Anda di halaman 1dari 6

PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014

The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition


Register number PITIAGI2014-233 ISBN 978-979-8126-27-7

ASESMEN PATAHAN AKTIF DI KAWASAN JAWA TIMUR


R. Aldi Kurnia Wijaya1, R. Bagus Fauzan Irshadibima2, Bayu Tambak Samudra3, Amien Widodo
123
Jurusan Teknik Geofisika, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
aldi.3.wijaya@gmail.com
Abstrak Geological-Survey, 2007]. Apabila ada indikasi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan asesmen pergerakan pada waktu yang lebih tua sampai dengan
patahan aktif yang ada di wilayah Jawa Timur. Hasil dari sekitar 1.6 juta tahun lalu (Zaman Kuarter) maka patahan
penelitian ini diharapkan dapat dipakai pertimbangan dalam tersebut diklasifikasikan sebagai patahan yang berpotensi
pengembangan tata ruang di wilayah Jawa Timur yang aktif (Table 1).
selama ini masih atau belum mempertimbangkan
Tabel 1 Skala waktu geologi dan definisi keaktifan dari
keberadaan patahan aktif. Patahan aktif adalah patahan
patahan tektonik
yang mengalami pergeseran dan menimbulkan gempa
dalam kurun 10.000 tahun terakhir. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan jalan
menarik batas pada zona patahan sekitar 3 km di bagian kiri
dan kanan patahan yang kemudian di identifikasi
karakteristik kegempaanya. Analisis patahan aktif
dilakukan berdasarkan data gempa 50 tahun terakhir yang
terdapat di batas dan zona patahan. Data gempa didapatkan
dari badan Geologi Amerika Serikat (USGS) dan badan
geosains Australia, data patahan didapatkan dari peta
geologi dan dari penelitian Sribudiyani dkk pada tahun
Peta patahan aktif adalah peta garis/jejak pertemuan dari
2003. Patahan dikategorikan aktif kalau terdapat data
bidang patahan aktif dengan permukaan bumi.
gempa di batas zona patahan dan sesuai dengan bentang
Kenampakan patahan di permukaan dapat diidentifikasi
alam yang ada, dalam penelitian ini didapatkan 3 buah
dari berbagai macam bentukan morfologi alam (i.e.
patahan aktif yang sesuai.
morfotektonik) sebagai hasil dari interaksi antara proses
Kata kunci: Patahan Aktif, Gempa Bumi, Jawa Timur pergerakan pada patahan dan proses-proses alam di
permukaan bumi. Metoda pembantu lain dalam identifikasi
Pendahuluan dan pemetaan patahan aktif termasuk: (1) Data geologi dan
geofisika bawah permukaan, (2) Indikasi dari keberadaan
Patahan aktif adalah salah satu potensi bencana alam dan keaktifan patahan dari data catatan sejarah, (3) Data
karena pada patahan aktif bisa terjadi gempa bumi. seismik, dan (4) data pergerakan tektonik muka bumi (dari
Menurut Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah rekaman GPS). Parameter yang didefinisikan dalam
wilayah 2, kementrian Pekerjaan Umum, Bahal Edison, NZAFM (New Zealand active fault model) adalah: (i) dip;
banyak korban materi maupun jiwa manusia akibat bencana (ii) arah dip; (iii) sense of movement; (iv) rake; dan (v) net
gempa bumi lebih banyak disebabkan ketidaktahuan akan slip rate.
adanya patahan di suatu daerah, sehingga tidak ada langkah
antisipasi menghadapi pergerakan patahan itu Pemetaan Patahan Gempabumi di Daratan
(www1.pu.go.id). Oleh karena itu pemetaan patahan aktif
sangat diperlukan untuk pengembangan tata ruang di Di wilayah daratan jalur gempabumi atau jalur patahan
Indonesia karena mulai sekarang pembangunan bangunan aktif dapat diidentifikasi dari berbagai fenomena bentang
harus melihat aspek kebencanaan salah satunya gempa alam akibat adanya jalur patahan aktif di permukaan bumi
bumi. Dalam hal ini akan dibuat asesmen patahan aktif di serta proses-proses alam yang menyertainya (Gambar 3) ,
wilayah Jawa Timur guna menunjang pengembangan tata yaitu antara lain:
ruang di wilayah Jawa Timur.
 Kenampakan kelurusan unsur morfologi dari
Pemetaan Patahan Aktif/Gempa jalur patahan di permukaan bumi
 Bentukan bentang alam lain yang mencerminkan
Yang dimaksud dengan patahan aktif adalah patahan yang pergerakan patahan aktif, seperti gawir-gawir
mempunyai sejarah atau indikasi pergerakan dalam kurun patahan atau zona tekuk lereng yang terjal di
11.000 tahun terakhir (Zaman Holosen) [California-
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition
Register number PITIAGI2014-233 ISBN 978-979-8126-27-7

