Anda di halaman 1dari 33

RANGKUMAN PENYAKIT PADA SISTEM TUBUH MANUSIA

MATA KULIAH KEPERAWATAN DEWASA 1

Dosen pengampu :
Ns. Agus Santosa, S.Kep, M.Kep
Disusun oleh :
Kristian Budi Setiawan (1811020087)

KEPERAWATAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

1. Sistem Pernapasan ................................................................................ 1


1) Asma .............................................................................................. 1
2) Faringitis ........................................................................................ 3
3) Laringitis ........................................................................................ 4
4) Bronkitis ......................................................................................... 5
5) Emfisima ........................................................................................ 6
6) Pneumonia ...................................................................................... 7
2. Sistem Kardiovaskular ......................................................................... 9
1) Aritmia ........................................................................................... 9
2) Kardiomiopati ................................................................................ 11
3) DVT ............................................................................................... 13
4) PAD ................................................................................................ 14
5) Perikarditis ..................................................................................... 15
3. Sistem Pencernaan ............................................................................... 17
1) Gastritis .......................................................................................... 17
2) Ambein ........................................................................................... 18
3) IBS ................................................................................................. 19
4) Dispepsia ........................................................................................ 20
5) Pankreatitis ..................................................................................... 21
4. Sistem Endokrin ................................................................................... 22
1) Addison .......................................................................................... 22
2) Hipopitutiarisme............................................................................. 23
3) Hipertensi ....................................................................................... 24
4) Osteoporosis ................................................................................... 25
5) Menopause ..................................................................................... 26
5. Sistem Perkemihan ............................................................................... 27
1) ISK ................................................................................................. 27
2) Inkontenensia Urine ....................................................................... 28
3) Prostatitis ........................................................................................ 29
4) Poliuria ........................................................................................... 30
5) Albuminuria ................................................................................... 31

i
Sistem Pernapasan

1. Asma
a. Pengertian
Jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan
yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang
menimbulkan sesak atau sulit bernapas.
b. Tanda dan gejala
1) Batuk.
2) Mengi
3) Dada sesak
4) Sesak napas
5) Gejala lain
a. Badan lemas, lesu, dan tidak bertenaga
b. Suara sengau
c. Menghela napas terus-terusan
d. Rasa gelisah yang tidak biasa
c. Etiologi
Penyebab asma secara pasti masih belum diketahui. Meskipun
begitu, ada beberapa hal yang dapat memicu kemunculan gejala
penyakit ini, di antaranya adalah infeksi paru-paru dan saluran napas
yang umumnya menyerang saluran napas bagian atas seperti flu.
Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga). Paparan zat di
udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan polusi udara. Faktor kondisi
cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas yang didukung
kualitas udara yang buruk, cuaca lembap, dan perubahan suhu yang
drastis.
d. Patofisiologi
Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
alergi dan psikologis kedua faktor tersebut dapat meningkatkan
terjadinya kontraksi otot-otot polos, meningkatnya sekret abnormal
mukus pada bronkiolus dan adanya kontraksi pada trakea serta
meningkatnya produksi mukus jalan nafas, sehingga terjadi
penyempitan pada jalan nafas dan penumpukan udara pada jalan nafas
maka akan menimbulkan gangguan seperti ventilasi (hipoventilasi),
distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru,
gangguan difusi gas di tingkat alveoli.
e. Pengobatan

1
Pengobatan penyakit ini ada dua jenis, yaitu obat kontrol jangka panjang
dan jangka pendek.
1) Obat kontrol jangka panjang:
a) Leukotriene modifiers; montelukast, zafirlukast, dan
zileuton.
b) Kortikosteroid hirup; budesonide, fluticasone, ciclesonide,
beclomethasone, fluticasone furoate, flunisolide, fluticasone
furoate, dan mometasone.
c) Long-acting beta agonists; formoterol dan salmeterol.
Biasanya obat ini dikombinasikan dengan kortikosteroid
hirup. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat ini
secara tunggal dapat meningkatkan risiko serangan asma
yang parah. Jadi, gunakan obat ini sesuai anjuran yang
diberikan dokter.
d) Obat kombinasi; obat kortikosteroid hirup dengan long-
acting beta agonists. Misalnya, fluticasone-salmeterol,
budesonide-formoterol, dan formoterol-mometasone.
e) Theophylline; seperti Theo-24 dan Elixophyllin. Obat ini
biasanya digunakan setiap hari untuk membantu
melemaskan otot-otot di sekitar saluran udara. Dengan
begitu, Anda dapat bernapas lebih lega.
2) Obat kontrol jangka pendek
a) Short-acting beta agonists; albuterol, levalbuterol,
pirbuterol, dan bitolterol.
b) Ipratropium.
f. Diagnosa
1) Ketidakbersihan jalan nafas
2) Ketidakefektifan pola nafas .
3) Gangguan Pertukaran Gas
4) Resiko infeksi
5) Nyeri Akut

2
2. Faringitis
a. Pengertian
Faringitis adalah inflamasi atau peradangan pada faring, yakni salah
satu organ di dalam tenggorokan yang menghubungkan rongga
belakang hidung dengan bagian belakang mulut. Dalam kondisi ini,
tenggorokan akan terasa gatal dan sulit menelan.
b. Tanda dan gejala
Beberapa gejala yang dapat muncul saat seseorang menderita faringitis
adalah:
1) Nyeri otot.
2) Tenggorokan bengkak.
3) Batuk.
4) Badan terasa lelah.
5) Demam.
c. Etiologi
Faringitis atau radang tenggorokan dapat disebabkan oleh beberapa
hal. Dua di antaranya adalah virus dan bakteri. Beberapa jenis virus
yang memicu faringtis adalah virus gondongan (mumps), virus Epstein-
Barr (monocleosis), virus parainfluenza, serta virus herpangina.
Sedangkan jenis bakteri yang dapat menyebabkan faringitis adalah
bakteri grup A beta-hemolytic streptococcus. Bakteri ini biasanya
memicu sakit tenggorokan (strep throat). Bakteri lainnya adalah bakteri
penyebab infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia.
d. Patofisiologi
Patofisiologi faringitis tergantung pada organisme penyebab.
Umumnya penularan terjadi melalui kontak dengan sekret nasal
maupun droplet yang mengandung patogen.Adenovirus menginfeksi
mukosa secara langsung, mengakibatkan faringitis, demam, dan
konjungtivitis.
e. Pengobatan
Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual secara bebas, misalnya
paracetamol dan ibuprofen, untuk meredakan sakit tenggorokan.
Banyak beristirahat. Minum banyak cairan agar tidak mengalami
dehidrasi.
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Gangguan nutrisi
3) Bersihan jalan nafas tidak efektif
4) Hipertermi

