Anda di halaman 1dari 6

Zumi Zola Kembali Ditetapkan KPK

Sebagai Tersangka Kasus Korupsi


Zumi diduga menyuap anggota DPRD Jambi

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan


Gubernur non aktif Jambi, Zumi Zola, sebagai tersangka kasus korupsi. Kali ini lembaga anti
rasuah memiliki bukti yang kuat bahwa Zumi telah memerintahkan bawahannya agar
memberi uang kepada anggota DPRD. Tujuannya, supaya RAPBD Jambi tahun anggaran
2017 dan 2018 segera disahkan.

"Dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi penerimaan hadiah
atau janji terkait proyek-proyek di Provinsi Jambi dan penerimaan lainnya, KPK menemukan
bukti permulaan yang cukup adanya dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau
janji terkait RAPBD Provinsi Jambi tahun anggaran 2017 dan 2018," ujar Wakil Ketua KPK,
Basaria Panjaitan ketika menyampaikan keterangan pers pada Selasa (10/7).

Ia menjelaskan lembaga anti rasuah mendapatkan bukti baru dengan mengembangkan fakta-
fakta yang ada di persidangan dan didukung alat bukti berupa keterangan saksi, surat serta
dokumen elektronik. Lalu, berapa lama ancaman penjara yang akan dihadapinya dalam
perbuatan korupsi kali ini?
1. Zumi Zola terungkap berbuat korupsi dari stafnya
yang kena OTT KPK
Basaria menjelaskan, Zumi ditahan oleh penyidik KPK bermula dari stafnya, Erwan yang
terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 28 November 2017. Erwan yang
merupakan Plt Sekretaris Daerah Provinsi Jambi diduga memberikan uang suap kepada
beberapa anggota DPRD lintas fraksi dengan total mencapai Rp 3,4 miliar.

"Salah satu anggota DPRD yang tertangkap tangan adalah Supriono dari Partai Amanat
Nasional (PAN). Saat itu, KPK mengamankan uang Rp 400 juta dari SPO (Supriono) agar ia
bersedia hadir untuk pengesahan RAPBD Provinsi Jambi tahun anggaran 2018," ujar Basaria
ketika memberikan keterangan pers tadi.

Dari OTT itu, lembaga anti rasuah menjaring 16 orang di dua lokasi berbeda, yakni 12 orang
dilakukan di Jambi dan sisanya 4 orang di Jakarta. Namun, yang ditetapkan sebagai tersangka
saat itu ada 4 orang yakni anggota DPRD periode 2009-2014, Supriono, Plt Sekretaris Daerah
Provinsi Jambi, Erwan, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, Arfan dan Asisten
Daerah Bidang III Pemprov Jambi, Saipuddin.

"Dalam pengembangannya, ditemukan bukti dugaan pemberian uang suap yang besar pada
beberapa pihak dan dugaan penerimaan gratifikasi oleh Gubernur Jambi ZZ (Zumi Zola),"
kata Basaria.

2. Tujuh anggota DPRD Jambi telah mengembalikan uang


ketok palu yang mereka terima
IDN Times/Sukma Shakti

Praktik uang ketok palu ini lumrah terjadi di daerah. Antara kepala daerah dengan anggota
DPRD saling memeras demi kepentingan masing-masing. Bahkan, Ketua DPRD Provinsi
Jambi, Cornelius Buston kepada media sempat mengakui adanya praktik uang ketok palu.

"Itu memang sempat terdengar (pemberian uang ketok palu), tetapi saya tidak bisa berbuat
apa-apa untuk mencegahnya. Pejabat supervisi KPK saja sempat berkunjung ke Jambi pada
21 November 2017 untuk memberikan koordinasi dan supervisi. Tetapi, pada kenyataannya
tetap saja (pemberian uang suap) terjadi. Ini memalukan sekali," ujar Cornelius yang ditemui
media pada 5 Januari di gedung KPK usai diperiksa.

Menurut lembaga anti rasuah, sejauh ini sudah ada tujuh anggota DPRD yang
mengembalikan uang suap yang mereka terima. Total uang suap yang dikembalikan itu
mencapai Rp 700 juta.

"Uang tersebut menjadi alat bukti dan dititipkan di rekening penampungan KPK," kata
Basaria.

