Dibuat oleh:
Yoki Fikri Hambali
KELAS D
(D100190188)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat beraktivitas untuk menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konstruksi Jembatan dan Jalan” ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Konsep Rekayasa oleh Bapak Jaji Abdurrosyid, ST. MT. selaku Dosen Konsep
Rekayasa
Makalah ini berisi informasi tentang “Konstruksi Jembatan dan Jalan”
yang kami harapkan dapat menambah wawasan pembaca tentang pengetahuan
ilmu Jembatan dan Jalan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………….……………………………. i
Kata Pengantar …………………………………………………………………. ii
Daftar Isi………………………………………………………………………... iii
Bab I Pendahuluan …..…………………………………………………………. 1
Bab II Jembatan………………………………………………………………… 3
Bab III Jalan……………………………………………………………………. 19
Bab IV Penutup………………………………………………………………… 29
Kesimpulan…………………………………………………………………….. 29
Saran…………………………………………………………………………… 30
Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 31
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
pembangunan dan dampak pembangunan. Setiap kegiatan pembangunan
yang dilaksanakan pasti menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik
dampak positif maupun dampak negatif, yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana melaksanakan pembangunan untuk mendapatkan hasil dan
manfaat yang maksimum dengan dampak negatif terhadap lingkungan yang
minimum.
2
BAB 2
JEMBATAN
Garis netral tiap – tiap batang yang bertemu pada titik buhul harus
saling berpotongan pada satu titik saja, untuk menghindari timbulnya
momen sekunder.
3
sangat tergantung pada alat – alatnya, antara lain yang terpenting kendaraan
– kendaraannya, sistem transportasi, tranportation policy dan pada keadaan
jalannya.
Kemacetan lalu lintas dalam kota bias terjadi karena adanya suatu
perbaikan jembatan. Berpuluh – puluh bahkan ratusan kendaraan berhenti
berderet – deret menunggu giliran untuk lewat jembatan. Berapakah
kerugian yang diderita sebagai akibat dari waktu yang hilang itu?.
4
Gambar 2.1. Tipe - Tipe Jembatan Rangka
5
Baja konstruksi juga memiliki keuntungan dan kelemahan
diantaranya adalah sebagai berikut:
b. Pile Cap
6
2. Kolom Pier
a. Pier
b. Pier Head
3. Abutment
a. Abutment
b. Wing Wall
c. Pelat Injak
d. Back Wall
7
Gambar 2.3 Struktur Bawah (Sub Structure) pada Abutment
4. Oprit
8
Gambar 2.6 Melintang Oprit
9
Struktur Atas (Upper Structure) terdiri dari :
1. Komponen
a. Deck Jembatan
a. Bearing
10
b. Expansion Joint
11
2.5.3. Tahapan Perencanaan
12
mengambil suatu keputusan akhir. Pada Gambar 2.2 akan
ditunjukkan tentang suatu proses perencanaan yang perlu
dilaksanakan. Data yang diperlukan berupa:
1. Lokasi:
a. Topografi
b. Lingkungan
c. Tanah Dasar
3. Bahan Struktur:
a. Karakteristiknya
b. Ketersediaannya
4. Peraturan
13
menurut (Troitsky, 1994) dalam (Supriyadi dan Muntohar, 2007)
adalah jembatan untuk jalan raya, tetapi bukan jalan raya untuk
jembatan. Kondisi lalu lintas yang berbeda-beda dapat
mempengaruhi lokasi jembatan. Panjang - pendeknya bentang
jembatan akan disesuaikan dengan lokasi jalan setempat.
14
2. Aspek teknis
3. Aspek estetika
15
sungai dengan layout berbentuk squre layout (Supriyadi dan
Muntohar, 2007).
Struktur baja yang ada saat ini, telah berkembang pesat dengan
berbagai aturan yang berbeda pada tiap negara. Konsep pemikiran dalam
perhitungannya adalah sama tetapi aturan yang terjadi adalah lain, dan itu
tergantung dari Negara yang memakainya.
16
Menurut Tim Peneliti dan Pengembangan Wahana Komputer, 2003,
struktrur baja yang saat ini, telah berkembang pesat dengan berbagai aturan
yang berbeda pada tiap negara. Diantara peraturan perhitungan struktur baja
yang dipakai pada SAP 2000 adalah sebagai berikut:
1992)
Jembatan
17
2.7. Perencanaan Pembebanan
1. Beban primer
2. Beban sekunder
3. Beban khusus
18
BAB 3
JALAN
Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder.
Sistem jaringan jalan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
19
Jalan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum
yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Jalan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan
umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Jalan Arteri primer melayani angkutan utama yang merupakan tulang
punggung tranasportasi nasional yang menghubungkan pintu gerbang
utama (Pelabuhan Utama dan atau bandar Udara Kelas Utama).
Jalan Kolektor I adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan
antar ibukota propinsi.
Jalan Kolektor II adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan
ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/kota.
Jalan Kolektor III adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan
antar ibukota kabupaten/kota.
1. Penjelasan Umum
Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh
kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung
konsultan pengawas dan Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan
pekerjaan dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan
spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah tercantum dalam
dokumen kontrak, rencana kerja & syarat-syarat (RKS) dan mengikuti
perintah atau petunjuk dari konsultan, sehingga hasil yang dicapai akan
sempurna dan sesuai dengan keinginan pemilik proyek
20
2. Pekerjaan Persiapan
21
Gambar Struktur Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Galian
22
b. Galian Batuan / Padas
Pekerjaan galian batu (padas) mencakup galian
bongkahan batu dengan volume 1 meter kubik atau lebih. Pada
pekerjaan galian batu ini biasa dilakukan dengan menggunakan
alat bertekanan udara (pemboran) dan peledekan.
c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada
segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau
ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Pekerjaan galian ini
hanya terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan.
1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa
digunakan berasal dari hasil galian badan jalan yang telah
memenuhi syarat.
2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan
berasal dari luar yang biasa disebut borrowpitt. Tanah ini
digunakan apabila nilai CBR tanah dari timbunan kurang dari
6%.
23
Proses pemadata tanah dimaksudkan untuk memadatkan
tanah dasar sebelum melakukan proses penghamparan material
untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat
berat seperti Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader.
24
Gambar Titik Pengambilan Sampel
1. Split 5/7
2. Split 3/5
3. Split 2/3
4. Abu Batu
25
Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik
ikatannya maka dapat ditambahkan abu batu dengan bantuan
tenaga manusia untuk mengikat material tersebut ketika
dipadatkan kebali dengan vibrator roller.
Peralatan
26
Pengawasan Pekerjaan
27
kadar air optimum, diperbaiki dengan cara menggali dan
mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat kadar air
tersebut.
28
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
29
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan
membayar tol;
Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder.
Sistem jaringan jalan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
4.2. Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum, Desember 2005;
Load Cell Test Pada Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu, SKS Pembinaan
Teknik Pembangunan Jembatan Suramadu Core Team-Manajemen Konstruksi
Tahap II;
Test Daya Dukung Tiang Pancang Dengan Metode Beban Dinamis (DLT), Pile
Foundation Diagnostic Services;
31