Anda di halaman 1dari 4

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Mengapa Kita Harus Mengalami


Semua Ini?
Faedah Kajian | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

Saudaraku, apa sih yang paling ditakutkan dari pandemi ini? Kematian bukan?
Lalu apakah ketika masa-masa pandemi ini berakhir dan kita mampu melewati dengan
selamat, berarti kita selamat dari kematian? Tentunya tidak. Karena kita hanya berpindah
dari sebab kematian yang satu ke sebab keamatian yang lain. Emangnya kita akan hidup
selamanya?

‫كل نفس ذائقة الموت ثم إلينا ترجعون‬


Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.

Lalu apa sebenarnya esensi dari musibah ini? Apa sebenarnya yang Allah‫ ﷻ‬inginkan?
Sebenarnya inilah momentum untuk kita kembali kepada Allah‫ﷻ‬. Coba kita baca pesan
Allah‫ﷻ‬, Al-An’am:42.
ٰٓ
َ‫ض َّرع ُْون‬ َ ْ ‫س ْلنَا ٰٓ ا ٰلى ا ُ َمم ِّم ْن قَبْلكَ فَا َ َخذْ ٰن ُه ْم ب ْالبَأ‬
َ َ ‫س ۤاء َوالض ََّّر ۤاء لَعَلَّ ُه ْم يَت‬ َ ‫َولَقَدْ اَ ْر‬
Dan sungguh, Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami
siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan, agar mereka memohon (kepada
Allah) dengan kerendahan hati.

Dijelaskan oleh Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya, apa maksud dari


‫ع‬ َ َ‫ض َّرعُ – ت‬
َ ‫ض َّر‬ َ َ‫[يَت‬memohon, berdoa, dengan kerendahan hati, mengiba]? Yaitu, Kita dikasih
musibah pandemi seperti ini bukan untuk iseng-iseng saja akan tetapi ada tujuannya
yaitu
‫ويخلصون لي العبادة‬
agar mereka mengikhlaskan ibadah mereka hanya kepada Allah‫ﷻ‬, mentauhidkan
Allah‫ﷻ‬. Jadi ketika kita membahas isu ini, bukan hanya berhenti sampai makhluknya saja
[covid-19]. Tetapi makhluk ini punya pencipta, dan ada yang mengatur semua ini, yaitu
Allah‫ﷻ‬. Walaupun memang seperti yang dikatakan para Ulama bahwa membahas,
mengulik, mencari tahu solusi obat covid ini adalah sebuah pahala mendekatkan diri
kepada Allah‫ﷻ‬. Tetapi tujuan besarnya tidak boleh berhenti di situ saja. Karena tujuannya
adalah ‫ض َّرع ُْون‬ َ َ‫ لَعَلَّ ُه ْم يَت‬agar narasinya lebih besar dari itu. Bahwa makhluk mungil yang tidak
kelihatan ini punya pencipta. Dan bukankah Penciptanya telah berfirman

ُ ‫عان فَ ْليَ ْستَج ْيب ُْوا ل ْي َو ْليُؤْ منُ ْوا ب ْي لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر‬
َ‫شد ُْون‬ َ َ‫عنِّ ْي فَانِّ ْي قَريْب ۗ اُجيْبُ دَع َْوة َ الدَّاع اذَا د‬ ْ ‫ساَلَكَ عبَاد‬
َ ‫ي‬ َ ‫َواذَا‬

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya
Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah
mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

