Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang disahkan di Jakarta oleh Megawati Soekarnoputri,

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan merupakan cara yang tepat

membangun sumber daya manusia yang bermutu untuk mendukung terwujudnya

tujuan pembangunan nasional. Peran pendidikan sangat penting demi kemajuan

suatu bangsa, karena kemajuan bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan cara

memperbaiki proses pembelajaran di sekolah. Banyak cara yang dapat digunakan

untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang monoton tersebut, salah satunya

guru dapat menggunakan media pembelajaran untuk dapat meningkatkan minat

belajar siswa.

Membaca cepat adalah kemampuan memabaca dengan memperhatikan


tujuan dari mrembaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu

tidak harus selalu bersama, ada kalanya diperlambat karna bahan-bahan dan

tujuan kita membaca. Membaca cepat adalah kegiatan merespon lambing-

lambang cetak atau lamban-lambang tulis dengan pengertian yang tepat dan cepat.

Pembelajaran membaca cerpern menjadi salah satu pemebelajaran yang wajib

diajarkan di sekolah terutama pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP).

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya bidang kesastraaan tingkat

sekolah. Membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri.

Sebelumya kegiatan membaca cerpen masih jarang diminati oleh siswa kelas

VII SMP Negeri 3 Binjai. Sebaiknya cerpen diperkenalkan pada peserta didik

sejak dini agar mereka menyukai karya sastra atau meminati k=suatu karya yang

diperhitungkan keberadaanya. Guru sebagai sarana pendukung memberikan

motivasi dan membimbing siswa pada kegiatan tersebut. Guru juga dapat

memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sebagai sarana pendukung

dalam mengembangan kemampuan membaca cerpen pada peserta didiknya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah dapat

diidentifikasikan dalam penelitian ini. Identifikasi dalam penelitian ini, yaitu

siswa belu mampu membaca dengan intonasi, notasi saat membaca, pemakaian

tanda baca yang kurang tepat atau tidak benar. Kata lain langkah ini akan

memudahkan peneliti untuk membatasi masalah yang akan dipecahkan.


C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang akan dibahas maka peneliti harus

membatasi masalah tersebut. Ruang lingkup masalah harus dibatasi sehingga

masalah tampak fokus untuk diteliti. Agar hasil penelitian mengarah pada hasil

yang lebih baik. Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk mempermudah

menyelesaikan masalah bagi penelitian, tetapi juga untuk menetapkan lebih

dahulu sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya.

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini dari segi pemilihan kalimat,

penggunaan intonasi, penggunaan tanda baca.

D. Rumusan Masalah

Melalui perumusan masalah diharapkan agar hasil penelitian lebih terarah

pada hasil yang lebih baik. Rumusan malah yang digunakan adalah :

Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca cepat pada cerpen?

Bagaimana penggunaan kalimat , intonasi, dan tanda baca serta kefasihan siswa

saat membaca cerpen ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini merupakan dasar untuk mencapai sasaran penelitian.

Adapaun tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui kemampuan keterampilan membaca cepat dengan membaca

cerpen pada siswa SMP NEGERI 3 BINJAI kelas VII Tahun 2019/2020.

Untuk mengetahui pengaruh yang sgnifikan keterampilan membaca cepat

terhadap kekmapuan membaca cerpen pada siswa Negeri 3 Binjai kelas VII
Tahun 2019/2020.

F. Manfaat Penelitian

Bagi guru, sebagai bahan menentukan strategi dan meningkatkan

kefasihan siswa dalam bervariasi saat membaca cerpen.

Bagi peneliti, sebagai pengembangan pengetahuan tentang penelitian dalam

pembelajaran membaca cerpen pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Bagi siswa sebagai peningkatan kempuan saat membaca cerpen lebih bervariasi

dan fasih.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teoritis

1. Hakikat Membaca

Membaca adalah satu dari empat kemampuan berbahasa. Wiryodijoyo

(1989:1) mendefinisikan membaca sebagai salah satu keterampilan yang berkaitan

dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Dengan

berbahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Apabila dalam

berbahasa orang mau berpikir dengan tenang dan jernih akan tercipta komunikasi

yang jelas sehingga terhindar dari kesalahpahaman antara orang yang satu dengan

orang yang lain. Menurut Frank Smith (via Zuchdi, 2008:21), membaca

sebagai proses komunikasi yang berupa pemerolehan informasi dari penulis

oleh pembaca. Dalam kegiatan membaca terjadi komunikasi tidak langsung

antara pembaca dengan penulis. Komunikasi tersebut terjalin melalui simbol yang

berupa tulisan yang ditulis seorang penulis. Dengan demikian, pembaca akan

menangkap maksud penulis ketika ia telah membaca dan memaknai apa yang

dibaca.

beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah

komunikasi antara pembaca dengan penulis yang terjadi melalui tulisan. Pembaca

akan mengetahui informasi yang ingin disampaikan penulis setelah ia membaca.