3
3. Laringitis
a. Pengertian
Laringitis adalah suatu kondisi dimana pita suara membengkak
sehingga suara menjadi serak. Pita suara adalah lipatan membran
mukosa pada laring. Saat meradang, suara yang terbentuk dari udara
yang melewati pita suara menyebabkan suara parau
b. Tanda dan gejala
Gejala yang biasa terjadi pada penderita laringitis meliputi:
1) Rasa tidak nyaman pada tenggorokan
2) Tenggorokan kering
3) Sakit tenggorokan
4) Batuk
c. Etiologi
Laringitis atau radang pita suara adalah inflamasi laring. Hal
tersebut merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan
peradangan pada laring (pita suara), yang menyebabkan suara sesak dan
hilagnya suara. Penyebab paling umum darilaringitis adalah karena
pilek dan flu.
d. Patofisiologi
Patofisiologi laringitis adalah inflamasi pada laring yang disebabkan
infeksi atau trauma. Inflamasi ini akan mengganggu vibrasi plika
vokalis dan menghasilkan gejala laringitis.
e. Pengobatan
Minum banyak air putih dan menghindari konsumsi minuman yang
mengandung kafein atau alkohol.Menghirup inhaler dengan kandungan
mentol untuk melegakan saluran pernapasan yang terasa tidak
nyaman.Mengonsumsi permen mint dan berkumur dengan air garam
hangat atau obat kumurkhusus untuk melegakan tenggorokan.
f. Diagnosa
1) Hipertermi
2) Nyeri
3) Pola nafas tidak efektif

4
4. Bronkitis
a. Pengertian
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran utama
pernapasan atau bronkus. Bronkus berfungsi sebagai saluran yang
membawa udara dari dan menuju paru-paru.
b. Tanda dan gejala
Gejala bronkitis adalah batuk, yang dapat disertai sesak napas dan
sakit tenggorokan. Pada kasus yang parah, batuk dapat menyebabkan
nyeri dada bahkan penurunan kesadaran. Bronkitis disebabkan oleh
infeksi virus, dan lebih rentan menyerang perokok dan orang dengan
sistem kekebalan tubuh lemah.
c. Etiologi
Sejumlah virus bisa menyebabkan penyakit bronkiolitis, termasuk
virus flu dan pilek. Namun jenis virus yang paling sering menyebabkan
kondisi ini (terutama pada anak-anak yang masih berusia kurang dari
dua tahun) adalah respiratory syncytial virus (RSV).
d. Patofisiologi
Patofisiologi bronkiolitis terjadi karena adanya infeksi pada traktus
respiratori yang mengakibatkan cedera dan reaksi inflamasi pada
bronkiolus. Setelah masuknya droplet melalui saluran pernafasan, akan
terjadi infeksi virus dan timbul keluhan pada 4-6 hari setelah masa
inkubasi. Infeksi dimulai dari saluran pernafasan atas kemudian
menyebar sampai ke saluran pernafasan bawah dalam beberapa hari
e. Pengobatan
Dalam pengobatan bronkitis, biasanya dokter memberikan Anda
obat yang sudah disesuaikan dengan gejala dan jenis bronkitis yang
Anda alami. Obat-obatan ini meliputi pereda nyeri, bronkodilator atau
obat-obatan yang dapat membantu membuka saluran napas, antibiotik,
obat ekspektoran untuk membantu mengeluarkan atau mengencerkan
dahak, hingga obat penekan rangsangan batuk jika sudah tidak ada
lendir di saluran pernapasan Anda.
f. Diagnosa
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif
2) Hipertermi
3) Pola nafas tidak efektif

5
5. Emfisema
a. Pengertian
Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara
atau alveolus pada paru-paru. Seiring waktu, kerusakan kantong udara
semakin parah sehingga membentuk satu kantong besar dari beberapa
kantong kecil yang pecah. Akibatnya, luas area permukaan paru-paru
menjadi berkurang yang menyebabkan kadar oksigen yang mencapai
aliran darah menurun. Kondisi ini juga membuat paru-paru membesar
secara perlahan akibat udara yang terperangkap di dalam kantong dan
sulit dikeluarkan.
b. Tanda dan gejala
Penyakit emfisema bisa tidak menimbulkan gejala. Bila timbul
gejala, keluhan yang dirasakan dapat muncul secara bertahap, antara
lain: Napas menjadi pendek Batuk. Cepat lelah Penurunan berat badan
c. Etiologi
Penyebab utama terjadinya emfisema adalah paparan zat di udara
yang mengiritasi paru-paru dalam jangka waktu panjang. Zat yang
mengakibatkan iritasi tersebut dapat berupa: Asap rokok. Emfisema
banyak dialami perokok, baik aktif maupun pasif, yang terpapar asap
rokok dalam waktu lama. Polusi udara. Asap atau debu bahan kimia
d. Patofisiologi
Patofisiologi emfisema dapat diawali dengan paparan zat yang
memicu respon inflamasi, ataupun defisiensi antitripsin alfa 1. Paparan
zat berbahaya atau asap rokok dalam jangka panjang akan memicu
respon inflamasi oleh sel-sel imun inflamatorik seperti sel
polimorfonuklear, eosinofil, makrofag.
e. Pengobatan
Penyakit emfisema tidak dapat disembuhkan. Penanganan yang
dilakukan bertujuan untuk meringankan gejala yang dirasakan
penderita, serta memperlambat perkembangan penyakit. Pilihan
penanganan emfisema dapat berupa:
1) Obat-obatan.
2) Terapi pendukung.
3) Operasi.
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Hipertermi
3) Bersihan jalan nafas tidak efektif
4) Pola nafas tidak efektif

