Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. Uji Koefisien Kontingensi

Teknik korelasi koefisien kontingensi (contingency coefficient


correlation) adalah salah satu teknik analisis korelasional bivariat,yang
dua buah variable yang akan di korelasikan adalah berbentuk kategori
atau merupakan gejala ordinal. Misalnya tingkat pendidikan: tinggi,
menengah, rendah: permasalahan terhadap ajaran agama islam: baik,
cukup, kurang dan sebagainya.
Apabila variable itu hanya menjadi dua kategori, dan kedua kategori
itu sifatnya diskrit(terpisah menjadi dua buah kutub yang ekstrem), maka
selain menggunakan teknik analisis korelasional koefisien kontigensi,
dapat pula dipergunakan teknik analisis korelasional Phi koefisien. Akan
tetapi apa bila kategori itu lebih dari dua buah, maka teknik analisis
korelasional Phi koefisien tidak dapat di terapkan disini.
Koefisien Kontigensi digunakan untuk menghitung hubungan antar
variabel bila datanya berbentuk nomina, mempunyai kaitan erat dengan
Chi Kuadrat yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k
sampel independen. Oleh karena itu rumus yang digunakan mengandung
chi kuadrat.

Pengujian terhadap koefisien kontigensi C digunakan sebagai Uji


Kebebasan (Uji Indenpendensi) antara dua variabel. Jadi apabila
hipotesis nol dinyatakan sebagai C=0 diterima, berarti kedua variabel
tersebut bersifat bebas.
 Rumus Koefisien Kontigensi C dan harga Chi Kuadrat yaitu:

X2 (Oi − Ei )2
C=√ X2 = ∑ ∑
N + X2 Ei

1
 2
Kaidah pengujian: Tolak H0 jika X 2 > Xα(b−1)(k−1)

Untuk memudahkan perhitungan, maka data-data hasil


penelitian perlu disusun ke dalam tabel, berikut tabel penolong
untuk menghitung koefiseien C

Var. B Variabel A Jumlah Jumlah

B1 (𝐴1 𝐵1) (𝐴2 𝐵2) ........ (𝐴𝑘 𝐵𝑘 )

B2 (𝐴2 𝐵2) (𝐴3 𝐵3) ........ (𝐴𝑘 𝐵𝑘 )

- - - ........ .........

- - - ........ .........

Br (𝐴1 𝐵𝑟 ) (𝐴2 𝐵𝑟) ........ (𝐴𝑘 𝐵𝑘 )

Jumlah

Contoh kasus :

Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah hubungan antara


profesi pekerjaan dengan jenis olahraga yang sering dilakukan, profesi
dikelompokkan menjadi empat yaitu : dokter, perawat, bidan, analis (D,
P, B, A) jenis olahraga yang dikelompokkan menjadi empat yaitu : tenis
meja, bulu tangkis, futsal, basket (T, Bt, F, B) jumlah yang digunakan
dokter 58 orang, perawat 75, bidan 68, analis 81. Jumlahnya keseluruhan
adalah 282 orang.

Berdasarkan hal tersebut maka :

1. Judul penelitian yang didapat


Hubungan antara jenis profesi dengan jenis olahraga yang disenangi.
2. Variabel penelitiannya adalah variabel independen : jenis profesi dan
variabel dependennya jenis olahraga.

2
3. Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara jenis profesi
dengan jenis olahraga yang disenangi

Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara jenis profesi


dengan jenis olahraga yang disenangi.

4. Kriteria pengujian hipotesis


Ho diterima jika harga Chi Kuadrat hitung < harga tabel dan Ho ditolak
jika harga Chi Kuadrat hitung ≥ Harga tabel, Ha diterima jika Harga
Chi Kuadrat ≥ Harga tabel.
5. Penyajian Data
Olah Jenis Profesi Jumlah
Raga D P B A
T 17 23 10 30 80

Bt 23 14 17 26 80

F 12 26 18 14 70

B 6 12 23 11 52

Jumlah 58 75 68 81 282

6. Perhitungan untuk menguji hipotesis


Pertama kita hitung berapa persen dari masing-masing sampel yang
menyenangi masing-masing olahraga
1) Yang menyenangi olahraga Tenis Meja

