Jurnal Proposal S3
Jurnal Proposal S3
ABSTRAK
Fokus penguatan konektivitas nasional dalam mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia adalah konektivitas intra dan antar koridor ekonomi, antara lain dengan meningkatkan jalan akses
lokal antara pusat-pusat pertumbuhan dengan fasilitas pendukung (pelabuhan) dan dengan wilayah
belakangnya serta meningkatkan peranan pelayaran lintas di dalam koridor maupun antar koridor. Sehingga
dalam mendukung konektivitas tersebut dibutuhkan integrasi antara sistem logistik nasional, sistem
transportasi nasional, pengembangan wilayah, serta sistem komunikasi dan informasi Koridor Sulawesi yang
merupakan salah satu koridor ekonomi yang telah ditetapkan dalam MP3EI diharapkan menjadi garis depan
ekonomi nasional terhadap pasar Asia Timur, Australia, dan Amerika karena posisi strategis Sulawesi yang
diapit oleh alur laut perdagangan internasional. Selain itu koridor Sulawesi memiliki potensi tinggi di bidang
ekonomi dan sosial dengan kegiatan-kegiatan unggulannya. Meskipun demikian, secara umum terdapat
beberapa hal yang harus dibenahi di koridor ekonomi Sulawesi antara lain rendahnya nilai PDRB per kapita,
masih terdapat ketimpangan dalam pengembangan wilayah, serta lambatnya pertumbuhan kegiatan-kegiatan
ekonomi utama. Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan suatu konsep tatanan jaringan
transportasi laut yang optimal serta strategi pengembangan pelabuhan-pelabuhan utama dalam mendukung
keterhubungan antar pusat-pusat pertumbuhan dimana nantinya diharapkan mampu meningkatkan pelayanan
angkutan laut yang sesuai dengan kebutuhan pada koridor Sulawesi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode statistik untuk pemodelan bangkitan/tarikan pergerakan pada wilayah kajian,
metode gravity untuk pemodelan sebaran pergerakan antar pelabuhan, metode AHP untuk menentukan hirarki
pelabuhan serta model optimasi untuk menentukan model jaringan pelayanan transportasi laut yang optimal.
Kata kunci : konektivitas, jaringan transportasi laut, hirarki pelabuhan.
1. PENDAHULUAN
Koridor Sulawesi merupakan salah satu wilayah strategis di Kawasan Timur Indonesia
yang secara geografis diapit oleh dua alur pelayaran laut, ALKI II serta ALKI III (gambar
1) dimana sebagian besar pelayaran utama dunia melewati dan memanfaatkan alur-alur
tersebut sebagai jalur pelayarannya sehingga wilayah ini memiliki peluang besar untuk
memperluas jaringan perdagangan nasional dan internasional. Koridor Sulawesi memiliki
potensi tinggi di bidang ekonomi dan sosial serta memiliki keunggulan kompetitif pada
sektor-sektor perkebunan, perikanan laut, tanaman pangan, serta perdagangan.
Meskipun demikian, secara umum masih terdapat beberapa hal yang harus dibenahi di
koridor Sulawesi antara lain; rendahnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per
kapita serta nilai sumbangan PDRB koridor Sulawesi juga tergolong kecil bila
dibandingkan koridor Jawa dan Sumatera. Selain hal tersebut, pada koridor Sulawesi masih
terdapat kesenjangan perekonomian dan ketimpangan pengembangan antar wilayah internal
yang menyebabkan kurang optimalnya pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi,
konsentrasi kegiatan ekonomi yang terbatas pada ibukota propinsi, algomerasi kegiatan
perekonomian saat ini terbatas pada simpul-simpul utama. (Rencana Strategis Pulau
Sulawesi, 2011)
Peran transportasi laut pada koridor Sulawesi cukup besar, namun masih menghadapi
kendala pada ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana serta lemahnya integrasi
jaringan transportasi multimoda antar-wilayah. Dukungan jaringan prasarana transportasi
laut pada koridor Sulawesi saat ini adalah sebanyak 3 pelabuhan berskala internasional
yaitu pelabuhan Makassar, Bitung, dan Pantoloan, 7 pelabuhan berskala nasional dan 71
pelabuhan berskala lokal. Dan tatanan jaringan pelayanan (trayek) yang diatur dalam
Keputusan Dirjen Perhubungan Laut Nomor : AL.59/1/9-02 untuk muatan barang umum
yang melalui koridor Sulawesi sebanyak 30 jaringan trayek dan untuk muatan petikemas
sebanyak 13 jaringan trayek.
Dengan potensi-potensi yang dimiliki dan kelemahan-kelemahan yang ada saat ini, maka
koridor ekonomi Sulawesi memerlukan suatu konsep konektivitas intra dan antar koridor
yang mampu memaksimalkan pertumbuhan perekonomian berdasarkan prinsip keterpaduan
dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama serta memperluas
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
ke wilayah belakang sehingga mampu mendukung penguatan konektivitas nasional.