Setelah itu, pembaca akan menghubungkan informasi yang diterimanya dengan

pengalaman yang dimiliki untuk memahami isi bacaan.


2. Keterampilan Membaca

Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan

otot yang lazimnya tampak dlam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik,

olahraga dan lain-lain. Meskipun sifatnya motorik, keterampilan itu memerlukan

kordinasi gerak yang teliti dan kesasran yang rendah dapat dianggap kurang atau

tidak terampil.

Keterampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi

sesuatu yang tertulis (lambang-lambang tertulis) dengan melafalkana tau

mencernanya di dalam hati. Dalman (2013:5) berpendapat bahwa, keterampilan

membaca adalah suatu keterampilan dalam kegiatan yang berupaya untuk

menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.

Sesuai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca

adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pesan atau

informasi yang disampaikan penulis melalaui bahasa tulis.

3. Tujuan Membaca

Tujuan membaca yaitu seseorang yang membaca dengan suatu tujuan

cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai

tujuan. Menurut Tarigan , tujuan utama dalam membaca adlah untuk mendapatkan

suatu informasi namun mencakup isi dan memahami informasi-informasi penting

yang diperoleh ketika membaca.

4. Pengertian Membaca Cepat

Pentingnya mengetahui dan menerapkan strategi membaca dengan


baik akan membuat kita semakin cepat membaca dan mengerti apa yang
dibaca. Sesungguhnya, tidak setiap kata yang tercetak dalam buku itu harus
dibaca, dan tidak semua detail buku harus dipelajari. Sumber bacaan yang
dipilih dan strategi membaca yang digunakan akan menentukan sejauh mana
kita bisa dengan cepat memahami bacaan tersebut.
Membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan mata)
atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam
membaca. Kemampuan membaca cepat merupakan keterampilan memilih isi
bacaan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan yang ada relevansinya dengan
pembaca, tanpa membuang- buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain
yang tidak diperlukan.
Keterampilan membaca dibedakan menjadi beberapa klasifikasi:
(1) membaca pemahaman; (2) membaca ekstensif; (3)
membaca cepat. Secara praktis membaca juga dibedakan menjadi:
(1) membaca lisan; dan (2) membaca dalam hati.
Menurut Emy Purwanitaningrum, dkk, membaca cepat artinya
membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan
pemahamannya.

Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan membaca


itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya. Namun,
pembaca cepat tahu kapan maju dengan kecepatan tinggi, kapan mengerem,
kapan harus berhenti sejenak, kapan kemudian bangun lagi dan seterusnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, membaca cepat dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang untuk membaca dengan
waktu yang relatif cepat dengan menitikberatkan pada proses berpikir dan
mengingat apa yang dibacanya.

5. Langkah-Langkah Membaca Cepat


Membaca cepat tidak hanya terkait dengan teknik mengenali
kumpulan kata ataupun menghilangkan kebiasaan buruk yang menghambat.
Salah satu aspek yang sering dilupakan adalah langkah- langkah serta sikap
yang baik ketika membaca. Berikut ini langkah- langkah membaca cepat
menurut Irwan Widiatmoko, yaitu:
1. Rileks
Tubuh yang rileks membantu penyerapan informasi yang lebih baik. posisi
yang rileks sekaligus meningkatkan konsentrasi dan kecepatan.
2. Jarak antara mata dan tulisan

Membaca akan menjadi lambat ketika mata sudah mulai lelah. Jika itu
terjadi, cobalah keluar ruangan sebentar dan pandanglah daun pohon-pohon
yang hijau, langit, gunung, bangunan, atau benda apa pun yang terjauh yang
dapat Anda lihat. Tutup mata Anda, tarik nafas dalam-dalam, dan keluarkan
sambil merasakan kehangatan dan kenyamanan yang menjalari tubuh. Jaga
jarak antara mata dan tulisan. Jarak yang terlalu dekat akan mengurangi
bidang pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Sedangkan, jarak
yang terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan terlihat kabur.
3. Hindari gerakan tubuh yang tidak perlu