6
6. Pneumonia
a. Pengertian
Pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah
infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara
di salah satu atau kedua paru-paru. Pada penderita pneumonia,
sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan
dalam paru-paru (alveoli) akan meradang dan dipenuhi cairan atau
nanah.
b. Tanda dan gejala
1) Batuk terus-terusan, dengan disertai dahak
2) Demam
3) Berkeringat
4) Menggigil
5) Susah bernapas
6) Dada sakit
c. Etiologi
Pneumonia terjadi saat kuman mengalahkan sistem kekebalan
tubuh, sehingga menimbulkan peradangan pada paru-paru. Infeksi yang
paling sering terjadi disebabkan oleh bakteri dan virus dalam udara
yang kita hirup.
d. Patofisiologi
Pneumonia sering berawal sebagai infeksi saluran pernapasan atas
yang kemudian berpindah ke saluran pernapasan bawah. Vaksinasi
terhadap Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae sudah
memiliki bukti bagus untuk mendukung penggunaannya.
Mengimunisasi anak terhadap Streptococcus pneumoniae sudah
menyebabkan penurunan insiden infeksi ini pada orang dewasa, karena
banyak orang dewasa memperoleh infeksi ini dari anak-anak. Vaksin
Streptococcus pneumoniae tersedia untuk orang dewasa, dan sudah
ditemukan menurunkan risiko penyakit pneumokokal yang invansif.
e. Pengobatan
1) Antibiotik
Obat antibiotik akan diberikan pada orang yang terserang penyakit
pneumonia bakterial. Biasanya, tim medis Anda akan memeriksa
dulu jenis bakteri apa yang menyebabkan infeksi di organ paru,
kemudian akan disesuaikan dengan jenis antibiotik yang akan
diberikan. Ketika pemberian antibiotik tidak dapat mengatasi
gejala infeksi yang dialami, maka bisa jadi bakteri telah kebal
terhadap obat tersebut, sehingga dokter akan menggantinya dengan
jenis obat yang baru

7
2) Obat antivirus
Obat ini digunakan untuk pasien yang mengalami infeksi akibat
virus. Virus tidak bisa dilawan dengan antibiotik, jadi kalau ada
pasien yang mengalami infeksi paru setelah flu maka sebaiknya
diberikan obat antivirus, seperti oseltamivir (Tamiflu) atau
zanamivir (relenza)
3) Obat batuk
Obat ini digunakan untuk meredakan gejala batuk yang biasanya
dialami ketika infeksi paru menyerang. Biasanya akan diberikan
untuk membuat Anda lebih nyaman dan supaya Anda tidak
merasakan sakit akibat batuk terus menerus.
f. Diagnosa
1) Pola nafas tidak efektif
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif

8
Sistem Kardiovaskular

1. Aritmia
a. Pengertian
Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung.
Penderita aritmia bisa merasakan irama jantungnya terlalu cepat,
terlalu lambat, atau tidak teratur.
b. Tanda dan gejala
1) Takikardia
2) Bradikardia
3) Pusing
4) Pingsan
5) Cepat lelah
6) Nyeri dada
c. Etiologi
Aritmia terjadi ketika impuls listrik yang berfungsi mengatur
detak jantung tidak bekerja dengan baik. Kondisi tersebut dapat
disebabkan oleh sejumlah kondisi di bawah ini:
1) Konsumsi obat pilek atau obat alergi
2) Sleep apnea
3) Hipertensi
4) Diabetes
5) Gangguan elektrolit, seperti kelebihan atau kekurangan kalium.

d. Patofisiologi
Patofisiologi aritmia berkaitan dengan abnormalitas
pembentukan impuls, serta sistem konduksi jantung, ataupun
keduanya. Dalam keadaan normal, pacu untuk denyut jantung
dimulai di denyut nodus SA dengan irama sinur 70-80 kali per
menit, kemudian di nodus AV dengan 50 kali per menit, yang
kemudian di hantarkan pada berkas HIS lalu ke serabut
purkinje.Sentrum yang tercepat membentuk pacu memberikan
pimpinan dan sentrum yang memimppin ini disebut pacemaker
e. Pengobatan
Metode pengobatan aritmia meliputi:
1) Obat-obatan
Obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengatasi aritmia
adalah obat antiaritmia. Dokter juga akan meresepkan warfarin
untuk menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah.

9
2) Ablasi
Dokter akan memasang satu atau lebih kateter di pembuluh
darah yang menuju ke jantung. Elektroda yang terdapat di ujung
kateter akan menghancurkan sebagian kecil jaringan di jantung
yang menyebabkan gangguan irama jantung, sehingga irama
jantung menjadi normal kembali.
3) Alat pacu jantung
Dokter akan memasang alat pacu jantung di bawah kulit, tepat di
bawah tulang selangka. Alat pacu tersebut berfungsi
mengembalikan irama jantung yang terlalu lambat menjadi
normal.
4) ICD
Implantable cardioverter-defribilator (ICD) adalah alat kecil
yang dipasang di dada. Alat ini digunakan pada penderita yang
berisiko mengalami henti jantung mendadak. Implan alat ini
akan mendeteksi tanda henti jantung dan otomatis mengalirkan
listrik untuk mengatasinya.
f. Diagnosa
1) Penurunan curah jantung
2) Resiko penurunan curah jantung

10
2. Kardiomiopati
a. Pengertian
Kardiomiopati adalah penyakit yang berhubungan dengan
miokardium atau otot jantung di mana terdapat kelainan pada otot
jantung secara struktur dan fungsi tanpa adanya penyakit jantung
koroner, hipertensi, atau kelainan katup jantung. Bila penyakit ini
terbatas hanya pada kelainan atau kerusakan otot jantung, maka
keadaan ini disebut kardiomiopati primer. Bila kardiomiopati
disebabkan oleh penyakit lain yang mengakibatkan kelainan pada
otot jantung, keadaan ini disebut kardiomiopati sekunder.
b. Tanda dan gejala
Berikut ini adalah gejala kardiomiopati yang patut dikenali dan
diperhatikan:
1) Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, dan tungkai.
2) Batuk saat berbaring.
3) Perut kembung yang diakibatkan oleh adanya cairan.
4) Rasa lelah.
5) Sesak, bahkan saat beristirahat.
6) Irama jantung tidak beraturan.

c. Etiologi
Biasanya penyebab kardiomiopati tidak diketahui. Untuk
beberapa orang, dokter akan mencari tahu kemungkinan faktor lain
yang dapat mencetuskan kardiomiopati, termasuk:
1) Kelainan genetik.
2) Penyakit tiroid.
3) Irama jantung cepat yang tidak tertangani.
4) Gangguan metabolic, seperti obesitas atau diabetes.
5) Kekurangan vitamin dan mineral.

d. Patofisiologi
Patofisiologi kardiomiopati awalnya diyakini terkait dengan
adanya riwayat infeksi virus pada jantung sebelumnya, atau
paparan cardiac toxin (alkohol, kokain, amfetamin, atau obat
kemoterapi) yang menyebabkan kerusakan sel-sel miokard.
Kerusakan sel-sel miokard ini lama-kelamaan memicu reaksi imun
aberan terhadap sel miokard host itu sendiri.
e. Pengobatan
1) Dilated cardiomyopathy.
2) Hypertrophic cardiomyopathy.