Berdasarkan isu-isu strategis tersebut maka rumusan permasalahan pada penelitian ini
antara lain adalah :
Sesuai dengan rumusan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penelitian yang hendak
dicapai adalah :
Sistem logistik nasional. Indonesia sangat membutuhkan suatu sistem distribusi nasional
yang terintegrasi agar mampu menjamin ketersediaan bahan pokok masyarakat secara adil
dan merata. Kinerja sistem logistik Indonesia saat ini dapat dikatakan belum optimal yang
ditunjukkan dari keadaan logistik nasional yang selama ini berjalan, dimana komoditas
penggerak utama (key commodity factor) sebagai penggerak aktivitas logistik belum
terkoordinasi secara efektif, infrastruktur transportasi belum memadai baik dari segi
kuantitas maupun kualitas diantaranya peran pelabuhan hub yang belum dikelola secara
terintegrasi, efektif dan efisien, serta belum efektifnya intermodal transportasi dan
interkoneksi antara infrastruktur pelabuhan, pergudangan, transportasi dan wilayah
hinterland. (Cetak Biru Sislognas, 2010)
Pembangunan transportasi di Indonesia berpedoman pada Sistem Transportasi Nasional
(Sistranas) yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan No. KM. 49 Tahun 2005. Dalam Sistranas dijelaskan bahwa jaringan
transportasi laut terdiri atas dua komponen yaitu jaringan pelayanan transportasi laut berupa
trayek yang dibedakan menurut kegiatan dan sifat pelayanannya serta jaringan prasarana
transportasi laut yang terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalu lintas
yang berwujud alur pelayaran.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Pemodelan Bangkitan/Tarikan Pergerakan
Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis kondisi ekonomi dan
potensi wilayah koridor Sulawesi serta untuk menentukan model bangkitan/tarikan
pergerakan pada pelabuhan-pelabuhan yang merupakan simpul-simpul jaringan pelayaran
liner. Dalam memodelkan hubungan tersebut menggunakan model regresi berganda yang
merupakan pengembangan lanjut dari model regresi tunggal dengan rumus umum sebagai
berikut:
Penataan
Optimasi Simulasi
Jaringan Jarak dan waktu pelayaran / pelabuhan
Model Model
Transportasi
Jaringan Jaringan Konektivitas Pusat Pertumbuhan
Laut
Pelayaran Pelayaran
Faktor Bentang Alam
(gelombang,arus,resiko)
DAFTAR RUJUKAN
1. Adisasmita, R, 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu. Yogyakarta.
2. Agarwal, Richa and Ergun, O. 2008. Ship Scheduling and Network Design for Cargo
Routingg in Liner Shippng. Transportation Science
3. Adisasmita, S.Adji., 2011. Transportasi dan Pengembangan Wilayah. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
4. Ducruet,C., Notteboom,T. 2012a. Chapter 6: Developing Liner Service Networks in
Container Shipping, in: SONG, D.W., PANAYIDES, P. (eds.).
5. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. 2010. Rencana Induk Pelabuhan Nasional
6. Jinca, M. Y., 2011. Transportasi Laut. Brilliant International, Surabaya.
7. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011. Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi 2011-2025. Cetakan Pertama.
8. Keputusan Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) Nomor UM.002/38/18/DJM-11. Tentang
Standar Kinerja Operasional Pelayanan Pelabuhan.
9. Morlok, E. K., 1985. Pengantar Teknik Perencanaan Transportasi. Terjemahan oleh
Hainin, J.K., Erlangga, Jakarta.
10. Notteboom, Theo. 2008. The Relationship Between Seaport and The Intermodal
Hinterland in Light of Global Supply Chains. International Transport Forum.
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM.49 Tahun 2005. Tentang Sistem
Transportasi Nasional (Sistranas).
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 61 Tahun 2009. Kepelabuhanan, Jakarta.
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2010. Angkutan di Perairan.
14. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 20 Tahun 2006. Tentang Cetak Biru
Pengembangan Sistem Logistik Nasional.
15. Ronen, David. Cargo Ship Routing and Scheduling: Survey of models and Problem.
MO 63121 U.S.A. 1982.
16. Raga,Paulus. Evaluasi Keterpaduan Jaringan Prasarana dan Sarana Transportasi
Pulau Sulawesi. Jurnal Transportasi Vol.20 No.12 Tahun 2008.
17. Tamin, O.Z., 2000. Perencanaan Pemodelan Transportasi. ITB, Bandung.
18. UNCTAD. 2011. Review of Maritim Transport 2011. United Nations, New York
19. UNCTAD. Port Performance Indicator. United Nations, New York and Geneva.
20. Van de Vooren, F.W.C.J. 2004. Modelling Transport in Interaction with The Economy.
Transportation Research Part E. 40. 417–437
21. Wei, Zhang, 2010. Port Hinterland Analysis. Thesis. Civil and Environmental
Engineering. National University of Singapore