KAJIAN PUSTAKA
b. Kerapu Tikus
e. Kerapu Cantang
Ikan kerapu cantang merupakan ikan hibrida antara ikan kerapu
macan betina dengan ikan kerapu kertang jantan. Perekayasaan hibridisasi ikan
kerapu antara ikan kerapu macan betina dan kerapu kertang jantan telah
menghasilkan satu varietas baru yang secara morfologis mirip dengan kedua
spesies induknya, sedangkan partumbuhannya lebih baik daripada ikan kerapu
macan dan kerapu kertang itu sendiri. Dengan hadirnya benih varietas baru ini
diharapkan dapat membantu produksi benih secara Nasional untuk mendukung
pencapaian target produksi sebesar 353% Kementerian Kelautan dan Perikanan
tahun 2014. Bentuk tubuh compres dan relative membulat dengan ukuran lebar
kepala sedikit atau hampir sama dengan lebar badannya. Warna kulit coklat
kehitaman dengan 5 garis hitam melintang di bagian tubuhnya. Semua sirip
(pectoral, anal, ventral, dorsal dan caudal) bercorak seperti kertang dengan dasar
berwarna kuning dilengkapi dengan bintik-bintik hitam. Bintik hitam juga banyak
tersebar di kepala dan didekat sirip pectoral dengan jumlah yang berlainan pada
setiap individu. Sirip punggung semakin melebar kearah belakang. Sirip
punggung menyatu yang terdiri atas 11 jari-jari keras dan 15 jari-jari lunak, sirip
pectoral terdiri atas 17 jari-jari lunak, sirip ventral terdiri dari 1 jari-jari keras dan
5 jari-jari lunak, sirip anal terdiri dari 2 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak,
sedangkan sirip caudal terdiri atas 13 jari-jari lunak. Bentuk ekor rounded. Bentuk
mulut lebar, superior (bibir bawah lebih panjang dari bibir atas). Tipe sisik stenoid
(bergerigi). Bentuk gigi runcing (canine).
f. Kerapu Tiktang
Kerapu tiktang adalah ikan kerapu jenis baru yang merupakan hasil hibrida
dari ikan kerapu batik betina dengan ikan kerapu kertang jantan. Ikan jenis ini
memiliki penampakan tubuh yang berwarna lebih cerah daripada kedua induknya.
Ikan jenis ini diharapkan memiliki laju pertumbuhan yang cepat seperti kedua
induknya serta ketahanan terhadap penyakit agar dapat mempersingkat masa
budidaya, meningkatkan daya tetas, meningkatkan sintasan dan juga meningkatkan
efisiensi terhadap pakan sehingga diperoleh ikan kerapu jenis baru yang dapat
mengurangi biaya yang dikeluarkan selama kegiatan budidaya ikan.
g. Kerapu Kustang
Ikan kerapu kustang merupakan hasil hibridisasi antara ikan kerapu tikus
betina dan ikan kerapu kertang jantan. Hasil hibridisasi telah menghasilkan satu
varietas yang tingkat pertumbuhannya lebih baik daripada ikan kerapu tikus. Saat
ini ikan kerapu merupakan ikan budidaya yang sedang dikembangkan dan
digalakkan sebagai komoditas budidaya laut unggulan untuk diekspor dengan nilai
jual yang cukup tinggi. Dalam rangka mendukung pengembangan budidaya
kerapu, diperlukan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan umum dalam
budidaya ikan kerapu tikus yaitu pertumbuhan yang lambat. Hibridisaasi
merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan
metode hibridisasi ini dapat dihasilkan benih yang unggul pada sifat-sifat genetik
dan morfologis. Teknik hibridisasi meliputi:
a. Pemeliharaan induk dan pematangan gonad
b. Pemijahan induk
c. Pembuahan buatan
2. Waring
Waring adalah kantong yang terbuat dari jaring. Waring digunakan sebagai
wadah untuk memelihara ikan kerapu. Untuk pembesaran ikan kerapu, jaring
yang digunakan berukuran 3,5 x 3,5 x 3,5 meter dengan ukuran mata jaring
(meshsize) 1-2 inci.
3. Perahu
Perahu merupakan sarana transportasi petani karamba. Perahu ini juga dapat
digunakan untuk pencarian pakan alami ikan kerapu (rucah). Idealnya setiap
petani KJA memiliki minimal 1 perahu.