11
3) Restrictive cardiomyopathy.
4) Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy
5) Ventricular assist devices (VAD).
6) Transplantasi jantung.
f. Diagnosa
1) Penurunan curah jantung
2) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral/perifer
3) Nyeri akut
4) Gangguan pertukaran gas

12
3. DVT
a. Pengertian
Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam adalah
kondisi ketika terjadi penggumpalan darah pada satu atau lebih
pembuluh darah vena dalam. Umumnya DVT terjadi di paha atau
betis, tapi bisa juga terbentuk di bagian tubuh yang lain.
b. Tanda dan gejala
Pada beberapa kasus, DVT dapat terjadi tanpa menunjukkan gejala.
Namun, dapat muncul gejala berupa:
1) Tungkai terasa hangat.
2) Nyeri yang semakin memburuk saat menekuk kaki.
3) Bengkak pada salah satu tungkai, terutama di betis.
4) Kram yang biasanya bermula di betis, terutama di malam hari.
5) Perubahan warna kaki menjadi pucat, merah, atau lebih gelap.
c. Etiologi
DVT adalah penyakit yang dapat terjadi akibat 3 faktor, yaitu
gangguan aliran darah (stasis vena), kerusakan pembuluh darah, atau
kondisi di mana darah mudah menggumpal (hiperkoagulabilitas).
d. Patofisiologi
Patofisiologi deep vein thrombosis (DVT), atau yang juga
dikenal sebagai thrombosis vena dalam, didasari oleh trias Virchow
(Virchow’s Triad) yang dikemukakan oleh Rudolph Virchow. Trias
Virchow mencakup 3 faktor: endotel, stasis, dan hiperkoagulabilitas.
Salah satu dari ketiga faktor saja dinilai tidak cukup untuk
memicu clotting / menggumpalnya darah, namun ketiga faktor ini
bersama-sama dapat meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan
darah.
e. Pengobatan
Pengobatan untuk pasien DVT adalah dengan pemberian obat
antikoagulan seperti wafarin dan heparin
f. Diagnosa
1) Nyeri akut
2) Gangguan citra tubuh
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan

13
4. PAD
a. Pengertian
Peripheral arterial disease (PAD) atau penyakit arteri perifer
adalah kondisi di mana aliran darah ke tungkai tersumbat akibat
penyempitan pembuluh darah yang berasal dari jantung (arteri).
Dampaknya, tungkai yang kekurangan pasokan darah akan terasa
sakit, terutama saat berjalan.
b. Tanda dan gejala
Pada awalnya penderita penyakit arteri perifer tidak mengalami
gejala apapun, atau hanya merasakan gejala ringan, seperti kram,
tungkai terasa berat, kebas, atau nyeri.
c. Etiologi
Penyakit arteri perifer disebabkan oleh penumpukan lemak di
dinding pembuluh darah. Pada penyakit arteri perifer, penumpukan
ini terjadi di pembuluh darah arteri yang memasok darah ke
tungkai.Timbunan lemak dapat membuat arteri menyempit,
sehingga aliran darah ke tungkai menjadi tersumbat. Proses ini
disebut juga aterosklerosis, dan bisa terjadi di bagian tubuh mana
pun.

d. Pengobatan
atau harus mengonsumsi semua obat berikut:
1) Obat untuk kolesterol, misalnya simvastatin.
2) Obat untuk hipertensi, misalnya obat jenis ACE inhibitor.
3) Obat untuk diabetes, misalnya metformin.
4) Obat pengencer darah, misalnya aspirin atau clopidogrel.
5) Obat untuk melebarkan pembuluh darah, misalnya cilostazol
atau pentoxifylline.
6) Operasi
e. Diagnosa
1) Nyeri
2) Gangguan citra tubuh
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

14
5. Perikarditis
a. Pengertian
Perikarditis adalah iritasi dan peradangan pada lapisan tipis
berbentuk kantong yang melapisi jantung (perikardium).
Perikardium berfungsi untuk menjaga agar jantung tidak berpindah
posisi, serta melindungi jantung dari gesekan atau penyebaran
infeksi dari jaringan lain.
b. Tanda dan gejala
Ada beberapa gejala yang umum dirasakan oleh penderita
perikarditis, antara lain:
1) Nyeri dada, seperti tertusuk di bagian tengah atau sisi kiri.
2) Sesak napas, terutama saat berbaring.
3) Lemas dan cepat lelah.
4) Jantung berdebar.
c. Etiologi
Penyebab perikarditis paling sering karena infeksi virus.
penyebab lainnya juga disebabkan oleh infeksi bakteri seperti
tbc, perikarditis uremik, menyusul serangan jantung, kanker,
gangguan autoimun, dan trauma dada.
d. Patofisiologi
Patofisiologi perikarditis melibatkan proses inflamasi pada
lapisan perikardium. Perikardium memiliki fungsi mekanik yaitu
meningkatkan efisiensi jantung dengan cara membatasi dilasi akut
jantung, menjaga compliance ventrikular, dan mendistribusikan
gaya hidrostatik. Perikardium juga memberikan tekanan
subatmosferik yang membantu proses pengisian atrium dan
menurunkan tekanan kardiak transmural.
e. Pengobatan
Di samping obat pereda nyeri, dokter juga mungkin akan
memberikan:
1) Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) Obat yang dapat
diberikan adalah ibuprofen dan aspirin.
2) Colchicine
3) Kortikosteroid
4) Pericardiocentesis
5) Pericardiectomy
f. Diagnosa
Ada beberapa tes penunjang yang dilakukan untuk memastikan
perikarditis dan penyebabnya, antara lain:
1) Nyeri

15
2) Penurunan curah jantung
3) Intoleransi aktivitas
4) Ketidakefektifan perfusi jaringan

16
Sistem Pencernaan

1. Gastritis
a. Pengertian
Gastritis adalah penyakit pencernaan yang juga bisa disebut radang
lambung. Gastritis terjadi ketika lapisan dinding (mukosa) lambung
meradang atau membengkak.
b. Tanda dan gejala
Beberapa contoh gejala gastritis adalah:
1) Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati.
2) Perut kembung.
3) Cegukan.
4) Mual. Muntah.
c. Etiologi
Gastritis terjadi akibat peradangan pada dinding lambung. Dinding
lambung tersusun dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk
menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung. Selain itu, dinding
lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang tebal untuk
melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim
pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat
menyebabkan peradangan pada mukosa lambung.
d. Patofisiologi
Gastritis dimulai dari infeksi atau inflamasi pada lapisan mukosa
lambung. Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung, dan enzim pepsin. Asam lambung bertugas
memecah makanan, dan enzim pepsin mencerna protein. Lapisan
mukosa lambung diliputi oleh lapisan tebal mukus yang melindunginya
dari cairan asam lambung yang dapat melumerkan dan mengikis
jaringan lambung di dalamnya
e. Pengobatan
1) Obat antasida.
2) Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker
3) Obat penghambat pompa proton (PPI)
4) Obat antibiotik.
5) Obat antidiare.
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
3) Defisit volume cairan dan elektrolit

