan proses belajar mengajar. Dengan adanya
peningkatan proses belajar mengajar dapat meningkat pula kualitas lulusannya. Peningkatan kualitas
proses pembelajaran ini akan sangat tergantung pada pengelolaan sekolah dan pengajaran/pendekatan
yang diterapkan guru.
5. Program KB
Agar tidak terjadinya kelangkaan sumber daya alam akibat pertambahan penduduk maka perlu adanya
sosialisasi tentang program keluarga berencana agar orang-orang dapat mencegah pertambahan
penduduk yang sangat pesat.
BAB 3
PENUTUP
a. Kesimpulan
1. Kelangkaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kelangkaan Sumber Daya Alam dan kelangkaan
Sumber Daya Manusia
2. Terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan kelangkaan Sumber Daya Alam dan Sumber
Daya Manusia. penyebab kelangkaan Sumber Daya Alam antara lain: Perbedaan Letak Geografi,
Ketidakpedulian Manusia terhadap Lingkungan, Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang Berlebihan,
Bertambahnya Manusia dibumi, yang Hidupnya Tidak Merata. Sedangkan penyebab kelangkaan Sumber
Daya Manusia antara lain : Rendahnya pendidikan, Pertambahan Penduduk /Jumlah penduduk yang
semakin besar, Produktivitas tidak lancer, Rendahnya motivasi.
3. Kelangkaan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam dapat berdampak bagi kelangsungan
hidup manusia. dapat tersebut seperti, keserakahan yang dilakukan manusia serta terbatasnya
kebutuhan manusia.
4. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Sumber Daya Alam
Seperti, tingginya laju kerusakan atau degradasi hutan. Demikian juga, masih tingginya laju kerusakan
ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, serta masih banyak ditemuinya pelanggaran dalam pemanfaatan
sumber daya alam, seperti illegal logging, illegal fishing, dan illegal mining.
6. Adapun Beberapa Solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi kelangkaan Sumber Daya Alam dan
Sumber Daya Manusia antara lain : Menghemat sumber daya, Ketahanan Pangan dan Teknologi,
Melakukan Inovasi berupa : pencarian SDA yang baru, peningkatan Efesiensi, perbaikan teknologi daur
ulang, perbaikan konservasi serta pengelolaan lahan kosong atau pertanian yang baik agar bisa
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, peningkatan mutu pendidikan, serta program KB.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia
http://organisasi.org/pengertian_sumber_daya_alam_dan_pembagian_macam_jenisnya_biologi
http://www.petaindonesia.org/bumi/sumber-daya/
http://emperordeva.wordpress.com/about/sdm-indonesia-dalam-persaingan-global/
elitasuratmi di 10:47:00 AM
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya
elitasuratmi
Masalah kelangkaan selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi
kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam menghadapi
masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena massal ekonomi yang sebenarnya adalah
bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang tidak terbatas dan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas. Apabila suatu sumber daya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu alat
pemuas kebutuhan dalam jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan tidak mengalami
kelangkaan.