(17 + 23 + 10 + 30) 80
= = 0,284
282 282

2) Yang menyenangi olahraga bulu tangkis

(23 + 14 + 17 + 26) 80
= = 0,284
282 282

3
3) Yang menyenangi olahraga futsal

(12 + 26 + 18 + 14) 70
= = 0,248
282 282

4) Yang menyenangi olahraga basket

(6 + 12 + 23 + 11) 52
= = 0,184
282 282

Selanjutnya masing-masing kelompok yang menyenangi setiap jenis


olah raga dapat dihitung :

1) Yang menyenangi olahraga tenis meja


a. Frekuensi Dokter : 0,284 x 58 = 16.472
b. Frekuensi Perawat : 0,284 x 75 = 21.300
c. Frekuensi Bidan : 0,284 x 68 = 19.312
d. Frekuensi Analis : 0,284 x 81 = 23.004
2) Yang menyenangi Bulu Tangkis
a. Frekuensi Dokter : 0.284 x 58 = 16.472
b. Frekuensi Perawat : 0,284 x 75 = 21.300
c. Frekuensi Bidan : 0,284 x 68 = 19.312
d. Frekuensi Analis : 0,284 x 81 = 23.004
3) Yang menyenangi Futsal
a. Frekuensi Dokter : 0,248 x 58 = 14.384
b. Frekuensi Perawat : 0,248 x 75 = 18.600
c. Frekuensi Bidan : 0,248 x 68 = 16.864
d. Frekuensi Analis : 0,248 x 81 = 20.088
4) Yang menyenangi Basket
a. Frekuensi Dokter : 0,184 x 58 = 10.672
b. Frekuensi Perawat : 0,184 x 75 = 13.800
c. Frekuensi Bidan : 0,184 x 68 = 12.512
d. Frekuensi Analis : 0,184 x 81 = 14.904

4
Maka

Olah D P B A
Jumlah
Raga F Ft F Ft F Ft F Ft
T 17 16.472 23 21.300 10 19.312 30 23.004 80
Bt 23 16.472 14 21.300 17 19.312 26 23.004 80
F 12 14.384 26 18.600 18 16.864 14 20.088 70
B 6 10.672 12 13.800 23 12.512 11 14.904 52
58 75 81 282

Selanjutnya menghitung harga Chi Kuadrat dapat dihitung dengan rumus :

2
(Oi + Ei )2
X = ∑∑
Ei

Dalam hal ini O (observation) adalah F dan E (Expectation) = Ft

(17−16.472)2 (23−21.300)2 (10−19.312)2 (30−23.004)2 (23−16.472)2


𝑋2 = + + + +
16.472 21.300 19.312 23.004 16.472
(14−21.300)2 (17−19.312)2 (26−23.004)2 (12−14.384)2 (26−18.600)2
+ + + + +
21.300 19.312 23.004 14.384 18.600
(18−16.864)2 (14−20.088)2 (6−10.672)2 (12−13.800)2 (23−12.512)2
+ + + + + +
16.864 20.088 10.672 13.800 12.512
(11−14.904)2
14.904

𝑋 2 = 0,017 + 0,136 + 4,490 + 2,128 + 2,587 + 2,502 + 0,277 + 0,390 +


0,395 + 2,944 + 0,077 + 1,845 + 2, 045 + 0,235 + 8,791 + 1,023 = 29,881

Jadi harga Chi Kuadrat hitung = 29,881. Selanjutnya untuk menghitung


koefisien kontigensi C, maka harga tersebut dimasukkan ke rumus

X2
C=√
N + X2

Maka

29,8812
C=√ = 0,31
282 + 29,8812

5
Untuk mencari Chi Kuadrat tabel dapat kita lakukan penghitungan harga dk

Rumusnya dk = (k-1) (r-1) dimana k adalah jumlah sampel dan r adalah


jumlah kategori, maka

dk = (4-1) (4-1) = 9

berdasarkan dk 9 dan taraf kesalahannya 0,05 maka harga Chi Kuadrat


tabelnya adalah 15,51.

7. Kesimpulan

Dari hasil di atas didapatkan nilai Chi Kuadrat hitung = 29,881 dan Chi
kuadrat tabel = 15,51, yang berarti Chi Kuadrat hitung > Chi Kuadrat tabel
yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

Jadi, ada hubungan yang positif dan signifikan antara jenis profesi dengan
jenis olahraga yang disenangi. Jenis profesi pekerjaan mempunyai
hubungan yang signifikan dengan jenis olahraga yang disenangi sebesar
0,31. Data yang ada pada sampel dan angka korelasi mencerminkan keadaan
populasi dimana sampel diambil. Dari data terlihat 37% (30:81) analis
cenderung menyenangi tenis meja, sedangkan hanya 14,7% (10:68) bidan
yang menyenangi golf, 33,3% bidan menyenangi basket.