Ia menjelaskan uang untuk menyuap anggota DPRD Provinsi Jambi diperoleh Pemprov dari
para kepala dinas dan pinjaman pada pihak lainnya.

3. Zumi terancam hukuman tambahan lima tahun penjara


Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editors’ picks

 Rumah Dikepung Bangunan Lain, Ini Jeritan Hati Pak Eko


 Tanggapi Pemberitaan Asian Sentinel, Demokrat: Itu Halusinasi!
 Geger Aksi Ridwan Kamil Memanjat karena Terkunci di Toilet

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

Ini merupakan kasus kedua yang harus dihadapi Zumi. Sebelumnya, lembaga anti rasuah
sudah menetapkan status tersangka dalam kasus penerimaan gratifikasi senilai Rp 6 miliar.
Dalam perbuatan itu, Zumi terancam hukuman penjara 20 tahun dan denda paling banyak Rp
1 miliar.

Bagaimana dalam perbuatan kali ini? Ia disangkakan dengan pasal 5 ayat (1) huruf a atau
pasal 5 ayat (1) huruf b atau pasal 13 UU nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi. Ancaman hukuman yang ada di sana pidana penjara maksimal 5 tahun dan
denda paling banyak Rp 250 juta.

Sejauh ini, lembaga anti rasuah sudah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi dari
anggota DPRD Jambi dan unsur pejabat provinsi. Pada pekan ini sudah ada 33 saksi yang
diperiksa di Jambi.
Menurut juru bicara KPK, Febri Diansyah, lembaga anti rasuah akan mempertimbangkan
apakah berkas dakwaan terhadap dua perbuatan itu digabung atau terpisah.

"Tetapi, memang ada dua kemungkinan yakni berkas dakwaan digabung atau jalan terpisah.
Karena masa penahanan ZZ (Zumi Zola) sudah diperpanjang beberapa hari lalu untuk 30 hari
kedua," kata Febri kepada IDN Times.

Penyidik memiliki waktu maksimal 120 hari untuk menahan Zumi dan melimpahkan
berkasnya ke pengadilan. Sementara, masa penahanan pemimpin daerah termuda di Indonesia
itu akan habis pada Agustus mendatang.

4. Zumi pernah mengajukan diri menjadi justice


collaborator

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Dalam kasus perbuatan penerimaan gratifikasi, Zumi sudah mengajukan untuk menjadi saksi
pelaku bekerja sama atau justice collaborator. Febri menjelaskan awal Mei lalu, melalui
kuasa hukumnya, Zumi mengajukan diri untuk menjadi JC.

Ia kembali menjelaskan pengajuan JC menjadi hak setiap tersangka. Tetapi, KPK pada
akhirnya akan melihat keseriusan Zumi untuk membantu penyidik mengungkap kasusnya,
terutama soal pengakuan bahwa ia menerima gratifikasi Rp 6 miliar untuk memberikan izin
proyek di Jambi.

Baca juga: Ditahan oleh KPK, Zumi Zola Terancam Hukuman Penjara 20 Tahun
5. Empat tersangka di kasus penerimaan gratifikasi
Gubernur Jambi sudah divonis hakim

IDN Times/Sukma Shakti

Dalam data KPK, keempat tersangka dalam kasus penerimaan gratifikasi bagi Zumi telah
dijatuhi vonis. Tetapi, tiga di antaranya mengajukan banding. Ketiganya yaitu Eks Plt
Sekretaris Daerah Jambi, Erwan dijatuhi vonis 4 tahun penjara, karyawan Pemprov Jambi,
Saipuddin dijatuhi pidana 3 tahun 6 bulan dan Arfan dijatuhi pidana penjara 3,5 tahun.

Sementara, mantan anggota DPRD Supriyono gak mengajukan banding setelah divonis 6
tahun penjara pada awal Juli lalu.

Berkaca dari peristiwa itu, KPK mengaku gak bosan-bosan untuk mengingatkan semua
kepala daerah agar kembali mengingat sumpah jabatannya.

"Kami tentu berharap seluruh penyelenggara negara mengelola dengan baik uang di pusat
atau di daerah, karena itu adalah uang rakyat. Sehingga, kita wajib mengelolanya secara
berhati-hati dan memprioritaskan bagi kepentingan masyarakat," kata Basaria di bagian akhir
jumpa persnya.

Anda mungkin juga menyukai