B. Teknik Budidaya Ikan Kerapu Dengan Sistem KJA
a. Lokasi Usaha
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar KJA dapat berjalan dengan
baik. Dalam hal tata letak, persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam
pemilihan lokasi karamba adalah sebagai berikut:
2. Kedalaman perairan
Kedalaman perairan ideal untuk budidaya ikan kerapu macan yang
menggunakan karamba jaring apung adalah 5-15 meter. Perairan yang
terlalu dangkal (kurang dari lima meter) dapat mempengaruhi kualitas air
karena banyak sisa pakan yang membusuk. Pada perairan yang
kedalamannya lebih dari 15 meter dibutuhkan tali yang panjang untuk
mengikat jangkar sehingga dibutuhkan tambahan biaya.
5. Sarana Transportasi
Tersedianya sarana transportasi yang baik dan mudah diakses adalah suatu
keuntungan tersendiri pada lokasi budidaya ikan kerapu macan karena
memberikan kemudahan dalam hal pengangkutan pakan dan hasil panen
(Sunyoto, 2000).
b. Persiapan Wadah
Kegiatan persiapan wadah meliputi pencucian jaring atau waring dengan
mesin penyemprot sampai bersih. Setelah itu dipasang di karamba dengan
diikat dengan tali dan diberi pemberat berupa batu atau jangkar yang diikat di
keempat ujung waring. Ukuran mata jaring yang digunakan harus disesuaikan
dengan ukuran benih yang akan ditebar. Hubungan antara ukuran mata jaring
dan ukuran benih dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
d. Penebaran Ikan
Benih kerapu macan yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan di
karamba jarring apung berasal dari benih yang dibeli dari hatchery di Gondol,
Situbondo, dan Lampung. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari saat
suhu air tidak teralalu tinggi. Aklimatisasi dilakukan agar ikan tidak stres
dengan perbedaan suhu dan salinitas antara pembenihan dan pembesaran.
Aklimatisasi dilakukan dengan cara memasukkan kantong plastik berisi ikan ke
dalam calon media pemeliharaan. Kantong dibiarkan mengapung selama 10-15
menit, setelah itu ikatannya dibuka dan ikan dibiarkan keluar dari plastik
dengan cara menenggelamkan setengah mulut plastik sehingga ikan keluar
dengan sendirinya.
e. Pemberian Pakan
Pemilihan jenis pakan pada ikan kerapu macan harus didasarkan pada
kemauan ikan untuk memangsa pakan yang diberikan, kualitas, nutrisi, dan
nilai ekonomisnya. Jenis pakan adalah ikan rucah segar (ikan-ikan non-
ekonomis penting) dengan kandungan lemak rendah seperti jenis selar, tanjan,
dan benggol karena harganya relatif murah dan nilai gizinya masih mencukupi
untuk ikan budidaya.
Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari dengan feeding rate (FR)
sebesar sepuluh persen dari bobot tubuh pada pagi hari sekitar pukul 08.00-
09.00 WIB dan sore hari pada pukul 16.00-17.00 WIB. Benih kerapu dengan
berat kurang dari 5-10 gram berat tubuh umumnya perlu diberi pakan lebih
dari tiga kali sehari untuk memaksimalkan pengambilan pakan dan
mempercepat pertumbuhan ikan. Semakin besar ukuran ikan, semakin kurang
frekuensi pemberian pakan, tanpa memberi pengaruh nyata terhadap laju
pertumbuhan. Jika ikan diberi makan dua kali setiap harinya, pemberian pakan
harus dilakukan pada pagi hari dan petang. Untuk ikan yang diberi makan
sekali sehari, lebih baik dilakukan pada waktu petang sebelum matahari
terbenam. Tidak baik memberi pakan pada siang dan sebelum petang, karena
sinar matahari yang terik. Pada waktu tersebut, ikan kerapu cenderung
beristirahat di dasar wadah pemeliharaan dan umumnya kurang aktif makan.
Pembudidayaan ikan dengan menerapkan pemberian pakan sampai
kenyang dan mendistribusikan pakan secara merata, akan mencegah ikan
makan dengan agresif dan dengan demikian mengurangi terbuangnya sisa
pakan ke dasar wadah dan memperkecil pencemaran. Hindari cara pemberian
pakan dengan melemparkan begitu saja sejumlah pakan baik ikan rucah atau
pellet ke dalam wadah tanpa memeriksa kebiasaan makan dari ikan-ikan
tersebut karena akan banyak pakan yang keluar dari dasar karamba dan
menjadi limbah yang mencemari perairan sekitar. Pemberian pakan diharapkan
tidak meninggalkan sisa pada dasar wadah pemeliharaan karena sisa pakan
akan menjadi incaran ikan-ikan di luar wadah, terutama ikan buntal yang
sangat berbahaya dan dapat merobek waring.