sepanjang pertemuan bidang patahan dan Lokasi persisnya dari patahan aktif paling mudah dipetakan
permukaan bumi. ketika setelah terjadi gempabumi pada lokasi tersebut. Oleh
 Perpindahan alur sungai (i.e. stream offset) karena itu sangat penting untuk melakukan survey
karena pergerakan pemetaan detil rekahan-rekahan patahan ini setelah terjadi
 patahan yang memotong alur sungai-sungai gempabumi. Hasil pemetaan rekahan patahan pasca
tersebut gempabumi ini akan sangat berguna untuk: (1) evaluasi
 Adanya bukit-bukit memanjang di sebelah jalur kerusakan yang diakibat oleh gempa tersebut, (2) merevisi
patahan peta ancaman dan risiko bencana gempabumi untuk usaha
 Terbentuknya danau-danau karena proses mitigasi bencana ke depan, dan (3)merencanakan
pergerakan diantara dua rehabilitasi dan rekonstruksi dari wilayah yang terkena
 segmen jalur patahan. bencana.
 Zona rekahan tektonik yang terbentuk ketika
Umumnya sewaktu gempabumi terjadi ada dua macam
terjadi gempabumi
rekahan tanah yang terbentuk, yaitu: rekahan patahan
Untuk memetakan patahan gempa/aktif di daratan seperti yang dimaksud di atas, dan rekahan tanah akibat
diperlukan peta dasar rupabumi berupa topografi, foto gerakan tanah (terganggunya kestabilan lereng). Pemetaan
udara, atau/dan citra landsat dengan skala/ketelitian yang rekahan gempa ini hanya dapat dilakukan oleh seorang ahli
memadai. Artinya skala/ketelitian peta dasar ini harus geologi yang sudah mendapat training khusus dalam
cukup untuk dapat memperlihatkan satuan morfotektonik keahlian ini agar dapat membedakan dua macam jenis
sehingga dapat dipakai untuk melacak garis patahan-nya. rekahan tersebut dan juga memenuhi aspek-aspek teknis
Umumnya skala peta rupabumi yang dipakai adalah yang diperlukan dalam pemetaan ini. Survey pemetaan ini
1:50.000 atau lebih besar atau memakai foto udara skala dapat dan bahkan sebaiknya dilakukan berbarengan dengan
1:100.000 atau lebih teliti, atau peta DEM dengan grid survey untuk pemeatan/dokumentasi kerusakan-kerusakan
sekurang-kurangnya 90 meter, atau citra satelit dengan yang terjadi.
ketelitian 30 meter/pixel. Prinsipnya, semakin teliti peta
Evaluasi Patahan Gempa (Analisis Sejarah
dasarnya maka akan semakin banyak atau jelas
Kegempaan)
kenampakan morfotektonik dari patahan yang akan
dipetakan, dan hasilnya tentu akan lebih baik dan akurat. Fakta yang paling jelas adalah dari catatan sejarah
Pemetaan patahan aktif harus dilakukan dengan seteliti dan gempabumi dari suatu wilayah tertentu [Natawidjaja, et al.,
seakurat mungkin baik dalam hal pengerjaannya maupun 1995]. Prinsipnya, apabila pernah terjadi kejadian gempa
untuk penyajiannya. Garis patahan hanya dapat diplot besar yang merusak disuatu lokasi atau wilayah baik satu
dalam peta kalau memang nampak bukti fenomena kali atau sudah beberapa kali, maka dapat dipastikan bahwa
(bentang) alamnya. Tingkat keyakinan lokasi garis patahan wilayah tersebut rawan terhadap gempabumi yang paling
harus tercermin dalam penyajiannya, misalnya: garis penuh tidak berkekuatan sama dengan yang pernah terjadi.
apabila buktinya jelas, garis putus-putus apabila buktinya Artinya, wilayah tersebut harus siap menghadapi kejadian
kurang kuat, atau garis titik-titik apabila pemeta gempabumi serupa atau lebih besar di masa datang karena
berpendapat bahwa garis patahannya melewa ti suatu setiap kejadian gempabumi pasti berhubungan dengan
wilayah tapi tidak Nampak fenomena morfotektoniknya adanya patahan aktif pada atau disekitar wilayah tersebut,
karena tertutup oleh endapan/sedimen muda atau juga dan proses gempabumi dengan skala magnitudo tertentu
mungkin karena peta rupabumi yang dipakai kurang teliti. mempunyai siklus, atau akan selalu berulang dengan
Ketelitian ini perlu karena setiap garis yang ditarik akan kisaran perioda ulang tertentu.
dipakai untuk menentukan wilayah yang terancam bencana
gempabumi. Garis-garis patahan ini juga dipakai untuk Kekuatan (magnitudo) dan lokasi geografis dari
analisis segmentasi patahan, termasuk menentukan berapa sumbergempa yang pernah terjadi dapat diselidiki dari
kekuatan gempabumi yang dapat terjadi di wilayah yang catatan sejarah mengenai penyebaran geografis dari
bersangkutan. Seringkali juga untuk menentukan lokasi intensitas kerusakan yang terjadi. Hasil analisis perkiraan
persisnya dari patahan aktif dipermukaan ini tidak bisa skala kekuatan gempa berdasarkan metoda ini tentu saja
dilhat atau tidak cukup hanya dari bentang alam dan sangat bergantung pada seberapa banyak data dan juga
geologi tapi harus dibantu oleh survey geofisika bawah kualitas dari data intensitas kerusakan yang tercatat dalam
permukaan, seperti dengan metoda : seismik refleksi sejarah atau laporan-laporan kuno tersebut.
resolusi tingi, seismk refraksi, georadar, dan metoda
lainnya. Data spatial tentang kejadian gempa dan
intensitas/kerusakan yang terjadi di masa lampau dapat
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition
Register number PITIAGI2014-233 ISBN 978-979-8126-27-7

