Anda di halaman 1dari 7

Nama : Hestika Yeni

Nim : 1700057
Prodi : D-III VB
Tugas : Metodologi Penelitian
Resume jurnal

Nama penulis : Neni Sri Gunarti, Fadhila Utari

Tahun : 2018

Judul : Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Daun Sirih Merah

Volume : 7 nomor 1, Hal 39-41

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI DAUN SIRIH MERAH

Latar Belakang :

Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) adalah tanaman endemik Asia

Tenggara (Indonesia, India, Sri Lanka, Malaysia, Thailand Taiwan dan negara-negara

Asia Tenggara lainnya). Bagian daun dan akar dari tanaman sirih merah (Piper

crocatum Ruiz & Pav) digunakan masyarakat sebagai pengobatan tradisional dalam

mengobati batuk, hipertensi, ambeien, tukak lambung, penyegar mulut dan juga

berkhasiat sebagai antijamur (Candida albicans) pada daerah kewanitaan (Pradhan,

D., et al. 2013) dan (Afsara Ch, et al.2013). Air perasan daun sirih merah (Piper

crocatum Ruiz & Pav) memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri Eschericia coli

dan Staphylococcus aureus pada konsentrasi efektif 10% (Indriati, et al.2012).

Namun belum diketahui aktifitas antibakteri dalam daun sirih merah berada pada

fraksi polar, semi polar atau nonpolar. Oleh karena itu dilakukan penelitian uji
aktifitas antibakteri daun sirih merah hasil fraksinasi dengan heksan, etil asetat dan

methanol terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus.

Tujuan :

Tujuan dari peneliti ini yaitu untuk mengetahui apakah fraksi daun sirih

merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri

Eschericia coli dan Staphylococcus aureus.

Manfaat Penelitian :

1. Sebagai referensi bagi tenaga kesehatan.

2. Memberikan informasi bagi masyarakat dalam penggunaan bahan alami untuk

pengobatan sehingga efek terapi bagi penggunaan daun sirih merah untuk

kesehatan tidak hanya berdasarkan praduga atau pengalaman empiris.

Metode Penelitian :

1. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Andalas.

2. Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini daun sirih merah yang di dapatkan dari kota Solok,

Sumatera Barat.

3. Ekstraksi dan fraksinasi daun sirih merah

Ekstraksi daun sirih merah dilakukan secara bertingkat dengan cara maserasi

(perendaman) menggunakan berbagai macam pelarut, dimulai dari yang bersifat


nonpolar, semi polar sampai polar (heksana, etilasetat, dan metanol). Fraksi hasil dari

ekstraksi bertingkat tersebut dipekatkan dengan penguapan pelarut pada suhu 40ºC

dengan rotary evaporator. Ketiga fraksi tersebut yaitu fraksi heksana, etilasetat dan

metanol dilakukan uji aktifitas antibakteri.

4. Uji aktifias antibakteri

Medium agar steril yang telah memadat kemudian suspensi bakteri Eschericia

coli dan Staphylococcus aureus disebar kedalam cawan petri steril menggunakan

cotton bud secara merata. Kertas saring Whattman yang berbentuk cakram yang

memiliki diameter ± 6 mm, di rendam kedalam 1,5 mg/L fraksi uji selama 60 detik.

Kertas saring yang telah direndam di letakkan tegak lurus pada media padat tersebut,

lalu pada masing-masing cawan petri ditambahkan kertas saring berbentuk cakram

yang telah direndam dengan 1,5 mg/L amoxicillin sebagai control positif dan masing-

masing pelarut sebagai control negatif. Masing-masing cawan petri diinkubasi pada

suhu 37ºC selama 24 jam dengan pengerjaan duplo. Penentuan daya hambat

dilakukan dengan cara mengukur diameter daerah jernih disekeliling kertas saring

berbentuk silinder menggunakan jangka sorong. Diameter daerah jernih dari fraksi uji

yang paling besar mengindikasikan aktif terhadap antibakteri.

Hasil Penelitian :

Ekstrak kental yang diperoleh dari masing-masing 5 kali pengulangan

maserasi diawali dengan pelarut heksan, etilasetat, dan metanol seperti yang

tercantum pada Tabel 1.