Penambahan multivitamin pada ikan laut dapat menambah kekebalan
tubuh ikan, mempercepat pertumbuhan, mencegah terjadinya pembengkokan
badan, dan meningkatkan tingkat kelulushidupan (Survival Rate/SR). Dosis
pemberian vitamin atau multivitamin dan mineral mix adalah sebesar satu
sampai dua persen dari berat pakan.
f. Penyortiran (Sampling)
Ikan kerapu adalah ikan yang memiliki tingkat kanibalisme yang tinggi.
Faktor penyebab terjadinya kanibalisme adalah ukuran ikan yang tidak
seragam, kepadatan yang terlalu tinggi, kekurangan pakan, dan kualitas air
yang jelek. Kegiatan pemilahan ukuran atau penyortiran dilakukan untuk
mengetahui pertumbuhan, penentuan dosis pakan, dan SR. Sampling dilakukan
seminggu sekali dengan mengambil ikan secara acak sebanyak sepuluh persen
dari jumlah ikan yang ada. Pada saat sampling dilakukan perhitungan,
pengukuran panjang, dan ber9at tubuhnya sehingga dapat diamati SR-nya. Dari
hasil sampling juga dapat ditentukan jumlah pakan yang harus diberikan, yaitu
sepuluh persen dari biomassa ikan.
h. Pemanenan
Pada budidaya kerapu macan hasil panen biasanya dijual atau
dikonsumsi dalam keadaan hidup. Untuk menjaga agar ikan tetap sehat
dan segar, maka pemanenan sebaiknya dilakukan pada sore hari karena suhu
relatif lebih rendah. Pemanenan pada sore hari diharapkan dapat mengurangi
tingkat stres pada ikan.
Ada dua metode pemanenan yang biasanya diterapkan pada budidaya
ikan kerapu macan yaitu metode panen selektif dan metode panen total.
Panen selektif merupakan pemanenan terhadap ikan yang telah mencapai
ukuran tertentu menurut keinginan pasar. Panen total merupakan pemanenan
secara keseluruhan yang biasanya dilakukan untuk memenuhi permintaan
dalam skala besar, tetapi ukuran seluruh ikan telah memenuhi kriteria jual.
C. Aspek Pemasaran
Secara umum aspek pasar ikan kerapu memiliki pangsa ekspor adalah di
daratan Cina seperti di Hongkong, Cina, Taiwan, Singapura dan Jepang yang
merupakan tujuan utama ekspor di dunia (Prawiro,1999 dan Aji, 2001).
Ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan laut bernilai ekonomis tinggi yang
terdapat di perairan Indonesia. Tingginya harga komoditas ini juga karena
ketersediaannya di alam bebas mulai berkurang. Di Indonesia, dewasa ini kegiatan
perikanan ikan kerapu semakin digalakkan sejalan dengan bertambahnya permintaan
ikan kerapu, baik untuk memenuhi dalam negeri khusunya dalam melayani permintaan
hotel-hotel dan restoran bertaraf internasional, maupun sebagai komoditas ekspor yang
akhir-akhir ini semakin besar permintaannya dalam bentuk hidup (Hendratno, 2015).
Inovasi teknologi budidaya perikanan khususnya ikan kerapu, selama ini ada
anggapan bahwa memelihara ikan kerapu termasuk dalam kategori yang cukup sulit,
karena harus ditengah laut yang airnya jerning dan pemeliharaannya yang lama.
Sekarang memelihara kerapu dapat dilakukan di lahan tambah yang sempit dan cepat
pemeliharaannya. Ikan kerapu mempunyai habitat aslinya adalah perairan karang-
karangan. Ikan kerapu sekarang sudah dibenihkan dan diproduksi di hatchery-
hatchery, sehingga mudah untuk mendapatkan bibit ikan kerapu. Ikan kerapu dari
hatchery bisa dipelihata di kolam atau tambak. Kolam tambak ikan kerapu tidak
membutuhkan lahan yang luas hanya di lahan 1 m2 saja, maka ikan kerapu sudah bisa
dibudidayakan di lahan tambak. Dengan memperharikan parameter kualitas air tambah
dan menyamankan dengan parameter air laut, maka ikan kerapu bisa dipelihara di
lahan tambak yang sempit tetapi harus yang dalam (Sara, 2005).