dianalisis dalam hubungannya dengan keberadaan patahan


aktif di lokasi yang sama. Jadi data sejarah gempabumi ini
dapat dipakai untuk melacak keberadaan patahan aktif yang
belum diketahui atau juga untuk analisis potensi
kegempaan dari suatu jalur patahan aktif yang sudah
terpetakan. Dari hubungan spatial dari data kerusakan
gempa dengan peta patahan aktif dapat diperkirakan bagian
mana dari jalur patahan tersebut yang menjadi sumber
gempanya atau yang bergerak ketika kejadian gempa
tersebut. Apabila magnitudo gempanya diketahui
(misalnya dari rekaman seismometer) maka informasi ini
dapat dipakai untuk memperkirakan berapa panjang
patahan yang bergerak. Jadi data kejadian gempa di masa
lalu akan membantu analisis segmentasi patahan dan Gambar 1 Flow chart untuk menentukan patahan aktif atau
tidak aktif
penentuan besar magnitudo maximum gempa yang dapat
Dalam penelitian ini data gempa bumi bersumber dari
terjadi.
Geologi Amerika Serikat (USGS) dan badan geosains
Australia. Kemudian pemetaan patahan yang ada di Jawa
Zoning Bahaya Deformasi Patahan Aktif
didapatkan dari penelitian Sribudiyani dkk pada tahun 2003
Zoning bahaya deformasi patahan aktif hanya dapat ditambah dengan peta geologi pada setiap kabupaten di
dilakukan apabila peta patahan aktifnya sudah tersedia. Jawa Timur. Dari data gempa bumi dan patahan tersebut
Ketelitian menentukan zoning dari zona rawan deformasi kemudian diplot dan dipetakan pada Google Earth sehingga
patahan tergantung dari ketelitian peta patahan aktifnya. diketahui patahan mana yang pernah mengalami gempa
Apabila patahan aktif tersebut sudah dipetakan dengan bumi 50 tahun terakhir, yang di identifikasi berdasarkan
cukup akurat dan detil,misalnya pada skala ketelitian jarak antara patahan dengan erpisenter. Cara yang
1:10.000, sehingga lokasi garis patahan di permukaan digunakan adalah dengan menarik batas pada zona patahan
tanahnya sudah dapat dipastikan, maka untuk menghindari sekitar 3 km kiri dan kanan patahan. Setelah dilakukan
bencana akibat deformasi patahannya cukup membuat “set- identifikasi berdasarkan jarak dari patahan ke episenter,
back” sekitar 20 meter di kanan kiri garis patahan tersebut dilanjutkan dengan mengidentifikasi gempa tersebut masuk
[California-Geological-Survey, 2007]. Meskipun demikian ke dalam gempa dangkal atau tidak, dan terakhir di
perlu diketahui bahwa selain jalur utama garis patahan juga identifikasi berdasarkan bentang alam yang ada di sekitar
mungkin ada struktur sekunder berupa patahan dan lipatan patahan.
di sekitarnya yang juga perlu diperhitungkan.
Hasil dan Diskusi
Jejak patahan aktif mempunyai tingkat kompleksitas yang
Dari hasil rekaman data gempa bumi yang terjadi di Jawa
