Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini tentang “Askep Keluarga Penderita Gastritis”.
Makalah ini saya buat atas tugas yang telah di berikan oleh Dosen
Pengajar.Saya telah berusaha sebaik mungkin untuk menyusun makalah ini.Tetapi
mungkin makalah ini belum tersusun lengkap dan sempurna.Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat buat kita semua, dan atas
perhatian pembaca saya ucapkan terima kasih.
( Penulis )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan,
gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga
mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk
makan.(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan
terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa
juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan
Chron’s Disease. Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di
lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia
terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah
sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007).
Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi
Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 %
dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004).
Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya
kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian
gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman
pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas
sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti
terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika
makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung.
Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups) Bila
penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya
asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung.
Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).
Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008
mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan
komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
pencernaaan ?
2. Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami definisi Gastritis.
Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus Gastritis.
Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis Gastritis.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada Gastritis.
Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan Gastritis.
Mengetahui dan memahami komplikasi dari Gastritis.
Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan Gastritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
2. Struktur Keluarga
1) Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2) Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3) Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4) Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5) Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti) :
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family :
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
c. Keluarga usila :
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family :
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) :
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) :
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family :
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family :
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family :
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family :
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family :
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-Tradisional
1. Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika
mukosa lambung teriritasi. ada 2 hal yang akan terjadi :
2. Gastritis Kronik.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental
dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin
dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.
4. Manifestasi Klinis
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan
saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
5. Komplikasi
1.Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
Ulkus, jika prosesnya hebat .
Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2.Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu :
gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12
menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif
menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi
itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan
untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan
diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan
dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO (basal acid
output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger-
Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan
menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output)
setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini
untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Contoh Kasus
Tn.S (35th) suami dari Ny,T (33th) mempunyai dua orang anak An. D (2
th) seorang perempuan dan anak kedua, An.D (1 th) perempuan. Dalam keluarga
Tn.S salah satu anggota keluarga, yaitu Tn.K (70TH) orangtua dari Tn.S menderita
penyakit Gastritis.Pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.Untuk mengatasi
masalah tersebut, keluarga Tn.K hanya membiarkan saja di rumah karena menurutnya
masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Tn.K sendiri dengan berbekal
pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-
hari Tn.K keluarga Tn.K termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan,
meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat
berbahaya dan keluarga Tn.K juga jarang memeriksakan tekanan darah meskipun
pernah ada riwayat Gastritis sebelumnya.
A. Pengkajian Keluarga
1) Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
2. Alamat : Jl.Nusa Indah Dsn II
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Buruh Harian Lepas
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTA/Sederajat
5. Komposisi Keluarga : Ayah, istri, dan dua orang anak
Keterangan :
: Laki-Laki : Tn. S
: Perempuan : Ny. T
: An.D : Klien
: An. D : Meninggal
: Tn.K : Meninggal
6. Tipe Keluarga
Keluarga inti terdiri dari Tn.K, Tn.S, Ny.T dan kedua anak kandung.
7. Suku bangsa
Jawa – Indonesia.
8. Agama
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status kesehatan keluarga.
Imunisasi
BB Keadaan (BCG/Polio/ Masalah Tindakan
No Nama Umur
Kg Kesehatan DPT/HB/ kesehatan Yang telah dilakukan
Campak
1. Ny.T 33 th 60 kg Baik Lengkap -
2. An.D 2 th 7,2 kg Baik Lengkap -
3. An.D 1 th 10,5 kg Baik Lengkap - -Terapi Relaksasi
4. Tn.K 70 th 25 Sakit Lengkap Gastritis nafas dalam
- Penkes
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 50 m2 dengan panjang 10 m dan lebar 5 m terdiri dari 2 kamar
tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 kamar mandi, 1 dapur,merupakan rumah
permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki jendela kecuali kamar
mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik.Kamar mandi terpisah dengan WC
lantai rumah terbuat dari semen, sumber air adalah air tanah atau sumur.
Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang
rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang
rumah.
R. Tamu K. Tidur
K. Tidur
Dapur R.
Makan
K. Mandi
4) Struktur Keluarga
5) Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.T dan Tn.S menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang
baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada
pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi
dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan
keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Tn.K meskipun secara awam,
sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Tn.K sakit
tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.T dan Tn.S mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah
bersyukur mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.T masih mengikuti
program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami
istri.Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi
pendidikan yang baik.
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil
meskipun Tn.K sakit,mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat
digunakan kapan saja.
7) Pemeriksaan Fisik
2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak leher tidak
nampak nampak adanya nampak adanya nampak adanya nampak adanya
adanya peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan
peningkatan tekanan vena tekanan vena tekanan vena tekanan vena
tekanan vena jugularis dan jugularis dan jugularis dan jugularis dan
jugularis dan arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis,
arteri carotis, tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
tidak teraba adanya adanya adanya adanya
adanya pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
pembesaran kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
kelenjar tiroid (struma). (struma). (struma). (struma).
(struma).
