Anda di halaman 1dari 4

KOMPARASI PAJAK PENGHASILAN PENGUSAHA E-COMMERCE

VERSUS PENGUSAHA KONVENSIONAL DITINJAU DARI ASAS


DAYA PIKUL DAN ASAS KESAMAAN

I . PENDAHULUAN

Sumber peneriman negara yang terbesar adalah berasal dari pajak . Bagi
negara , pajak merupakan salah satu penerimaan penting yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran negara , baik itu secara rutin maupun pengeluaran
pembangunan (Putri ; khairani 2019) . Pajak merupakan salah satu penerimaan
negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan pembangunan nasional serta
bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Karena itu
secara bergotong-royong melalui pajak, rakyat diberi kewajiban untuk memikul
tanggung jawab dalam menjalankan roda pemerintahan (R.Santoso,1978).
Penghasilan merupakan bagian dari objek pajak yang dipungut oleh pemerintah
, yang dikenakan pada subyek pajak , baik berupa perorangan ataupun badan
usaha (Ariati ; Muamar .2012) .

Agar aktivitas perpajakan dapat berjalan lancar, pajak perlu payung


hukum dan asas pemungutan pajak yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
penetapan dan pemungutan pajak . Asas perpajakan dikemukan oleh para ahli ,
yang dimana menurut W.J. Langen , bahwa pajak berasakan asas daya pikul dan
Asas kesamaan. Asas daya pikul, besar kecilnya pajak yang dipungut harus
berdasarkan besar kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan
maka semakin tinggi pajak yang dibebankan . sedangkan berdasarkan asas
kesamaan, dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu dengan yang
lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama) .

Sekarang ini transaksi jual beli barang dan jasa tak lagi hanya dilakukan
secara konvensional yaitu jenis transaksi pada umumnya yang dimana pedagang
memiliki suatu tempat usaha agar pembeli dan penjual saling berhadapan atau
bertemu muka untuk penyerahan dan penerimaan barang, tetapi juga telah
banyak dilakukan melalui media internet (interconnected network) yang lazim
disebut atau dikenal dengan sebutan transaksi jual beli (e-commerce) yang
dilakukan melalui jejaring sosial atau komunitas yang menggunakan fasilitas
internet. Terlihat jelas terjadinya perkembangan fungsi dari internet tersebut
yang awalnya merupakan sistem komunikasi global yang menghubungkan
komputer-komputer dan jaringan-jaringan Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi I, Volume 4, Tahun 2016 2 komputer diseluruh dunia, dimana didalamnya
terdapat berbagai sumber daya informasi mulai dari statis hingga yang dinamis
dan interaktif, ke perkembangan bisnis yang sepenuhnya menggunakan koneksi
internet. sehingga , dengan perkembangan tersebut sekarang banyak
bermunculan toko-toko online atau yang kita kenal dengan istilah online shop
seakan membentuk dunia yang baru atau yang kita kenal dengan dunia maya
(cyber space), sehingga transaksi yang timbul dari transaksi online shop inilah
yang disebut dengan transaksi e-commerce.

Melihat sistematik kerja yang minim untuk biaya operasional namun


dapat menghasilkan omset atau penghasilan yang diperoleh pengusaha toko
online sama bahkan bisa melebihi pedagang konvensional karena perdagangan
online memiliki jumlah pasar yang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu,
Sehingga inilah yang menjadikan pengusaha dalam perdagangan online (e-
commerce) sudah sepantasnya dijaring secara maksimal dalam pemenuhan
kewajiban pajak untuk menambah pendapatan negara dalam menunjang
kesejahtraan rakyat dan pembangunan nasional (Leonard ,2016)

Jika ditinjau dari peraturan perundangundangan perpajakan, perdagangan


online (ecommerce) berpotensi untuk dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
untuk barang yang diperdagangkan dan Pajak Penghasilan (PPh) terhadap
penghasilan yang diperoleh sebagai hasil dari perdagangan online itu sendiri.

Yang menjadi fokus penulis , dia menganggap bahwa penghasilan


pengusaha E-commerce sangat berpotensi dikenakan pajak . sesuai dengan pasal
4 ayat (1) undang-undang Pajak Penghasilan menjelaskan bahwa objek dari
pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis . terlebih jika
dibandingan dengan Pengusaha Konvensional . Penghasilan Pengusaha E-
commerce jauh lebih banyak . Namun Di Indonesia manteri keuangan kita , Sri
Mulyani telah menarik pengenaan pajak pada E-Commerce .
DAFTAR PUSTAKA

Ansory Miswan . 2012 . Perkembangan Dan Dampak Financial Technology


(Fintech) Terhadap Industri Keuangan Syariah Di Jawa Tengah

Putri Tri , Khairani .2016 . Analisis pajak penghasilan pasal 21 atas karyawan
pada PT. Connectra Utama. Palembang

Makalalag , Leonard . 2016 .Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pengusaha


Dalam Transaksi Perdagangan Online (E-Commerce)

R. Santoso Brotodihardjo.2016. Penantar Ilmu Hukum Pajak, IND-HILL-CO, Jakarta

https://www.pajak.go.id/id/asas-pemungutan-pajak

https://www.online-pajak.com/asas-pemungutan-pajak-dan-penerapannya-di-
indonesia

Anda mungkin juga menyukai