B. Uji Korelasi Spearman Rank


Keofisien Korelasi Rank Spearman merupakan statistik paling awal
dikembangkan dan mungkin yang paling dikenal. Statistik ini kadang-
kadang disebut rho ditulis rs merupakan ukuran korelasi yang menuntut
kedua variabel pengamatan sekurang-kurangnya dapat diamati dan
dirangking dalam dua rangkaian berurut.
Korelasi spearman rank digunakan untuk mencari hubungan atau
untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel
yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak
harus sama.

6
Cara analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman :

 Variabel pertama (misal x) dan variable kedua (misal y) dirangking


 Apabila terdapat nilai pengamatan yang sama rangkingnya adalah rata-
ratanya.
 Menentukan selisih rangking (di) untuk setiap pasang variable X dan Y
 Menghitung Nilai Statistik rs, yaitu:

6 ∑ bi2
rs = 1 −
𝑛(n2 − 1)

 Uji signifikansi dilakukan dengan statistik t:

r3 − √𝑛 − 2
t=
√1 − 𝑟32

 Daerah penolakan H0 adalah:

Tolak H0 jika t > t 𝛼⁄2 (n − 2)

Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada kesesuaian di
antara kedua metode penilaian pengetahuan gizi yang berbeda. Jumlah
responden yang dinilai ada 10 orang. Data pengetahuan disajikan dalam
tabel berikut. Dengan menggunakan α 5%, bagaimana kesimpulan
penelitian tersebut?

7
Responden Metode ke-1 Metode ke-2
1 9 8
2 6 7
3 5 6
4 7 8
5 4 5
6 3 4
7 2 2
8 8 9
9 7 8
10 6 6

Maka didapatkan :
1. Judul Penelitian
Tingkat kesesuaian dua metode dalam pengukuran pengetahuan gizi
2. Variabel penelitiannya adalah metode pengukuran ( metode 1 : Xi
dan metode 2 : Yi)
3. Formulasi hipotesis
Ho : Tidak ada kesesuaian di antara dua metode pengukuran
pengetahuan.
Ha : Ada kesesuaian di antara dua metode pengukuran pengetahuan
4. Menentukan batas kritis nilai α 5% (0,05) pada tabel nilai tabel
adalah 0,648
5. Kriteria pengujian
Ho ditolak, jika nilai statistik hitung >0,648
Ha diteirma, jika nilai statistik hitung ≤ 0,648
6. Penyajian data
Korelasi spearman rank hanya dapat digunakan untuk data berskala
ordinal. Pemberian ranking atau peringkat dimulai dari nilai terbesar
sebagai ranking 1. Jika ada nilai sama maka digunakan ranking rata-
rata.

8
Subjek Metode Metode ke- Ranking Ranking bi 𝒃𝒊𝟐
ke-1 (Xi) 2 (Yi) (Xi) (Yi)
1 9 8 1 3 -2 4
2 6 7 5,5 5 0,5 0,25
3 5 6 7 6,5 0,5 0,25
4 7 8 3,5 3 0,5 0,25
5 4 5 8 8 0 0
6 3 4 9 9 0 0
7 2 2 10 10 0 0
8 8 9 2 1 1 1
9 7 8 3,5 3 0,5 0,25
10 6 6 5,5 6,5 -1 1
Jumlah 0 7

7. Perhitungan statistik :
6 ∑ bi2
α= 1−
𝑛(n2 − 1)
6𝑥7
α=1−
10(102 − 1)
α = 1 − 0,04 = 0,96

8. Kesimpulan
Karena nilai statistik hitung 0,96 > 0,648 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, yaitu ada kesesuaian di antara dua metode pengukuran
pengetahuan. Terdapat kesesuaian yang signifikan antara metode 1
dan metode 2 dalam memberikan pengukuran terhadap pengetahuan
yang sesuai dengan hipotesis yang ada.