1. Pemilihan Lokasi
Lokasi yang baik untuk budidaya ikan kerapu adalah:
- Dekat dengan laut
- Jauh dari sumber pencemaran seperti tempat pelelangan ikan, kilang
minyak dll.
- Konstruksi tambak kokoh dan tidak rembes air
- Kedalaman minimal 1 m
- Sebaiknya memiliki 2 pintu yaitu in let dan out let
- Konstruksi lahan tambak sempit namun dalam.
2. Persiapan Sebelum Tebar
Persiapan-persiapan sebelum tebar benih ikan kerapu adalah:
- Memasukkan air laut
- Mempersiapkan perlengkapan tambak, seperti jarring kerambah, mesin
pompa air, ban bekas dan paralon untuk persembunyian kerapu
3. Bibit Kerapu dan Penebarannya
Bibit kerapu yang digunakan adalah:
- Ukurannya seragam
- Bobot awal bibit kerapu adalah 100 gram sampai 200 gram
- Bibit kerapu berasal dari tangkapan nelayan atau dari Balai Perikanan
- Penebaran bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari
- Penebaran bibit dilakukan dengan cara memasukkan ikan kerapu ke dalam
kolam dengan hati-hati
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan ikan kerapu di tambak meliputi:
- Pemberian pakan sebanyak 10% dari biomassa selama 2 hari sekali
- Pakan menggunakan ikan rucah (ikan murah) seperti ikan kuniran dan ikan
petek
- Kualitas air yang optimum untuk pertumbuhan adalah: Salinitas 15-33, Ph
7-8, DO 4-8 dan tidak mengandung pencemaran minyak
- Mewaspadai terhadap serangan hama dan penyakit.
5. Panen
Panen dilakukan setelah:
- Bobot ikan telah masuk ke dalam bobot konsumsi yaitu diatas 400 gram
- Panen dilakukan pada pagi hari
- Panen dilakukan dengan menggunakan jarring arad kemudian tambaknya
dikuras habis
Dari hal-hal tersebut, sedikitnya ada tiga alasan mengapa ikan kerapu perlu
dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Indonesia yaitu:
1. Kerapu merupakan komoditi perikanan yang memiliki peluang ekspor yang sangat
menarik yang selama ini belum dimamfaatkan secara penuh.
2. Pertumbuhan bisnis kerapu secara keselurtuhan diharapkan akan membawa
dampak peningkatan devisa Negara dan kesejahteraan lapisan bawah masyarakat
yang hidup dengan mata pencarian bidang perikanan.
3. Modernisasi penangkapan dan budidaya ikan kerapu akan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan laut khususnya rusaknya terumbu karang.
Berikut kandungan nutrisi atau Gizi Ikan Karapu dengan takaran 100 gr :
1. Jumlah Kandungan Energi Ikan Kerapu = 168 kka
2. Jumlah Kandungan manfaat protein Ikan Kerapu = 32,4 gr
3. Jumlah Kandungan lemak Ikan Kerapu = 1,2 gr
4. Jumlah Kandungan manfaat karbohidrat Ikan Kerapu = 4,5 gr
5. Jumlah Kandungan manfaat kalsium Ikan Kerapu = 320 mg
6. Jumlah Kandungan Fosfor Ikan Kerapu = 343 mg
7. Jumlah Kandungan manfaat zat besi Ikan Kerapu = 6 mg
8. Jumlah Kandungan manfaat vitamin A Ikan Kerapu = 0 IU
9. Jumlah Kandungan Vitamin B1 Ikan Kerapu = 0,01 mg
10. Jumlah Kandungan manfaat vitamin C Ikan Kerapu = 0 mg
Ikan karapu merupakan jenis ikan yang dapat dikonsumsi hingga 70 % dari
keseluruhan bagian tubuh. Kelezatan daging ikan karapu serta lamanya proses
produktivitas menjadikan ikan ini sangat diminati oleh konsumen sehingga harganya
pun tergolong mahal. Kandungan asam lemak tak jenuh atau manfaat omega 3 pada
ikan karapu bahkan dapat membantu meningkatkan kecerdasan otak. Tubuh
membutuhkan asupan asam lemak esensial yang terdiri dari omega 3 dan manfaat DHA
karena tubuh tidak dapat membentuknya secara mandiri. Asupan beberapa kandungan
gizi yang terdapat pada daging ikan karapu akan menjadi stimulan positif yang
bermanfaat bagi kekuatan daya ingat otak. Manfaat lain dalam bidang kesehatan yakni
dapat menghindarkan tubuh dari penyakit jantung koroner dan cacat permanen akibat
serangan jantung atau stroke.