17
2. Ambein
a. Pengertian
Ambeien atau wasir merupakan penyakit di mana pembuluh darah vena
yang ada di sekitar anus (rektum) membengkak dan meradang.
b. Tanda dan gejala beberapa gejala berikut, yakni:
1) BAB berdarah berwarna merah terang dan tidak nyeri
2) Gatal dan iritasi pada area rektum
3) Nyeri dan rasa tidak nyaman
c. Etiologi
Pembengkakan bisa terjadi akibat meningkatnya tekanan di rektum
bagian bawah. Faktor yang meningkatkan tekanan tersebut yaitu:
1) Mengejan saat BAB
2) Duduk terlalu lama
3) Diare atau sembelit kronis
4) Berat badan berlebih atau obesitas
d. Patofisiologis
Garam berlebih akan menahan cairan di system pendarahan
sehingga bisa menyebabkan pembesaran vena di anus dan area lainnya.
Berat badan berlebih akan membuat kita mempunyai lebih banyak
tekanan di area bawah tubuh. Hal ini akan menbuat penderita obesitas
lebih beresiko mengalami banyak gangguan wasir. Mencegah konsumsi
garam terlalu tinggi. Garam berlebih akan menahan cairan di system
pendarahan sehingga bisa menyebabkan pembesaran vena di anus dan
area lainnya.
e. Pengobatan
1) Menggunakan makanan penambah serat Penambah serat seperti
psyllium (Metamucil) atau methylcellulose (Citrucel) dapat
membantu pengeluaran feses Anda dan mengobati sembelit.
2) Obat wasir Obat wasir dalam bentuk krim dan obat supositori dapat
membantu meredakan gejala-gejala seperti rasa nyeri dan gatal
akibat wasir.
3) Operasi pengangkatan wasir
f. Diagnosa
1) Gangguan pola eliminasi
2) Nyeri
3) Kerusakan integritas jaringan

18
3. IBS
a. Pengertian
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan jangka panjang
pada sistem pencernaan yang umum terjadi. Penyakit ini menyerang
usus besar untuk jangka waktu yang lama, dengan gejala yang kambuh
dari waktu ke waktu.
b. Tanda dan gejala
gejala yang mungkin terjadi adalah:
1) Diare atau konstipasi,
2) Perut kembung.
3) Perut terasa sakit atau kram.
4) Tinja disertai lendir.
5) Mual.
c. Etiologi
Belum diketahui secara pasti penyebab irritable bowel syndrome
(IBS). Beberapa faktor yang diduga bisa memicu terjadinya IBS adalah:
1) Infeksi di saluran pencernaan.
2) Perubahan kondisi bakteri normal di dalam usus kecil.
3) Gangguan pada fungsi otak sewaktu mengirim sinyal ke usus.
4) Makanan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dicerna di saluran
pencernaan, sehingga menyebabkan diare atau konstipasi.
d. Patofisiologi
Patofisiologi, Irritable Bowel Syndrome masih belum jelas hingga
kini. Teori tradisional berfokus pada tiga kompleks, yakni perubahan
motilitas gastrointestinal, hipersensitivitas viseral, dan disfungsi
psikososial atau psikopatologi. Baru-baru ini, diperkenalkan model
biopsikososial.
e. Pengobatan
Beberapa obat-obatan yang dapat digunakan pada penderita IBS:
1) Antikolinergik (contoh: hyoscine butylbromide).
2) Antidiare (contoh: loperamide).
3) Antidepresan trisiklik (contoh: amitriptyline).
4) Pencahar
5) Suplemen serat.
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Konstipasi
3) Ketidakseimbangan nutrisi
4) Ketidakseimbangan cairan

19
4. Dispepsia
a. Pengertian
Sindrom dispepsia merupakan kumpulan gejala yang muncul dan
dapat menimbulkan ketidaknyaman pada perut bagian atas. Gejala yang
dirasakan biasanya sakit perut dan kembung. Dispepsia dapat terjadi
pada setiap orang.
b. Tanda dan gejala
1) Sensasi terbakar atau rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada
bawah, kadang mereda dengan makanan atau obat-obatan antasida
2) Kembung
3) Cepat merasa kenyang
4) Mual
c. Etiologi
Dispepsia dapat diakibatkan oleh banyak hal. Sering kali hal ini
dikaitkan dengan gaya hidup dan dapat dipengaruhi oleh konsumsi
makanan dan minuman atau efek samping dari obat-obatan.
d. Patofisiologi
Patofisiologi Gangguan pergerakan saluran pencernaan, saluran
pencernaan yang terlalu sensitif, pengeluran asam lambung
yang berlebihan dan gangguan pembersihan asam lambung menuju
duodenum, stres, gangguan cemas dan depresi, infeksi
lambung Helicobacter pylori mungkin mempengaruhi terjadinya
kelainan-kelainan pada lambung.
e. Pengobatan
Berikut obat-obatan yang mungkin akan diberikan.
1) Antasida.
2) Proton Pump Inhibitors (PPI).
3) H-2 receptor antagonists (H2RAs) untuk mengurangi produksi asam
lambung.
4) Prokinetik dapat membantu proses pengosongan lambung.
5) Antibiotik
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Defisiensi volume cairan
3) Konstipasi
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