1
Allah‫ ﷻ‬sudah memberi kita informasi agar kita tidak bingung 100% dalam
menghadapi musuh yang tidak terlihat ini. Iya, virus ini tidak kelihatan. Tapi bukankah
penciptanya memberi informasi ‫ فَانِّ ْي قَريْب‬Bahwa meskipun makhluknya tidak bisa dituju,
tetapi penciptanya dekat dengan kita. dan ‫عان‬ َ َ‫اُجيْبُ دَع َْوة َ الدَّاع اذَا د‬, mintalah dan mohonlah
sama Allah‫ﷻ‬, niscaya akan dikabulkan. Tetapi kita lihat saat ini, siapa yang masih mau
kembali kepada Allah‫ ?ﷻ‬Siapa yang mendekat kepada Allah‫ ?ﷻ‬Iya jelas ada, tetapi kita
butuh sebanyak mungkin manusia yang mau kembali, mendekat, sujud kepada Allah‫ ﷻ‬di
kala saat ini. Bukankah kita satu saudara? Kita tentunya tidak ingin, ketika saudara kita
ditimpa musibah lalu salah dalam menetapkan tujuan. tujuannya adalah ‫ض َّرع ُْون‬ َ َ‫لَ َعلَّ ُه ْم َيت‬
agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.

َ َ‫ َيت‬yaitu,
Lalu Imam Ath-Thabari melanjutkan penjelasannya mengenai َ‫ض َّرع ُْون‬

‫ويفردون ربتهم الي دون غيري‬


Tujuan dari ini semua yaitu agar manusia mengangkat harapan-harapannya
hanya kepada Ku, bukan kepada makhluk Ku. Agar pada saat kita tervonis positif, kita
memohon kesembuhan hanya kepada Allah‫ﷻ‬, bukan kepada dokter. Karena mereka
hanyalah perantara. Iya, mereka (dokter) memang memiliki peran penting, dengan luar
biasa berada di garda terdepan untuk membantu kita melawan musuh ini dan semoga
Allah‫ ﷻ‬menjaga mereka dan memuliakan mereka. Tetapi kan mereka hanya membantu
mengobati, bukan zat yang menyembuhkan. Karena berapa banyak dari dokter-dokter
kita justru yang meninggal terlebih dahulu akibat terpapar ketika menangani pasiennya.
Artinya apa? Ketika di antara kita misal terpapar virus ini, atau ketika usaha kita tutup
karena sepi, usaha kita down, omsetnya jatuh, itu kita angkat harapan kita kepada Allah‫ﷻ‬,
dengan tetap berjuang (ikhtiar) tentunya. Dengan melakukan tindakan preventif.
ِّ ‫وبالتِّذلل منهم الي بال‬
‫طاعة‬
dan agar mereka menghinakan diri mereka kepadaku dengan mengerjakan
ketaatan-ketaatan kepadaku. Pesannya adalah agar ibadah kita di hari-hari ini lebih
banyak daripada hari-hari normal. Bukan justru nontonnya yang dibanyakin, bukan
main-mainnya yang dibanyakin, bukan itu poinnya. Kalu seperti itu, berarti kita salah
dalam menetapkan tujuan kita dalam menghadapi musibah ini.

Imam Masruq, murid kesayangan ‘Aisyah ‫رضي هللا عنها‬, ketika menghadapi masa
wabah tha’un mengatakan, “ini adalah hari-hari yang berat. Hari dimana banyak manusia
ngeblank di hari hari ini. Maka aku ingin sekali lebih fokus beribadah kepada Allah.” Maka
beliau lebih banyak menyendiri, menjauh dari hiruk pikuk manusia. Kecuali untuk hal hal
yang penting dan bermanfaat. Adapun hanya sekadar bermain-main, ketawa-ketawa
segala macam, beliau menjauh. Bahkan istrinya bercerita bagaimana Imam Masruq shalat
ketika masa wabah hingga kaki beliau bengkak. Makanya wajar jika wabah tha’un
diangkat oleh Allah‫ ﷻ‬dan Mereka dapat melewati masa-masa sulit itu dengan baik,

2
istiqomah. Baik yang positif maupun yang sehat-sehat saja. Karena mereka tahu tujuan
dari diciptakannya ini yaitu ‫ع‬ َ َ ‫ ت‬agar kita semakin memperbanyak beribadah dan
َ ‫ض َّر‬
memohon kepada Allah‫ﷻ‬. Namun juga bukan berarti kita shalat sepanjang hari. Ada
waktunya kita membantu orang, memberi manfaat, sharing ilmu agar saudara kita dapat
survive, kasih konten-kontek ide yang segar. Tapi harus juga ada waktu untuk taubat,
istighfar, memperbanyak ibadah, dan merendahkan diri kita kepada Allah‫ﷻ‬.