9
C. Uji Korelasi Kendall
Koefisien Korelasi Rangking Tau Kendall cocok digunakan sebagai
ukuran korelasi dengan jenis data yang sama dengan data dimana koefisien
korelasi rangking Spearman dapat digunakan. Data sekurang-kurangnya
berasal dari pengukuran ordinal untuk variable X dan variable Y.
Koefisien Korelasi Kendall tau digunakan untuk mencari hubungan
dan menguji hipotesis antara dua variabel bila datanya berskala ordinal atau
ranking. Sesuai untuk menganalisis data jumlah sampel lebih dari 10 dan
dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial. Rumus yang
digunakan :

∑A− ∑B
Γ=
1⁄ N(N − 1)
2

Keterangan :
ℾ = koefisien korelasi kendal tau
A = Jumlah ranking atas
B = Jumlah ranking bawah
N = Jumlah sampel

Untuk menguji kemaknaan koefisien korelasi digunakan rumus Z sebab


distribusi mendekati distribusi normal. Rumus menguji kemaknaan adalah
sebagai berikut :

Γ
z=
√(4N + 10)/(9𝑁 2 − 9𝑁)

Keterangan :

Z = Nilai statistik hitung

ℾ = Koefisien korelasi kendall tau

N = Jumlah sampel

10
Contoh :

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara


pengetahuan dengan sikap ibu dalam memberikan makanan pada anak
balitanya. Nilai pengetahuan dan sikap diukur dengan menggunakan
kuesioner dan nilai yang diperoleh dibuat ranking seperti disajikan pada
tabel. Dengan menggunakan α 5% bagaimana kesimpulan penelitian
tersebut ?

Subjek Ranking Pengetahuan Ranking Sikap (R2)


(R1)
1 1 2
2 2 1
3 3 4
4 4 3
5 5 7
6 6 8
7 7 9
8 8 10
9 9 16
10 10 5
11 11 6
12 12 11
13 13 14
14 14 12
15 15 15
16 16 23
17 17 18
18 18 17
19 19 19
20 20 20
21 21 13
22 22 25

11
23 23 22
24 24 21
25 25 24

Langkah - Langkah :

1. Formulasi hipotesis

Ho : tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan


makan pada balitanya.

Ha : Ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan makan


pada balitanya.

2. Menentukan batas kritis nilai α 5% (0,05) pada uji 2 arah maka nilai Z-
tabel adalah 1,96
3. Kriteria pengujian :

Ho ditolak, jika nilai statistik hitung > 1,96

Ha diterima, jika nilai statistik hitung ≤1,96

4. Langkah selanjutnya
 Variabel X dan Y masing-masing dirangking, yaitu R1 dan R2.
Apabila terdapat nilai pengamatan yang sama, rangkingnya adalah
rata-rata.
 Rangking variable X yaitu R1 diurutkan dari terkecil sampai terbesar,
sedangkan rangking variabel Y yaitu R2 mengikutinya.
 Berdasarkan R2, tentukan banyak rank yang lebih besar dan lebih
kecil untuk setiap R2.
 Tentukan selisih antara A dan B yaitu dari banyaknya rank lebih besar
dengan banyaknya rank lebih kecil untuk setiap R2.

12
Subjek Ranking Ranking Jumlah Jumlah
Pengetahuan Sikap (R2) Ra Rb
(R1)
1 1 2 23 1
2 2 1 23 0
3 3 4 21 1
4 4 3 21 0
5 5 7 18 2
6 6 8 17 2
7 7 9 16 2
8 8 10 15 2
9 9 16 9 7
10 10 5 15 0
11 11 6 14 0
12 12 11 13 0
13 13 14 10 2
14 14 12 11 0
15 15 15 9 1
16 16 23 2 7
17 17 18 6 2
18 18 17 6 1
19 19 19 5 1
20 20 20 4 1
21 21 13 4 0
22 22 25 0 3
23 23 22 1 1
24 24 21 1 0
25 25 24 0 0
∑A = 264 ∑B = 36

13
 Selanjutnya perhitungannya
∑ A− ∑ B
 Γ = 1⁄
2N(N−1)
264−36
 Γ = 1⁄
225(25−1)

= 0,76
 Pengujian terhadap koefisien korelasi rangking Tau Kendall
menggunakan pendekatan statistic uji z, yaitu:

Γ
z=
√(4n + 10)/(9𝑛2 − 9𝑛)

0,76
z= = 5,32
√(4X25 + 10)/(9𝑥252 − 9𝑥25)

 Kesimpulan
Karena Z Hitung > Z tabel yaitu 5,32 > 1,96 maka Ha
diterima dan Ho ditolak, maka : Ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu dalam memberikan makan pada
balitanya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kenaikan
nilai pengetahuan ibu akan diikuti oleh kenaikan nilai sikap
ibu dalam memberikan makan anak balitanya.

14

Anda mungkin juga menyukai