berbeda-beda. Umumnya rekahan suatu segmen patahan
Timur selama 50 tahun terakhir yang didapat dari badan
aktif berupa satu jalur yang mempunyai lebar beberapa
Geologi Amerika Serikat (USGS) dan badan geosains
puluh sentimeter sampai beberapa meter. Namun
Australia yang digabungkan dengan data patahan yang
adakalanya terdiri dari banyak jalur rekahan yang (sub)
terdapat di Jawa Timur dalam satu tempat pada software
paralel dan membentuk zona rekahan kompleks yang
Google Earth. Analisa dilakukan terhadap data patahan dan
lebarnya sampai puluhan bahkan ratusan hingga ribuan
data gempa bumi dengan cara menarik batas pada zona
meter. Apabila patahan aktif nya merupakan rekahan yang
patahan sekitar sekitar 3 km di bagian kiri dan kanan
komplek maka deliniasi wilayah rentan deformasi patahan
patahan yang kemudian dianalisa apakah gempa tersebut
aktifnya harus disesuaikan dengan kompleksitas
termasuk gempa dangkal atau tidak. Data patahan yang
strukturnya.
dimiliki berjumlah 448 yang terdiri dari 30 struktur
Selain rekahan patahan yang terjadi sewaktu gempa, dibawah permukaan dan 418 struktur permukaan, yang
bahaya lain dari deformasi patahan aktif adalah peristiwa kemudian dikategorikan berdasarkan keaktifannya dalam
pengangkatan dan penurunan permukaan tanah akibat bentuk tabel seperti pada tabel 2 dan tabel 3.
deformasi tektonik ketika gempabumi.
Tabel 2 Patahan di atas permukaan
Metode dan Data No Jumlah Patahan Keterangan
1 44 Aktif
2 374 Tidak aktif
3 39 Terdapat data gempa
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition
Register number PITIAGI2014-233 ISBN 978-979-8126-27-7

tetapi tidak termasuk patahan ditambah gempa tersebut termasuk gempa dangkal.
gempa dangkal Kemudian Patahan dikatakan tidak aktif ketika tidak ada
Tabel 3 Patahan di bawah permukaan data gempa yang berjarak kurang atau sama dengan 3 km di
No Jumlah Patahan Keterangan sekitar zona patahan atau patahan yang memiliki data
1 4 Aktif gempa tetapi tidak termasuk dalam gempa dangkal. Patahan
2 26 Tidak aktif yang telah dikategorikan aktif dan tidak aktif di plot pada
3 14 Terdapat data gempa google earth seperti pada gambar 2.
tetapi tidak termasuk
gempa dangkal
Dalam hal ini patahan dikatakan aktif ketika episenter
gempa berjarak kurang atau sama dengan 3 km sekitar zona

Gambar 2 Peta persebaran patahan yang ada di Jawa Timur (warna putih adalah patahan aktif dan warna kuning adalah patahan
tidak aktif
Setelah di tinjau kembali berdasarkan bentang alam yang kedalaman gempa, dan bentang alam. Patahan tersebut
ada di sekitar patahan aktif, hanya ada 3 patahan aktif yang ditampilkan pada gambar 3, gambar 4, dan gambar 5.
memenuhi kriteria patahan aktif berdasarkan, lokasi,