Ketika membaca, terkadang seseorang melakukan hal-hal yang tidak


bermanfaat seperti menggerak-gerakkan pulpen, dsb. Hal-hal tersebut
merupakan respon alami tubuh ketika berfikir, menganalisis, gelisah, atau
tidak yakin aka sesuatu. Di sisi lain, gerakan tersebut juga mengambil energy
yang sebenarnya bisa difokuskan untuk kegiatan membaca itu sendiri.
4. Kerjasama dua tangan

Ketika kecepatan membaca mulai meningkat, kecepatan dan kerjasama kedua


tangan dalam memegang buku, mengarahkan mata untuk membaca tulisan,
dan membolak-balik halaman menjadi penting. Dengan kerjasama dua tangan
yang baik, akan menjadikan seseorang membaca dengan lebih cepat dan
efektif.

Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu paham beberapa langkah


membaca cepat, yaitu:
1. Langkah pertama adalah persiapan

Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita
coba menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman
yang telah kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari judul yang
dibaca. Hubungkan pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul
bahan bacaan yang akan dibaca. Kemudian perhatikan gambar dan
keterangan gambar dari materi yang akan dibaca. Biasanya gambar atau
ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena itu symbol
visual ini dapat membantu kita memahami isi bacaan. Selanjutnya kita perlu
memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang dicetak berbeda
ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan.Langkah
selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir.
2. Langkah kedua adalah pelaksanaan

Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa
membayangkan gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca.
Selanjutnya kita dapat memulai membaca cepat dengan menggunakan dua
teknik tadi yaitu scaning dan skimming

5. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat

Membaca cepat sangat bergantung pada sikap, tingkat keseriusan, dan


kesiapan untuk berlatih membaca cepat. Berikut ini berbagai kegunaan yang
terkandung dari kemampuan membaca cepat ialah mengehemat waktu,
membuahkan efisiensi dan efektivitas, memperluas cakrawala mental,
membantu berbicara secara efektif, membantu menghadapi ujian/tes,
menjamin selalu mutakhir, dan memiliki nilai yang menyenangkan dan
berguna.
Muhammad Noer dalam Yusandi menyebutkan ada tiga manfaat
membaca cepat yaitu (1) Memilah Informasi Penting dan Tidak, (2)
Menguasai Informasi dengan Cepat, (3) Meningkatkan pemahaman.
Selain itu, Irwan Widiatmoko juga menjelaskan beberapa makna yang
bisa diperoleh dari membaca cepat, yakni: 1) Mengenali topik bacaan, 2)
Mengetahui pendapat orang lain (opini), 3) mendapatkan bagian penting
yang dapat diperlukan, 4) Mengetahui organisasi penulisan, 5) Melakukan
penyegaran atas apa yang pernah dibaca, 6) Mencari informasi, 7)
Menelusuri bahan halaman buku atau bacaan dalam waktu singkat, dan 8)
Tidak banyak waktu yang terbuang.
Selanjutnya Irwan juga menambahkan beberapa manfaat dari
membaca cepat, yaitu:
1. Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau
tuisan singkat
2. Menemukan hal tertentu dari suatu bacaan

3. Mencari informasi yang diperlukan dari suatu bacaan

4. Menelusuri bahan halaman buku atau bacaan dalam waktu


singkat

5. Tidak membuang-buang waktu

6. Membaca cepat menciptakan efisien

7. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk


melakukan hal-hal rutin, semakin banyak waktu yang
tersedia untuk mengerjakan hal penting lainnya
8. Membaca cepat memiliki nilai yang
menyenangkan/menghibur

9. Membaca cepat memperluas cakrawala mental

10. Membaca cepat membantu berbicara secara efektif

11. Membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian

Membaca cepat dapayt disimpulkan yaitu suatu teknik dalam membaca

untuk bisa mendapatkan informasi dengan cara langsung ke masalah ataupun

fakta yang dicari. Dengan membaca cepat akan memperoleh informasi yang

maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan juga dengan tingkat

pemahaman isi bacaan yang tinggi juga.

Adapun teknik membaca cepat terdiri sebagai berikut:

1. Teknik skimming yaitu, suatu teknik untuk dapat mencari gagasan

pokok atau hal-hal penting lainnya di dalam bacaan.

2. Teknik scanning yaitu, teknik membaca untuk memahami informasi

dari suatu bacaa.


