Masalah Penelitian
Usia lanjut merupakan seorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau
lebih, secara fisik masih berkemampuan atau tidak mampu lagi karena suatu hal berperan
secara aktif dalam pembangunanDepkes RI(2001, dalam Ningtyas, 2014). Batasan lanjut
usia dibagi menjadi empat kelompok, meliputi usia pertengahan (middle age) antara usia
45-59 tahun, usia Lanjut (elderly) antara usia antara 60-70 tahun, usia lanjut tua (old)
antara usia antara 71-90 tahun, usia sangat tua (very old) antara usia diatas 90
tahunAzizah(2011, dalam Izza, 2014).
Dari aspek perubahankondisi fisik pada lansia diantaranya adalah menurunnya
kemampuanmuskuloskeletal kearah yang lebih buruk. Kekuatan muscular mulai
merosot sekitar usia 40 tahun dengan kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun.
Kerusakan otot terjadi karena penurunan jumlah serabut otot dan atrofi secara umum pada
organ dn jaringan tubuh. Komponen-komponen kapsul sendi pecah dan kolagen yang
terdapat pada jaringan penyambung meningkat secara progresif yang jika tidak dipakai
lagi, sehingga dapat menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan mobilitas sendi dan
deformitas Stanlaey (2006 dalam Lestari, Nurhayati, & Setiyajati, 2013).
Kelainan pada kadar asam urat dapat menimbulkan gangguan berupa rasa nyeri,
bengkak, kekakuan sendi, keterbatasan luas gerak sendi, gangguan berjalan dan
aktivitas keseharian lainnya, dan peningkatan resiko jatuh Sarif (2012 dalam Igirisa,
2015).
Penderita nyeri sendi di seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1
dari 6 orang di dunia ini menderita nyeri sendi. Diperkirakan angka ini terus meningkat
hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang
penyakit nyeri sendi 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka
yang berusia 55 tahun Wiyono(2010, dalam Mahardika, 2013).
Teknik non farmakologis yang dapat untuk mengurangi nyeri dapat digunakan pada
penderita nyeri sendi yaitu dengan stimulasi kulit (message kutaneus) atau pijat, kompres
panas atau dingin, akupuntur, stimulasi kontralateral), stimulasi elektrik saraf kulit
transkutan, teknik distraksi, teknik relaksasi dan istirahatAnas (2006, dalam Lestari.,
Nurhayati., & Setiyajati, 2013).
Banyak cara penanganan untuk meredakan nyeri tersebut salah satunya adalah
dengan menggunakan kompres air hangat dan terapi masasse.Air adalah media terapi
yang tepat untuk pemulihan cedera, karena secara ilmiah air hangat berdampak fisiologis
bagi tubuh.Pertama, berdampak pada pembuluh darah yaitu membuat sirkulasi darah
menjadi lancar. Kedua, faktor pembebanan di dalam air akan menguatkan otot-otot dan
ligament yang mempengaruhi sendi-sendi tubuh. Selain itu, suhu air yang hangat akan
meningkatkan kelenturan jaringan. Air dimanfaatkan sebagai pemicu untuk memperbaiki
tingkat kekuatan dan ketahanan terhadap penyakit.Pengaturan sirkulasi tubuh dengan
menggunakan terapi air dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti demam, radang
paru-paru, sakit kepala, dan nyeri. Terapi air adalah cara yang baik untuk meningkatkan
daya tahan tubuh, melancarkan peredaran darah dan memicu pembuangan racun
Wijayanti (2009, dalam Ningtyas, 2014).
Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentangefektivitas kompres air hangatdan terapi masasse terhadap penurunan skala nyeri
sendi pada lansia usia 45-59 tahun di wilayah kerja RSUD Jaraga Sasameh Buntok Barito
Selatan Tahun 2019.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada “efektivitas kompres air hangat dengan terapi masasse terhadap penurunan
skala nyeri sendi pada lansia usia 45-59 tahun di wilayah kerja RSUD Jaraga Sasameh
Buntok Barito Selatan Tahun 2019.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas kompres air hangat dengan terapi masasse terhadap nyeri
sendi pada lansia usia 45-59 tahun di wilayah kerja RSUD Jaraga Sasameh Buntok
Barito Selatan Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Mengidentifikasi skala nyeri sendi pada lansia sebelum (pre) diberikan kompres air
hangat pada lansia usia 45-59 tahun diwilayah kerja RSUD Jaraga Sasameh Buntok
Barito Selatan Tahun 2019.
b. Mengidentifikasi skala nyeri sendi pada lansia sesudah (post) diberikan kompres air
hangat pada lansia usia 45-59 tahun di wilayah kerja RSUD Jaraga Sasameh Buntok
Barito Selatan Tahun 2019.
d. Mengidentifikasi skala nyeri sendi pada lansia sebelum (post) diberikan terapi
masassepada lansia usia 45-59 tahun di wilayah kerja RSUD Jaraga Sasameh Buntok
Barito Selatan Tahun 2019.
e. Menganalisis efektivitas air hangat dengan terapi masasse terhadap penurunan skala
nyeri sendi pada lansia usia 45-59 tahun di wilayah kerja RSUD Jaraga Sasameh
Buntok Barito Selatan Tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan kedepannya dapat menambah wawasan mengenai
efektivitas kompres air hangat dengan terapi masasse terhadap nyeri sendi pada lansia
usia 45-59 tahun di wilayah kerja RSUD Jaraga Sasameh Buntok Barito Selatan
Tahun 2019.
5. Bagi Peneliti
Merupakan bentuk pengaplikasian ilmu selama perkuliahan dan memperoleh
pengetahuan serta wawasan mengenai keefektifan Kompres air hangat dengan terapi
masasse pada lansia. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai referensi
serta dapat mengembangkan apa yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Seperti
menambah jumlah responden atau sampel maupun mengembangkan kompres air
hangat dengan terapi masasse yang tidak hanya bermanfaat untuk penurunan skala
nyeri sendi tetapi dapat berguna untuk penyembuhan penyakit lainnya.
E. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan rancangan Pretest dan Posttest
Without Control Group Design.
G. Variabel Penelitian