20
5. Pankreatitis
a. Pengertian
Adalah salah satu penyakit langka saat pankreas mengalami
peradangan. Hal ini disebabkan karena enzim-enzim yang dihasilkan
oleh organ pencernaan memicu reaksi kimia dan menyerang organ
pankreas.
b. Tanda dan gejala
Gejala utama pankreatitis akut adalah sakit perut yang timbul secara
tiba-tiba. Rasa sakit ini cenderung muncul di perut bagian tengah,
namun terkadang terasa di sisi kanan atau kiri perut. Gejala lain yang
mungkin timbul pada pankreatitis akut adalah Demam, diare, mual dan
muntah, gangguan pencernaan, perut membengkak dan sakit bila
disentuh.
c. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, pankreatitis akut disebabkan oleh adanya
batu empedu dan kebiasaan mengonsumsi alkohol, kelainan bawaan dan
genetik, seperti cystic fibrosis, kanker pankreas, trigliserida tinggi dan
efek samping obat-obatan
d. Patofisiologi
Pankreatitis akut merupakan penyakit seistemik yang terdiri dari dua
fase : Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan
mediator inflamasi, disebut sindrom respons inflamasi sistemik atau
systemic inflamatory response syndrome (SIRS) yang berlangsung
sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai sepsis, tetapi tidak ada
bukti-bukti infeksi. Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan sistem
pertahanan tubuh alami yang menyebabkan keterlibatan sampai
kegagalan multiorgan, yang biasanya dimulai pada awal minggu kedua.
Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya
penyakit dan buruknya faktor prognosis.
e. Pengobatan enis obat yang diberikan meliputi:
1) Obat pereda nyeri, mulai dari paracetamol, antiinflamasi nonsteroid,
hingga obat golongan opiod, seperti codein atau tramadol.
2) Suplemen pengganti enzim pankreas.
3) Obat golongan steroid.
4) Insulin, bila pankreatitis kronis menyebabkan pasien diabetes.
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
3) Hipertermi
4) Diare

21
Sistem Endokrin

1. Addison
a. Pengertian
Adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar adrenalin tidak
bekerja secara maksimal, sehingga tubuh tidak menghasilkan cukup
hormon-hormon penting.
b. Tanda dan gejala
Seperti sering merasa lemah atau kelelahan, penurunan nafsu
makan, berat badan menurun drastis, tekanan darah rendah,
hypoglycemia atau gula darah rendah, mual, muntah, dan diare, ngidam
makanan asin, menggelapnya warna kulit, nyeri otot atau sendi, sakit
perut, depresi, rambut rontok, dan disfungsi seksual pada wanita.
c. Etiologi
Penyebab penyakit Addison yang utama adalah kelenjar adrenal
tidak bekerja secara efektif. Barisan kelenjar ini terletak tepat di
belakang ginjal. Mereka memproduksi hormon untuk menjaga kerja
organ-organ dan jaringan dalam tubuh. Ketika kelenjar adrenal terluka,
hormon kortisol dan aldosteron tidak akan diproduksi
d. Patofisiologi
Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit
yang menghasilkan hormon yang saling berkaitan. Hipotalamus
menghasilkan CRH (corticotropin-releasing hormone), yang
merangsang kelenjar hipofisa utnuk melepaskan kortikotropin, yang
mengatur pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal. Fungsi
kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun hipotalamus gagal
membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai.
Kekurangan atau kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa
menyebabkan penyakit yang serius. Salah satu penyakit yang
ditimbulkan adalah penyakit Addison.
e. Pengobatan
1) Prednison atau hydrocortisone, fludrocortisone dan aldosteron.
2) Kortikosteroid suntik.
f. Diagnosa
1) Intoleransi aktivitas
2) Nyeri
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

22
2. Hipopitutiarisme
a. Pengertian
Adalah penyakit yang terjadi akibat kurangnya hormon yang dihasilkan
kelenjar di otak, yang disebut kelenjar hipofisis atau pituitari. Kondisi ini
bisa membuat berat badan menurun hingga kemandulan
b. Tanda dan gejala
Gejala seperti kelelahan, penurunan berat badan, penurunan gairah
seksual, sensitivitas terhadap dingin atau sulit menjaga kehangatan
tubuh, penurunan nafsu makan, pembengkakan pada wajah, anemia,
infertilitas, wajah yang memerah dan terasa panas
c. Etiologi
Hipopituitarisme terjadi karena kelenjar pituitari tidak dapat
menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh berbagai hal, namun sebagian besar disebabkan oleh
tumor pituitari. Selain disebabkan oleh tumor, hipopituitarisme juga
dapat disebabkan oleh cedera pada kelenjar tersebut, misalnya karena
komplikasi operasi daerah otak.
d. Patofisiologi
Hipopiturisme terfokus pada penurunan sekresi hormon-hormon
hipofisis, yang dapat penyakit pada hipotalamus maupun hipofisis.
Hipofungsi hipofisis anterior terjadi jika 75% parenkim rusak, dan
bersifat kongenital atau karena berbagai kelainan didapat. Untuk
hipofungsi hipofisis posterior dalam bentuk diabetes insipidus hampir
selalu disebabkan oleh kelainan pada hipothalamus. Meskipun mungkin
beberapa mekanisme lain berperan pada kasus hipofungsi, namun
sebagian besar kasus ini disebabkan oleh proses destruktif yang secara
langsung mengenai hipofisis anterior.
e. Pengobatan
Ada beberapa jenis obat yang digunakan untuk terapi pengganti
hormon pituitari, yaitu: Levothyroxine, untuk mengganti hormon tiroid
yang kurang akibat kurangnya produksi hormon TSH. Somatropin,
untuk mengganti hormon pertumbuhan (GH). Hormon seksual, seperti
testosteron dan estrogen, untuk mengganti hormon reproduksi yang
kurang akibat kurangnya FSH dan LH. Kortikosteroid, untuk
mengganti hormon yang kurang akibat kurangnya hormon ACTH
f. diagnosa
1) hambatan mobilitas fisik
2) Gangguan citra tubuh

23
3. Hipertensi
a. Pengertian
Adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah diarteri
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih
keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, apakah otot jantung
berkontraksi(sistole) atau berelaksasi diantara denyut(diastole).
b. Tanda dan gejala
Sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala dan pada pagi
hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam
telinga), gangguan penglihatan atau pingsan
c. Etiologi
Kebiasaan merokok sejak usia muda, keturunan atau genetika,
kegemukan atau obesitas, konsumsi garam yang berlebihan, kebiasaan
mengonsumsi minuman beralkohol yang berlebihan, usia bertambah
dan kurang olahraga, tingkat stres yang tinggi.
d. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi sangat kompleks. Walaupun belum
diketahui secara pasti, pada hipertensi essensial, faktor genetik,
lingkungan serta gaya hidup dapat mempengaruhi fungsi dan struktur
sistem kardiovaskular, ginjal, dan neurohormonal hingga menimbulkan
peningkatan tekanan darah kronik.
e. Pengobatan
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
1) Konsumsi makanan yang sehat.
2) Menjaga berat badan ideal.
3) Rutin berolahraga.
4) Berhenti merokok.
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Penurunan curah jantung