3. Mata Visus 5/5, Visus 5/5, tidak Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak ada ada kelainan, tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat
kelainan, sclera putih. anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak ada
sclera putih ada katarak, ada katarak, katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan
kurang jelas
4. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
keadaan keadaan keadaan keadaan keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik baik baik
8. Jantung denyut jantung denyut jantung denyut jantung denyut jantung denyut jantung
normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak ada
ada dorongan, ada dorongan, ada dorongan, ada dorongan, dorongan, tidak
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada pulsasi,
pulsasi, ukuran pulsasi, ukuran pulsasi, ukuran pulsasi, ukuran ukuran dan
dan bentuk dan bentuk dan bentuk dan bentuk bentuk jantung
jantung dalam jantung dalam jantung dalam jantung dalam dalam batas
batas normal, batas normal, batas normal, batas normal, normal,
terdengar suara terdengar suara terdengar suara terdengar suara terdengar suara
lup dan dup, lup dan dup, lup dan dup, lup dan dup, lup dan dup,
suara jantung suara jantung suara jantung suara jantung suara jantung
tunggal. tunggal. tunggal. tunggal. tunggal.
Keluarga berharap Tn.K dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi
pelayanan kesehatan dengan baik.
No Kriteria Pengkajian
1. Mengenal Masalah Keluarga mengatakan Tn.K sering mengeluh sakit
perutnya.
2. Mengambil keputusan yang Bila Tn.K tidak bias menahankan sakitnya langsung
tepat dibawa ke Puskesmas atau petugas kesehatan datang
ke rumah.
3. Merawat anggota keluarga Dalam merawat Tn.K, masih memberikan makanan
yang sakit yang sama dengan anggota keluarga yang lainnya,
pola tidur tidak teratur dan waktunya kurang lama,
namun selalu melakukan kontrol secara teratur ke
pelayanan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan Keluarga membersihkan rumahnya setiap hari,
mengepel 1 minggu sekali dan lantai kamar
mandinya tidak licin, bersih dan terawat.
5. Memanfaatkan sarana Keluarga selalu memeriksakan diri ke Puskesmas
kesehatan atau petugas kesehatan bila anak sakit dan Tn.K.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTRITIS
B. Sasaran
Keluarga Tn.S di Tempat
C. Setting tempat
D. Materi
(Terlampir)
E. Media
leaflet
F. Metode
Ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi
G. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
Pembukaan :
- Mengucapkan salam
- Menjelaskan nama dan akademi - Menjawab salam
- Menjelaskan topik dan tujuan - Mendengarkan
pendidikankesehatan - Mendengarkan
1. 5 menit - Menanyakan kesiapan keluarga - Menjawab
Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi
- Pengertian gastritis
- Tanda dan gejala gastritis
- Penyebab gastritis
- Pengobatan gastritis
- Pencegahan gastritis
- Makanan yang dihindari
- Makanan yang dianjurkan
- Pengobatan tradisional untuk gastritis
Memberikan kesempatan keluarga untuk - Mendengarkan
2. 25 menit bertanya mengenai materi yang disampaikan - Bertanya
Evaluasi:
- Menanyakan kembali hal-hal yang sudah
dijelaskan mengenai gastritis
- Memberikan kesempatan keluarga
meredemontrasikan pembuatan obat - Menjawab
3. 10 menit tradisional - Meredemonstarasi
Penutup
- Menutup pertemuan dengan menyimpulkan · - Mendengarkan
4. 5 menit materi yang telah dibahas · - Menjawab salam
- Memberikan salam penutup
- Pemeriksaan Pemeriksaan Tekanan Darah
H. Kriteria Hasil:
1. Kehadiran keluarga 80% (2 orang)
2. Keluarga dapat menyebutkan kembali:
1. Pengertian gastritis.
2. Tanda dan gejala gastritis.
3. Faktor penyebab gastritis.
4. Komplikasi dari gastritis.
5. Cara pengobatan gastritis.
6. Cara pencegahan terhadap gastritis.
I. Referensi
Lampiran
A. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal
bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat
spesifik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau
90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000)
B. Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan),
bertambahnya usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan
yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan,
stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit
endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan
Penyebab hipertensi antara lain adalah :
§ Stres,
§ Usia,
§ Merokok,
§ Obesitas (kegemukan),
§ Alkohol,
§ Faktor keturunan,
§ Faktor lingkungan (gaduh/bising)
C. Jenis-jenis hipertensi
Jenis-jenis hipertensi adalah:
1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg
E. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain:
a. Penyakit jantung (gagal jantung)
b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
c. Penyakit otak (stroke)
F. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
a) Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin
dokter
b) Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
1. Mengurangi asupan garam dan lemak
2. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
3. Berhenti merokok bagi yang merokok
4. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
5. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda,
berenang
6. Menghindari ketegangan
7. Istirahat cukup
8. Hidup tenang
c) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur
3. Diit rendah garam dan lemak
I. Pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan
mengkonsumsi secara teratur jus:
1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri
A. Kesimpulan
B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi
hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan
pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan
dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://hestimeiprett.blogspot.com/
Anonim. ____. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). www.medicastore.com.
Diakses: 6 Maret 2012
Astawan, Made, Prof. dr. Ir. Ms. ___ . Cegah Hipertensi dengan Pola
Makan.www.depkes.co.id. Diakses: 6 Maret 2012
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita
Selekta Kedokteran”Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI, Jakrta, 1999
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA
HIPERTENSI
U
N
OLEH:
KELOMPOK XII
2. KRISTIAN LAIA
PSIK II.2
MEDAN
2014