Gambar 3 Patahan di dekat Taman Nasional Meru Betiri Gambar 4 Patahan di daerah Leprak (Situbondo-
(Jember-Banyuwangi) dengan gempa berkekuatan 4 SR (6 Bondowoso) dengan gempa berkekuatan 3 SR (22
Agustus 1985) jarak episenter ke patahan ± 500 m dan September 1992) jarak episenter ke patahan ± 85 m dan
jenis patahan transform fault serta kedalaman 33 km jenis patahan transform fault serta kedalaman 51 km
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition
Register number PITIAGI2014-233 ISBN 978-979-8126-27-7

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik


kesimpulan bahwa terdapat 3 patahan aktif dari 418
patahan (patahan di permukaan) di Jawa Timur yang
terbanyak berada di Jawa Timur bagian selatan.

Referensi

Litchfield, N. J., Van Dissen, R., Sutherland, R., Barnes, P.


Gambar 5 Patahan di dekat Gunung Lawu (Karanganyar- M., Cox, S. C., Norris, R., Beavan,R.J., Langridge, R,
Magetan) dengan gempa berkekuatan 5.1 SR (14 Mei Villamor, P., Berryman, K., Stirling, M., Nicol, A., Nodder,
1947) jarak episenter ke patahan ± 360 m dan jenis patahan S., Lamarche, G., Barrell, D. J. A., Pettinga, J. R., Little,
transform fault serta kedalaman 37 km T., Pondard, N., Mountjoy, J., Clark, K., 2013, A model of
active faulting in New Zealand: fault zone parameter
Dari hasil identifikasi hanya didapatkan 3 patahan aktif, hal descriptions, GNS Science Report 2012/19. halaman 120.
ini dikarenakan patahan tersebut tidak memiliki bentang
alam. Kemudian patahan bawah permukaan tidak bisa di Natawidjaja, D. H., 2008, Evaluasi Bahaya Patahan Aktif,
identifikasi lebih lanjut karena kekurangan data terhadap Tsunami dan Goncangan Gempa, LARIBA (Laboratorium
patahan tersebut. Patahan aktif lebih banyak terdapat di Riset Bencana Alam), Geoteknologi – LIPI.
Jawa Timur bagian selatan, salah satu faktornya karena
gempa bumi baik itu vulkanik atau teknonik dapat Pettinga, J.R., Chamberlain, C.G., Yetton, M.D., Van
mengaktifkan patahan yang tidak aktif. Faktor lain adalah Dissen, R.J., Downes, G., 1998, Earthquake Source
keadaan geologi pada masing-masing kabupaten. Pada Identification and Characterisation: Stage 1 (Part A)
kabupaten Sidoarjo dan Mojokerto terdapat sedikit patahan Earthquake Hazard and Risk Assessment Study, Cantebury
hal ini karena daerah tersebut didominasi oleh batuan Regional Council CRC Publication No. U98/10, halaman
alluvial. Untuk daerah di Jawa Timur bagian selatan 121 and lampiran 6.
didominasi oleh batuan vulkanik. Untuk daerah bagian
Sribudiyani, Indra Prasetya, Nanang Muchsin, Benyamin
tengah dan utara komposisi batuan penyusunya sangat
Sapiie, Rudy Ryacudu, Sukendar Asikin, Triwidiyo Kunto,
bervariasi. (Susilohadi, 1995)
Agus H. Harsolumakso, Puji Astono, Ivan Yulianto, 2003,
Sebagai saran perlunya penelitian lebih lanjut mengenai the Collision of the East Java Microplate and its
aktivitas patahan yang ada di Jawa Timur terutama patahan Implication Forhydrocarbon Occurrences in the East Java
yang berpotensi aktif secara lebih detail dengan melakukan Basin, Proceedings Indonesian Petroleum Association
survey geofisika. Kemudian dari hasil penelitian ini dapat Twenty-Ninth Annual Convention & Exhibition, October
menjadi pertimbangan dalam pengembangan tata ruang di 2003.
Jawa Timur terutama bagian selatan dan pulau madura.
Susilohadi, 1995, Late Tertiary and Quarternary Geology
Kesimpulan of the East Java Basin, Indonesia, Thesis, University of
Wollongong Australia, halaman 141.
PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014
The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition
Register number PITIAGI2014-233 ISBN 978-979-8126-27-7

Anda mungkin juga menyukai