6. Cerita Pendek

Cerita pendek adalah karya sastra berbentuk prosa yang berupa karangan

narasi dan sebagian besr merupakan cerita fiksi. Proses membaca terdiri dari

beberapa aspek yang nantinya dapat disimpulkan menjadi pengaruh yang

diharapkan untuk kemampuan membaca cerpen pada siswa SMP Negeri 3

Binjai kelas VII Tahun 2019-2020.

Proses membaca terdiri dari beberapa aspek yaitu :

1. Aspek Sensosri yaitu keterampilan untuk memahami symbol- symbol

tertulis.

2. Aspek perceptual, untuk menginterprestasikan yang dilihat dari symbol

aspek ini berkembang dan difungsikan melalui interaksi dengan

lingkungan.

3. Aspek sehemata yaitu menghubungkan informasi berupa pengetahuan

yang telah kita dapatkan yang tersimpan dari memori kita.

4. Aspek berpikir yaitu keterampilan membuat evaluasi dari materi yang

dipelajari termasuk mengingat, memahami, menetapkan, dan

menganalisis dengan yang dibacanya.

5. Aspek efektif yaitu berkenaan dengan dengan minat baca

Menurut Johnson dan pearson (via zuhdi, 2008:23) berpendapat 2

faktor pengaruh dalam kompetensi membaca :

1. Faktor dalam diri pembaca meliputi:

a. Kemampuan linguistic (kebahasaan)

b. Minat ( seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan

yang dihadapinya)
c. Motivasi

d. Kesimpulan kemampuan membaca

Tes kemampuan membaca tes dimaksud untuk mengukur kemampuan pada

tingkat informasi (information) konsep (concepts) prespektif dan apresiasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan membaca cerpen :

1. Keruntunan cerita

2. Kejelasan tokoh

3. Intonasi

4. Mimik atau ekspresi

5. Jeda

6. Volume.

7. Kerangka Konseptual

Pengaruh ketermpilan membaca cepat diharapkan dapat membaca cerpen

dengan baik. Selain itu keterampilan membaca cepat juga dapat memudahkan

dan menambah kefasihan siswa dalam membaca cerpen

8. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2018:96) berpendapat bahwa perumusan hipotesis penelitian

merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan

landasan teori dan kerangka kopnseptual.

Hipotesis yang disusun secara garis besar, mendeskripsikan teori yang

akan “membimbing” peneliti menjadi terarah dan focus.

Adanya pengaruh keterampilan membaca cepat terhadap membaca cerpen


siswa SMP NEGERI 3 BINJAI kelas VII tahun 2019-2020.

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu Penelitian


A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP NEGERI 3 BINJAI yang berlokasi di Jln.
Sukarno Hatta No.17,Kecamatan Binjai Timur, Sumatera Utara.

B. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dari bulan November 2019 April
sampai 2020. Adapun waktu penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu Penelitian
No Kegiatan November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1
Penyusunan
Proposal
2
Bimbingan
Proposal
3
Seminar
Proposal
4
Perbaikan
Proposal
5
Surat Izin
Penelitian
6
Pelaksanaan
Penelitian
7
Analisis
Penelitian
8
Penulisan
Skripsi
2. Populasi dan Sampel Penelitian
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP NEGERI 3 BINJAI Tahun Pelajaran
2019/2020. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya
akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative (mewakili)

B. Sample

Sampel penelitian adalah sekelompok kecil yang diambil


dari populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil
menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil sampel
pada kelas yang tersedia tanpa melakukan sampel random
sampling.

3. Metode Penelitian

Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang pernah
ditempuh dan dilakukan dalam mencari kebenaran. Cara mencari kebenaran
itu ditempuh melalui metode ilmiah. Tujuannya adalah untuk meramalkan,
mengontrol, dan menjelaskan gejala-gejala yang teramati guna mendapatkan
kebenaran yang kita inginkan.1
Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuasi eksperimen, yaitu penelitian yang tidak dapat memberikan
kontrol penuh. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan membandingkan
antara kelas eksperimen yaitu yang menerapkan keterampilan membaca cepat
pada sebuah cerpen dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode
konvensional. Penggunaan metode kuasi eksperimen dalam penelitian ini
dievaluasi untuk melihat peningkatan pemahaman siswa terhadap teks cerpen
setelah diterapkan keterampilan membaca cepat dengan yang belum
menerapkan ketarampilan tersebut.

suatu penelitian, metode sangatlah penting. Karena berhasil atau tidaknya


suatu penelitian dangat di tentukan oleh metode yang digunakan. Metode
penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain
penelitian pretest posttest control group design, dalam design ini tedapat dua
kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1
Pretest Posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 E T2
Kontrol T1 - T2

Keterangan :
T1 : Tes awal yang sama pada kedua kelompok
E : Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen
dengan metode membaca cepat

T2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok

4. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian.

Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini

ialah keterampilan membaca cepat dan membaca konvensional.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan

membaca cerpen pada siswa kelas VII SMP NEGERI 3 BINJAI. Hasil

pemahaman isi teks bacaan siswa ini dinyatakan dengan skor hasil tes.

5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang memberikan arti yang diperlukan

untuk mengukur suatu variabel. Agar permasalahan yang akan dibahas lebih jelas

serta menghindari terjadinya kesalah pahaman. Maka, perlu dirumuskan definisi

operasional variabel penelitian ini yaitu : Pengaruh Keterampilan Membaca Cepat

Terhadap Kemampuan Membaca Cerpen . Pengaruh adalah suatu perbuatan yang

timbul berdasarkan perlakuan tertentu yang dapat membentuk karakter atau

tingkah laku seseorang. Keterampilan membaca cepat adalah usaha awal yang

dilakukan dalam kegiatan membaca cerpen untuk meningkatkan kefasihan siswa

dalam kegiatan membaca.

6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes non objektif (uraian) untuk mengetahui kemampuan membaca

cerpen pada siswa kelas VII SMP NEGERI 3 BINJAI. Dengan kisi-kisi
tes sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Nomor
Kemampuan Rincian Kemampuan
Butir soal Soal
Mengukur 1. Mampu menjawab
Tingkat pertanyaan tentang gagasan 1 1
Kemampuan utama suatu bacaan
Memahami 2. Mampu menentukan tema
1 2
Bacaan suatu cerpen
3. Mampu menjawab
pertanyaan tentang makna
kata sesuai dengan 3 3, 4, 5
penggunaannya dalam
Cerpen
4. Mampu membedakan
kalimat yang merupakan
3 6, 7, 8
pendapat dan kalimat yang
merupakan fakta
5. Mampu menjawab
pertanyaan tentang hal-hal
1 9
yang tersurat dalam teks
Cerpen
6. Mampu menjawab
pertanyaan tentang hal-hal
1 10
yang tersirat dalam teks
Cerpen.

7. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berpikir. Hal

itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk


menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan

keseluruhan. Teknik analisis data juga merupakan cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut

dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, melainkan juga

oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Pemberian Skor

Peneliti memberikan skor terhadap jawaban siswa atas pertanyaan yang ada dalam

tes. Tes sesuai dengan kisi-kisi yang ada. Soal tes pemahaman bacaan berjumlah

10 Soal. Masing-masing soal diberikan nilai 10.

2. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap sebuah variabel.

Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing-masing variabel.

a. Kecepatan Membaca

Tabel 3.3
Tingkat Kecepatan Membaca

No. KECEPATAN MEMBACA (KPM) KATEGORI


1. 201 - …. Baik Sekali
2. 151 – 200 Baik
3. 101 – 150 Cukup Baik
4. 50 – 100 Kurang

Adapun rumus yang dipergunakan dalam menghitung kecepatan


membaca tersebut adalah:
b. Memahami isi Cerpen
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami bacaan,
maka diberikan lembar tes uraian dengan kisi-kisi seperti yang ada pada
tabel 3.2.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung hasil tes siswa adalah
sebagai berikut:

S = x 100%
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor dari soal yang dijawab benar N = skor maksimal dari tes tersebut
Tabel 3.4

Tabel kategori pemahaman isi bacaan

Persensate jawaban kategori


benar/tingkat penguasaan
91%-100% Baik Sekali
81%-90% Baik
71%-80% Sedang
61%-70% Kurang
…-60% Kurang Sekali

3. Uji Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif statistic digunakan untuk

mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pretest dan

posttest kedua kelompok, yaitu mean, median, modus, range,

dan standard deviation. Dalam penelitian ini dilakukan dengan

bantuan SPSS 22 for Windows.

4. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum dianalisis lebih lanjut, semua data yang telah dikumpulkan


akan dilakukan uji persyaratan analisis data. Oleh karena itu sebelum

pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian

normalitas data dan uji linear.10

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS

22 for Windows dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk. Syarat suatu

data dapat dikatakan normal adalah jika signifikansinya atau nilai

probabilitasnya > 0,05.

2. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut

memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Jika hasil uji

homogenitas menunjukkan tingkat signifikansi atau probabilitas > 0,05

maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel- sampel

yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut

homogen.

Anda mungkin juga menyukai