Ikan karapu mempunyai bentuk yang khas dan unik dari jenis ikan lain yang
hidup diperairan. Kandungan yang terdapat pada tubuh ikan karapu ini dapat membuat
kita terhindar dari penyakit jantung koroner dan meningkatkan kecerdasan otak. Hal lain
mengenai ikan karapu yakni nilai ekonomis yang tinggi karena komoditas ekspor dan
menyebabkan ikan karapu banyak dibudidayakan. Namun terdapat resiko yang terdapat
pada ikan karapu jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Penelitian terbaru
menemukan kandungan merkuri pada daging ikan karapu. Kandungan tersebut akan
menyebabkan dampak negatif jika masuk kedalam tubuh manusia.
1. Manfaat dari Segi Ekonomi
Ikan karapu merupakan jenis ikan yang sangat diminati oleh pasar
internasional karena khasiat dan manfaatnya. Pembudidayaan yang dilakukan
dapat membuat harga ikan karapu semakin meningkat karena tingginya
permintaan pasar. Pada umumnya, ikan karapu ini dijadikan komoditas ekspor
untuk keperluan konsumsi dan kebutuhan ikan hias. Daging ikan karapu sangat
terkenal dengan kelezatannya sedangkan pada beberapa jenis ikan karapu dapat
dijadikan sebagai manfaat ikan hias karena bentuk fisiknya yang khas.
Di habitat aslinya, ikan karapu yang hidup disekitar terumbu karang
bahkan terancam kelangsungan hidupnya akibat ekploitasi yang berlebihan.Untuk
itu pembudidayaan ikan karapu bermanfaat dalam rangka menjaga kestabilan
populasi serta menguntungkan dari segi ekonomi.
2. Manfaat dari Segi Kuliner
Kualitas daging ikan karapu memang sudah terkenal hingga pasar
internasional jadi wajar jika permintaan pasar semakin meningkat pada tiap
tahunnya. Beragam olahan hasil laut yang menggunakan daging ikan karapu
bahkan sangat digemari oleh konsumen. Pada umumnya ikan karapu diolah
sebagai menu seafood dengan cara dibakar. Namun cara pengolahan lain yang
menggunakan bahan dasar daging ikan karapu mulai menjamur di pasaran.
Berbagai bahan pelengkap seperti jamur, paprika dan beragam sayur-mayur yang
cocok dikombinasikan dengan daging ikan karapu. Berikut beberapa variasi
olahan makanan berbahan ikan karapu :
- Ikan karapu bakar saus pedas atau asam manis
- Ikan karapu kukus
- Soup ikan karapu asam peda
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. dan Sudaryanto. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Kerapu Bebek. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Darwisito. 2002. “Strategi Reproduksi pada Ikan Kerapu (Epinephelus sp.) ”. Makalah
Pengantar Falsafah Sains (PPS702) program Pasca Sarjana.
Departemen Pertanian. 1999. Pemeliharan Kerapu Bebek. Direktorat Jenderal Perikanan.
Jakarta.
Hendratno, Seffyan, dkk. 2017. Prospek Pengembangan Usaha Ikan Kerapu Sunu
(Plektropomus leopardus) Pada Karamba Jaring Apung Berbasis Agribisnis.
Universitas Halu Oleo: Jurnal Agribisnis.
Ismi, S., dan Y.N. Asih. 2011b. Perkembangan Telur dan Tingkah Laku Larva Kerapu
Hybrid Cantang. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Bali19-
21 Juli 2011. 9-12.
Kordi, M. 2001. Usaha Pembesaran Ikan Kerapu dalam Tambak. Kanisius.Yogyakarta
MUCHARI., A. SUPRIATNA., R. PURBA., T. AHMAD dan H. KOHNO. 1991.
Pemeliharaan larva kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus. Bull. Pen. Perikanan,
Special Edition 2 : 43-52.
Subyakto, S dan Cahyaningsih. 2003. Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga. Agromedia
Pustaka. Jakarta
Sudirman, dan Yusri Karim, 2008. Ikan Kerapu Biologi, Eksploitasi, Manajemen dan
Budidaya, Yarsif Watampone, Jakarta.