Dan bukankah ini adalah social distancing? Mengisolasi diri di rumah. Dan
tindakan preventif seperti social distancing ini adalah salah satu sunnah ketika
menghadapi masa masa wabah seperti ini. Allah‫ ﷻ‬berfirman

‫َو َل ت ُ ْلقُ ْوا باَيْد ْي ُك ْم الَى الت َّ ْهلُكَة‬


“..dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan..”

Kalau kerumunan orang adalah tempat yang sangat beresiko penularan covid,
maka jangan masuk ke sana kata Allah‫ﷻ‬, jangan bawa diri kalian kepada kehancuran.
Dan Nabi Muhammad‫ ﷺ‬juga bersabda,

“Larilah dari orang yang terkena lepra sebagaimana engkau lari dari singa” (HR al-
Bukhari).

Saudaraku, artinya apa? Rasulullah ‫ ﷺ‬pada waktu itu pun sudah memberikan
solusi untuk menjauhi penderita, orang yang terpapar, maupun oang yang memiliki
gejala, dalam kata lain social distancing (isolasi diri). Dan di masa Imam Masruq pun saat
menghadapi musibah wabah sudah menerapkan social distancing. Berarti itu (karantina)
adalah salah satu sunnah dan bentuk ketaatan kita kepada Allah‫ﷻ‬. Tetapi tidak hanya
berhenti sampai situ saja. Begitu kita melakukan social distancing, mengisolasi diri di
rumah. Apa yang kita lakukan di rumah? Sudahkan kita ‫ع‬ َ َ ‫ ت‬kepada Allah‫ ?ﷻ‬sudahkan
َ ‫ض َّر‬
kita sibuk beribadah di rumah? Memperbanyak sujud, membaca al quran, bersitighfar,
berdzikir dalam karantina kita? Sudahkah kita meneladani Imam Masruq.

Mengapa mereka semua mampu shalat hingga bengkak kakinya ketika musibah
wabah? Apa yang membedakan? Yaitu ilmu. Mereka mengetahui tujuan sebenarnya dari
diturunkannya wabah ini. Tujuannya bukan sebatas melewati kondisi pandemi dengan
selamat dan sehat. Karena jika tujuannya itu, maka kasihan saudara kita yang menjadi
korban positif covid. Kasihan mereka yang meninggal akibat wabah ini. Kalua begitu
mereka berarti gagal dalam ujian musibah ini, kalau parameter keberhasilannya adalah
sebatas melewati masa ini dengan selamat. Padahal bukankah mereka yang meninggal
dikala wabah mendapat pahala syahid, jika mereka sabar, ikhlas, dan yakin kepada takdir
Allah‫ ?ﷻ‬Mereka tidak gagal, Justru mereka yang berhasil. Karna mereka yang mendapat
poinnya, begitu mereka sakit, mereka ‫ع‬ َ َ ‫ ت‬kepada Allah‫ﷻ‬. Sedangkan kita yang sehat,
َ ‫ض َّر‬
tidak mendapat pesannya. Maka parameter keberhasilannya bukan melewati ini dengan

3
sehat, namun parameternya adalah siapa yang ‫ع‬ َ َ ‫ ت‬kepada Allah‫ﷻ‬. Siapa yang
َ ‫ض َّر‬
mengembalikannya ke iman, mengembalikannya ke tauhid, ke pencipta covid ini.