24
4. Osteoprosis
a. Pengertian
Adalah penyakit ketika tulang secara perlahan kehilangan
kepadatannya, sehingga menjadi lemah dan rentan akan fraktur (patah
tulang). Osteoporosis paling sering menyebabkan fraktur di panggul,
tulang belakang, dan pergelangan tangan
b. Tanda dan gejala
1) sakit punggung,
2) postur tubuh bungkuk,
3) menurunnya tinggi badan, lebih sering mengalami cedera/keretakan
tulang.
c. Etiologi
Etiologi osteoporosis terbagi menjadi primer dan sekunder.
Osteoporosis primer diakibatkan oleh penuaan atau menopause
sedangkan osteoporosis sekunder diakibatkan oleh penyakit dasar
(misalnya tuberkulosis tulang dan diabetes mellitus tipe 1) maupun
penggunaan obat-obatan yang berpotensi meningkatkan kerapuhan
tulang (misalnya penggunaan kortikosteroid jangka panjang dan
antikonvulsan).
d. Patofisiologi
Ketidakseimbangan proses berupa peningkatan resorpsi hingga
melebihi pembentukan tulang dalam jangka panjang akan
menyebabkan terjadinya osteoporosis. Berbagai faktor risiko seperti
penuaan, hipogonadisme maupun kondisi menopause, laju turnover
tulang yang tinggi akan meningkatkan kehilangan massa tulang
sehingga menurunkan kualitas tulang. Penurunan massa dan kualitas
tulang akan meningkatkan kerapuhan tulang. Tulang menjadi rentan
fraktur.
e. Pengobatan
1) Kalsium dan suplemen vitamin D
2) Bisphosphonate
3) Strontium ranelate
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Resiko cedera
3) Hambatan mobilitas fisik

25
5. Menopouse
a. Pengertian
Adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya
terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang
wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi,
minimal 12 bulan.
b. Tanda dan gejala
gejala menopause dapat berupa:
1) Perubahan siklus menstruasi, seperti menstruasi menjadi tidak teratur.
2) Perubahan penampilan fisik, seperti rambut rontok, kulit kering,
payudara kendur, dan berat badan bertambah.
3) Perubahan psikologis, seperti suasana hati berubah-ubah, sulit tidur,
dan depresi.
4) Perubahan seksual, seperti vagina menjadi kering dan penurunan
libido.
c. Etiologi
Namun, menopause juga dapat terjadi lebih dini, yaitu sebelum usia 40
tahun. Menopause dini dapat terjadi akibat:
1) Primary ovarian insufficiency Kondisi ini terjadi akibat kelainan
genetik atau penyakit autoimun, yang membuat indung telur
berhenti berfungsi.
2) Operasi pengangkatan rahim (histerektomi) Setelah histerektomi,
seorang wanita memang tidak akan langsung mengalami
menopause, namun cenderung akan mengalami menopause lebih
awal. Menopause dapat langsung terjadi setelah histerektomi bila
indung telur ikut diangkat.
3) Pengobatan kanker Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi
kanker rahim dapat merusak indung telur, sehingga memicu
menopause dini.
d. Patofisiologi
-
e. Pengobatan
Menopause tidak membutuhkan penanganan khusus. Penanganan yang
dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, yaitu dengan:
1) Menghindari makanan/minuman tertentu
2) Mengenakan pakaian tipis berbahan katun
3) Menerapkan teknik relaksasi
f. Diagnosa
-

26
Sistem Perkemihan

1. ISK
a. Pengertian
Infeksi saluran perkemihan adalah penyakit dimana bakteri masuk
ke saluran kemih. ISK merupakan masalah sistem perkemihan yang
paling umum atau banyak dialami orang, namun resikonya lebih tinggi
terjadi pada wanita karena wanita memiliki uretra yang lebih pendek
dibandingkan pria sehingga membuat bakteri lebih mudah untuk
mencapai kandung kemih sehingga lebih cepat untuk menginfeksi
saluran kemih, dibandingkan dengan uretra pria yang panjang
b. Tanda dan gejala
Demam, Sakit di perut dan panggul, Nyeri saat buang air kecil, Muncul
darah dalam urine.
c. Etiologi
Infeksi saluran kemih paling sering disebabkan oleh infeksi
bakteri Escherichia coli (E. coli), di saluran kemih. Bakteri ini
sebenarnya hidup di saluran pencernaan, namun bisa menginfeksi dan
berkembang biak di saluran kemih.
d. Patofisiologi
Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih. Patofisiologi infeksi saluran
kemih (ISK) umumnya melibatkan infeksi bakteri yang dapat terjadi
melalui jalur ascending atau hematologi dan limfatik. E.Coli adalah
bakteri yang paling umum untuk menyebabkaninfeksi seluran kemih.
e. Pengobatan
Infeksi saluran kemih perlu segera diobati, agar tidak terjadi
kerusakan ginjal permanen. Pengobatan utamanya adalah dengan
pemberian obat-obatan (salah satunya antibiotik untuk ISK), yang jenis
dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi pasien. Infeksi saluran kemih
bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
1) Memperbanyak konsumsi minum air putih.
2) Membersihkan organ vital sebelum berhubungan intim
3) Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Perubahan pola eliminasi
3) Intoleransi aktivitas
4) Hipertermi

27
2. Inkontinensia urine
a. Pengertian
Inkontinensia urine adalah keadaan dimana anda tidak bisa
mengontrol pengeluaran urine atau berkemih. Jadi anda bisa merasa
ingin terus berkemih. Penyebabnya berbeda pada wanita dan pria. Pada
pria biasanya karena ada pembesaran prostat, sedangkan wanita karena
ada dorongan sering berkemih dan kebocoran urin
b. Tanda dan gejala
Salah satu bagian tubuh terasa lemas, Bagian tubuh kesemutan,
Gangguan berjalan, Gangguan bicara, Penglihatan kabur, Tidak dapat
menahan BAB, Penurunan kesadaran
c. Etiologi
Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh kondisi yang terkait
saluran kemih bagian bawah maupun kondisi yang tidak terkait saluran
kemih bagian bawah. Jika terkait saluran kemih bagian bawah, kondisi
ini lebih diakibatkan karena aktivitas otot dinding kandung kemih yang
berlebihan. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh penyakit saraf, sumbatan
di saluran kemih, batu di kandung kemih atau pun kanker kandung
kemih. Namun, inkontinensia urine juga dapat terjadi meski saluran
kemih normal. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada lanjut usia dan
terkait dengan kondisi mobilitas juga kognitif.
d. Patofisiologi
Patofisiologi inkontinensia urin terjadi akibat disfungsi mekanisme
interaksi aktivitas otot detrusor, fungsi sfingter uretra, dan sistem saraf,
sehingga fungsi kontinensia saat penyimpanan (storage) atau
pengeluaran (voiding) tidak berlangsung dengan baik.
e. Pengobatan
1) senam Kegel,
2) Obat penghambat alfa
3) Suntik Botox Pemasangan cincin pesarium
4) Operasi
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Inkontenesia urine
3) Gangguan eliminasi urine
4) Hambatan mobilitas fisik
5) Disfungsi ereksi

