Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan
mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006). Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telah mengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya membuktikan bahwa prosedur sterilisasi dapat diulang secara efektif. Tetapi umumnya disetujui bahwa kontrol yang dilaksanakan selama proses validasi memberikan jaminan telah efektifnya proses sterilisasi. Uji ini dilakukan terhadap sampel yang dipilih untuk mewakili keseluruhan lot bahan tersebut. (Lachman : 136). Prinsip Inokulasi langsung adalah mencampurkan sampel langsung dengan media untuk melihat ada atau tidaknya mikroorganisme yang ditandai adanya kelarutan dalam media Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, injeksi adalah sediaan sterilberupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit ataumelalui selaput lendir.(FI.III.1979), Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang dikemas dalam wadah 100 mL atau kurang. Umumnya hanya larutan obat dalam air yang bisa diberikan secara intravena. Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kapiler.(FI.IV.1995). Macam-macam sediaan yang termasuk dalam sediaan steril antara lain sediaan parenteral volum besar, sediaan parenteral volum kecil (injeksi), sediaan mata (tetes/salep mata). Sediaan vaksin merupakan produk biologi (pembantu diagnostik) untuk tujuan mencegah penyakit dan pengobatan. Contoh lain Cairan Infus, Radiopharmaceutical, Bahan Diagnostik dan sebagainya. Sedangkan alat kesehatan yang harus dalam keadaan steril antaralain adalah alat yang digunakan satu kali pakai seperti jarum suntik, benang bedaha, dan sarung tangan operasi. Trypticase Soy Broth (TSB) Merupakan media yang diperkaya, fungsinya antara lain untuk isolasi dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Namun media ini banyak digunakan untuk mengisolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Komposisi dari Trypticase Soy Broth yaitu: Nama Bahan Jumlah Fungsi NaCl 0,5 Bahan pengisotonis Digesti Pankreas Kasein P 17 Nutrient Digesti Peptic Tepung Kedelai 3,0 Nutrient K-Fosfat Dibasa 2,5 Buffer Glukosa 2,5 Nutrient Air 1000 mL pH 7,3 ± 0,2 (Depkes RI,1995) Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dextrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH. Thioglikolat cair (Fluid Thioglycolate Media) Nama Bahan Jumlah Fungsi L-sistin P 0,5 Antioksidan Agar 0,75 Nutrient dan konsistensi NaCl 2,5 Bahan pengisotonis Glukosa 5,5 Nutrient Ekstrak Ragi 5,0 Nutrient Digesti Pankreas Kasein P 15,0 Nutrient Na-Tioglikolat/ 0,5 mL Antioksidan Asam Tioglikolat 0,3 mL Antioksidan Larutan Na-resazurin 1,0 mL Indikator redoks Air 1000 mL pH 7,1 ± 0,2 Ada beberapa metode uji sterilitas : 1.Direct inoculation of culture medium Meliputi pengujian langsung dari sampel dalam media pertumbuhan. Menurut British Farmakope: media tioglikolat cair yang mengandung glukosa dan Na Tioglikolat cocok untuk pembiakan aerob. Suhu inkubasi 30-35ºC. soya bean casein digest medium. Media ini membantu pertumbuhan bakteri anaerob dan fungsi. Suhu inkubasi 30-35ºC, sedang fungi 20-25ºC. 2 .Membran filtrasi Teknik yang banyak direkomendasikan farmakope, meliputi filtrasi cairan melalui membran steril. Filter lalu ditanam dalam media. Masa inkubasi 7-14 hari karena mungkin organisme perlu adaptasi dulu. 3. Introduction of concentrate culture medium Medium yang pekat langsung dimasukkan dalam wadah sampel yang akan ditumbuhkan. Tidak banyak digunakan, hanya dipakai bila ada kecurigaan akan adanya bakteri. DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 2014. Genarro, A.R, et al. Remingtons Pharmaceutical Science. 18th Edition.Pensylvania: Marck Publishing Company. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL.TeoridanPraktekFarmasiIndustri. Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang. Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta.