DAMPAK EKONOMI PENURUNAN DUKUNGAN DOMESTIK PRODUK
PERTANIAN NEGARA MAJU DAN PELUANGNYA BAG! INDONESIA
Rina Oktaviant ”, Eka Puspitawati”, Tanti Novianti ™!
katusDepareen inu Bloro,Ftalias Manjons da Elona 1
"Asien Penn dan Peli Dgarteen In Exon, Fis Mannjenen on Ekonomi PD
*> Peng Depaenen In koto, Fsas Manjemen da Ekonomi PB
ABSTRACT,
‘The decreas of domestic support toward agricultural producti one of agred pillar at WTO. By wing
GTAP cata and model, 1: was shown that such decreate ot developed countries wil not rece thet
elf. The reality shows, however tha developed countries sl implemen various Kin of domestic
support Developing couiries including Indonesia, with thelr Hnted budgets were daadvontaged by
domestic support implemented by developed euris. Opportunies will be opened, especialy for
Tadonesia's agricultural products, If developed countries are wlio reduc her domeste suppor,
Keywords : Domestic Support, GLAP, WTO, COB
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perdagangan bebas (lberlisasi) yang _terus
dliypayakan oleh berbagai negara didasar oleh
argumen bahwa perdagangan yang lebih bebas akan
‘memberikan manfaat bagi negara-negara yang teribat
perdagangan dan bagi dunia serta-meningkatkan
kesejateraan yang lebih besar dibandingkan tidak
aula perdagangan (Kindleborger dan Linden, 1978)
Selain-meningkatkan distribusi kesejahteraan ant
negara, perdagangan bebas juga akan meningkatkan
Kuanttas perdagangan dunia dan meningkatkan
efisensi ekonomi (Hat, 2003). Stephenson (1994)
mengidentifiasi tahwa perdagangan bebas aka
meningkatkan efisensi —penggunaan sumberdaya,
ddomestk dan meningkatkan akses pasar ke negara
lain. Dengan demikian suatu negara akan berussha,
membuka dirinya tethadap perdagangan dengan
negara lainnya,
Perundingan dan kesepakatan perdagangan menu
perdagangan bebas anara negara-negara di beberapa
kawasan sudh dilakukan untuk mempersepatalran
barang dan jesa antar negara dengan menghilangkan
berbazai hambatan perdagangan tarif maupuin non
tori, Salah satu Bentuk perundingan dan kesepakatan
nga leo Prone Oval)
Perdagangan bebas dengan hussan kawasan terbesar
Aivadahi oleh organisa orld Trade Organisation
(WTO) yang berdiri pada tahun 199% sebagai hasil
dari pertemuonmenter-menteri di Marakesh,
Maroko, Perundingan (Konferenasi) tingkat menteri
(KTM) perma telah dilakukan di Singapur pada
tahun 1996. Semenjak itu telah dilakkan 6 (enam)
kali KTM, dengan KTM terakhir yaita KTM VI di
Hongkong pada bulan Desember 2005
Persetujuan bidang pertanian merupekan salah satu
agenda yang menarik perhatiannegaa-negaraanggota
ferulama negara berkembang. Berbeda dengan
Sektor lainnya, sektor pertnian merupakan bidang,
yang. mulidimensi yang tidak hanya, menyentuh
masala ekonomi dan perdaganean, tap ge terkat
‘dengan masalah sosial-kultaral negara berkembang.
Persetujuan bidang. pertanian mencakup tiga pilar
yaitudokungan domestik (domestic suppor), subsii
tkspor (export subsidy) dan akses pasar (market
acces).
Indonesia sebagai sala satu negara berkembang yang
‘menyetwui perundingan Menter-menter nar neeer
8negara anggota WTO, diwajibkan untuk menerima
semua kesepakatan dalam perdagangan intemasional
Giantaanya dengan menurunkan bantuan di pasar
domestik(domesticsuppordjpadakomoditasperanian.
Dengan demikion Indonesia harus. menyesusikan
peratiran perdagangan nasionalnya dengan aturan
yang tidak melanggarkesepakatan WTO.
Distorspasar yang eukup besar untuk sektorpertanian|
teryata tejaditerutama di negara maju.Proteksi
yang cilshutan negara maja umumfya oll
iebijkan harga (price suppor), bantuan langsung,
(direc paymend), bantuan pasokan dan subsidi berupa
subsidi outpet,subsidi input, subsidi input antar,
subsidi dalam pembayaran sewa lshan dan biaya
‘modal. ika negara-negara maja memenuhi komitmen
‘untuk menurunkan dakungan domestikny, ent ja
an mempengaruhikeragaanekonomimakromaupun
sehtoral di negara maju mavpun berkembang
‘Tajuan
Tulisan ini bertujuan untuk mengidentiai
berbagai proteksi, Khususnya. dukungan domesik
yang. dierikan oleh negara-negara maj pada
berbagaiproduk pertanian dan menganalisisdampak
Kemungkinan dibokanya protesi dukungan domestik
Ainegaramajuteshadap negara beckembang Khususnya
Indonesia dan peluangnya bagi Indonesia,
METODOLOGI
Penelitian int dilakukan dengan menggunakan data
sekunder. Dat-dala yang digunakan diproteh dari
Tembaga-lembaga nasional dan interasional, seperti
Depariemen Perdagangan, Departemen Luar Negeri,
Departemen Pertanian dan Bio Pusat Statistik, World
Bank, WTO, FAO dan sumber data lainnya. Data
‘tama yang iolah dalam peneltan ini menggunakan
data GTAP (Global Trade Analysis Project) dari
Purdue University
Data GTAPadalah data yang melingkupi Input-Output
Tabel masingemasing Negara dan alirn perdagangan
sntar negara dengan banyak Komodias. Data GTAP.
‘yang digunakan dalam peneliian ini adalah GTAP
‘ers 6 yang merupakan veri terakhir.
Global Trade Analysis, Pardue Universi
in teri dart 87 negara dan setiap negara terdiri dari
0
57 sektor, Untuk kepertuan peneitian ini, data yang,
diol dingregasi ke dalam 12 negararegional dan 16
Komoditas, Karena penelitian lebih dfokuskan pada
‘bagaimana dampak Kebijakan Kesepakatan bidang
pertanian dalam Kerangka WTO terhadap produc
Pertanian di Indonesia,
‘Model GTAP adalah model ekonomi Keseimbangan
tumum (Compuroble General Equilibrium (CGE)
banyak negara dan banyak Komodias. Seperti model
CGE lainnya, di dalam model GTAP dijelaskan
‘eterkaitan antar agen-agen ekonomi dan Komponen
‘komponen permintsan akhir i suatu negara dan antar
negara, Penekanan GTAP terletak pada keterksitan
petekonomian secara Keseluruhan, sehinggs dapat
‘igunakan untuk: menganalisisdampak Kebijakan
suatu negara terhadap perekonomian sektoral maupun
‘makro di negara tersebut dan negara lainnya,
Pada model GTAP secara ckaplisit dilakukan
permodelan dalam margin tansporas interasionl
‘Suatu global bank juga dibentuk dalam mode sebagai
intermedias dar investasi dan tbungan dina, Sistem
perminiaan konsumen diduga dengan mengeunakan
Constant Difference of Elasticities (CDE) untuk
rmenangkap kepckaan terkadap perbedaan harga dan
pendapatanantar negara (Hertel, e af. 2000). Selain
ran barang dalam perdagangan interasional
‘mengikuti model Armington (1969) dimana setiap
produ dibedakan berdasarkan asal negara. Setisp
Komoditas impor diasumsikan bersubstius tidak
sempurna satu. sama_Tainnya dengan Komodias
yang diproduksi di dalam neger. Dengan asums
ini, model dapat menangkap aliran perdagangan
antar dua negara, Kelemahan model ini adalah
‘mengasumsikan sistem pasar persaingan sempurna
ddan skala saha yang Konstan pads aktivtas produkt
Herel (1994) mengakui bahwa pada Konteks negara
cil dan terbuks,stumsi pasar persaingan sempurna
mengakibatcan simlasi dampak penrunan tariff
menjadi lebih besar dari yang sesunggubny,
Model GTAP secara_lengkap dapat dilhat di
dalam Hertel (1994), Model GTAP standar dolah
dengan menggunakan software RunGTAP. Tahapan
pengolahan data dijlaskan pada Gambar 1. Proves
‘gregasi sehtor dan negara/wilayah dlakukan dengan
menagunakan GTAPAgg. Proses pengolshan data
dengan RunG'TAP akan dilakukan dengan melakukan
‘ral es bs, 13ND)‘Gambar |. Pmanfatan GTAP dengan Alot unGTAP dan Penyelesianny
penyesualn closure dan shock sesuai dengan tujuan
peneltian, Olahan data. ini akan -menghaslkan
Keluaran (out) seperti solution, volume changes, dan
decompasition. Penyelesaian bagian ini mliputi file
‘olisi (coluton file), perubahan volume (volume
changes) dan dekomposisi(decompastion)
[KESEPAKATAN PERDAGANGAN BEBAS
UNTUK PRODUK PERTANIAN
Persetujuan bidang petanian slau menjadi perhatian
negaracnegara anggota World Trade Organisation
(WTO), teutama negara berkembang. Hal ini karena
sektorpertanian merupakan bidang yang tidak saja
Imenyentuh masalah “ekonomi dan perdagangan,
ram bagi negara berkembang terkait pula dengan
‘masala sosa-kultral hinge polit
Persetyjuan bidang pertanian di dalam World Trae
Onganisarion (WTO) tertuang di dalam Persetujuan
Bidang Pertanian (Agreement on Agriculture! AOA).
‘Kesepakstan lat seok tanggal 1 Januari
1995 dan mul belakw Maret 2000, dengan tjuan
untuk melakukan reformasi Kebiakan perdagangan
4 bidang. pertain dalam rangka_menciptakan
Sia sistem perdagangan pertanian yang adil dan
berorentasi pasar. Program reformast tersebutbeis
Komitmen-komitmen spesitkt untuk mengurangi
subsidi domestk, subsidi ekspor dan meningkatkan
‘akses pasar melali penciptaanperaturan dan disiplin
GATT yang kust dan eft, Prseujuantersebut juga
‘melipt suid lar perdagangan seperti ketahanan
pangin,perlindungan lingkungan, perlakuan khusus
ddan berbeda (special and dliferential «reatment-
‘S&D) bagi negaranegara berkembang, termasule
{vga perbaikan kesempatan dan persyaratan akses
‘untuk prodik-prodak pertanion bagi negara-negara
terse, Persetyaan bidang pertanian menetapkan
Sejumlah peraturan pelaksanaan tindakan-tindakan
petdagangan di bidang pertanian, teutama yang,
Imenyangkut akses pasar, subsidi domes dan
subsidi-ekspor, Berdasarkan_ketentua-ketentuan
tersebut, para anggota WTO berkomitmen ntl
‘meningkatkan akses pasar dan mengurangi subsidi-
Subsii yang mendistorsi perdagangan melalui skedul
komitmen masing-masing negara, Komen tesebut
‘merupakan bagian yang tak trpisahkan dari GATT.
Perse bidang pertanian meneakup tiga pilar
yitudukangan domestik (domestic suppor), subsidi
‘kspor (export subsidh) dan akses pasar (market
‘access). Pengukuran Domestic Support (bantuan
{i pasar domestk) sektor pertanian terri dari 3
jenisyaitu; a) Amber Box, merupakan subsidi atau
akungan domestik yang diangenp mendistorsi
provdoksi dan perdagangan seperti subsid input dan
Trntuan hargs,b) Green Bor, subsid atu dukungan
ddomestik yang tidak berpengarvh atau Kalaupun ada
sangat kecil pengarubnya terhadap produksi dan
Perdagangan, Subsidi terscbut haris dibiayai dari
fnggaranpemeritah (tidak dengan membebani
kkonsumen dengan harga yang lebih ings) dan harus
tidak melibatkan subsidi terhadap harga, seperti
tbantuan untuk peneltian, penanggulangan hama dan
penyakit, tok penyangea pangan dan pemasaran,
Serta) Blve Bos, merupakan pembayaran langsung
(Girect payment) kepada petani sebagai kompensasi
dalam program pembatasan prodoksi
‘Damp Ean! Pourvnen_(Rna Onova]
aMenurat AoA, subsidi yang masuk ke dalam kategori
Amber Box dibitung melalui Aggregate Measure of
‘Support (AMS). Subsidi yang diperbolehkan yakai
‘ee darinil total produksipertanian negaramaju ata
10% bagi negara berkembang sedanglean pemberian
subsidi di alae nilai terobut wajib-ditirinkan
berdasarkan periode tahun 1986-1988 yakni 20%
‘agi negara maju selama 6 tahun (1995-2000) dan
13% bagi negara berkembang slam 10 tahun (1995-
2004) Bagi negara kurang berkembang dibebaskan
ar kewajibankomitmen penurunan subsidi dan dake
Feat oe] er =r a
ES Senet a “rr
Ditihat dari negara, penurunan nila ekspor tering
dari adanya penurinan dukungan domestik sar
80 persen lebih dirasakan olch negara Jepang, untuk
omodiaskedele yang mengalami penurunan sbesar
448.574 persen dsisulkermdian oleh Amerika Seikat
‘pada komodias padi sebesae 48.01 persen, Uni Eropa
ppada komoditas kapas dan kedele masing-
ing
Sebesar 43.324 persen dan 35.155 persen, Sementara
dilihat dari Komoditas, penurunan isi ckspor
Damp som einen. Bno Oko
tertinggi terjadi paca komoditas Kedele di negara
Jepang (48.574%),kapas di EU (43.324%), kedele di
‘Uni Bropa (35.155%) dan kedele di Amerika Serikat
sebesar 22.785 persen (Tabe 5),
\Namun scbaliknya. dampak tethadap nilai ekspor
negara-negaraberkembang, —justnt
peningkatan.
mengalami
Secara urmum sisi ekspor tanaman
ppangan utama dari negara berkembang cendering
7‘obel S. Dampak Penuranan Dukungan Domest 80 Pesenterhadap Jumlah, Nii Outpt, Hsp dan
Inmpordi Masng-masing Negara Berdsarkan Komoditas ()
ee ee ie aa
von eB I
meningkat. Indonesia misalnya, dengan penurunan antara negara-negara ASEAN, Philipina merupakan
dukungan domestik di negara maju sebesar 80 persen
hampie semua komoditas pertanian menunjukkan nila
ekspor yang meningkat, KecualiKomodias ungeas