28
3. Prostatitis
a. Pengertian
Prostatitis adalah peradangan (inflamasi) yang terjadi pada kelenjar
prostat, yaitu kelenjar yang memproduksi cairan mani yang berfungsi
untuk memberi makan dan membawa sperma.
b. Tanda dan gejala
Demam, menggigil, nyeri sendi, dan pegal-pegal, Aliran urine lemah
dan nyeri saat berkemih, Nyeri punggung bawah dan nyeri di pangkal
penis atau di bagian belakang skrotum, Selalu terasa ingin buang air
besar.
c. Etiologi
Prostatitis bakteri akut. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri
yang menyebar naik. Prostatitis bakteri kronis. Berbeda dengan
prostatitis bakteri akut, prostatitis bakteri kronis Penyebabnya juga
merupakan penyebaran infeksi dari saluran kemih, sehingga jenis
bakterinya sama dengan penyebab prostatitis bakteri akut. Chronic
prostatitis/chronic pelvic pain syndrome (CP/CPPS). Merupakan jenis
prostatitis yang paling sering terjadi dan belum diketahui secara pasti
penyebabnya
d. Patofisiologi
Prostatitis adalah reaksi inflamasi pada kelenjar prostat yang dapat
disebabkan oleh bakteri maupun nonbakteri. Inflamasi ini akan
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjar prostat sehingga menekan
uretra dan menyebabkan gangguan berkemih. Patofisiologi prostatitis
non bakteri berhubungan dengan terjadinya disfungsi neuromuskular
atau refluks urin ke saluran prostat. Selain itu, prostatitis non bakteri
juga dapat disebabkan oleh infeksi HIV. Pada orang dengan HIV,
prostatitis viral umum terjadi dengan penyebab utama adalah
cytomegalovirus
e. Pengobatan
Beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, antara lain:
1) Obat untuk melawan bakteri
2) Obat anti peradangan Obat yang berguna untuk menghambat
adrenalin.
f. Diagnosa
1) Nyeri
2) Gangguan eliminasi urin
3) Kekurangan volume cairan

29
4. Poliuria
a. Pengertian
Merupakan kelainan peningkatan frekuensi buang air kecil sebagai
akibat dari kelebihan produksi air seni. Pada umumnya disebabkan oleh
polidipsida (rasa haus yang tidak berkesudahan) dan mengomsumsi
cairan yang mengandung kafein, alkohol atau bahan (obat-obatan) yang
bersifat diuretik (mempercepat pembentukan urine).
b. Tanda dan gejala
Seperti demam, nyeri, muntah, menggigil, peningkatan rasa haus
atau lapar, kelelahan, urin keruh atau bercampur darah, keluar cairan
dari kemaluan atau keluhan lainya.
c. Etiologi
Penyebab Poliuria dan Faktor Resiko. Poliuria bisa menjadi gejala
dari beberapa sebab yang berbeda mulai dari penyakit pada ginjal
hingga karena terlalu banyak minum air. polidipsida (rasa haus yang
tidak berkesudahan) dan mengomsumsi cairan yang mengandung
kafein, alkohol atau bahan (obat-obatan) yang bersifat diuretik
(mempercepat pembentukan urine).
d. Patofisiologi
Poliuria merupakan hasil dari satu dari empat mekanisme
1) Peningkatan cairan yang masuk
2) Peningkatan OFR ( Glomerulus filtration rate )
3) Peningkatan bahan seperti sodium chloride dan glukosa yang keluar
4) Ketidak mampuan ginjal untuk mengabsorsi air di tubulus distal
e. Pengobatan
Pemberian obat-obatan juga jadi salah satu metode pengobatan
poliuria yang kerap ditempuh. Lazimnya, dokter akan menyarankan
Anda untuk mengonsumsi jenis obat seperti tolterodine extended-
release dan sejumlah obat lainnya
f. Diagnosa
1) Defisiensi volume cairan
2) Nyeri
3) Nutrisi kurang dari kebutuhan

30
5. Albuminuria
a. Pengertian
Albuminuria adalah kondisi di mana jumlah albumin dalam urine
berlebihan atau di atas kadar normal. Albumin sendiri merupakan istilah
yang digunakan untuk menyebut segala jenis protein monomer larut air
dan garam.
b. Tanda dan gejala
Gejala albuminuria seperti gejala masalah pada ginjal yang sulit
dikenali pada awalnya. Gejala albuminuria mungkin baru akan muncul
ketika kerusakan ginjal sudah mulai memburuk. Beberapa gejala yang
mungkin muncul adalah seperti:
1) Urin berbusa atau bergelembung
2) Pembengkakan di tangan, kaki, perut, dan wajah.
c. Etiologi
Secara umum, penyebab penyakit albuminuria adalah kerusakan
pada ginjal. Penyebab albuminuria lainnya adalah seperti kurang minum
dan juga latihan yang terlalu berat. Namun kedua kondisi ini umumnya
tidak serius dan dapat kembali normal dengan cepat
d. Patofisiologi
Saat darah melewati ginjal yang sehat, maka ginjal akan menyaring
produk limbah dan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh lalu
membuangnya melalui urin. Sedangkan albumin dan protein lain
merupakan zat yang masih diperlukan oleh tubuh sehingga tidak
dikeluarkan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan dalam
menyaring, maka protein dari darah dapat bocor ke dalam urin. Jika
proteinuria tidak terkontrol, peningkatan jumlah protein dalam urin
dapat menyebabkan kerusakan ginjal menjadi lebih berat. Seiring waktu,
hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal.
e. Pengobatan
Albuminuria pada dasarnya merupakan sebuah gejala, maka dari itu
pengobatannya juga harus menyesuaikan dengan penyebabnya.
Albuminuria ringan atau sementara umumnya tidak membutuhkan
penanganan khusus. Dokter mungkin akan menyarankan diet tertentu
untuk membantu menurunkan kadar albumin dalam urine. Diet ini juga
bertujuan untuk melindungi ginjal dari kerusakan lebih lanjut
f. Diagnosa
1) Kelebihan volume cairan
2) Intoleransi aktivitas
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

31

Anda mungkin juga menyukai