Ini bukan hanya tentang di rumah saja. Di rumah saja sudah bagus. Namun,
sibukkan juga dengan ibadah, ketaatan kepada Allah‫ﷻ‬. “jangan pergi ke keramaian”
sudah benar, itu sunnah Muhammad‫ﷺ‬. Tetapi juga jangan bermakasiat kepada Allah‫ﷻ‬
ketika Anda sendiri di rumah saja. Karena ini hanya akan memperburuk keadaan. Karena
ini bertolak belakang dengan tujuan diciptaknnya ujian musibah ini yaitu ‫ع‬ َ َ ‫ت‬. Semakin
َ ‫ض َّر‬
Anda menjauh, maka ini nggak aka nada habisnya.

Dan kalaupun musibah ini sudah diangkat, dan kita tidak dapat pesannya. Itu artinya
ISTIDRAJ. Maka lihat ayat 43 nya surah Al An’am.

َ‫شي ْٰط ُن َما كَانُ ْوا يَ ْع َملُ ْون‬


َّ ‫ت قُلُ ْوبُ ُه ْم َوزَ يَّنَ لَ ُه ُم ال‬ َ َ‫ض َّرع ُْوا َو ٰلك ْن ق‬
ْ ‫س‬ ُ ْ ‫ل اذْ َج ۤا َءهُ ْم بَأ‬
َ َ ‫سنَا ت‬ ٰٓ َ ‫فَلَ ْو‬
“Tetapi mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami
datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa
indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.”

Udah dikasih begini masih juga tidak sadar dan tidak juga kembali kepada Allah‫ﷻ‬. Hati
mereka sudah membeku. Dan setan mengecoh mereka sehingga tidak mendapat pesan
dari musibah ini. Yaitu dengan apa? Menjadikan mereka merasa cara mereka yang salah
itu terlihat benar. Maka lihat ayat 44 nya

ُ ‫ش ْيء َحتٰٓى اذَا فَر ُح ْوا ب َما ٰٓ ا ُ ْوت ُ ْٰٓوا ا َ َخذْ ٰن ُه ْم بَ ْغت َة فَاذَا هُ ْم ُّمبْل‬
َ‫س ْون‬ َ ‫اب ُك ِّل‬ َ ‫س ْوا َما ذُ ِّك ُر ْوا به فَت َ ْحنَا‬
َ ‫علَيْه ْم اَب َْو‬ ُ َ‫فَلَ َّما ن‬
“ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan
semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah
diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus
asa.”

Ketika mereka lupa dengan peringatan-peringatan kami, ‫ش ْيء‬ َ ‫علَيْه ْم اَب َْو‬
َ ‫اب ُك ِّل‬ َ ‫ فَت َ ْحنَا‬Allah‫ﷻ‬
justru bukakan fasilitas dunia, kesehatan dunia, kesenangan dunia kepada mereka.

“tapi.. temen gue nggak shalat, baik baik aja. Sehat sehat aja.”

Mereka lupa, tidak kembali kepada Allah‫ﷻ‬. Terus Allah‫ ﷻ‬langsung mengazab mereka?
Enggak, bisa jadi Allah‫ ﷻ‬bukakakan kesehatan dunia, kesenangan dunia terlebih dahulu.
Agar mereka merasa cara mereka yang salah itu terlihat benar (istidraj).

“gue bisnisnya tetep lancer, disaat yang lainnya berguguran. Dan gue nggak pernah baca
ُ ‫ ا َ َخذْ ٰن ُه ْم َب ْغت َة فَاذَا هُ ْم ُّمبْل‬Lalu kemudian baru mereka
al quran sama sekali.” Begitu ke pede an. َ‫س ْون‬
di azab dengan mendadak. Dan mereka nggak siap, mereka sudah terbuai. Karena
mereka melewati masa masa sulit dengan penuh kemaksiatan dan tidak kembali
kepada Allah‫ ﷻ‬dan mereka tidak kena apa apa.

Wallahu a’lam bishawab.

Anda mungkin juga menyukai