Tabel 1.
Hasil ekstraksi daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
Ekstrak Berat (g)
Heksan 47,653
Etilasetat 62,225
Metanol 75,270
Masing-masing fraksi dilakukan pengujian aktifitas antibakteri menggunakan

bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil pengujian aktifitas

antibakteri dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.
Hasil pengujian aktifitas antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav) terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 1,5
mg/L
Bakteri Diameter Hambat Rata-Rata (mm)
Kontrol Ekstrak Ekstrak Ekstrak Amoxicillin
Heksan Etilasetat Metanol
E.coli 0 8 9 7 18
S. aureus 0 12 13 9 18
Keterangan : Diameter silinder 6 mm dengan 2 kali pengulangan.

Pembahasan :

Pengujian aktifitas antibakteri menggunakan bakteri Eschericia coli mewakili

gram negatif dan Staphylococcus aureus mewakili gram posotif yang merupakan

salah satu mikroorganisme bersifat patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada

manusia. Metode yang digunakan dalam pengujian aktifitas antibakteri ini adalah disc

diffusion. Metode ini dipilih karena dalam pengerjaannya lebih sedrhana dengan hasil

yang cukup teliti. Dasar pengamatan dan metode ini adalah terbentuk atau tidaknya
zona bening yang menandakan tumbuh atau tidaknya bakteri disekitar silinder yang

telah dibasahi oleh masing-masing fraksi ekstrak daun sirih merah. Semakin luas

zona hambat yang terbentuk menunjukkan semakin efektif sebagai senyawa

antibakteri.

Bakteri ditanam pada media agar dan diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu

37ºC, yang merupakan suhu optimum bakteri untuk tumbuh karena kedua bakteri uji

merupakan jenis bakteri mesofil yang sangat optimum tumbuh pada suhu tersebut.

Hasil pengujian antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etilasetat memiliki aktifitas

antibakteri yang paling tinggi dibandingkan dengan ekstrak heksan dan metanol pada

konsentrasi yang sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli dan

Staphylococcus aureus dikarenakan memiliki diameter yang paling besar.

Antibiotik amoxicillin digunakan sebagai pembanding (control positif) karena

memiliki aktifitas yang besar menghambat pertumbuhan bakteri gram positif maupun

gram negatif. Data diatas menunjukkan bahwa diameter dari ekstrak etilasetat lebih

kecil dibandingkan dengan diameter kontrol positif (amoxicillin). Data ini

menunjukkan bahwa ekstrak etilasetat kurang efektif sebagai antibakteri pada

konsentrasi 1,5 mg/mL, namun jika konsentrasi ekstrak di perbesar maka

dimungkinkan akan memiliki aktifitas antibakteri yang sama dengan kontrol positif.

Kontrol negative digunakan untuk memastikan bahwa zona bening yang dihasilkan

tidak terbentuk dari pelarut yang digunakan.

Kesimpulan dan Saran :


Kesimpulan :

Penelitian yang telah dilakukan terhadap daun sirih merah (Piper crocatum

Ruiz & Pav) dapat disimpulkan bahwa fraksi heksana, etilasetat dan metanol aktif

terhadap uji aktifitas antibakteri yang memiliki daerah hambat pada bakteri

Eschericia coli berturut-turut sebesar 8 mm, 9 mm, dan 7 mm dan pada bakteri

Staphylococcus aureus berturut-turut sebesar 12 mm, 13 mm, dan 9 mm. Fraksi

etilasetat merupakan fraksi yang memiliki aktifitas antibakteri terbesar dibandingkan

fraksi heksan dan metanol.

Saran :

Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan konsentrasinya

agar didapat hasil aktifitas antibakteri yang sama antara kontrol positif.

Daftar Pustaka :

Afsara Ch, et al. (2013). Comparative Study of Antiulcer Activity of Aqueous Extracs

of Leaves of Piper Betle Linn and Dried Fruit of Cuminum cyminum Linn and

Their Combination in Rats. International Journal of Advanced Research, 1

(4):192-195.

Pradhan, D., et al. (2013). Golden Heart of the Nature : Piper betle L. Journal of

Pharmacognosy and Phytochemistry, 1 (6):147-149.


Indriati,G. et al. (2012). Daya Hambat Sari Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz

& Pav) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus

aureus. Jurnal Sains dan Teknologi, Vol.2 No.2.

Anda mungkin juga menyukai